Anda di halaman 1dari 11

SISTEM MONETER INTERNASIONAL

Later Belakang

Salah satu kebutuhan penting

A. Sejarah Singkat: Standar Emas


Disebabkan oleh kalangan dan kemudahannya untuk diperiksa kemurniannya, emas
sudah dipercaya sebagai media untuk menyimpan kekayaan, tukar-menukar dan alat untuk
mengukur nilai suatu benda. Sejak sekitar tahun 1200 SM hingga saat ini, harga emas secara
umum mengalami kanaikan. Sejak zaman kuno hingga akhir abad ke-19, para pedangang
internasionalmenggunakan emas, koin emas dan perak, akan tetapi, seiring dangen
perkembangan perdagangan, membawa emas dalam jumlah besar menjadi tidak praktis.
Pikirkan bahwa emas itu; berat, membutuhkan biaya transportasi dan penyimpanan, tidak
menghasilkan bunga, dan juga berbahaya karena rawan pencurian dan perampokan.kondisi
ini mengakibatkan evolusi uang kertas; alat pertukaran yang djamin oleh pemerintah dengan
sebuah perjanjian untuk menukar uang kertas tersebut dengan emas pada harga yang sudah
ditentukan.
Ditahun 1717, Sir Isaac Newton, seorang ahli matematika dan ahli uang koin asal
inggris, menetapkan harga emas dalam mata uang inggris sebesar 3 pound sterling, 17
shilling, 10,5 pence per ons, memosisikan Inggris secara de facto sebagai penganut standar
emas. Sebagian besar perdangangan auatu negara-negara industri mengikuti langkah yang
dlakukan Inggris dan mengadopsi standar emas. Tiap negara menetapkan unit mata uang
tertentu untuk tiap ons emas, dan rasio dari nilai tukar ekuivalen tersebut memungkinkan
terciptanya nilai tukar antara dua mata mata uang dalam standar emas. Intinya mata uang
ditetapkan (pegged) terhadap emas. Misalnya pound sterling Inggris ditetapkan terhadap
emas senilai 5 pound sterling per ons dan franc Prancis ditetapkan pada 10 franc per ons
emas. Nila tukar antara pound sterling dan franc akan menjadi 2 franc per pound sterling,
atau 0,5 pound sterling per franc.
Inggris bersedia untuk mengonversi emas menjadi mata uang atau sebaliknya, kecuali di
masa Perang Nepoleon hingga Perang Dunia I, yang dimula tahun 1914. Dalam periode dau
abad tersebut, London merupakan pusat keuangan Internasional yang doninan, dengan lebih
dari 90 persen dari perdagangan global dibiayai di London. Beban keuangan dari Perang
Dunia I memaksa Inggris untuk menjual sebagaian besar cadangan emas miliknya dan
mengakibatkan penangguhan dari nilai tukar berbasis emas. Negara-negara lan yang terlibat
eprang, termasuk Jerman, Prancis dan Rusia, juga menangguhkan penukaran uang kertas
dangean emas dan menghentikan ekspor emas. Pada periode diantara Perang Dunia I dan
Perang Dunia II yang dmula pada tahun 1939, ada usaha singkat untuk mengembalikan
sistem standar emas, akan tetapi tidak berhasil dilakukan.
Kemudahan dari standar emas merupakan kelebihan utama sistem ini. Di saat terjadi
ketidakseimbangan, transaksi akan dapat diperbaiki dengan arus emas ke arus surplus.
Jumlah unag yang beredar akan mengalami peningkatan atau penurunan sesuai arah yang
ditunjukan oleh arus emas. Penyesuaian otomatis ini juga dikenal dengan price- specie- flow
mechanism (spcie berarti uang logam), sebuah konsep yang dikembangkan oleh seorang filsif
asal Skotlandia, David Hume. Pad atahun 1758, hume membuat sebuah usaha yang luar biasa
untuk mengilustrasikan bahwa perdagangan bukanlah sebuah zona- sum game, melaikan
semua partisipan dalam praktik perdagangan akan mendapatkan keuntungan. Sebelum
argumen Hume dan Adam Smith diakui, konsep merkantilime mendominasi sektor keuangan
global. Merkantilisme adalah sebuah kenyakinan bahwa kekayaan sebuah negara paling tepat
diukur dari jumlah pasokan uang dan negara yang lebih kaya adalah negara yang lebih
banyak memiliki surplus prdagangan. Hume berargumen dalam Of the Jealousy of Trade
bahwa kekayaan dari semua negara berkaitan secara langsung dengan jumlah total volume
perdagangan, sehingga perekomonian yang baik akan menguntungkan semua orang.
Meskipun standar uang tidak menjadi sistem moneter internasional untuk waktu yang
lama, sistem ini terus memiliki peminat yang antusias dan berpengaruh namun sebagian
besar ekonom tidak termasuk didalamnya, yang masih menyerukan untuk kembali
diberlakukannya sistem standar emas dan nilai tukar tetap. Inti dari argumen mereka dapat
merangkum dalam satu kata: disiplin. Di bawah ini standar emas, pemerintah tidak dapat
menciptakan uang yang tidak dijamin oleh emas. Dengan demikian, tidak peduli seberapa
besar godaan untuk menciptakan uang untuk keuntungan politis, pemerintah tidak dapat
melakukannya tanpa adanya pasokan emas yang mendukung. Sayangnya disiplin ini
mengorbankan fleksibilitas moneter pemerintah. Meningkatkan pasokan uang untuk
mengeluarkan ekonomi dari kondisi resesi bukanlah pilihan kebijakan dibawah standar uang.
Seperti yang akan anda lihat, pengaturan moneter kontemporer tidak memberikan peranan
khusus untuk emas. Bank sentral tidak diwajibkan untuk menjamin mata uang mereka kapada
apapun. Ekonom Paul Krugman menunjukkan bahwa fleksibilitas ini menjadi alasan
mengapa kehancuran bursa saham di tahun 1987 tidak menyebabkan depresi yang serupa
dengan yang terjadi di tahun 1929.
Emas juga tetap menjadi pelindung bagi orang-orang yang mengkhawatirkan inflasi.
Contohnya di Iran, dengan ketegangan yang semakin meningkat sehubungan dengan program
nuklirnya dan kondisi ekonomi yang stagnan, permintaan terhadap emas mengalami kenakan
yang luar biasa. :koin emas merupakan dana lindung nilai politis di Iran. Kami menyampakan
di rumah dan koin-koin tersebut membuat kami meresa nyaman, kata Heydar Pourian, editor
Iqtisad Iran (Ekonomi Iran).

