Anda di halaman 1dari 12

PENGGUNAAN ROKOK ELEKTRONIK DI KOMUNITAS PERSONAL

VAPORIZER SURABAYA
Electronic cigarette using in Surabayas Personal Vaporizer Community

Apsari Damayanti
FKM UA, damayantiapsari@gmail.com
Alamat Korespondensi: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Rokok elektronik merupakan alat yang mampu menghasilkan nikotin dalam bentuk uap. Saat ini jumlah pengguna rokok
elektronik mengalami peningkatan. Menurut data menunjukkan pengguna rokok elektronik pada tahun 20102011 di
Indonesia mencapai 0,5%. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan rokok elektronik di Komunitas
Personal Vaporizer Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan desain potong lintang.
Penelitian ini dilakukan kepada 31 anggota Komunitas Personal Vaporizer Surabaya. Variabel tergantung pada penelitian
ini adalah penggunaan rokok elektronik, sedangkan variabel bebas adalah pengetahuan, keterjangkauan dan faktor keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan pengguna rokok elektronik sebagian besar berusia 26 sampai dengan 35 tahun (54,8%),
berjenis kelamin laki-laki (96,8%), pendidikan SMA sampai dengan Perguruan Tinggi (100%), bekerja sebagai pegawai
(71%), memiliki riwayat merokok (93,6%), dan alasan menggunakan untuk berhenti merokok (80,6%). Hasil analisis
dengan menghitung rasio prevalensi menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tentang rokok elektronik merupakan
faktor protektif untuk tidak menggunakan rokok elektronik (PR = 0,89), perhitungan antara keterjangkauan biaya terhadap
cairan rokok elektronik merupakan faktor risiko untuk menggunakan rokok elektronik (PR = 1,32), dan perhitungan antara
faktor keluarga dan penggunaan rokok elektronik menunjukkan bahwa tidak ada dukungan keluarga merupakan faktor
protektif untuk tidak menggunakan rokok elektronik (PR = 0,95). Dari semua variabel yang diteliti hanya keterjangkauan
biaya terhadap cairan rokok elektronik yang merupakan faktor risiko penggunaan rokok elektronik tingkat berat. Oleh
karena itu, edukasi mengenai bahaya rokok elektronik serta tujuan penggunaan rokok elektronik harus terus dilakukan dan
pengawasan terhadap penggunaan rokok elektronik perlu dilakukan.

Kata kunci: keluarga, keterjangkauan, pengetahuan, perilaku, rokok elektronik

ABSTRACT
Electronic cigarette is devices capable of delivering nicotine in an aerosolized form. The number of electronic cigarette
users is increasing. Data showed an Indonesian electronic cigarette user in 2010 to 2011 is 0.5%. This research showed
using electronic cigarettein Surabayas Personal Vaporizer Community. This research was observasional decriptive
study and used cross sectional design. This research was conducted to 31 Surabayas Personal Vaporizer members.
The dependent variable in this study was electronic cigarette using, while independent variable were the knowledge,
accessibility and family factor. The result showed that using of electronic cigarette mostly suffered by respondent age
26 to 35 years old was equal to 54.8%, male (96.8%) and educational level was senior high school to university (100%),
occupation was employee (71%), had a smoking history (93.6%), and using electronic cigarette for smoking cessation
(80,6%). The analyzed with prevalens ratio showed that good knowlegde about electronic cigarette was a protective factor
to being using electronic cigarette (PR = 0.89), easy access for getting electronic cigarette was a risk to being severe
using electronic cigarette (PR = 1.32), and family factor not to support of using e-cigarette (PR = 0.95). From all variable
which were studied, only accessibility that a risk factor of using electronic cigarette. Therefore, education about electronic
cigarette haved to do and controlling toward electronic cigarette user needed to do.

Keywords: accessibility, community, knowledge, behavior, electronic cigarette

PENDAHULUAN kontribusinya sebagai salah satu masalah kesehatan


Epidemi masalah tembakau akibat rokok dengan tingkat kematian yang cukup tinggi, hampir
merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan enam juta orang per tahun dengan komposisi lebih
masyarakat yang saat ini dihadapi oleh dunia. Rokok dari lima juta kematian adalah hasil dari penggunaan
menjadi fenomena yang menarik karena selain rokok langsung sedangkan lebih dari enam ratus ribu

2016 FKM_UNAIR All right reserved. Open access under CC 250 BY SA license doi: 10.20473/jbe.v4i2.2016.250261
Received 2 July 2016, received in revised form 2 September 2016, Accepted 1 October 2016, Published online: 31 December 2016
Apsari Damayanti, Penggunaan Rokok Elektronik di Komunitas ... 251

kematian sisanya adalah hasil dari non perokok yang ada usaha untuk menanggulanginya. Oleh karena itu,
terpapar perokok (tidak langsung). Sekitar satu orang WHO membentuk WHO Framework Convention
meninggal setiap enam detik akibat rokok, terhitung on Tobacco Control (WHO-FCTC) menyediakan
untuk satu dari 10 kematian orang dewasa. Telah solusi untuk masalah epidemi tembakau yang telah
diperkirakan bahwa lebih dari 1,3 miliar perokok di mendunia. Hingga saat ini, WHO terus mendorong
seluruh dunia dengan jumlah hingga setengah dari masyarakat agar berhenti merokok untuk mengurangi
penggunaannya saat ini pada akhirnya akan mati bahaya tembakau dengan berbagai metode, salah
akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok satunya adalah menggunakan NRT atau Nicotine
(WHO, 2013). Replacement Therapy (terapi pengganti nikotin)
Berdasarkan data WHO, urutan konsumsi (WHO, 2009).
rokok terbanyak di dunia antara lain Cina (1,643 NRT adalah metode yang menggunakan suatu
miliar batang), Amerika Serikat (451 miliar batang), media untuk memberikan nikotin yang diperlukan
Jepang (328 miliar batang), dan Rusia (258 miliar oleh perokok tanpa pembakaran tembakau yang
batang). Sedangkan tingkat konsumsi rokok di merugikan. Walaupun NRT hanya ditujukan
Indonesia menempati posisi ke empat dari lima untuk menghilangkan pembakaran tembakau
tertinggi di dunia, yakni mencapai 260 miliar batang dan sebagai sarana alternatif pemberian nikotin
rokok pada tahun 2009 (WHO, 2009). Berdasarkan tetapi pada prakteknya sering dipakai sebagai alat
data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, perilaku bantu dalam program berhenti merokok (smoking
merokok penduduk 15 tahun keatas masih belum cessation program) untuk mencegah withdrawal
terjadi penurunan dari 2007 ke 2013, cenderung effect nikotin dengan cara menurunkan dosis nikotin
meningkat dari 34,2% pada tahun 2007 menjadi secara bertahap. Terdapat beberapa macam NRT,
36,3% pada tahun 2013, yaitu 64,9% laki-laki dan salah satunya yaitu electronic cigarette atau rokok
2,1% perempuan. Rerata jumlah batang rokok yang elektronik. Rokok elektronik merupakan salah satu
dihisap adalah sekitar 12,3 batang rokok per hari. NRT yang menggunakan listrik dari tenaga baterai
Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada untuk memberikan nikotin dalam bentuk uap dan
umur 30 34 tahun sebesar 33,4%. Berdasarkan oleh WHO disebut sebagai electronic nicotine
jenis pekerjaan petani/nelayan/buruh adalah perokok delivery system (ENDS) (William dkk, 2010).
aktif setiap hari yang mempunyai proporsi terbesar
yaitu 44,5% dibandingkan kelompok pekerjaan
lainnya (Kemenkes RI, 2013).
Laporan WHO tahun 2009 berjudul The Global
Tobacco Epidemic menyebutkan bahwa diperkirakan
rokok tembakau turut menyebabkan kematian lebih
dari 5 juta orang di seluruh dunia setiap tahun
dan umumnya terjadi di negara-negara dengan
pendapatan perkapita rendah hingga sedang. Jika
dibiarkan, pada tahun 2030 rokok diperkirakan akan
membunuh lebih dari 8 juta orang diseluruh dunia
setiap tahun dan 80% terjadi pada negara-negara
dengan pendapatan perkapita rendah hingga sedang. Gambar 1. Struktur Rokok Elektronik
Pada laporan tersebut, WHO juga menekankan
bahwa rokok yang mengalami proses pembakaran Rokok elektronik diciptakan oleh salah satu
selain berbahaya bagi si perokok, asap rokok yang perusahaan di Cina pada tahun 2003 dan dengan
dihasilkan juga dapat membahayakan orang-orang cepat menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai
di sekitarnya yang menghirupnya sebagai perokok nama dagang seperti NJOY, Epuffer, blu cig,
pasif atau second-hand smoker. Laporan WHO green smoke, smoking everywhere, dan lain-lain.
tersebut juga menyebutkan bahwa tidak ada batas Secara umum sebuah rokok elektronik terdiri
ambang aman bagi perokok pasif dan diperkirakan dari 3 bagian yaitu : battery (bagian yang berisi
sepertiga penduduk dunia sudah menjadi perokok baterai), atomizer (bagian yang memanaskan dan
pasif (WHO, 2009). menguapkan larutan nikotin) dan catridge (berisi
Menurut WHO, pada akhir abad ini rokok akan larutan nikotin) (Electronic Cigarette Association,
membunuh lebih dari satu miliar orang jika tidak 2009). Pada saat ini, terdapat lebih dari 460 nama
252 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 4 No. 2, Mei 2016: 250261

