Anda di halaman 1dari 11

BUKU PANDUAN

tentang

PENYELENGGARAAN DAN PENERAPAN


DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN ( DPJP )

RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA


TAHUN 2016
DAFTAR ISI

Keputusan Kepala Rumkit Tk.IV SAMARINDA tentang Buku Pedoman Penyelenggaraan


dan Penerapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum ....................................................................................................
2. Maksud dan Tujuan ...............................................................................
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut ...............................................................
4. Landasan ...............................................................................................
5. Pengertian ............................................................................................
6. Tugas DPJP .........................................................................................

BAB II KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

1. Kebijakan Pelayanan Pasien di Rumkit Tk.IV SAMARINDA ..................


2. Penentuan DPJP ..................................................................................
3. Klarifikasi DPJP di Ruang Perawatan ...................................................
4. Penentuan DPJP Pasien Baru di masing-masing SMF ........................
5. Pola Operasional DPJP Rawat Bersama ..............................................
6. Perubahan DPJP Utama .......................................................................
7. DPJP di Ruang HCU ...............................................................................
8. Wewenang Residen / Peserta Pendidikan Dokter Spesialis .................
9. Pengalihan DPJP di UGD .......................................................................
10. DPJP Utama di Kamar Operasi .............................................................
11. Koordinasi dan Transfer Informasi Antar DPJP .....................................

BAB III PENUTUP

LAMPIRAN 1 Cap Stempel DPJP

LAMPIRAN 2 Panduan Time Out


SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMKIT TK. IV SAMARINDA
NOMOR : SK / / IX / 2016

TENTANG
PENETAPAN DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)
DI RUMAH SAKIT TINGKAT IV SAMARINDA
KEPALA RUMAH SAKIT

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan di Rumah Sakit TK. IV Samarinda
b. Bahwa dalam rangka meningkatkan pengelolaan
rangkaian asuhan medis pasien di Rumah Sakit TK. IV
Samarinda
c. Bahwa kelompok Staf Medis Fungsional memiliki
wewenang menetapkan dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP);
d. Bahwa penetapan dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) perlu ditetapkan melalui surat
keputusan.
MENGINGAT : 1. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
2. Udang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No
334/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit.
5. Permenkes RI No 1419 tahun 2005 tentang
penyelenggaraan praktek Dokter dan Dokter
Gigi.
6. SK Pengangkatan Dr. Isriyanto, Sp.PD, M.Kes
sebagai Direktur Rumah sakit TK. IV
Samarinda nomor SK / 14 / IX / 2016

M E M U T U S K AN
MENETAPKAN :

Kesatu : Menetapkan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)


dan Pedoman Pelaksanaannya di Rumah sakit TK. IV
.Samarinda sebagaimana terlampir
Kedua : Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) berasal dari
masing-masing jenis pelayanan medis
Ketiga : Mensahkan nama-nama dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) yang tertera dalam Lampiran keputusan
.ini
Keempat : Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) bertanggung
jawab langsung kepada Direktur
: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
Kelima catatan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
surat keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
.mestinya
Keenam : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Samarinda
Pada tanggal, September 2016
Kepala Rumah Sakit Tk. IV 06.07.01

dr. Isriyanto , Sp. PD, M. Kes


Kapten Ckm NRP 11050020811077
: Tembusan
1. TUUD Rumah Sakit

BUKU PANDUAN
tentang
PENYELENGGARAAN DAN PENERAPAN
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN ( DPJP )

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum
A. Pelayanan kesehatan di rumah sakit bertujuan untuk menyelamatkan atau
menyembuhkan pasien dari penyakitnya dengan menekan berbagai resiko klinis
maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses tersebut.
B. Keselamatan pasien merupakan faktor yang sangat penting dan menjadi
prioritas utama. Dalam rangka melaksanakan pelayanan yang aman, efektif dan
efisien diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari para personel
rumah sakit, sesusi dengan wewenang dan kompetensinya. Kerjasama tim dan
komunikasi yang baik merupakan kunci utama untuk mencapai keberhasilan.
C. Rumah Sakit Tk.IV Samarinda sebagai rumah sakit TNI Angkatan Darat memiliki
personel medis yang bervariasi baik dokter umum, dokter gigi dan dokter
spesialis yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan. Sistem
pelayanan kesehatan terpadu antar bidang spesialis terkait kadang dperlukan
dalam menangani kasus yang kompleks sehingga konsep tentang Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) harus segera disosialisasikan dan
dilaksanakan untuk mencegah kejadian yang tidak diharapkan (KTD) demi
terciptanya kualitas pelayanan yang tinggi sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Maksud dan Tujuan
A. Maksud
Buku pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk dan penjelasan
tentang tata cara penentuan dan pelaksanaan Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) disetiap lini pelayanan di Rumah Sakit Tk. IV Samarinda demi
tercapainya kualitas pelayanan yang tinggi, meningkatnya kepuasan pasien dan
mencegah serta mengurangi angka kejadian yang tidak diharapkan.