SISTEM BRETTON WOODS


Para petinggi negara-negara yang melakukan pertemuan di Bretton Woods pada tahun
1944 telah mencapai konsensus untuk merencanakan pengaturan moneter dengan nilai tukar
yang stabil tetapi berdasarkan pengalaman diperlukan adanya penyesuaian. Mereka juga
setuju bahwa nilai tukar yang mengembang atau berfluktuasi terbukti tidak memuaskan,
meskipun alasan dibalik opini ini tidak disampaikan secara detail. Pertemuan ini melahirkan
IMF, berisi peraturan-peraturan untuk sistem moneter internasional yang baru, sistem Brotton
Woods, yang juga dikenal sebagai standar nila tukar emas dan nilai tukar tetap, yang resmi
diberlakukan pada bulan Desember 1945 dan berperan sebagai basis sitem moneter
internasional hingga tahun 1971.
Sistem baru ini menetapkan nilai tukar tetap diantara mata uang negara-negara
anggotanya, dengan nilai pari yang didasarkan pada emas dan dolar Amerika Serikat, yang
ditetapkan pada nilai 35 dolar per ons emas. Contohnya nila per pound sterling Inggris adalah
2,40 dolar Amerika Serikat, franc Prancis memiliki nilai per 0,18 dolar Amerika Serikat, dan
mark Jerman memiliki nilai per 0,2732 dolar Amerika Serikat. Saat itu terdapat persepsi
behwa pemerintah Amerika Serikat akan menembus dolar untuk emas dan dolar menjadi
satu-satunya mata uang yang dapat ditukar dengan emas. Nila tukar emas berbasis dolar ini
menjadikan dolar Amerika Serikat sebagai alat pembayaran internasional dan mata uang
devisa begi pemerintah negara-negara lain.
Sistem Bretton Woods mendorong terjadinya pertembuhan perdagangan internasional
secara substansial pada periode 1950-an hingga tahun 1960-an. Negara-negara lain mengubah
mata uang mereka terhadap emas dan dola, tetapi dolar Amerika Serikat sendiri tidak
berubah. Hal ini berarti Amerika Serikat, memenuhi permintaan dolar yang tinggi sebagai
mata uang cadangan (sebab negara-negara lan memilih untuk memegang dolar sebagai
pengganti emas), harus mengalami defisit neraca pembayaran. Dengan kata lain, arus dolar
yang dikeluar dari Amerika Serikat lebih besar dibandingkan dengan arus dolar yang masuk,
permintaan terhadap dolar untuk digunakan sebagai cadangan devisa di luar negari lebih
besar dibandngkan dengan dolar yang masuk sebagai hasil dari penjualan ekspor. Pada tahun
195 hingga tahun 1971, Amerika Serikat mengalami defisit kumulatif sebesar 56 miliar dolar.
Difisit yang dalami oleh Amerika Serikat ini sebagian dibiayai oleh cadangan emas Amerika
Serikat, yang berkurang dari 24, miliar dolar menjadi 12,2 miliar dolar, dan sebagian lagi
melalui hutang kepada bank-bank sentral asing. Selama periode ini, utang tersebut
mengalami kenaikan dari 13,6 miliar dolar menjadi 62,2 miliar dolar. Pad atahun 1971,
Departement of the Treasury Amerika Serikat hanya memiliki emas yang bernilai 22 sen
untuk tiap 1 dolar yang dimiliki oleh bank-bank tersebut.
Ekonom Robert Triffin menunjukan bahwa defisit yang terjadi saat itu pada akhirnya
akan mengakibatkan turunnya kepercayaan terhadap mata uang cadangan, yaitu dolar
Amerika Serikat, yang dapat mengakibatkan krisis keuangan. Semain banyak dolar yang
dipegang oleh pihak asing, semakin kecil kepercayaan mereka terhadap mata uang tersebut.
Hal ini dikenal dengan istilah Paradoks Triffin, yaitu suatu konsep yang muncul saat Presiden
Charles De Gaulle mendorong Bank of France untuk menebus cadangan dolarnya dengan
emas setalah adanya defisit perdagangan diakhir periode tahun 1960-an. Pada akhirnya, di
tahun 1971, Presiden Nixon menghentikan penukaran dolar dengan emas.
Pada tahun 1969, Bretton Woods telah berusaha membuat penyesuaian untuk
menghindari krisis yang menghambat dengan menciptakan aset cadangan internasional yang
disebut special drawing rights (SDR). Nilai dari SDR ini didasarkan pada kelompok mata
uang yang terdiri dari empat mata uang, yaitu euro, yen, sterling dan dolar Amerika Serikat.
Sebanyak 185 anggota IMF, 15 lembaga internasional, dan sebuah lembaga keuangan
lainnya, yaitu Bank for International Settlements menggunakan SDR sebagai satuan hitung.
Akan tetapi saat ini penggunaan SDR sebagai aset devisa sangat terbatas dan kemampuannya
untuk berfungsi sebagai jaringan pengaman yang harus digunakan oleh sistem moneter
internasional yang mengalami suatu permasalahan belum teruji.

