DISUSUN OLEH :
151510383021
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PEMERIKSAAN FISTULOGRAFI KLINIS PERIANAL
FISTULA
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01.SPO.RAD.00 00
TANGGAL Ditetapkan,
TERBIT Direktur RS Putra Airlangga Surabaya
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
28 SEPTEMBER
2017 (Ayub Manggala, S. Tr.Kes)
c. Teknik pemeriksaan :
1. Sebelum media kontras dimasukkan terlebih dahulu
dibuat plain foto dengan proyeksi Antero Posterior
(AP),
2. Media kontras dimasukkan dengan kateter atau
abocath melalui muara fistula yang diikuti dengan
fluoroskopi.
3. Kemudian dilakukan pemotretan pada saat media
kontras disuntikkan melalui muara fistula yang telah
mengisi penuh saluran fistula.
4. Hal ini dapat dilihat pada layar fluoroskopi dan
ditandai dengan keluarnya media kontras melalui
muara fistula
5. Jumlah media kontras yang dimasukkan tergantung
dari luas muara fistula.
e. Proyeksi Pemeriksaan
1. Proyeksi Anteroposterior
Pemosisian Obyek :
a) Posisi pasien supine di atas meja periksaan
b) Kedua tangan diletakkan di atas dada dan kedua
kaki lurus.
c) Pelvis simetris terhadap meja pemeriksaan.
Kedua kaki endorotasi 15-20 derajat, kecuali jika
terjadi fraktur atau dislokasi pada hip joint.
Pengaturan Tabung :
a) Sinar vertikal tegak lurus kaset
b) Central point pada pertengahan kedua krista
iliaka dengan
c) FFD 100 cm.
d) Eksposi pada saat pasien diam.
Kriteria Radiografi :
a) Kriteria yang tampak yaitu tampak pelvis pada
daerah proksimal femur, trokhanter minor dan
trokhanter mayor
b) Tidak ada rotasi pelvis
c) Sakrum dan koksigeus segaris dengan simfisis
pubis, foramen obturator simetris
d) Kedua spina iliaka sejajar.
2. Proyeksi Lateral
Pemosisian Obyek :
a) Pasien diatur miring di salah satu sisi yang akan
difoto dengan kedua lengan ditekuk ke atas
sebagai bantalan kepala.
b) Mid Sagital Plane sejajar meja pemeriksaan, dan
bidang axial ditempatkan pada pertengahan meja
pemeriksaan.
c) Spina iliaka AP sesuai dengan garis vertikal
sehingga tidak ada rotasi dari pelvis.
Pengaturan Tabung :
a) Central Point pada daerah perianal kira-kira Mid
Axila Line setinggi 2-3 inchi di atas simfisis
pubis,
b) Sinar vertikal tegak lurus terhadap kaset
c) FFD 100 cm.
d) Eksposi pada saat pasien diam.
Kriteria Radiografi :
a) Kriteria radiograf tampak pelvis dan femur
bagian proksimal
b) Tampak sakrum dan koksigeus
c) Bagian belakang iskhium dan illium saling
superposisi, tampak kedua femur superposisi,
bayangan asetabulum superposisi.
d) Lingkar fossa yang besar berjarak sama dari
lingkar fossa yang kecil
PEMERIKSAAN SIALOGRAFI
TANGGAL Ditetapkan,
TERBIT Direktur RS Putra Airlangga Surabaya
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
28 SEPTEMBER
2017 (Ayub Manggala, S. Tr.Kes)
c. Teknik pemeriksaan :
1. Pasien tidur supine dan dibuat foto plain AP, Lateral
2. Pasien diberi pastiles untuk merangsang air liur
keluar
3. Melalui keluarnya air liur dimasukkan jarum sialo
dan dihubungkan dengan kateter dan diplester ke
kulit
4. Ujung kateter dihubungkan dgn spuit yang berisi
kontras
5. Kontras disuntikkan dan difoto dengan beberapa
proyeksi antara lain AP Tangensial, Eisler,
Submentovertex dan Lateral oblique disesuaikan
dengan kelenjar yang akan diperiksa
6. Setelah selesai pemeriksaan pasien diberi minum
asam supaya semua kontras media terangsang ke luar
d. Proyeksi Pemeriksaan
A. Proyeksi Anteroposterior Tangensial (Kelenjar
Parotid)
Pemosisian Obyek :
a) Posisi pasien supine/duduk di atas meja
periksaan
b) Kelenjar parotid ditempelkan pada tengah kaset
c) Kepala ditempatkan pada posisi AP
d) Kepala dimiringkan pada sisi yang diperiksa
e) Kelenjar parotid tegak lurus pada pertengahan
film
f) Ramus mandibula sejajar film dan occipital rapat
pada film.