dagang produk ENDS dengan lebih dari 7.700 perokok pada tahun 20102011 mencapai 0,5%
rasa di internet. Produk yang dapat diisi ulang dan (Bam dkk, 2014).
dibuang merupakan generasi pertama electronic Maraknya pengguna rokok elektronik
cigarette, sedangkan sistem tangki dan personal dimasyarakat tanpa tersedianya data obyektif yang
vaporizer merupakan generasi kedua dan ketiga cukup membuat FDA di Amerika memprakarsai
electronic cigarette (Zhu, 2014). Rokok elektronik sebuah penelitian pada tahun 2009 tentang rokok
juga pernah digunakan sebagai alat bantu program elektronik. Penelitian tersebut menyatakan
berhenti merokok dengan cara mengurangi kadar bahwa rokok elektronik mengandung Tobacco
nikotin secara bertahap namun praktek tersebut kini Spesific Nitrosamin (TSNA) yang bersifat toksik
sudah tidak dianjurkan oleh electronic cigarette dan Diethylene Glycol (DEG) yang dikenal
association (ECA) dan food and drug association sebagai karsinogen. Hal tersebut membuat FDA
(FDA) (Cobb dkk., 2010). Meskipun demikian mengeluarkan peringatan kepada masyarakat tentang
berdasarkan hasil survei di Amerika, mayoritas (65% bahaya zat toksik dan karsinogen yang terkandung
responden) memilih alasan menggunakan rokok dalam rokok elektronik sehingga mengakibatkan
elektronik sebagai alternatif untuk berhenti merokok pembatasan distribusi dan penjualan rokok
(Etter, 2010). elektronik di Amerika dan beberapa negara lain (US
Pada awal keberadaan rokok elektronik, produk FDA, 2009). Badan Pengawas Obat dan Makanan
tersebut dikatakan aman bagi kesehatan karena memperingatkan masyarakat Indonesia bahwa rokok
larutan nikotin yang terdapat pada rokok elektronik elektronik dapat lebih berbahaya dibandingkan
hanya terdiri dari campuran air, propilen glikol, zat dengan rokok konvensional dan keberadaan
penambah rasa, aroma tembakau, dan senyawa- rokok elektronik di Indonesia merupakan ilegal
senyawa lain yang tidak mengandung tar, tembakau (Bam dkk., 2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk
atau zat-zat toksik lain yang umum terdapat pada menggambarkan penggunaan rokok elektronik pada
rokok tembakau (William dkk., 2010). Hasil Komunitas Personal Vaporizer Surabaya.
survei yang dilakukan oleh International Tobacco
Control Survey di Amerika, Kanada, Australia, METODE
dan Inggris saat ini mantan perokok tahun 2010
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
sebanyak 29% menggunakan rokok elektronik,
observasional deskriptif yang mana dalam
7,6% mencoba menggunakan rokok elektronik dan
pengumpulan data peneliti melakukan pengamatan,
46,6% menyadari keberadaan rokok elektronik. Di
wawancara dan pengisian kuesioner tanpa diadakan
Inggris, diperkirakan terdapat 600.000 pengguna
perlakuan kemudian menganalisis pengaruh antar
rokok elektronik pada tahun 2012, yang mana angka
variabel. Rancang bangun dalam penelitian ini yaitu
ini meningkat dua kali lipat dari 2,7% populasi
menggunakan rancang bangun potong lintang (cross
di tahun 2010 menjadi 6,7% pada tahun 2012
sectional) karena peneliti melakukan observasi
(Dockrell dkk., 2013).
atau pengukuran variabel pada satu waktu tertentu.
Pada tahun 2010, kesadaran terhadap
Penelitian dilaksanakan di Komunitas Personal
keberadaan rokok elektronik di Indonesia mencapai
Vaporizer Surabaya pada bulan AprilJuli 2015.
10,9% dengan laki-laki lebih banyak mendengar
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu perilaku
tentang rokok elektronik yaitu 16,8% dibandingkan
penggunaan rokok elektronik. Variabel bebas
dengan perempuan yaitu 5,1%, sedangkan
penelitian ini adalah pengetahuan tentang rokok
berdasarkan usia kesadaran tentang keberadaan
elektronik, keterjangkauan rokok elektronik dan
rokok elektronik pada usia 1524 tahun lebih besar
faktor keluarga. Selain itu terdapat karakteristik
yaitu 14,4% dibandingkan dengan pada usia 2544
responden seperti usia, jenis kelamin, tingkat
tahun yaitu 12,4%. Kesadaran tentang keberadaan
pendidikan, status pekerjaan, riwayat merokok
rokok elektronik pada masyarakat Indonesia lebih
non elektronik, dan alasan menggunakan rokok
banyak pada masyarakat dengan tingkat pendidikan
elektronik.
perguruan tinggi yaitu sebesar 29,4%, selain itu
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
kesadaran tentang keberadaan rokok elektronik pada
anggota Komunitas Personal Vaporizer Surabaya
masyarakat Indonesia lebih banyak pada masyarakat
yaitu 31 orang anggota komunitas. Penentuan
yang tinggal di daerah perkotaan yaitu sebesar
sampel dilakukan dengan studi pendahuluan terlebih
15,3%. Berdasarkan pengguna rokok elektronik di
dahulu yaitu dengan melakukan pengambilan data
Indonesia yaitu di antara pengguna baru dan mantan
Apsari Damayanti, Penggunaan Rokok Elektronik di Komunitas ... 253