SISTEM KURS MATA UANG MENGAMBANG


Sebagai respon dari paksaan De Gaulle agar bank sentral Prancis menukarkan cadangan
dolar ke dalam bentuk emas, pada tahun 1971 Presiden Nixon mengumumkan bahwa
Amerika Serikat tidak lagi menukar emas dengan uang kertas dolar yang di miliki oleh bank-
bank sentral lain. Nixon berhasil menutup jendela emas, melepaskan dolar Amerika Serikat
dari perannya sebagai pengganti emas dan mata uang yang berfungsi menstabilkan sistem
moneter internasional. Guncangan yang terjadi akibat keputusan tersebut mengakibatkan
pasar mata uang terpaksa ditutup selama berhari-hari, dan pada saat pasar dibuka kembali,
mereka mulai mengambangkan sebuah sistem baru dengan sedikit peraturan. Mata uang
dibiarkan mengambang dan nilai tukar dolar yang dipatok senilai 35 dolar per ons emas tida
berlaku lagi kerena Amerika Serikat tida mau lagi menukar emas dengan dolar Amerika
Serikat.
Untuk menetapkan seperangkat nilai tukar tetap yang baru dan dapat bertahan lama,
dibuatlah dua usaha, yang satu di bulan Desember 1971 dan yang satu lagi di bulan Februari
1973, yang menghasilkan Smithsonian Agreements. Namun, di kedua waktu tersebut, bank,
bisnis dan individu berfikir bahwa bank sentral mematok nilai tukar dengan nilai yang salah,
dan biasanya spekulan selalu benar. Pada bulan Maret 1973, mata uang utama mulai
mengambang di pasar valuta asing, dan kurs mata uang mengambang masih tetap berlaku.
Perjanjian yang mendasari peraturan mengenai sistem mengambang disetujui oleh anggota
IMF setelah memahami kenyataan tersebut pada pertemuan di Jamaika tahun 1976.
Perjanjian ini dikenal dengan Jamaica Agreement, yang memungkinkan adanya nila tukar
yang fleksibel diantara negara-negara anggota IMF, sementara kegiatan operasional bank
sentral dalam pasar uang mesih dibiarkan untuk menstabilkan periode yang mudah berubah-
ubah. Jamaica Agreement juga menarik peredaraan emas, sehingga emas tida lagi dijadikan
sebagai mata uang cadangan devisa.