Pengaturan tabung :
a) Sinar vertikal tegak lurus kaset
b) Central point pada ramus bagian luar
c) FFD 90-100 cm.
Kriteria Radiografi :
a) Tampak yaitu terlihat jaringan lunak
b) kelenjar parotid terlihat pada posisi lateral
c) terlihat ductus stensens
d) mastoid overlapping dengan batas atas dari
kelenjar parotid.
Pengaturan tabung :
a) Central Ray Tegak lurus terhadap kaset
b) Central Point Pada angulus sebelah luar
c) FFD 90-100 cm
Kriteria Radiografi :
a) Tampak kelenjar parotid superposisi di atas
ramus mandibula
b) Ramus mandibula terlihat tidak overlapping
dengan vertebrae cervicalis.
C. Proyeksi Submentovertex (Kelenjar submaksilaris
dan sublingual)
Pemosisian Obyek :
a) Posisi pasien Supine/submentovertikel
b) Kepala ekstensi penuh dan vertex rapat pada
kaset.
c) Film diberi marker L/R dan diplester.
d) Kaset dipasang melintang.
e) Ujung film pada mulut rapat pada margo anterior
dari ramus mandibula.
Pengaturan tabung :
a) Central Ray Tegak lurus terhadap kaset
b) Central Point menuju langsung ke perpotongan
MSP dengan coronal plain melalui molar
c) FFD 90-100 cm
Kriteria Radiografi :
a) Terlihat soft tissue dari dasar mulut.
b) Terlihat kelenjar sublingual dan duktusnya.
c) Terlihat kelenjar submaksilaris pada bagian
anteromedial.
Pemosisian Obyek :
f) Posisi pasien Semiprone/Oblique
g) Kepala ditempatkan pada kaset, daerah corpus
mandibula berada ditengah kaset.
h) Kepala ditengadahkan supaya kelenjar parotis
rapat pada film.
Pengaturan tabung :
d) Central Ray 25 derajat cephalad
e) Central Point pada bagian bawah angulus
mandibula sebelah luar/pada sisi yang dekat
f) FFD 90-100 cm
Kriteria Radiografi :
a) Terlihat soft tissue dari dasar mulut.
b) Tampak duktus dan kelenjar parotis overlapping
dengan ramus mandibula dan columna vertebrae
cervical
UNIT TERKAIT a. Penunjang medis radiologi
PROSEDUR TETAP PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PEMERIKSAAN CYSTOGRAFI KLINIS
VESICOVAGINAL FISTULE
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
01.SPO.RAD.03 00
TANGGAL Ditetapkan,
TERBIT Direktur RS Putra Airlangga Surabaya
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
28 SEPTEMBER
2017 (Ayub Manggala, S. Tr.Kes)
Pemeriksaan radiologi pada traktus urinarius guna menilai vesica
PENGERTIAN urinaria dengan memasukkan kateter pada bladder dan
menggunakan media kontras positif.
a. Persiapan :
Pada daerah pelvis terbebas dari benda-benda
radioopaque yang dapat menganggu radiograf, pastikan
PROSEDUR
vesica Urinaria keadaan kosong dan pasien telah
PELAKSANAAN
melakukan foto BOF polos
b. Alat dan Bahan
1. Pesawat sinar-x yang dilengkapi flluoroskopi
2. Film dan kaset sesuai dengan kebutuhan
3. Marker R dan L
4. Peralatan steril meliputi : Folley cateter 16 G, Spuit
50 cc, Handscoon
5. Media kontras iodine water-based 50 cc
6. Aquades 100 cc
7. Lidocaine (Anastesi Lokal)
c. Pemasukan media kontras :
1. Buka klem kateter yang telah terpasang agar vesica
urinaria dalam keadaan kosong;
2. Berikan udara secukupnya untuk mengembangkan
balon folley.