awal untuk mengetahui populasi anggota Komunitas tempat-tempat seperti kafe. Hal ini dilakukan
Personal Vaporizer Surabaya. Sebelum melakukan komunitas ini untuk mempromosikan Komunitas
penelitian dilakukan kaji laik etik terlebih dahulu Personal Vaporizer Surabaya dan memperkenalkan
untuk mengetahui apakah penelitian layak untuk pada masyarakat bahwa pengguna personal vaporizer
dilakukan dan sesuai dengan etika penelitian, itu ada dan banyak di Surabaya. Hasil wawancara
selanjutnya sebelum melakukan pengambilan data dan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh peneliti
terhadap responden dilakukan penjelasan tentang kepada responden didapatkan hasil seperti pada
penelitian yang akan dilakukan kepada responden Tabel 1 berikut ini.
kemudian apabila responden sudah mengerti dan
menyetujui menjadi responden untuk penelitian ini Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden pada
maka responden mengisi informed consent sebagai Komunitas Personal Vaporizer Surabaya
bukti bahwa bersedia untuk menjadi responden
Karakteristik Responden n Persentase
penelitian.
Usia
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
25 tahun 13 41,9
pengumpulan data primer yaitu data pada yang
2635 tahun 17 54,8
didapatkan oleh peneliti melalui wawancara dan
pengisian kuesioner dengan anggota Komunitas > 35 tahun 1 3,3
Personal Vaporizer Surabaya. Pengolahan data Jenis kelamin
dilakukan dengan cara mengoreksi kelengkapan Laki-laki 30 96,8
dan kebenaran data. Analisis data yang dilakukan Perempuan 1 3,2
yaitu analisis pengaruh antar variabel yaitu untuk Tingkat Pendidikan
melihat faktor risiko. Data disajikan secara deskriptif SMA-Perguruan Tinggi 31 100
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dari variabel Status Pekerjaan
penelitian yang berupa karakteristik responden, Bekerja 22 71
variabel terikat dan variabel bebas, karena rancang Tidak Bekerja 9 29
bangun yang digunakan adalah potong lintang (cross Riwayat Merokok Non
sectional) maka untuk menganalisis faktor risiko Elektronik
menggunakan rasio prevalensi (PR). Ya 29 93,6
Tidak 2 6,4
HASIL Alasan Menggunakan
Alternatif berhenti merokok 25 80,6
Komunitas Personal Vaporizer Surabaya Lifestyle 2 6,5
berasal dan berada di Kota Surabaya, komunitas ini Coba-coba 4 12,9
terbentuk pada bulan September tahun 2014 karena
kesamaan minat dan kesukaan terhadap personal Berdasarkan karakteristik responden dapat
vaporizer para anggotanya. Pada awal terbentuknya diketahui bahwa usia responden pada kelompok usia
komunitas ini bernama Tukang Sedot Vapor antara 2635 tahun (54,8%), usia 25 tahun (41,9%)
kemudian berganti menjadi Personal Vaporizer dan > 35 tahun (3,3%). Rata-rata usia pengguna
Surabaya. Pada awal terbentuknya, komunitas ini electronic cigarette pada Komunitas Personal
berjumlah sekitar 42 orang anggota, namun seiring Vaporizer Surabaya berusia 27 tahun dengan usia
berjalannya waktu hingga saat ini tercatat 31 anggota termuda yaitu 19 tahun sedangkan usia tertua yaitu
yang masih aktif mengikuti kegiatan. Keunikan 36 tahun. Sebagian besar responden adalah laki-laki
dari anggota komunitas ini diantaranya berinteraksi (96,8%) dibandingkan dengan perempuan (3,2%).
melalui forum dan sosial media hingga sering Tingkat pendidikan dari responden keseluruhannya
mengadakan kumpul bersama untuk menghisap adalah tamat SMA Perguruan Tinggi (100%).
personal vaporizer (vapemeet). Kegiatan vapemeet Status pekerjaan responden sebagian besar bekerja
ini, tidak hanya untuk menghisap personal vaporizer (71%) dan tidak bekerja (29%). Rata-rata pengguna
bersama tetapi juga saling berbagi ilmu seputar rokok elektronik pada Komunitas Personal Vaporizer
personal vaporizer, informasi e-liquid (cairan rokok Surabaya bekerja sebagai pegawai baik di instansi
elektronik) dan teknik menggulung kawat (coil) negeri maupun swasta, selain itu sebagian responden
dalam penggunaannya. Setiap minggunya komunitas pada komunitas ini juga bekerja sebagai wiraswasta.
ini mengadakan vapemeet yang dilaksanakan di Sebagian besar responden yang tidak bekerja
254 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 4 No. 2, Mei 2016: 250261

merupakan mahasiswa, namun terdapat beberapa isi ulang rokok elektronik ke alat pembakaran yang
pengguna mahasiswa yang bekerja. terdapat di rokok elektronik. Frekuensi penggunaan
Sebagian besar responden memiliki riwayat rokok elektronik tersebut didapatkan peneliti
merokok non elektronik (93,6%) dan tidak memiliki berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh
riwayat merokok non elektronik (6,4%). Rata-rata peneliti. Rata-rata anggota Komunitas Personal
pengguna rokok elektronik pada komunitas ini Vaporizer Surabaya menghisap rokok elektronik
merupakan perokok berat, sehingga mereka mencari 11 kali dripping/hari, dengan penggunaan rokok
cara sebagai alternatif untuk berhenti merokok elektronik paling sedikit 4 kali dripping/hari dan
sebab mereka sadar bahwa rokok berdampak paling banyak 20 kali dripping/hari. Pada Penelitian
buruk bagi kesehatan dan berbahaya bagi orang- ini dapat diketahui bahwa pengguna rokok elektronik
orang di sekitarnya. Namun demikian, tidak sedikit pada Komunitas Personal Vaporizer Surabaya lebih
pengguna rokok elektronik yang menggunakan menyukai rokok elektronik dibandingkan dengan
produk rokok elektronik dan rokok konvensional rokok konvensional karena mereka menganggap
(dual use), mereka merasa bahwa untuk berhenti rokok elektronik lebih aman dibandingkan dengan
merokok diperlukan cara yang bertahap. Sebagian rokok konvensional dan dapat digunakan sebagai
besar pengguna rokok elektronik menggunakan alternatif untuk berhenti merokok, selain itu uap
produk tersebut sebagai alternatif untuk berhenti yang dihasilkan oleh rokok elektronik lebih banyak
merokok (80,6%), coba-coba (12,9%) dan lifestyle dibandingkan dengan rokok konvensional.
(6,5%). Rata-rata usia responden adalah antara 26 Hasil penelitian terhadap 31 responden,
35 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir pengetahuan responden dikategorikan menjadi 2
SMA Perguruan Tinggi, dan bekerja. Selain itu, kategori yaitu baik dan kurang. Faktor pengetahuan
rata-rata pengguna rokok elektronik memiliki tentang rokok elektronik digunakan untuk melihat
riwayat merokok dan memiliki alasan menggunakan seberapa besar pengetahuan anggota Komunitas
rokok elektronik sebagai alternatif untuk berhenti Personal Vaporizer Surabaya tentang rokok
merokok seperti pada Tabel 1. elektronik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Perilaku penggunaan rokok elektronik Tabel 3 di bawah ini.
adalah aktivitas subjek yang berhubungan dengan
menghisap rokok elektronik tanpa memperhitungkan Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Tentang Rokok
berapa lama subjek melakukan aktivitas tersebut. Elektronik Terhadap Perilaku Penggunaan
Distribusi perilaku penggunaan rokok elektronik Rokok Elektronik pada Komunitas
pada Komunitas Personal Vaporizer Surabaya dapat Personal Vaporizer Surabaya
dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Perilaku Penggunaan Rokok
Elektronik
Tabel 2. Distribusi Perilaku Penggunaan Rokok Pengetahuan
Berat Ringan
Elektronik pada Komunitas Personal n % n %
Vaporizer Surabaya Baik 7 50 7 50
Penggunaan Rokok Kurang 10 55,6 8 44,4
Frekuensi Persentase
Elektronik
Berat 17 54,8
Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian
Ringan 14 45,2 besar responden berperilaku menggunakan
rokok elektronik kategori berat yaitu sebanyak
Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian 17 responden. Tingkat pengetahuan tentang
besar anggota Komunitas Personal Vaporizer rokok elektronik pada responden sebagian besar
Surabaya merupakan kelompok perilaku pengguna masih kurang yaitu 18 (58%). Nilai PR (prevalens
rokok elektronik berat (54,8%) sedangkan 14 anggota ratio) = 0,89 artinya pengguna rokok elektronik
merupakan pengguna rokok elektronik ringan dengan pengetahuan yang baik tentang rokok
(45,2%). Pengguna rokok elektronik dikatakan elektronik merupakan faktor protektif untuk menjadi
tingkat ringan jika frekuensi penggunaan rokok pengguna rokok elektronik berat. Pengguna rokok
elektronik antara 311 dripping/hari sedangkan elektronik dikatakan memiliki pengetahuan tentang
pengguna rokok elektronik dikatakan tingkat berat rokok elektronik baik jika dapat menjawab 610
jika frekuensi penggunaan antara 1220 dripping/ pertanyaan dengan benar sebaliknya dikatakan
hari. Dripping adalah metode meneteskan cairan
Apsari Damayanti, Penggunaan Rokok Elektronik di Komunitas ... 255

