DISUSUN OLEH :
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI APOTEK PRIMA KOTA MATARAM
Disetujui Oleh :
KATA PENGANTAR
6. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan dan penyelesaian laporan Praktik
Kerja Lapangan ini.
Kami memohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila selama menyelesaikan Praktik
Kerja Lapangan ini telah melakukan kesalahan karena kami juga tidak lepas dari kekhilafan
dan kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi kita semua.
Atas perhatian, dukungan, bantuan, serta kerjasama dari pembaca kami ucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Mataram, Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan suatu komponen penting dan strategis dalam sistem pelayanan di
Rumah Sakit, Apotek, maupun Puskesmas. Oleh karena itu perlu diciptakan suatu aturan di
bidang pemakaian obat sehingga dapat diupayakan untuk memenuhi persyaratan efektif,
aman, rasional dan murah. Pemilihan jenis obat yang tepat dan efektif sangat mempengaruhi
proses penyembuhan pasien walaupun banyak fakor yang berpengaruh pada proses
penyembuhan suatu penyakit.
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker. Sedangkan pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien
(Anonim, 2009).
Untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar secara langsung kepada masyarakat
salah satunya adalah kegiatan pelayanan pengobatan selalu membutuhkan obat publik. Untuk
mengetahui jenis dan jumlah obat publik yang dibutuhkan, maka disusunlah perencanaan
kebutuhan obat.
Dasar-dasar seleksi kebutuhan obat meliputi obat yang dipilih berdasarkan seleksi
ilmiah, medis dan statistik yang memberikan efek terapi jauh lebih baik dibandingkan dengan
risiko efek samping yang ditimbulkan. Lalu jenis obat yang dipilih seminimal mungkin untuk
menghindari duplikasi dan kesamaan jenis. Apabila jenis obat dengan indikasi sama dalam
jumlah banyak, maka kita memilih berdasarkan drug of choise dari penyakit yang
prevalensinya tinggi.
Dengan demikian sebagai seorang farmasis dirasa perlu membekali diri dengan
pengetahuan mengenai pelayanan farmasi di apotek. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di
apotek bagi mahasiswa sangatlah perlu dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri untuk
berperan langsung dalam pengelolaan farmasi di apotek dan juga sebagai wadah untuk
mengaplikasikan ilmu yang selama ini didapatkan dari perkuliahan sesuai dengan fungsi dan
kompetensi Ahli Farmasi.
1. Tujuan Umum : Setelah mengikuti Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa mampu
memahami dan mempraktekkan secara langsung standar pelayanan kefarmasian di
Apotek.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan ini, mahasiswa diharapkan mampu
memahami :
a. Melaksanakan salah satu peran, fungsi, dan kompetensi Ahli Farmasi yaitu pelayanan
kefarmasian di Apotek meliputi identifikasi resep, merencanakan dan melaksanakan
peracikan obat yang tepat.
b. Memberikan kesempatan untuk beradaptasi langsung pada iklim kerja kefarmasian
sebenarnya, khususnya di Apotek.
c. Melaksanakan pelayanan informasi obat kepada pelanggan, mampu melaksanakan
administrasi dan manajemen penyimpanan serta perawatan alat kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian
oleh apoteker (PP no. 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13).
Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang
dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan
adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
(Keputusan Menkes RI Nomor 1027/MenKes/SK/IX/2004).
Menurut Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan Permenkes No.
922/Menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek.
Pasal 1 ayat (a) : Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat.
Pasal 1 ayat (i) : Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia (obat
tradisional).
Pasal 1 ayat (i) : Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia (obat
tradisional), bahan obat asli indonesia (bahan obat tradisional), alat kesehatan dan
kosmetika.
Pasal 1 ayat (i) : Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia (obat
tradisional), bahan obat asli indonesia (bahan obat tradisional), alat kesehatan dan
kosmetika.
D. Persyaratan Apotek
Menurut Kepmenkes 1332/Menkes/SK/X/2002, persyaratan Apotek yaitu : untuk
mendapatkan izin apotek, Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana yang telah
memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan
perbekalan farmasi yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
1. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan komoditi yang lain
diluar sediaan farmasi.
2. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain diluar sediaan farmasi.
3. Perlengkapan
Perlengkapan apotek yang harus dimiliki yaitu :
a. Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir,gelas ukur dan alat
lainnya.
b. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti lemari obat dan lemari
pendingin.
c. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas.
d. Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan bahan beracun.
e. Buku standar Farmakope Indonesia, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Daftar Pelaporan
Harga Obat, serta kumpulan peraturan perundangundangan yang berhubungan dengan
apotek.
f. Alat Administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan resep, dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Apotek
Apotek Prima buka dari jam 08.30 hingga jam 22.30 WITA yang dibagi menjadi
dua shift yakni shift pagi dimulai dari jam 08.30-16.00 WITA dan shift siang dimulai dari
jam 16.00-22.30 WITA, kecuali hari minggu/libur dimulai dari jam 17.00-22.00 WITA.
Di Apotek Prima dilakukan pembagian tugas untuk masing-masing bagian dalam
kegiatan kerja di apotek yaitu :
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Apoteker Pengelola Apotek bertanggung jawab memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
a. Merencanakan program kerja
b. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan hasil yang optimal sesuai
rencana kerja.
c. Memimpin dan mengawasi seluruh karyawan serta menilai prestasi kerja karyawan.
d. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi seluruh bidang administrasi.
e. Memberikan pelayanan dan kegiatan di bidang manajemen apotek.
f. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, membina ke disiplinan yang tinggi
dan memupuk loyaritas karyawan terhadap perusahaan.
g. Meningkatkan pelayanan dan kegiatan di bidang manajemen apotek.
h. Mengusahakan agar kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan
lancar dan baik.
i. Melakukan kegiatan-kegiatan untuk pengembangan apotek.
2. Bagian pelayanan
Bagian kefarmasian di Apotek Prima terdiri dari dua shift yaitu shift pagi dan shift sore,
masing-masing shift dipimpin oleh seorang kepala seksi peracikan yang dibantu oleh juru
resep didalam kefarmasian. Kepala seksi peracikan bertanggung jawab atas :
a. Pelaksanaan seluruh tugas yang ada pada seksi peracikan
b. Penyimpanan dan penyelewengan yang mungkin terjadi sehubungan dengan tugas yang
diberikan.
3. Ruang lingkup pekerjaan Kepala Seksi Peracikan :
a. Melaksanakan koordinasi pelayanan rutin di ruang peracikan.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap fungsi pekerjaan kefarmasian, penjualan di ruang
peracikan.
c. Memberikan petunjuk dan membimbing bawahannya didalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
d. Mengawasi dan membuat catatan daftar hadir bawahannya.
e. Jika terjadi kesalahan obat atau ketidak jelasan resep, kepala seksi harus mengambil tindakan
pengamanan, misalnya dengan menelepon atau menghubungi dokter.
f. Mengatur dan mengawasi data administrasi pembelian dan penjualan serta memeriksa dan
meneliti kebenaran serta ikut menandatangi setoran dari kasir kepada pemegang kas apotek.
g. Memeriksa kebenaran penyerahan obat-obatan kepada pasien
h. Membuat laporan yang harus di paraf apoteker (narkotika dan psikotropika).
i. Mengatur pembagian tugas masing-masing aparat dibawahannya.
j. Menegur dan mengingatkan seluruh aparat dibawahannya apabila terjadi penyimpangan dari
tugas yang diberikan.
k. Mengatur dan mengawasi kelengkapan obat dan penyimpanannya di ruang pelayanan serta
mengatur pengadaan atau pembelian obat-obatan.
4. Seksi Pengadaan
Seksi pengadaan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Memantau pengadaan komoditi farmasi atas dasar buku defekta dan kondisi harga yang
menguntungkan.
b. Membuat daftar permintaan barang yang dibutuhkan, lengkap dengan nama PBF, kemudiaan
memesanakan barang tersebut kepada PBF yang dimaksud disertai dengan Surat Pesanan
(SP).
c. Melakukan pencatatan pemesanan, penerimaan barang.
d. Melakukan kegiatan administrasi yang berkaitan dengan pengadaan.
