Anda di halaman 1dari 2

Bangkitnya Generasi Madani Dengan Interaksi Menyentuh Hati

...Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab
dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya... Ali Imran Ayat 79

Terdapat beberapa riwayat, dari kalangan sahabat maupun tabiin. Diriwayatkan dari Ali bin
Abi Thalib radiallahuanhu, beliau mendefinisikan Rabbani adalah generasi yang
memberikan santapan rohani bagi manusia dengan ilmu (hikmah) dan mendidik mereka atas
dasar ilmu. Sementara Ibnu Abbas radiallahuanhu dan Ibnu Zubair mengatakan: Rabbaniyun
adalah orang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya. Imam Abu Ubaid menyatakan, bahwa
beliau mendengar seorang ulama yang banyak mentelaah kitab-kitab, menjelaskan istilah
rabbani: Rabbani adalah para ulama yang memahami hukum halal dan haram dan mengakkan
amar maruf nahi munkar.

Menurut Thibaut dan Kelley, Interaksi adalah suatu peristiwa saling mempengaruhi satu sama
lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, yang kemudian mereka menciptakan suatu
hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain.

Menyentuh dalam kiasan verba bermakna menimbulkan, membangkitkan perasaan di hati.

Sebagai seorang mahasiswa kita memiliki amanah yang di emban, yaitu belajar dengan giat
dan berusaha mendapatkan predikat yang memuaskan. Namun, di balik itu kita juga memiliki
amanah lainnya sebagai seorang kader dakwah. Sebagai seorang kader dakwah kita sering
mendapat berbagai ilmu dan pengetahuan yang mungkin sebelumnya kita belum tau banyak
hal tentang segala sesuatu menjadi tau, khususnya ilmu dan pengetahuan tentang islam.
Dengan berbagai hal yang telah kita dapatkan itu, harusnya tidak berhenti di kitanya saja.
Ilmu dan pengetahuan itu harus terus bersiklus dengan baik. Ibarat sebuah rumah tanpa
vertilisasi, apa yang terjadi? Akan terasa pengap bukan, karena udara tidak mengalami siklus
yang baik dan sehat. Demikian juga dengan kita, bila ilmu dan pengetahuan yang kita miliki
tidak pernah kita amalkan dan di tebar, maka pikiran dan hati kita menjadi hampa dan tidak
bermanfaat. Sehingga jika terus-menerus demikian, siklus dakwah kita tidak mengalami
perkembangan seperti yang diharapkan.

Dalam suatu lembaga dakwah, kita mengenal yang namanya Mentoring yang mungkin bukan
lah hal yang segalanya. Tetapi, segalanya berawal dari mentoring. Dengan adanya mentoring
iman kita akan di charg. Kemudian, dalam mentoring inilah bisa kita jadikan wadah untuk
kita menjadi seorang generasi madani yang menegakkan amal maruf nahi munkar.
Disekeliling kita, banyak orang-orang yang ingin mendapatkan berbagai ilmu dan
pengetahuan, khususnya tentang islam. Mereka sangat membutuhkan kita, oleh karena nya
kita harus segera mempersiapkan diri dengan segala persiapan untuk menjadi seseorang yang
bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri, namun lingkungan dan orang lain juga. Salah satu
yang bisa kita lakukan untuk untuk menjadi genarasi madani adalah mempersiapkan diri
untuk menjadi seorang pementor. Barangkali banyak dari ita yang masih belum bisa
memegang amanah ini, dikarena banyak alasan yang coba kita paparkan. Diantaranya, karena
kita belum merasa baik, belum bisa berbicara dengan lancar, belum memiliki ilmu yang
banyak dan berbagai alasan lainnya. sebenarnya, berbagai alasan itu hanya bisa kita
padamkan dengan keberanian kita dalam menghadapinya. Jika kita belum siap sekarang,
kapan lagi kita bisa melakukannya. Kita tidak pernah tau kapan kesempatan itu akan kita
dapatkan lagi,

Anda mungkin juga menyukai