memiliki pengetahuan kurang jika hanya dapat Saat ini, banyak beredar merek untuk produk
menjawab 15 pertanyaan dengan benar. isi ulang cairan rokok elektronik atau (e-liquid)
Masih banyak anggota Komunitas Personal yang mana produk ini dijual dengan ukuran per
Vaporizer Surabaya masih belum mengetahui bahwa mili liter, dengan harga yang berbeda untuk setiap
personal vaporizer merupakan rokok elektronik, merek dari produk ini. Selain itu, pada komunitas
tentang kandungan zat kimia dan dampak kesehatan ini ada beberapa anggotanya yang menggunakan
dari penggunaan rokok elektronik. Kegunaan rokok cairan isi ulang rokok elektronik buatan sendiri
elektronik yang sebenarnya serta regulasi produk atau mencampurkan sendiri antar satu rasa dengan
ini di Indonesia, selain itu untuk regulasi dari rasa lainnya sesuai takaran cairan rasa untuk
produk rokok elektronik belum disosialisasikan oleh rokok elektronik yang diinginkan, selain itu juga
lembaga pemerintah seperti Departemen Kesehatan terdapat beberapa pengguna rokok elektronik yang
sehingga masih banyak masyarakat maupun menggunakan cairan isi ulang rokok elektronik dari
pengguna rokok elektronik yang belum mengetahui luar negeri atau impor.
tentang regulasi produk ini di Indonesia. Hasil penelitian terhadap 31 responden, untuk
Hasil penelitian terhadap 31 responden, untuk pengaruh faktor keluarga dibagi menjadi kategori
pengaruh faktor keterjangkauan biaya dibagi yaitu ada dan tidak ada. Faktor keluarga ini untuk
menjadi 2 kategori yaitu Rp 100.000,00 dan melihat adanya dukungan atau tidak adanya
> Rp 100.000,00. Faktor keterjangkauan biaya ini dukungan dari keluarga pada pengguna dalam
merupakan daya beli pengguna untuk mendapatkan penggunaan rokok elektronik. Untuk lebih jelasnya
cairan isi ulang rokok elektronik (e-liquid). Untuk dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah
ini. Tabel 5. Distribusi Faktor Keluarga terhadap
Perilaku Penggunaan Rokok Elektronik
Tabel 4. Distribusi Keterjangkauan Rokok pada Komunitas Personal Vaporizer
Elektronik terhadap Perilaku Penggunaan Surabaya
Rokok Elektronik pada Komunitas
Perilaku Penggunaan Rokok
Personal Vaporizer Surabaya Elektronik
Faktor Keluarga
Perilaku Penggunaan Berat Ringan
Keterjangkauan Rokok Elektronik n % n %
Biaya Berat Ringan Ada 8 53,3 7 46,7
n % n % Tidak ada 9 56,3 7 43,8
Rp 100.000 10 62,5 6 37,5
> Rp 100.000 7 46,7 8 53,3 Pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden berperilaku menggunakan
Pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian rokok elektronik kategori berat yaitu sebanyak
besar responden berperilaku menggunakan 17 responden, dari 31 responden tersebut yang
rokok elektronik kategori berat yaitu sebanyak dipengaruhi keluarga sebanyak 15 responden
17 responden. Keterjangkauan terhadap rokok sedangkan yang tidak dipengaruhi keluarga sebanyak
elektronik pada responden sebagian besar 16 responden. Nilai PR (prevalens ratio) = 0,95
Rp 100.000 yaitu 16 (52%). Nilai PR artinya pengguna rokok elektronik yang dipengaruhi
(prevalens ratio) = 1,32 artinya pengguna dengan oleh keluarga merupakan faktor protektif menjadi
keterjangkauan rokok elektronik Rp 100.000,00 pengguna rokok elektronik tingkat berat. Keluarga
terhadap rokok elektronik merupakan faktor risiko dikatakan mempengaruhi penggunaan rokok
untuk menjadi pengguna rokok elektronik tingkat elektronik jika di dalam keluarga tersebut terdapat
berat. Keterjangkauan biaya cairan isi ulang rokok satu atau lebih dari satu anggota keluarga yang
elektronik dikatakan Rp 100.000 jika harga menggunakan rokok elektronik sebaliknya keluarga
cairan isi ulang rokok elektronik dibawah sampai dikatakan tidak mempengaruhi penggunaan rokok
dengan Rp 100.000 sebaliknya jika keterjangkauan elektronik jika tidak terdapat satu atau lebih dari
biaya cairan isi ulang rokok elektronik dikatakan satu anggota keluarga yang menggunakan rokok
> Rp 100.000 jika harga cairan isi ulang rokok elektronik.
elektronik diatas Rp 100.000. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa
banyak anggota Komunitas Personal Vaporizer
256 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 4 No. 2, Mei 2016: 250261