5. Seksi Pelayanan Resep
Seksi pelayanan resep memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan obat atas resep dokter yang disesuaikan dengan kegiatan pasien.
b. Menulis etiket obat sesuai permintaan dokter penulis resep.
c. Mencatan pengeluaran obat dan alat kesehatan pada komputer masing-masing barang.
d. Memantau kelengkapan persediaan perbekalan farmasi yang dibutuhkan, persediaan barang
yang sudah menipis atau habis dicatat dalam komputer.
e. Mencatat dan membuat laporan keluar masuk obat narkotika dan psikotropika.
f. Membuat salinan resep untuk obat yang belum diserahkan atas permintaan dari pasien.
g. Menghubungi dokter apabila ada resep yang kurang jelas atau terjadi kesalahan penulisan
resep.
h. Memberi informasi kepada pasien mengenai obat yang diserahkan.
i. Menyusun resep-resep menurut tanggal dan nomor urutnya, kemudian discan dan disimpan.
6. Seksi Penjualan Bebas
Petugas penjualan bebas memiliki tugas sebagai berikut :
a. Melayani pembeli dan memberikan informasi seperlunya.
b. Mencatat pengeluaran barang pada komputer dan memantau kelengkapan persediaan barang
dalam etalase.
c. Bertanggungjawab langsung kepada seksi atas tugas dan keamanan barang.
7. Petugas Kasir
Petugas kasir memiliki tugas sebagai berikut :
a. Mencatat setiap transaksi penjualan tunai dalam komputer.
b. Menyetor uang hasil penjualan kepada petugas pemegang kas dengan sepengetahuan kepala
seksi.
c. Bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan tugasnya
8. Pemegang Kas
Pemegang kas memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menerima uang setoran dari kasir.
b. Mengeluarkan uang dengan persetujuan apoteker serta melaporkan keadaan keuangan
harian kepada apoteker.
c. Mengumpulkan semua dokumen yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran uang dikas
untuk proses penyelenggaraan buku kas.
d. Bertanggung jawab langsung kepada kepala apotek atas pemasukan, pengeluaran dan
penyimpanan uang.
2. Pelayanan Resep
Penjualan obat dengan resep dokter pada umumnya dilakukan dengan SOP apotek yang
telah ditentukan meliputi :
a. Apoteker menerima resep
b. Lakukan skrining resep meliputi adsministrasi, pharmaceutical dan klinik
c. Bila ada obat yang akan diganti (merk lain) mintakan persetujuan pasien terlebih dahulu
serta dokter yang bersangkutan
d. Hitunglah nominal harga dan mintalah persetujuan kepada pasien
e. Siapkan obat sesuai dengan resep dan berikan etiket
f. Teliti kembali resep sebelum menyerahkan kepada pasien
g. Pada saat menyerahkan, wajib memberikan informasi minimal mengenai kegunaan dan
aturan pakai.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fungsi apotek adalah menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal dari fungsi yang pertama ini seorang farmasis harus
hadir dengan wajah yang sangat sosial penuh etika dan moral.
2. Dalam pelayanan standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan di Apotek Prima telah
mengikuti syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
3. Kegiatan perapotekan di Apotek Prima sudah berjalan dengan baik, mulai dari administrasi,
keuangan, sistem pengadaan dan penyimpanan obat, serta pelayanan obat kepada masyarakat.
B. Saran
1. Untuk mahasiswa Politeknik Medica Farma Husada Mataram agar pelaksanaan PKL
dilaksanakan pada waktu yang lebih lama agar mahasiswa-mahasiswi lebih dapat memahami
perannya di bidang kefarmasian sebagai seorang asisten apoteker.
2. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya guna dapat memberikan bekal
tambahan bagi mahasiswa Politeknik Medica Farma Husada Mataram agar mampu
bersaing dalam dunia kerja dan mampu mencetak mahasiswa yang profesional di bidang
kefarmasian sehingga membawa nama baik Politeknik.
Posting Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Metris Cou
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2016 (3)
o April (3)
CONTOH JURNAL GAGAL JANTUNG
LAPORAN PKL APOTEK PRIMA MATARAM
"Kebersamaan 3 Tahun, Kini Waktu Yang Berbicara"