PENGATURAN MATA UANG SAAT INI


Pada awalnya IMF mengakui tiga jenis pengaturan nilai tukar, akan tetapi kemudian
lembaga ini menambahkan kategorinya menjadi delapan. Pertama kita akan melihat tiga
kategori asli yaitu mengambang bebas, mengambang yang dapat dkontrol, dan tetap dan
kemudian melihat lebih dekat pada variasi yang berkembang yaitu, mengambang bebas (free-
clean float) adalah salah satu pendekatan yang paling mendekati persaingan bebas sebab
sama sekali tidak ada intervensi dari pemerintah; dan beragam jenis mata uang dalam jumlah
besar diperdagangkan oleh ribuan pembeli dan penjual. Pembeli dan penjual dapat bertukar
posisi kapan saja, tergantung pada informasi, rumor, atau perubahan kemauan, atau sesuai
dengan kebutuhan klien. Pada kurs mengambang yang dapat dikontrol (managed-dirty float),
pemerintah melakukan intervensi dipasar mata uang saat mereka merasa kebutuhan mereka
telah terpenuhi. Negara-negara bisa berpendapat bahwa intervensi dlakukan ditunjukan untuk
memperlancar pasar yang tida beraturan atau memastikan pasar yang terkendali. Dalam
sistem nilai tukar tetap (fixed peg), sebuah negara mematok nilai tukar mata uangnya pada
satu nila yang tetap terhadap mata uang negara lain.
Delapan kategori pengaturan nilai tukar yang digunakan IMF saat ini untuk
mengambarkan bagaimana posisi mata uang sebuah negara terkait dengan mata uang dari
negara lain dijelaskan disini, mula dari tida adanya mata uang resmi hingga adanya peraturan
nila tukar tetap dan kemudian kurs mengambang bebas.
Pengaturan perturan tanpa adanya mata uang resmi merupakan mata uang negara lain
oleh suatu negara atau sekelompok negara yang memakai mata uang bersama. Contoh
dari penjelasan yang pertama adalah El Salvador dan Ekuador yang menggunakan
doalr Amerika Serikat sebagai mata uang resmi di negaranya. Contoh dari penjelasan
yang kedua adalah mata uang euro yang digunakan di 15 negara anggota Uni Eropa
(saat ini 27 negara), dengan Slowakia yang bergabung di tahun 2009. Euro juga
digunakan di 9 negara di luar Uni Eropa.
Pengatuaran dewan mata uang menggambarkan komitmen legislatif untuk menukar
mata uang dalam negeri ke mata uang negara tertentu dengan menggunakan nilai
tukar tetap. Sistem ini menuntut komitmen dari pemerintah negara yang bersangkutan
untuk memegang cadangan devisa sebesar pasokan mata uang domestiknya. Di
Estonia, misalnya naik turunnya nila tukar Krone (EEK) di patok pada euro. Di Hong
Kong, dolar Hong Kong (HKD) dipatok dengan dolar Amerika Serikat, dan begitu
juga dengan balboa Panama.
Pengaturan nilai mata uang tetap konvensional lian menggambarkan pematokan mata
uang ketika terdapat hubungan nilai tukar tetap dan dibolehkan adanya fluktuasi nilai
tukar di kisaran yang sempit disekitar nilai tukar tesebut, tetapi tidak lebih dari 1
persen. Patokan nilai tukar tersebut bisa dilakukan terhadap satu mata uang atau
terhadap sekelompok mata uang. Contohnya adalah real Arab Saudi yang dpatok
terhadap dolar Amerika Serikat, meskipun secara teknis mata uang ini dipatok
terhadap SDR.
Patokan nilai tukar di dalam kisaran horisontal menggabarkan pengetahuan yang
ditetapkan ketika dibolehkan adanya fluktuasi nilai tukar lebih dari 1 persen di sekitar
nilai tukar yang telah ditetapkan. Contohnya, kronna Denmark dipatokan terhadap
euro.
Crawling pegs adalah pengaturan ketika mata uang disesuaikan ilang secara berkala
pada suatu nilai tertentu. Nilai tukar ini akan diumumkan sebelumnya atau
berdasarkan respons perubahan indikator-indikator yang ada. Negara-negara yang
memberlakukan pengaturan nilai tukar ini adalah Botswana, Kosta Rika dan Iran.
Crawling Banks menggambarkan penyesuian ulang nilai tukar untuk mempertahankan
margin fluktuasi di kisaran nilai tukar yang terpusat. Sistem ini digunakan oleh
Denmark
Kurs mengambang yang dapat dikontol tanpa adanya moneter yang secara aktif
melakukan intevensi ke pasar valas tanpa menjabarkan atau memberitahukan ke
publik mengenai tujuan dan targetnya. Aljazair, India, Malaysia dan singapura
merupakan contoh negara-negara yang menggunakan pendekatan ini. Cina akhir-akhir
ini juga telah memberikan yuan mengambang, yang sebelummnya telah dipatok
terhadap dolar Amerika Serikat selama lebih dari 10 tahun untuk dikendalikan
terhadap kelompok mata uang tertentu.
Kurs mengambang bebas adalah pendekatan yang tergantung sepenuhnya ke pasar.
Dalam pendekatan ini masih memungkinkan adanya intervensi, akan tetapi intervensi
yang dilakukan hanya untuk meredam perubahan dan bukan untuk menetapkan
sebuah nilai tukar tertantu. Contoh dari negara yang melakukan pendekatan ini adalah
Amerika Serikat, Meksiko, Jepang, Afrika Selatan, Swiss, Kanada, India dan Inggris.
Sistem kurs mengambang dengan beragam pendekatannya, akhir-akhir ini tampak mulai
menghadapi tantangan, beberapa diantaranya merupaka tantangan yang cukup berat,
termasuk krisis likuiditas bank sentral di musim semi 2008. Selian kebijakan ekonomi,
koordinasi antara negara kelompok G8 telah menjad faktor kunci di pasar valas. Seiring
meningkatkan keunggulan bank-bank sentral negara G8 untuk mempengaruhi pergerakan
nilai tukar, peningkatan volume transaksi valas di pasar valas dunia memberikan tantangan
bagi usaha-usaha bank-bank sentral tersebut. Dengan volume tahunan sekitar 18 miliar dolar
di tahun 1979, transaksi valas saat ini diperkirakan mencapai 3,2 triliun dolar per harinya,
naik 71% sejajk tahun 2004. Jumlah ini jauh melampaui jumlah cadangan devisa, bahkan
negara terkaya seperti Cina yang hanya berada di level 1,5 triliun dolar, sehingga pasar
memiliki daya ungkit (leverage) yang lebih besar untuk mempengaruhi nilai tukar.
Contohnya jika pemain valas percaya bahwa yen akan mengalami kenaikan terhadap dolar
Amerika Serikat, yen akan mengalami kenaikan meskipun ada intervensi untuk melemahkan
yen oleh pemerintah Jepang. Sistem kurs mengambang dapat merespons pergerakan pasar
dengan fleksibilitas dan order relatif. Tampilan 10.1 merangkum pengaturan mata uang.
Sistem Emas Bretton Woods Kurs Mengambang
Emas yang ditetapkan
Pro Mudah Nila tukar tetap Fleksibilitas
Dipercaya secara Didukung pertumbuhan (mengambang bebas/
luas perdagangan dapat dikontrol,
Menerapkan displin dipatok)
moneter Mengambarkan
kekuatan pasar
Menangani volume
yang besar
Kontra Tidak praktis untuk Defisit neraca Nilai tukar bisa
transaksi pembayaran untuk mengalai fluktuasi
perdagangan besar Amerika Serikat besar-besaran
Biaya penyimpanan Kewajiban pemerintah
tinggi Amerika Serikat kepada
Bank sentral asing
Cadangan emas Amerika
Serikat berkurang
Mekanisme Arus emas: specie- Pemerintah Kekuatan pasar
pengendalian flow mechanism menyesuaikan nilai tukar dengan intervensi
(Hume) terhadap dolar tertentu dari
Dolar ditetapkan pada pemerintah.
nilai konstan terhadap
emas
Mata uang yang mengambang dapat bergerak dengan lebih cepat dan kuat terhadap mata
uang lain. Pergerakan seperti ini dapat terjadi karena berbagai sebab, termasuk kondisi
politik, ekspektasi, dan kebijakan ekonomi pemerintah, seperti mengizinkan defisa atau
ketidakseimbangan perdagangan. Perubahan ini mengakibatkan ketidakpastian besar yang
membuat para manajer harus melakukan usaha perlindungan melalui proses yang disebut
hedging, yaitu dijelaskan pada bab 20, saat kita membahas manajemen keuangan dalam
konteks internasional. Saat ini, sebelum kita beralih ke transaksi valas, kita harus melihat
sekilas satu lembaga lain yang juga penting dan merupakan bagi dari sistem moneter
internasional, meskipun terkadang terabaikan, yaitu Bank for International Settlements (BIS).