B. Tujuan.
1) Agar dapat dijadikan sebagai pedoman bagi para dokter dan petugas
kesehatan lainnya dalam menentukan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) disetiap lini pelayanan Rumah Sakit Tk. IV Samarinda sehingga
diperoleh kesamaan pengertian, keseragaman dalam pelaksanaan,
pencatatan dan pelaporan.
2) Agar pengelolaan asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik
sesuai dengan standar pelayanan dan standar keselamatan pasien.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.
A. Ruang Lingkup. Buku pedoman ini menjelaskan tentang pengertian DPJP, tata
cara penerapan DPJP di berbagai lini pelayanan seperti : UGD, Poliklinik,
Ruangan Perawatan, HCU /High Care Unit dan kamar operasi, serta
menjelaskan tentang tata cara penentuan DPJP dalam perawatan bersama.
B. Tata Urut. Buku pedoman ini disusun dengan tata urut sebagai berikut ;
1) Bab I Pendahuluan
2) Bab II Ketentuan Umum Pelaksanaan
3) Bab III Penutup
4. Landasan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
5. Pengertian
A. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah doKter yang bertanggung
jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien.
B. DPJP Utama adalah :
1) Dokter koordinator pada kasus perawatan bersama antar berbagai disiplin
ilmu terhadap seorang dokter.
2) Dokter yang menangani penyakit yang dinilai terberat dan mengancam nyawa
serta pengelolaan paling kompleks.
3) Pada kondisi tertentu setelah ada kesepakatan bersama antar DPJP dan atau
atas keinginan pasien, DPJP utama dapat dipegang oleh dokter yang pertama
kali memeriksa / menerima atau DPJP lain yang diminta pasien.
4) Pada kasus sulit atau kasus luar biasa, DPJP utama dapat ditentukan oleh
Kepala Rumah / Ketua Komite Medik setelah melalui rapat Komite Medik.

C. DPJP Tambahan adalah dokter konsultan yang ikut merawat pasien pada kasus
perawatan bersama setelah dikonsulkan oleh DPJP sebelumnya. DPJP
tambahan ditulis langsung sesuai bidang yang didalaminya misalnya DPJP
Bedah, DPJP Bedah Saraf, DPJP THT, DPJP Obstetri Ginekologi, DPJP
Penyakit Jalan, DPJP anak, DPJP Mata, dan lain-lain.
6. Tugas DPJP
A. Mengelola asuhan medis seorang pasien sesuai dengan standar pelayanan
medis yang meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan pemberian terapi, tindak lanjut / follow up (evaluasi asuhan medis)
sampai rehabilitasi.
B. Melakukan konsultasi dengan disiplin terkait lain untuk meminta pendapat atau
perawatan bersama.
C. Membuat rencana pelayanan dalam berkas rekam medis yang memuat segala
aspek asuhan medis yang akan dilakukan termasuk pemeriksaan konsultasi,
rehabilitasi pasien dan sebagainya.
D. Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga tentang
rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kejadian yang tidak diharapkan.
E. Memberikan pendidikan / edukasi kepada pasien tentang kewajibannya terhadap
rumah sakit dan bila diperlukan dibantu oleh staf dokter / perawat / staf
administrasi.
F. Pemberian pendidikan / edukasi harus dicatat dalam rekam medis, bahwa DPJP
telah memberikan penjelasan.
G. DPJP harus memberikan penjelasan mengenai kewajiban pasien, yaitu :
1) Pasien dan keluarganya wajib memberi informasi yang jelas, benar dan jujur
tentang penyakit dan kondisi lain.
2) Pasien dan keluarganya wajib mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya.
3) Pasien dan keluarganya wajib mengajukan pertanyaan untuk hal-hal yang
tidak dimengerti.
4) Pasien dan keluarganya wajib memahami dan menerima konsekuensi
pelayanan.
5) Pasien dan keluarganya wajib mengikuti instruksi dan menghormati peraturan
rumah sakit.
6) Pasien dan keluarganya memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang
rasa.