Surabaya memiliki anggota keluarga yang perokok dewasa memperlihatkan mencari sensasi
menggunakan rokok elektronik, beberapa responden lebih dibandingkan dengan bukan perokok, maka
mengatakan jika mereka mengajak anggota keluarga perokok dimungkinkan lebih bersedia untuk
mereka yang merokok untuk beralih menggunakan mencoba sesuatu yang baru, perilaku berpotensi
rokok elektronik sebagai alternatif untuk berhenti risiko, sama dengan penggunaan rokok elektronik,
merokok selain itu beberapa anggota komunitas atau sama dengan rokok biasa. Demikian jika
mengatakan jika mereka mengetahui tentang rokok mereka mendapatkan salah satu produk, mereka
elektronik dari keluarga seperti bapak, kakak dan akan bersedia mencoba produk lainnya. Sama
adik. Sebagian besar keluarga pengguna tertarik dengan perokok dewasa, perokok remaja juga akan
karena terdapat beberapa varian rasa pada rokok tertarik dengan rokok elektronik karena mereka
elektronik serta banyaknya uap yang dihasilkan. melihat produk tersebut dapat digunakan untuk
berhenti merokok, pilihan menggunakan nikotin
PEMBAHASAN yang mana merokok dilarang atau sebagai versi
tidak menyenangkan dari rokok konvensional.
Rokok elektronik dipromosikan sebagai alat
Pada penelitian ini diketahui bahwa usia responden
bantu untuk berhenti merokok, dan banyak orang
pengguna rokok elektronik pada Komunitas Personal
yang telah menggunakan rokok elektronik sebagai
Vaporizer Surabaya berkisar antara 2635 tahun,
alternatif untuk berhenti merokok, mereka percaya
usia tersebut merupakan usia kematangan seseorang
jika rokok elektronik dapat membantu mereka untuk
untuk berpikir dan mengambil keputusan.
berhenti merokok. Penggunaan rokok elektronik
Responden laki-laki lebih banyak dibandingkan
diklaim lebih aman dibandingkan dengan rokok
dengan responden perempuan. Pengguna rokok
konvensional. Namun, masih banyak pertanyaan
elektronik sama dengan perokok biasa yang
yang masih belum terjawab mengenai tingkat
membedakan hanyalah cara dan alat yang digunakan,
keamanan, efek terhadap pengurangan bahaya dan
jika perokok biasa menggunakan rokok konvensional
pemberhentian merokok dengan rokok konvensional
sedangkan pengguna rokok elektronik menggunakan
serta dampak terhadap kesehatan masyarakat (Grana
rokok elektronik. Pada saat ini, peningkatan kejadian
dkk., 2014). Pada tahun 2009 beberapa negara
merokok tidak hanya terjadi pada laki-laki, tetapi
termasuk Selandia Baru, Inggris, dan Negara
juga pada wanita. Pada penelitian Jesicca, dkk.
Eropa lainnya untuk mengijinkan pemasaran rokok
(2013), Pengguna produk tembakau (rokok) diawali
elektronik dengan peraturan, mengingat negara
lebih banyak pada laki-laki tentang rokok elektronik
lain seperti Australia, Brazil, Cina, Singapore,
karena keyakinan tentang tipe perokok berhubungan
Thailand, dan Uruguay yang melarang penjualan
dengan penggunaan rokok pada masa yang akan
dan pemasaran rokok elektronik (ENDS) (WHO,
datang. Pada penelitian ini mayoritas responden
2009).
pengguna rokok elektronik merupakan laki-laki, hal
Berdasarkan hasil pengumpulan data
ini dikarenakan laki-laki lebih tertarik dengan rokok
karakteristik responden diketahui bahwa rata-rata
elektronik dibandingkan perempuan sebab pada
pengguna rokok elektronik adalah laki-laki dengan
rokok elektronik menghasilkan uap lebih banyak
usia antara 2635 tahun, pendidikan terakhir SMA
dibandingkan dengan rokok konvensional serta
Perguruan Tinggi, dan bekerja. Selain itu, rata-
memiliki variasi rasa yang banyak.
rata pengguna rokok elektronik memiliki riwayat
Hasil penelitian ini menggambarkan sebagian
merokok dan memiliki alasan menggunakan rokok
besar responden mempunyai tingkat pendidikan
elektronik sebagai alternatif untuk berhenti merokok.
yang cukup tinggi yaitu hingga tamat SMA
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dari
PT. Pengguna rokok elektronik di komunitas ini
saat individu tersebut dilahirkan hingga sampai
sebagian besar merupakan lulusan SMA namun
beberapa tahun. Semakin lama usia seseorang maka
tidak sedikit pula yang merupakan lulusan perguruan
tingkat kematangan seseorang akan lebih matang saat
tinggi. Sehingga dengan tingkat pendidikan yang
berpikir. Usia sering menjadi tolak ukur penilaian
cukup tinggi tersebut, seseorang mampu memahami
terhadap kemampuan seseorang menghadapi suatu
suatu hal yang baik serta dapat mengetahui hal yang
hal meski usia tidak selalu berkorelasi dengan
berdampak baik atau buruk bagi dirinya sendiri dan
kemampuan seseorang. Namun, seringkali tingkat
lingkungan sekitarnya. Pendidikan merupakan salah
pemahaman dilihat dari berapa usia seseorang.
satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
Pada penelitian McQueen, dkk. (2011), dikarenakan
Apsari Damayanti, Penggunaan Rokok Elektronik di Komunitas ... 257