BANK FOR INTERNATIONAL SETTLEMENTS (BIS)


Bank for International Settlements (BIS) dikena sebagai lembaga keuangan paling aman
di dunia. Nyatanya, bahkan menara bulat milik bank ini merupakan petunjuk pertama di
Basel, Swiss, yang terlihat oleh siapa saja yang berjalan dari satu stasiun kereta api utama
menuju ke pusat kot, tapi tidak ada tanda untuk mengidentifikasi gedung tersebut. BIS adalah
lembaga internasional untuk bank-bank sentral yang dibuat untuk membangun kerja sama
antara bank-bank sentral tersebut untuk mencapai kestabilan moneter dan keuangan. Bank-
bank sentral dari negara industri maju bertemu setidaknya tujuh kali dalam setahun di BIS
untuk mendiskusikan sistem keuangan global. BIS adalah lembaga keuangan internasional
tertua di dunia yang di dirikan tahun 1930 untuk mengawasi perbaikan pascaperang yang
dikenakan pada Jerman sesuai dengan Treaty of Versailles. Saat ini BIS memiliki empat (4)
fungsi utama, yaitu sebagai bank untuk bank-bank sentral, forum kerja sama moneter
internasional, pusat riset, dan agen atau lembaga kepercayaan pemerintahdalam berbagai
pengaturan keuangan internasional.
Setelah membahas dasar-dasar sistem moneter internasional, termasuk
perkembangansistem moneter mulai dari standar emas hingga ke sistem nilai tukar tetap dan
mengambang, kita sekarang siap untuk fokus pada kekuatan-kekuatan financial di luar
perusahaan dan secara umumsulit untuk dikontrol yang mempengaruhi konteks pengambilan
keputusan manajer. Kekuatan-kekuatan ini meliputi kontrol nilai tukar, perpajakan, inflasi,
dan neraca pembayaran sebuah negara. Meskipun tidak terkontrol berarti bahwa kekuatan-
kekuatan ini berada di luar bisnis dan jauh dari pengaruh bisnis, manajer keuangan dari
perusahaan dapat membantu dalam menghadapi kekuatan-kekuatan ini. Cara yang dapat
dihadapi untuk mengadapi kekuatan-kekuatan ini akan dibahas pada Bab 20, yaitu ketika kita
membahas menejemen keuangan. Kita akan mulai dari fluktuasi nilai tukar: kuotasi,
penyebab fluktuasi nilai tukar, dan prekdiksi nilai tukar. Kita akan melanjutkan dengan
diskusi mengenai kontrol nilai tukar, perpajakan, inflasi dan neraca pembayaran sebagai
sumber dari kekuatan-kekuatan eksternal yang beroperasi dalam konteks bisnis internasional.

Kekuatan Finansial
Kita akan mula mengkaji mengenai kekuatan financial dengan fokus pada fluktuasi nilai
tukar, menguji kurs valuta asing (foreign exchange FX), kuotasi FX, penyebab pergerakan
nilai tukar, dan prediksi nila tukar. Selanjutnya kita akan membahas kekuatan lainnya seperti
kontrol nilai tukar, perpajakan, inflasi dan neraca pembayaran sebagai cara utuk membangun
pemahaman mengenai ara ekonomi dan kebijakan moneter sebuah negara.