7) Pasien dan keluarganya wajib memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

BAB II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN
7. Kebijakan pelayanan pasien di Rumah Sakit Tk. IV Samarinda. Setiap pasien yang
dirawat harus memiliki seorang DPJP yaitu Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
yang merawat pasien tersebut dan memberikan asuhan medis sesuai dengan SOP
DPJP. Bila pasien dirawat bersama oleh beberapa dokter dari berbagai disiplin ilmu
harus segera ditunjuk seorang DPJP utama dan satu atau lebih DPJP tambahan
sesuai dengan bidang penyakit yang terkait menangani pasien tersebut.
8. Penentuan DPJP. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk
rumah sakit baik dari UGD maupun poliklinik dengan mempergunakan cap stempel
pada halaman tersendiri dalam catatan medis yaitu :
a. Cap Stempel DPJP bila pasien hanya dirawat oleh seorang dokter (terlampir).
b. Cap Stempel RAWAT BERSAMA bila sejak awal sudah diketahui bahwa pasien
dirawat bersama oleh beberapa dokter (terlampir).
9. Klarifikasi DPJP di ruang perawatan. Apabila dari UGD maupun poliklinik DPJP belum
ditentukan, maka petugas ruangan diwajibkan segera melakukan klarifikasi tentang
siapa DPJP pasien tersebut, termasuk melakukan klarifikasi DPJP utama dan DPJP
tambahan bila pasien sejak awal telah dirawat bersama oleh beberapa dokter sesuai
dengan bidang terkait yang menangani pasien tersebut.
10. Penentuan DPJP pasien baru dimasing-masing SMF. Kebijakan penentuan dan
pengaturan DPJP dimasing-masing SMF / Sub SMF berdasarkan antara lain :
a. Jadwal konsulen jaga. Konsulen jaga hari itu menjadi DPJP pasien baru, kecuali
kasus rujukan yang ditujukan langsung kepada salah seorang konsulen.
b. Surat Rujukan langsung kepada salah satu dokter spesialis terkait. Dokter spesialis
yang dituju otomatis menjadi DPJP pasien yang dimaksud, kecuali bila dokter
tersebut berhalangan karena sesuatu hal, maka pelimpahan DPJP beralih kepada
konsulen jaga pada hari itu.
c. Atas permintaan pasien / keluarga. Pasien dan keluarga berhak meminta salah
seorang dokter sebagai DPJP apabila ada relefansinya dengan bidang spesialisasi
dokter yang bersangkutan. Bila tidak ada relefansinya, hendaknya diberikan
penjelasan dan diberikan alternatif DPJP lain sesuai dengan SOP yang berlaku.
Penjelasan sebaiknya dilakukan oleh dokter tersebut dan dilimpahkan kepada
dokter lain yang lebih berkompeten dalam bidangnya.
d. Hasil rapat Komite Medik pada kasus tertentu. Pada kasus yang sangat kompleks
atau jarang, penentuan DPJP / DPJP utama dapat ditentukan berdasarkan rapat
Komite Medik.
11. Pola Operasional DPJP Rawat Bersama. Seorang DPJP hanya memberikan
pelayanan dibidang kompetensi dan keahliannya saja. Bila ditemukan penyakit yang
memerlukan penanganan disiplin profesi lain harus dikonsulkan dan ditunjuk DPJP
tambahan sesuai kebutuhan, bila diperlukan perawatan bersama maka dipergunakan
cap stempel RAWAT BERSAMA dan akan ditentukan siapa DPJP utama sebagai
koordinator dan DPJP tambahannya. dalam hal Rawat Bersama lebih dari dua DPJP
harus ada pertemuan bersama para DPJP minimal satu kali dan dicatat dalam rekam
medis pasien.
12. Perubahan DPJP Utama. Untuk efektifitas dan efesiensi pelayanan, bila diperlukan
dapat terjadi perubahan DPJP utama dalam Rawat Bersama. Kriteria penetuan DPJP
utama berdasarkan :
a. Penyakit terberat pada penderita tersebut.
b. Atas keinginan keluarga / penderita.
c. Berdasarkan rapat Komite Medik pada kasus tertentu.
Perubahan DPJP Utama harus mencantumkan tanggal mulai berlaku dan alasannya.
13. DPJP di HCU. Bila pasien dirawat di HCU maka harus ditentukan DPJP HCU pasien
tersebut sesuai dengan jadwal konsulen HCU yang berlaku saat itu, atas ditunjuk
seorang konsulen HCU atas permintaan penderita/ keluarga maupun berdasarkan
rapat Komite Medik pada kasus tertentu.
DPJP HCU berwenang memberikan berbagai tindakan medis yang diperlukan dan
selalu berkoordinasi dengan DPJP pasien atau DPJP Utama pasien pada kasus Rawat
Bersama.
14. Pengalihan DPJP di UGD. Dalam pelayanan di UGD, demi keselamatan pasien,
apabila dokter DPJP / Konsulen Jaga SMF / Sub SMF tidak dapat dihubungi secara
mendesak, dapat dilakukan pengalihan konsultasi kepada konsulen lain sesuai dengan
SOP di UGD dan masing-masing SMF / Sub SMF.
15. DPJP Utama di Kamar Operasi. Adalah dokter operator yang melakukan operasi, dan
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasi serta permasalahan yang
berkaitan dengan tindakan operasi. Dokter anestesi yang melakukan tindakan
pembiusan merupakan DPJP Anestesi pasien tersebut dan bertanggung jawab
terhadap permasalahan yang berkaitan dengan tindakan anestesi bahkan sampai
pasien kembali ke ruangan atau HCU. Sebelum operasi dilaksanakan, dokter operator
dan dokter anestesi harus ikut melakukan prosedur time out dan menandatangani
formulir panduan time out (terlampir), sesuai dengan SOP time out di kamar operasi.
16. Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP.
a. Koordinasi antara DPJP tentang rencanadan pengelolaan pasien harus
dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan efektif dengan berpedoman
kepada SMF dan standar keselamatan pasien.
b. Koordinator dan transfer informasi (komunikasi dan konsultasi) antar DPJP harus
dilaksanakan secara tertulis dengan menyampaikan beberapa aspek antara lain
diagnosis, hasil pemeriksaan, permasalahan dan keperluan konsultasi yang
diperlukan.
c. Bila secara tertulis baik dengan formulir maupun dalam berkas rekam medik belum
optimal harus dilakukan koordinasi langsung baik dalam komunikasi pribadi
(langsung atau telepon) maupun pertemuan formal dalam penatalaksanaan kasus
tersebut.
d. Koordinasi dan transfer informasi DPJP didalam lingkup satu departemen / SMF
yang sama bisa dibuat tertulis dalam status rekam medis penderita, sedang antar
departemen / SMF harus dalam formulir konsultasi khusus.
e. Konsultasi yang dituju bisa secara khusus kepada disiplin ilmu ataupun kepada
konsultan secara perseorangan.
f. Konsultasi bisa bersifat biasa maupun segera atau emergency (cito).
g. Penyampaian adanya konsultasi bisa dengan menyampaikan / membawa berkas
rekam medis dan formulir dengan atau tanpa pasien (pada kasus tertentu) atau per
telepon untuk kasus emergency seperti UGD atau kasus diatas meja operasi.
h. Proses konsultasi di UGD dan kamar operasi sesuai SOP yang berlaku di UGD dan
kamar operasi.
i. Dalam hal konsultan pribadi yang dituju berhalangan / tidak ditempat dapat
dialihkan kepada konsultan jaga harian disiplin yang sama dengan melaporkan
terlebih dahulu kepada DPJP yang mengkonsulkan.
j. Konsultasi di UGD kepada konsultan jaga dilakukan oleh dokter umum jaga UGD
bisa dilakukan dengan lisan per telepon dalam melakukan pengobatan emergency
kepada pasien dibidang disiplin terkait. Jawaban konsulen harus ditulis didalam
berkas rekam medis setelah dilakukan klarifikasi ulang.
BAB III
PENUTUP