kemampuan seseorang baik di dalam maupun diluar produk ini dikarenakan banyaknya variasi rasa untuk
sekolah. cairan isi ulang produk ini sehingga para pengguna
Pada penelitian Paavola, dkk. (2004), status ini tidak merasakan bosan dengan produk ini sebab
sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pekerjaan, banyak pilihan variasi rasa yang dapat dicoba serta
pendidikan dan penghasilan mempunyai hubungan uap yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan
yang cukup signifikan dengan perilaku merokok. dengan rokok konvensional.
Pada banyak negara berkembang, prevalensi perilaku Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa 17
merokok menjadi lebih besar pada kelompok sosial orang merupakan pengguna tingkat berat rokok
ekonomi rendah. Pada penelitian ini diketahui bahwa elektronik dan sisanya 14 orang merupakan
banyak responden pengguna rokok elektronik yang pengguna rokok elektronik tingkat ringan. Teori
bekerja dibandingkan dengan tidak bekerja, pada analisis perilaku Lawrence W. Green menyebutkan
pengguna yang memiliki penghasilan sendiri lebih bahwa kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor utama
mudah mengakses sesuatu seperti cairan isi ulang yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor
rokok elektronik. non perilaku (non behaviour causes). Sedangkan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pearson, perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor
dkk. (2012), menunjukkan dua survei pada 3.500 yaitu faktor penguat (predisposing factor), faktor
pengguna rokok elektronik, terdapat garis besar pendukung (enabling factor) dan faktor pendorong
yang menunjukkan adanya hubungan berarti antara (reinforcing factor) (Notoatmodjo, 2010).
menggunakan dan usaha berhenti merokok pada tiga Hasil penelitian yang dilakukan pada
bulan terakhir. Sebagian besar anggota Komunitas Komunitas Personal Vaporizer Surabaya didapatkan
Personal Vaporizer Surabaya beranggapan bahwa bahwa masih terdapat beberapa pengguna yang
rokok elektronik lebih aman dibandingkan dengan menggunakan rokok konvensional dan rokok
rokok konvensional sehingga banyak anggota yang elektronik (dual use). Penggunaan rangkap untuk
dulunya seorang perokok berat beralih menggunakan menggunakan kelipatan produk tembakau. Banyak
rokok elektronik sebagai alternatif berhenti merokok. pengguna rokok elektronik merupakan pengguna
Perokok menjadi prediktor untuk mencoba rokok ganda dan beberapa peneliti menemukan pengguna
elektronik meskipun setelah mengendalikan statistik rokok elektronik yang memiliki riwayat merokok
hubungan signifikan kemungkinan perokok mencoba dapat mengurangi angka perokok dengan rokok
rokok elektronik lebih besar 10 kali dibandingkan konvensional (Adkison dkk., 2013). Penelitian yang
bukan perokok (Regan dkk., 2013). dilakukan oleh Polosa, dkk. (2013) menghasilkan
Alasan paling banyak vapers menggunakan perokok mencoba mengurangi angka perokok
rokok elektronik adalah untuk berhenti merokok mereka cenderung merokok dengan rokok lain.
atau mengurangi penggunaan rokok tembakau. Meningkatnya intensitas para perokok menggunakan
Banyak hal yang melatarbelakangi seseorang rokok elektronik. Berdasarkan penelitian diketahui
untuk menggunakan rokok elektronik (Etter, bahwa 1 dari 15 pengguna rokok elektronik kembali
2010). Pada penelitian ini diketahui jika pengguna merokok untuk mengurangi merokok. Manfaat
rokok elektronik pada komunitas ini sebagian kesehatan atau dampak kesehatan dari penggunaan
besar memiliki riwayat merokok dengan rokok ganda (dual use) masih belum diketahui.
konvensional, para pengguna rokok elektronik Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui
yang memiliki riwayat merokok dengan rokok bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
konvensional ini menyadari jika rokok konvensional pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan dari
tidak sehat bagi tubuh dan orang lain oleh karena orang itu sendiri. Selain itu, ketersediaan fasilitas,
itu mereka beralih menggunakan rokok elektronik sikap dan perilaku petugas kesehatan terhadap
karena menganggap produk ini lebih aman. Pada kesehatan akan mendukung dan memperkuat
penelitian yang dilakukan oleh Dawkins, dkk. terbentuknya perilaku. Penentuan respons individu
(2013) bahwa terdapat dugaan tentang motivasi untuk mengubah perilaku adalah tingkat beratnya
seseorang untuk menggunakan rokok elektronik risiko atau penyakit, maka secara umum apabila
yaitu sebagai upaya untuk berhenti merokok seseorang mengetahui ada risiko terhadap kesehatan
dan juga menemukan bahwa motivasi untuk maka secara sadar akan menghindari risiko atau
menggunakan rokok elektronik cukup beragam. penyakit tersebut.
Selain digunakan sebagai alternatif untuk berhenti Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan
merokok, pengguna rokok elektronik juga menyukai tentang rokok elektronik mempengaruhi perilaku
258 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 4 No. 2, Mei 2016: 250261

penggunaan rokok elektronik. Pengguna rokok mendapatkan cairan isi ulang rokok elektronik, dan
elektronik dengan pengetahuan yang baik tentang faktor pendorong berupa pengaruh keluarga terhadap
rokok elektronik merupakan faktor protektif untuk penggunaan rokok elektronik pada responden.
menjadi pengguna rokok elektronik tingkat berat. Perilaku merupakan suatu aktivitas organisme
Penggunaan rokok elektronik adalah aktivitas di yang bersangkutan, yang mana perilaku manusia
mana memanaskan cairan hingga menimbulkan adalah suatu aktivitas daripada manusia. Perilaku
uap yang kemudian dihisap uapnya. Penggunaan kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons
rokok elektronik merupakan suatu aktivitas yang organisme terhadap suatu stimulus yang berkaitan
sudah tidak lagi terlihat dan terdengar asing lagi dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan
bagi kita. Pada saat ini banyak masyarakat yang kesehatan, makanan, dan lingkungan. Hal
menggunakan rokok elektronik sebagai pengganti terpenting dalam perilaku kesehatan adalah masalah
rokok konvensional dan banyak diperdagangkan pembentukan dan perubahan perilaku. Blum dalam
baik di toko maupun melalui internet (online shop). Notoatmodjo menyatakan bahwa terdapat 4 faktor
Faktor penentu atau determinan perilaku yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia
manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku yaitu genetik, lingkungan, pelayanan kesehatan,
merupakan hasil dari berbagai faktor, baik internal dan perilaku (Notoatmodjo, 2010).
maupun eksternal (lingkungan). Secara garis Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek, perilaku seseorang adalah faktor predisposisi yang
yakni aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan
dari 3 aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai
tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi,
Secara lebih terinci perilaku manusia sebenarnya analisis, sintesis, dan evaluasi (Notoatmodjo,
merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, 2010). Green dalam Notoatmodjo menganalisis
seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor
motivasi persepsi, sikap, dan sebagainya. Green predisposisi yang berperan dalam perubahan perilaku
dalam Notoatmodjo, mencoba menganalisis seseorang, salah satunya perilaku penggunaan rokok
perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan elektronik karena dengan mereka mengetahui suatu
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor hal maka selanjutnya mereka akan dapat menentukan
pokok, yakni faktor perilaku (behaviour causes) tindakan apa yang akan dilakukan. Pengetahuan
dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes). merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
terbentuk dari 3 faktor. Pertama, faktor prediposisi tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
(predisposing factor) mencakup pengetahuan, sikap, manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
kepercayaan, norma sosial, dan unsur lain. Kedua, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2010).
faktor Pendukung (enabling factor) mencakup umur, Artinya pengetahuan seseorang tentang rokok
status sosial ekonomi, pendidikan, dan sumber elektronik akan meningkatkan kontrol perilaku
daya manusia. Faktor ini menyangkut ketersediaan dirinya terhadap masalah kesehatan. Seseorang yang
sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi memiliki pengetahuan benar tentang rokok elektronik
masyarakat dan keterjangkauan berbagai sumber dan konsekuensinya akan cenderung memiliki pusat
daya seperti biaya, jarak, ketersediaan transportasi, kendali internal dan tidak menggunakan rokok
dan sebagainya. Ketiga, faktor pendorong elektronik. Sebaliknya, seseorang yang memiliki
(reinforcing factor) mencakup faktor yang sedikit pengetahuan tentang rokok elektronik maka
memperkuat perubahan perilaku seseorang yang ia cenderung memiliki pusat kendali eksternal. Pada
dikarenakan adanya sikap dari tokoh masyarakat, penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
tokoh agama, petugas kesehatan, keluarga, dan oleh Notoatmodjo bahwa pengetahuan merupakan
teman-teman (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian domain yang sangat penting untuk terbentuknya
ini, menggambarkan penggunaan rokok elektronik tindakan atau perilaku seseorang, pengetahuan
pada Komunitas Personal Vaporizer Surabaya dengan tentang rokok elektronik pada responden masih
melihat perilaku dari pengguna rokok elektronik cukup kurang hal ini dikarenakan kurang dari
tersebut dengan melihat faktor predisposisi berupa separuh pengguna rokok elektronik belum memiliki
pengetahuan responden tentang rokok elektronik, pengetahuan yang baik tentang rokok elektronik.
faktor pendukung berupa keterjangkauan biaya untuk Pengetahuan yang masih rendah dari responden
Apsari Damayanti, Penggunaan Rokok Elektronik di Komunitas ... 259