FLUKTUASI NILAI MATA UANG


Setelah adanya sistem moneter Bretton woods, mata uang yang mengambang bebas
mengalami fluktuasi satu sama lain. Di saat ini, bank-bank sentral melakukan intervensi di
pasar valuta asing dengan cara membeli atau menjual sejumlah besar mata uang dengan
tujuan untuk mempengaruhi permintaan dan penawaran dari mata uang tertentu. Tetapi, tetap
saja, untuk sebagian besar wilayah, bank-bank sentral mereka memperoleh mata uang-mata
uang utama (dolar Amerika Serikat, pound sterling Inggris, yen Jepang dan euro)bergerak
bebas satu sama lain. Fluktuasi ini bisa cukup besar. Contohnya dibulan Januari 1999, nilai
tukar euro berada di level 1,1667 dolar AS. Pad abulan Mei 2000, euro anjlok menjadi 0,8895
dolar Amerika Serikat, penurunan sebesar 23,75 persen. Lalu trend-nya mengalami
perubahan, seperti tampak pada Tampilan 10.2, dan pada bulan Juni 2006, euro
diperdagangkan pada posisi 1,2644 dolar, kenaikan sebesar 42,14 persen dari nilai tukarnya
di bulan Mei 2000. Euro telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan terhadap dolar,
sebuah trend yang berlanjut dengan fluktuatif yang tampak cukup jelas, seperti yang
ditunjukkan oleh garis bergerigi di gambar. Di awal Juni 2008, euro diperdagangkan pada
posisi 1,5768 dolar.

Fluktuasi tersebut dianggap sebagai dampak dari transaksi keuangan. Dampak ini telah
dibahas pada bab 3, mengenai dampak nilai tukar terhadap arah perdagangan. Contoh lain
akan menitikberatkan pentingnya nilai tukar bagi perusahaan. Bayangkan, jika anda
beroperasi dengan pendapatan dalam dolar Amerika Serikat dan di bulan Mei 2000 anda
menandatangani perjanjian pembelian senilai 100.000 dolar, kemudian dibayar dengan mata
uang euro pada saat anda menerima barang pembelian anda. Saat perjanjian tersebut dbuat,
nilai tukar euro adalah 0,8895 dolar. Sekarang, beberapa tahun kemudian, pembelian anda
tiba, tetapi harga per unit euro telah meningkat ke level 1,50 dolar, sehingga tiap euro
harganya 0,6105 dolar lebih mahal dengan waktu perjanjian pembelian dibuat. Pembelian
anda yang tadinya seharga 100.000 dolar sekerang akan mengharuskan anda membayar
senilai 161.050 dolar, atau 61.050 dolar lebih mahal dalam dolar Amerika Serikat, sebuah
perbedaan yang sangat besar. Mengapa fluktuasi mata uang ini terjadi, hal tersebut
disebabkan kekuatan yang menentukan nilai tukar menjadi fokus kita selanjutnya. Kita mulai
dengan kuotasi valuta asing lalu bergerak ke penyebab-penyebabnya.

NilaTukar Valuta Asing


Orang sering kali menyukai berbisnis dengan mata uangnya sendiri sebab mereka tidak
suka mengambil risiko nilai tukar, sehingga kita memiliki kebutuhan untuk transaksi mata
uang. Kuotasi nilai tukar-harga satu mata uang dinilai berdasarkan mata uang lain-dilaporkan
di pasar mata uang global dalam dolar Amerika Serikat, kemudian dalam euro dan mata uang
lokal. Nila tukar kita diambil dari Financial Times, sehingga pound sterling Inggris
diikutsertakan dalam kuotasi. Teorinya, setiap mata uang dapat digunakan untuk menentukan
nilai tukar, akan tetapi kenyataan yang selalu terjadi adalah dolar Amerika Serikat memiliki
peranan utama sebagai aset cadangan utama dari banyak negara, sebuah alat mata uang, dan
sebagai mata uang untuk intervensi. Peranan ini berlanjut, meskipun yen Jepang dan euro
juga sekarang mulai memiliki peranan tersebut.

KUOTASI NILAI TUKAR


Tampilan 10.3 merupakan daftar dari nila tukar mata uang dari situs kurs valuta asing
ONANDA per tanggal 6 November 2008, tersedia pada www.onanda.com.
Berdasarkan pada transaksinya, anda mungkin ingin mengonvensi nila tukar ekuivalen
dolar Amerika Serikat menjad nilai tukar mata uang per dolar Amerika Serikat. Dengan
menggunakan timbal balik dari nilai tukar ekuivalen dolar Amerika Serikat, anda bisa
mendapatkan nilai tukar meta uang per dolar Amerika Serikat, dan sebaliknya:
1
= Kurs mata uang per dolar Amerika Serikat
kurs ekuivalen dolar Amerika Serikat