Dalam buku pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan pentunjuk dan penjelasan
tentang tata cara penentuan dan pelaksanaan DPJP dalam mengelola asuhan medis
pasien, melakukan konsultasi dengan disiplin terkait, membuat rencana pelayanan dalam
berkas rekam medis, memberi pendidikan / edukasi kepada pasien serta memberi
penjelasan tentang hak dan kewajiban pasien selama dalam perawatan di rumah sakit.
Masukan saran dalam upaya penyempurnaan buku pedoman ini sangat diharapkan demi
tercapainya tugas pokok dan kualitas pelayanan sesuai standar perkembangan ilmu
kedokteran dan teknologi, serta keselamatan pasien disetiap lini pelayanan di Rumah Sakit
Tk. IV Samarinda.
Demikian Buku Pedoman ini disusun untuk dijadikan pedoman dan disosialisasikan agar
tercapai kesamaan pengertian, keseragaman dlam pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
serta pengawasan dan pengendalian DPJP.

Ditetapkan di Samarinda
Pada tanggal, September 2016

Kepala Rumah Sakit Tk. IV 06.07.01

dr. Isriyanto , Sp. PD, M. Kes


Kapten Ckm NRP 11050020811077
LAMPIRAN 1 : PEDOMAN PELAKSANAAN DPJP RUMAH SAKIT TK. IV SAMARINDA

CONTOH CAP STEMPEL DPJP YANG DIPERGUNAKAN

1. Stempel Perawatan oleh satu orang DPJP :

. : DPJP

2. Stempel Perawatan Bersama :

RAWAT BERSAMA TANGGAL


DPJP UTAMA : ...................... ...................
DPJP .................. : ..................... ...................
DPJP .................. : ..................... ...................
DPJP .................. : ..................... ...................

3. Stempel Peralihan DPJP Utama Pada Rawat Bersama :


PERALIHAN DPJP UTAMA
TANGGAL : .................................
ALASAN : .................................

4. Stempel Khusus Perawatan di HCU :

. : DPJP HCU
.

Anda mungkin juga menyukai