3. Sambungkan spuit berisi kontras dengan kateter;
4. Masukkan larutan kontras dalam spuid melalui
kateter.
d. Proyeksi pemeriksaan :
1. Proyeksi Anteroposterior Pelvis
Pemosisian Obyek :
a) Posisi pasien supine di atas meja periksaan
b) Posisikan kedua lengan berada di daerah thorax;
c) Posisikan pelvis menempel kaset dan simetris
Pengaturan Tabung :
a) Sinar vertikal tegak lurus kaset
b) Central point pada 2 inch superior symphisis
pubis dan MSP
c) FFD 100 cm.
Kriteria Radiografi :
a) Kriteria yang tampak yaitu Bagian distal ureter,
Vesica urinaria, bagian proximal uretra
b) Pubis terproyeksi dibelakang leher Vesica
urinaria dan proximal uretra
c) Vesica urinaria, distal ureter dan proximal uretra
terisi media kontras.
Pemosisian Obyek :
d) Posisi pasien supine di atas meja periksaan
e) Posisikan kedua lengan berada di atas abdomen;
f) Rotasikan tubuh pasien sebesar 45 derajat
RPO/LPO
g) Fleksikan salah satu kaki pasien;
h) Berikan fiksasi pada punggung pasien
Pengaturan Tabung :
Kriteria Radiografi :
a) Kriteria radiograf tampak daerah distal dari
ureter, Vesica urinaria dan bagian proximal
uretra
b) Os Pubis terproyeksi di belakang leher Vesica
urinaria dan proximal uretra
c) Media kontras mengisi daerah Vesica urinaria,
distal ureter dan proximal uretra
d) Tidak ada superposisi dari Vesica urinaria dan
bagian proximal os femur
PEMERIKSAAN DACRYOGRAFI
TANGGAL Ditetapkan,
TERBIT Direktur RS Putra Airlangga Surabaya
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
28 SEPTEMBER
2017 (Ayub Manggala, S. Tr.Kes)
c. Teknik pemeriksaan :
1. Pasien tidur supine dan dibuat foto plain PA
Cadlwell/Waters, & lateral
2. Pasien supine
3. Pasien diberi anestesi pada conjuntiva dan puncta
4. Punctum canaliculus dilebarkan
5. Masukan jarum lacrimal yang berujung bundar ke
dalam canaliculus untuk melebarkan pembuluh
6. Setelah pemasukan bahan kontras, jarum dicabut
7. Pemotretan pada detik ke 7 atau ke 10 setelah
pemasukan bahan kontras dan pada detik ke 15 atau
ke 20
e. Proyeksi Pemeriksaan
A. Proyeksi Caldwell
Pemosisian Obyek :
Kriteria Radiografi :
a) Saluran kelenjar nasocrimal terisi media kontras.
B. Proyeksi Waters
Pemosisian Obyek :
a) Posisi pasien berdiri atau duduk dengan kedua
bahu terletak pada bidang transversal.
b) Atur dagu dengan midline kaset.
c) MSP kepala tegaklurus midline kaset.
d) OML membentuk sudut 37 terhadap bidang
film.
e) Jarak hidung normal kurang lebih 1 2 cm dari
kaset.
Pengaturan tabung :
f) Proyeksi Lateral
Pemosisian Obyek :
a) Posisi pasien Supine/submentovertikel
b) Posisikan kepala true lateral.
c) Os parietal menempel kaset.
d) MSP kepala sejajar dengan film. IPL tegak lurus
film.
e) Bagian organ 2,5 cm psterior outer canthus di
mid point kaset.
Pengaturan tabung :
Kriteria Radiografi :
a) Saluran kelenjar nasocrimal terisi media kontras
Whitley,A. S., Sloane, C., et al. 2005. Clark's Positioning In Radiography. New York: Oxford
University Press.
Ballinger,A. Phillip., Frank, D. Eugene., et al. 2005. Merrils Atlas of Radiographic Positions
and Radiologic Procedures. Philadelphia: Elsevier.