1
= Kurs ekuivalen dolar Amerika Serikat
kurs mata uang per dolar Amerika Serikat
Anda akan mencatat pula, bahwa Financial Times memberikan kuotasi harga 1-,3-, dan
6-bulan untuk beberapa mata uang, yaitu yen, pound, euro, dan dolar. Pasar mata uang
forward memungkinkan manajer untuk mengunci pembelian mata uang pada kurs tertentu.
Kurs forward adalah biaya hari ini untuk komitmen membeli atau menjual sejumlah mata
uang yang telah disepakati pada tanggal tertentu di masa depan. Komitmen ini dinamai
kontrak forward, dan untuk mata uang yang paling sering diperdagangkan, kontrak biasanya
tersedia pada basis 30-, 60-, 90-, atau 180-hari. anda juga bisa bernegosiasi dengan bank
untuk periode waktu yang berbeda atau untuk kontrak dalam mata uang lain. Pasar mata uang
forward bisa membantu anda memperoleh pemahaman kemana ekspektasi arah pergerakan
mata uang. Contohnya, pergerakan euro selama satu tahun diperkirakan akan melemah
terhadap dolar, sementara menguat terhadap pound. Arah dan besaran trend mata uang ini
tergantung pada ekspektasi komunitas keuangan global, bisnis, individu dan pemerintah
mengenai masa depan. Ekspektasi ini merupakan faktor dalam pertimbangan seperti prediksi
permintaan dan penawaran untuk dua mata uang; inflasi relatif dalam dua negara;
produktivitas relatif dan perubahan biaya tenaga kerja per unit; ekspektasi hasil pemilihan,
atau perkembangan politik lain; ekspektasi kebijakan fiskal dan moneter, serta aksi pasar
valuta asing oleh pemerintah; neraca pembayaran; dan aspek psokologis.
Hingga saat ini, kita belum membahas bagaimana cara pasar valuta asing beroperasi.
Sebagian besar transaksi diklakukan over the counter (OTC), artinya tidak ada lantai bursa
yang riil atau transaksi dilakukan secara elektronik. Pasar dibentuk dari bank-bank dan
lembaga keuangan besar lainnya seperti dana pensiun dan reksadana. Harga terdiri dari harga
beli (bid price) dan harga jual (ask price), dengan harga beli selalu lebih rendah dibandingkan
harga jual. Perbedaan antara dua harga tersebut, selisih beli-jual (bid-ask spread)
menyediakan margin untuk bank atau agen. Kurs yang ada dipublikasi keuangan merupakan
nilai tukar antara bank, bagi nasabah yang membeli kuantitas dalam jumlah besar, biasanya 1
juta dolar Amerika Serikat atau lebih. Nilai tukar yang dikenakan untuk nasabah kecil
biasanya lebih tidak menguntungkan bagi nasabah.
Sebagaimana yang bisa anda bayangkan, pasar valuta asing sangatlah besar, likuid, dan
penuh persaingan, dengan waktu transaksi selama 24 jam melalui bank-bank internasional.
Bank for International Settlement melaporkan rata-rata perputaran harian di pasar mata uang
mencapai angka 3,2 triliun dolar pada tahun 2007. Pasar valuta asing juga umumnya tidak
diregulasi. Sebuah artikel di Wall Street Journal menggambarkan sebagai Daerah Barat liar
dari kapitalisme global... Tidak seperti pasar saham dan komoditas, pasar valuta asing atau
FX, beroperasi nyaris tanpa adanya peraturan atau pengawasan pemerintah.

Penyebab Pergerakan Nilai Tukar


Sejak tahun 1973, nilai relatif mata uang mrngambang dan kemudahan konversinya telah
ditentukan oleh kekuatan pasar dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor ini meliputi
dasar permintaan dan penawaran mata uang, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan
ekspektasi di masa depan. Kebijakan moneter dan fiskal pemeritah, seperti kebijakan
perpajakan, suku bunga, dan kebijakan perdagangan, serta kekuatan eksternal lain dari bisnis,
seperti kejadian-kejadian penting didunia, seluruhnya memegang peranan yang penting dalam
proses ini. Kebijakan moneter pemerintah mengontrol jumlah uang yang beredar, apakah
bertumbuh, dan jika demikian, secepat apahal tersebut terjadi, kebijakan fiskal mengacu pada
pendapatan dan pengeluaran uang oleh pemerintah.
Faktor yang menentukan nilai tukar sangatlah luas dan bervariasi, sehingga ekonom
belum mengembangkan teori yang dapat diterima untuk menjelaskannya. Akan tetapi,
sebagian besar ekonom sejutu bahwa inflasi, suku bunga, dan ekspektasi pasar memainkan
peranan utama dalam penentuan nilai tukar. Ekonom telah menentukan beberapa hubungan
paritas, yaitu hubungan kesetaraan, diantara beberapa faktor rumit yang terkait dengan
pergerakan nilai tukar. Sekarang kita akan melihat dua dari hubungan-hubungan tersebut,
paritas suku bunga dan paritas daya beli, sebab kedua hal tersebut adalah hal yang paling
mendasar terhadap pertimbangan kita selanjutnya mengenai nila tukar. Keduanya termasuk
dalam hukum satu harga (law of one price) yang menyatakan bahwa pada pasar yang efesien,
produk yang sama akan memiliki harga yang sama. Jika terhadapt perbedaan harga, proses
srbitrase (pembelian dan penjualan untuk memperoleh keuntungan tanpa adanya resiko) akan
dapat cepat menutupi selisih yang terjadi dan pasar akan kembali mencapai keseimbangan.
Saat hukum satu harga ditetapkan pada tingkat suku bunga, dan suku bunga sebaliknya
bervariasi sebagai akibat antisipasi terhadap perbedaan tingkat inflasi. Seorang investor akan
menginginkan untuk menghasilkan uang lebih banyak dalam lingkungan dengan tingkat
inflasi tinggi untuk mengompensasi dampak inflasi terhadap investasinya. Penjelasan
ekonomi dari hubungan ini, yang berimbas pada paritas nilai tukar, disebut dampak Fisher.
Konsep ini menyatakan bahwa suku bunga rill (rr) sama dengan suku bunga nominal (rn)
dikurangi ekspektasi inflasi (I):
rr = (rn) I