pengguna rokok elektronik ini dikarenakan masih yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang
kurangnya informasi tentang rokok elektronik di adalah faktor pemungkin yang salah satunya adalah
Indonesia, tidak adanya sosialisasi dari instansi keterjangkauan. Keterjangkauan mencakup beberapa
pemerintah maupun instansi kesehatan yang sumber daya seperti biaya, jarak, ketersediaan
memberikan informasi tentang rokok elektronik transportasi, dan sebagainya. Fasilitas ini pada
terkait kandungan yang ada didalamnya serta hakekatnya mendukung untuk atau memungkinkan
dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan dari terwujudnya perilaku kesehatan (Notoatmodjo,
penggunaan rokok elektronik, selain itu keberadaan 2007). Pada penelitian ini, keterjangkauan biaya
rokok elektronik yang dikatakan ilegal di Indonesia untuk mendapatkan cairan isi ulang rokok elektronik,
harus lebih dipantau kembali agar tidak lebih semakin rendah harga cairan isi ulang rokok
menyebar luas di Indonesia hal ini terkait untuk elektronik maka semakin mudah bagi pengguna
mencegah masalah kesehatan masyarakat di masa rokok elektronik untuk mengakses cairan isi ulang
depan. tersebut untuk menggunakan rokok elektronik.
Terdapat berbagai macam cara yang dapat Hasil penelitian tentang faktor keterjangkauan
digunakan untuk memperoleh kebenaran biaya untuk mendapatkan cairan isi ulang rokok
pengetahuan yaitu melalui cara tradisional dan cara elektronik berdasarkan biaya menunjukkan
modern (ilmiah). Cara tradisional digunakan untuk frekuensi yang hampir sama antara keterjangkauan
memperoleh pengetahuan sebelum ditemukannya Rp 100.000 dan > Rp 100.000. Hal ini
metode ilmiah atau metode penemuan secara logis dikarenakan sebagian anggota menggunakan
dan sistematis. Cara penentuan pengetahuan secara cairan isi ulang rokok elektronik (e-liquid) yang
tradisional antara lain melalui coba-coba dan memiliki foodgrade, sebab para anggota tersebut
salah (trial and error), cara kekuasaan (otoritas), menganggap cairan isi ulang tersebut lebih aman.
pengalaman pribadi, dan melalui jalan pikir (induksi Pengguna rokok elektronik pada komunitas ini
dan deduksi). Sedangkan, cara modern digunakan menggunakan cairan isi ulang rokok elektronik
untuk memperoleh pengetahuan pada saat ini (e-liquid) yang mengandung nikotin dan tidak
dengan lebih logis, sistematis dan ilmiah, serta mengandung nikotin. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan ada keterkaitan antara biaya untuk mendapatkan
jalan mengadakan observasi langsung dan membuat cairan isi ulang rokok elektronik (e-liquid) dengan
pencatatan terhadap semua fakta sebelumnya dengan penggunaan rokok elektronik. Walaupun tidak ada
objek penelitian (Notoatmodjo, 2010). penelitian sebelumnya yang mendukung tentang
Sumber pengetahuan diperoleh melalui berbagai hal ini, namun ada beberapa penelitian tentang
sumber seperti media massa, media elektronik, aksesibilitas pelayanan kesehatan yang dapat terkait
buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, dan mempengaruhi seseorang untuk bertindak.
kerabat dekat, dan sebagainya. Selain itu, sumber Konsep keterjangkauan selain dikaitkan dengan
pengetahuan juga dapat berupa pemimpin-pemimpin jarak dan alat transportasi namun juga biaya. Biaya
masyarakat baik formal maupun informal seperti ahli merupakan sejumlah uang yang dibebankan untuk
agama, pemegang pemerintahan, dan sebagainya suatu produk yang akan dikonsumsi oleh konsumen.
(Notoatmodjo, 2010). Dari beberapa ulasan diatas dapat dikatakan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan keterjangkauan biaya untuk memperoleh cairan isi ulang rokok
terhadap rokok elektronik mempengaruhi perilaku elektronik (e-liquid) dapat mempengaruhi seseorang
penggunaan rokok elektronik. Pengguna rokok untuk berperilaku menggunakan rokok elektronik.
elektronik dengan keterjangkauan biaya untuk Biaya yang lebih rendah untuk membuat seseorang
mendapatkan cairan isi ulang rokok elektronik lebih mudah mengakses cairan isi ulang untuk rokok
Rp 100.000 merupakan faktor risiko untuk elektronik.
menjadi pengguna rokok elektronik tingkat berat. Hasil penelitian menunjukkan faktor keluarga
Perilaku penggunaan rokok elektronik tidak hanya mempengaruhi penggunaan rokok elektronik.
didukung oleh pengetahuan, tetapi juga biaya Pengguna rokok elektronik dengan pengaruh
untuk membeli cairan isi ulang rokok elektronik keluarga merupakan faktor protektif untuk
(e-liquid) sebagai bahan utama untuk dapat menjadi pengguna rokok elektronik tingkat berat.
mengoperasikan rokok elektronik juga menjadi hal Perilaku penggunaan rokok elektronik tidak hanya
yang diperhitungkan dalam terbentuknya perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterjangkauan
penggunaan rokok elektronik. Salah satu faktor
260 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 4 No. 2, Mei 2016: 250261