Jadi, kenaikan tingkat inflasi yang diekspektasikan akan mendorong kenaikan suku
bunga. Turunnya tingkat inflasi yang diekspektasikan akan mendorong turunnya suku bunga.
Perbedaan antara suku bunga nominal di dua negara mencerminkan ekspektasi
perubahan nilai tukar. Contohnya, jika suku bunga nominal di Amerika Serikat adalah 5
persen per tahun dan di Uni Eropa 3 persen, kita akan berharap dolar akan mengalami
penurunan terhadap euro sebesar 2 persen per tahun. Hal ini dikenal sebagai konsep dampak
Fisher Internasional: perbedaan suku bunga diantara dua mata uang mencerminkan
perubahan yang diharapkan dalam nilai tukarnya.
Hubungan paritas kedua adalah paritas daya beli (purchasing power parity PPP). PPP
(dijelaskan pada bab 7 sebagai jumlah unit mata uang yang dibutuhkan untuk membeli
jumlah barang dan jasa yang sama dipasar domestik dengan yang bisa dibeli dengan satu
dolar di Amerika Serikat) adalah hasil dari hukum satu harga yang diterapkan pada
sekelompok barang. PPP menyatakan bahwa untuk setiap dolar bisa membeli jumlah yang
sama baik di Amerika Serikat maupun di Inggris, harga barang di Inggris harus sama dengan
harga di Amerika Serikat dikalikan dengan nilai tukar antara dolar dan pound sterling.
Hubungan ini ditunjukan dalam rumus berikut. P adalah harga harga sekelompok barang:
P ($ / ) = $P
Cara lain untuk melihat teori PPP menyatakan bahwa nilai tukar antara dua negara harus
sama dengan rasio tingkat harga dari sekelompok komoditas tertentu. Hal ini berlaku untuk
pound sterling dan dolar. P adalah dari sekelompok komoditas:
($ / ) = $P / P
Contohnya, jika sekelompok barang harganya 1.500 dolar Amerika Serikat dan 1.000
pound sterling di Inggris, nila tukar PPP adalah 1,5 dolar per pound sterling. Dalam transaksi
di pasar, jika kurs spot aktual adalah 2 dolar per pound sterling, artinya pound dinilai tinggi
sebesar 33 persen, atau secara ekuivalen, dolar dinilai terlalu rendah sebesar 25 persen.
The Economist, koran mingguan di Inggris, seperti yang diindikasikan oleh namanya
yakni berita-berita ekonomi, menyejikan aplikasi teori PPP yang menarik sebanyak dua kali
setahun dalam indeks Big Mac, dengan menggunakan teori PPP dan menggantikan
sekelompok barang dengan sebuah Big Mic. Indeks ini menunjukkan bahwa dalam jangka
panjang, mata uang di negara-negara berkembang bernilai rendah dan euro serta banyak mata
uang di Eropa lainnya bernilai terlalu tinggi. PPP Big Mac adalah nilai tukar yang akan
memungkinkan harga burger di negara lain akan sama harganya dengan yang ada di Amerika
Serikat. Anda dapat memeriksa indeks Big Mac terbaru dan melihat video yang menjelaskan
usaha The Economist untuk membuat ilmu ekonomi lebih sederhana di
http://www.economist.com/markets/bigmac. jadi, misalnya saat ini Big Mac di Cina seharga
10,5 yuan, sementara di Amerika Serikat rata-rata harganya di tiga kota adalah 3,10 dolar.
Untuk membuat harganya sama, nila tukar antara dolar dan yuan seharusnya adalah 3,39
yuan per dolar. Nilai tukar yang sebenarnya adalah 8,03 yuan per dolar. Jadi, yuan 56 persen
di bawah nilai tukar PPP yang seharusnya. Harga burger itu murah sekali. The Economist
mengklaim bahwa dalam jangka panjang indeks Big Mac akan mengalami kinerja yang lebih
baik dengan benyak koreksi dari nilai tukar mata uang yang dinilai terlalu rendah maupun
terlalu tinggi. Ingat pula bahwa harga dari Big Mac ini mempresentasikan lebih dari satu
kelompok barang yang umum diperdagangkan, seperti yang digambarkan oleh situasi dalam
teori PPP. Layanan yang diberikan oleh McDonalds untuk kita tidak bisa ditukar, begitu pula
biaya sewa yang harus dibayar oleh McDonalds untuk tempatnya berjualan. Akan tetapi,
indeks Big Mac merupakan konsep yang membantu dan sederhana untuk memahami lebih
mudah nilai tukar relatif mata uang dan kemana arah pergerakannya. Melihat versi terbaru
indeks Big Mac juga akan membantu anda memilih lokasi wisata yang relatif murah.
Sekarang setelah kita membahas mengenai dua hubungan paritas; paritas nilai tukar dan
paritas daya beli, kita dapat melihat lebih dekat mengenai prediksi nilai tukar.

Anda mungkin juga menyukai