saja, namun faktor keluarga merupakan faktor SIMPULAN DAN SARAN


penguat munculnya suatu perilaku. Simpulan
Faktor lingkungan yang berkaitan dengan
penggunaan rokok elektronik antara lain orang Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan
tua, saudara kandung maupun teman sebaya pada pengguna rokok elektronik di Komunitas
yang menggunakan rokok elektronik. Keluarga Personal Vaporizer Surabaya adalah mayoritas
memegang peranan penting sebab lingkungan responden laki-laki dengan usia antara 2635 tahun.
keluarga merupakan lingkungan pertama bagi Responden memiliki tingkat pendidikan cukup tinggi
seseorang dan dapat mempengaruhi perilaku, sikap yaitu tamat SMA PT, selain itu sebagian besar
serta kepribadian seseorang. Pada penelitian ini responden merupakan pekerja, mayoritas memiliki
dapat diketahui jika terdapat satu atau lebih dari riwayat merokok dengan alasan menggunakan
satu anggota keluarga yang menggunakan rokok rokok elektronik sebagai alternatif untuk berhenti
elektronik seperti bapak, kakak atau adiknya merokok.
menggunakan rokok elektronik. Terdapat pula Sebagian besar responden merupakan pengguna
anggota komunitas yang memperkenalkan dan rokok elektronik tingkat berat. Pengetahuan yang
menawarkan salah satu anggota keluarganya untuk baik tentang rokok elektronik merupakan faktor
mencoba menggunakan rokok elektronik sebagai protektif menjadi pengguna rokok elektronik tingkat
pengganti rokok konvensional atau sebagai alternatif berat, keterjangkauan biaya untuk mendapatkan
untuk berhenti merokok, salah satu anggota cairan isi ulang rokok elektronik Rp 100.000,00
komunitas mengatakan jika dirinya menggunakan merupakan faktor risiko menjadi pengguna rokok
rokok elektronik dikarenakan ia memiliki seorang elektronik tingkat berat, dan faktor keluarga
anak balita di rumah, anggota ini dulunya merupakan merupakan faktor protektif untuk menjadi pengguna
perokok berat dan mengerti jika rokok tidak baik rokok elektronik tingkat berat.
untuk dirinya serta asap yang dihasilkannya dapat
membahayakan anak balitanya sehingga dia beralih Saran
menggunakan rokok elektronik sebagai pengganti Saran yang dapat diajukan berkaitan dengan
rokok konvensional yang biasa digunakan serta penelitian ini adalah bagi lembaga pemerintahan,
menggunakan produk ini sebagai alternatif untuk diperlukan adanya sosialisasi tentang rokok
berhenti merokok. Uap yang dihasilkan oleh rokok elektronik seperti tentang kandungan yang
elektronik sangat banyak dengan rasa yang berbeda- terdapat did alam rokok elektronik dan dampak
beda pada setiap penggunanya, apabila tidak terbiasa bagi kesehatan. Pencegahan dini mengenai
akan menyebabkan sakit kepala. distribusi penjualan rokok elektronik di Indonesia
Seseorang mempertahankan perilaku sebelum menyebar luas di masyarakat luas untuk
menggunakan rokok elektronik tidak hanya karena menghindari dampak kesehatan masyarakat di masa
merasakan keuntungan jangka pendek seperti depan. Bagi para pengguna rokok elektronik untuk
kepuasan, kebiasaan dan kebebasan dari suatu hal. mengurangi penggunaan rokok elektronik dengan
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama cara beralih dengan hal lain sebagai alternatif untuk
dalam membentuk pola perilaku dan sikap seseorang berhenti merokok sebab belum ada pernyataan
yang dipengaruhi oleh norma dan nilai yang terdapat yang menyatakan jika rokok elektronik aman untuk
di lingkungan keluarga, kemungkinan seseorang dikonsumsi.
menggunakan rokok elektronik lebih tinggi pada Bagi Komunitas Personal Vaporizer Surabaya
keluarga yang orang tua atau anggota keluarganya yang memiliki pengetahuan kurang tentang rokok
menggunakan rokok elektronik. Pada penelitian elektronik, maka diperlukan sosialisasi mengenai
ini, keluarga memiliki pengaruh terhadap anggota dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok
keluarga lain untuk menggunakan rokok elektronik elektronik, kandungan yang terdapat didalamnya,
di mana apabila terdapat satu atau lebih anggota serta regulasi tentang produk ini di Indonesia.
keluarga yang menggunakan rokok elektronik maka Sebagian besar pengguna rokok elektronik memiliki
dapat mempengaruhi anggota keluarga lain untuk alasan menggunakan produk tersebut sebagai
menggunakan rokok elektronik. alternatif untuk berhenti merokok, namun belum ada
pernyataan yang menyatakan bahwa rokok elektronik
Apsari Damayanti, Penggunaan Rokok Elektronik di Komunitas ... 261

aman untuk digunakan sehingga dianjurkan bagi McQueen A., Tower S., dan Sumner W. 2011.
anggota komunitas untuk menggunakan alternatif Interview with vapers: implication for future
lain sebagai alternatif untuk berhenti merokok. research with electronic cigarettes. Nicotine Tob
Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti Res. 13: 860867.
tentang faktor lain yang mempengaruhi penggunaan Notoatmodjo, S. 2007. Perilaku Kesehatan dan Ilmu
rokok elektronik seperti faktor keyakinan, faktor Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
ketersediaan, faktor kepribadian, dan faktor iklan Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
tentang rokok elektronik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Paavola M., Vartiainen E., dan Haukkala A. 2004.
REFERENSI Smoking From Adolescene to Adulthood, The
Adkison SE., OConnor RJ., Bansal-Travers M., Effect of Parental and Own Socioeconomic
Hyland A., Borland R., dan Yong HH. 2013. Status. European Journal of Public Health. 14(4):
Electronic nicotine delivery system : International 417420.
tobacco control four country survey. Am J Prev Pearson JL., Richardson A., Niaura RS., Vallone DM.,
Med. 44 (3): 207215. dan Abrams DB. 2012. E-cigarette awareness, use
Bam TS., Bollow W., Berezhnova I., Jackson-Moris and harm perceptions in US adults. Am J Public
A., Jones A., dan Latif E. 2014. Position statement Health. 102 (9): 17581766.
on electronic cigarette or electronic nicotine Polosa, R., Rodu B., Caponnetto P., Maglia M.,
delivery systems. Int J Tuberc Lung Dis. 18 (1): dan Raciti C. 2013. A fresh look attobacco harm
57. reduction: the case for the electronic cigarette.
Cobb NK., Byron MJ., Abrams DB., dan Shields PG. Harm Reduction Journal. 10 (19): 111.
2010. Novel Nicotine Delivery System and Public Regan AK., Promoff G., Dube SR., dan Arrazola R.
Health: The Rise of E-cigarette. Am J Public 2013. Electronic Nicotine Delivery System: Adult
Health. 12: 23402342. use and awareness of the e-cigarette in the USA.
Dawkins L., Turner J., Roberts A., dan Soar K. 2013. Tob Control. 22 (1): 1923.
Vaping profile and preferences : an online survey Kementrian Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan
of electronic cigarette users. Addiction. 108 (6): Dasar (RISKESDAS) Laporan Nasional 2013.
11151125. http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/
Damayanti, A., 2015. Factor yang mempengaruhi rkd2013/Laporan_Riskesdas2013.PDF riskesdas
penggunaan electronic cigarette pada Komunitas 2013. (Sitasi tanggal 11 April 2015)
Personal Vaporizer Surabaya. Skripsi. Surabaya, U.S. Food and Drug Administration (FDA).
Universitas Airlangga. 2011. Flavored Tobacco. http://www.fda.gov/
Dockrell M., Morison R., Bauld L., dan McNeill TobaccoProducts/ProtectingKidsfromTobacco/
A. 2013. E-cigarette: prevalence and attitudes FlavoredTobacco/default.htm. (Sitasi 12 Juli
in Great Britain. Nicotine Tob Res. 15 (10): 2015).
17371744. William M., Trtchounian A, dan Talbot P. 2010.
Electronic Cigarette Association. 2009. The facts Conventional and electronic cigarette (e-cigarette)
about Electronic Cigarette. Washington. have different smoking characteristics. Nicotine
Etter JF. 2010. Electronic Cigarette: A Survey of Tobacco Res. 12: 905912.
Users. BMC J Public Health. 10: 231. WHO (World Health Organization). 2009. Report on
Grana R., Benowitz N., dan Glantz SA. the global tobacco epidemic.
2014. E-Cigarette: A Scientific Review. WHO (World Health Organization). 2013. Media
CIRCULATIONAHA. 129 (9): 19721986. Centre: Fact Sheets of Tobacco. http://www.who.
Jessica KP., Paul LR., Annie L., Linda DC., Melissa int/mediacentre/factsheets/fs339/en/. (Sitasi 18
BG., dan Noel TB. 2013. Adolescent Males Agustus 2015).
Awareness of and Willingness to Try Electronic Zhu SH., Yun JY., Bonnevie E., Cummins SE., Gamst
Cigarette. Journal of Adolescent Health. 52: A., dan Yin L. 2014. Four hundredand sixty
144150. brands of e-cigarette and counting : implications
for product regulation. Tob Control. 23: 3339.

Anda mungkin juga menyukai