Anda di halaman 1dari 6

REFERAT

KONJUNGTIVITS NEONATURUM

Disusun Oleh :
Mutiara Sandia Oktoviana
1102012186

Pembimbing :
dr. Surtiningsih, Sp. M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD ARJAWINANGUN
April 2017
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
KONJUNGTIVITIS NEONATURUM

1. Definisi
Oftalmia neonatorum adalah radang konjungtiva yang terjadi pada neonatus dengan
onset munculnya manifestasi dalam 28 hari pertama kehidupan. Infeksi ini umumnya
diperoleh oleh neonatus selama perjalanan melalui jalan lahir yang terinfeksi. Kondisi
ini juga dikenal sebagai konjungtivitis neonatal yang dapat mengakibatkan berbagai
macam komplikasi visual

1.1 Etiologi dan Faktor Risiko


Infeksi dapat terjadi dalam tiga cara, yaitu sebelum kelahiran, selama kelahiran atau
setelah lahir.5
1. Sebelum Kelahiran
Infeksi sangat jarang terjadi melalui cairan amnion pada ibu yang mengalami rupture
membran.
2. Selama Kelahiran
Ini adalah cara infeksi yang paling umum terjadi. Infeksi dari jalan lahir yang terinfeksi
terutama ketika anak lahir dengan presentasi wajah atau dengan bantuan forceps.
3. Setelah Lahir
Infeksi dapat terjadi selama bayi baru lahir pertama kali mandi atau dari pakaian kotor atau
jari dengan lokia yang terinfeksi.

Faktor risiko untuk terjadinya ophtalmia neonatorum termasuk:8


1. Vagintis pada ibu
2. Terdapatnya mekonium pada air ketuban saat bayi lahir
3. Ketuban pecah dini
4. Partus yang lama
5. Rendahnya tingkat lisozim dan imunoglobulin dalam konjungtiva neonatal,
6. Kehamilan kurang dari 36 minggu,
7. Tidakan pertolongan persalinan yang tidak higienis dan steril

Etiologi konjungtivitis neonatal dapat disebabkan oleh berbagai macam agen seperti
bahan kimia atau mikroba. Meskipun beberapa agen non-infeksius maupun infeksius dapat
menginfeksi konjungtiva, penyebab paling umum konjungtivitis neonatal adalah larutan perak
nitrat (AgNO3), klamidia, gonorea, dan infeksi virus herpes.
1. Gonokokal
Bentuk yang paling serius dari ofthalmia neonatorum disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae. Ciri khas dari bakteri ini dari pewarnaan gram adalah bakteri diplokokus gram
negatif, tidak bergerak, dengan diameter kira-kira 0,8 m. Pada keadaan tidak berpasangan
kokus bakteri berbentuk seperti ginjal, bila berpasangan bagian yang datar atau cekung saling
berdekatan.9
Manifestasi dari oftalmia neonatorum yang disebabkan bakteri gonokokal yaitu:2,10
-
Onset penyakit biasanya terjadi dalam 3 - 4 hari pertama kelahiran tetapi mungkin
tertunda sampai 3 minggu.
-
Dapat terjadi unilateral maupun bilateral.
-
Mata penderita akan kelihatan merah dan membengkak disertai keluarnya sekret purulen.
-
Pada kasus berat ditandai dengan kemosis, sekret yang berlebihan, dan ulserasi kornea
yang progresif dan dapat berlanjut menjadi perforasi.

Gambar 2.3. Neisseria gonorrhoeae conjunctivitis


(American Academy of Ophthalmology. 2011. Infectious and Allergic Ocular Disease. In
Pediatric Ophthalmology and Strabismus Section 6. Page187)

Ophtalmia neonatorum dari Neisseria meningitidis juga telah dilaporkan. Dua


organisme Neisseria tersebut tidak dapat dibedakan dengan pewarnaan gram. Diagnosis
definitif didasarkan pada kultur dari eksudat konjungtiva. Bayi yang terinfeksi harus diperiksa
untuk infeksi bersamaan dengan HIV, Klamidia, dan Sifilis.2
2. Klamidia
Bakteri golongan Klamidia yang paling sering menyebabkan konjungtivitis neonatal
adalah spesies Chlamydia trachomatis, disebut juga Trachoma Inclusion Conjungtivitis
(TRIC). Bakteri ini adalah organisme intraselular obligat. Onset dari konjungtivitis pada bayi
biasanya muncul sekitar usia 1 minggu, walaupun ada kemungkinan onset bisa muncul lebih
cepat terutama pada kasus ketuban pecah dini.2
Karakteristik dari infeksi pada mata berupa:10
-
edema ringan, konjungtiva hiperemis dan reaksi papiler dengan eksudat ringan sampai
sedang.
-
Pada kasus-kasus berat yang biasanya jarang terjadi, diikuti dengan munculnya sekret
yang banyak serta terbentuknya pseudomembran.
Pemeriksaan baku emas untuk diagnosis adalah kultur dari kerokan konjungtiva yang
terinfeksi. Karena kuman ini merupakan organism obligat intraselular, pada material yang akan
dikultur harus terdapat sel epitel didalamnya. Tes amplifikasi asam nukleat (reaksi rantai
polymerase) lebih sensitif dari pemeriksaan kultur. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan
adalah tes fluoresens antibodi langsung dan enzim immunoassay.2

3. Infeksi Bakteri Lain


Bakteri-bakteri lain yang dapat menyebabkan oftalmia neonatorum adalah spesies gram
positif seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Streptococcus
viridans, dan Staphylococcus epidermidis. Bakteri-bakteri ini merupakan penyebab 30-50%
dari seluruh kasus oftamia neonatorum.2,4
Organisme Gram negatif, seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Serratia
marcescens, Proteus, Enterobacter, dan spesies Pseudomonas, juga telah diteliti sebagai
penyebab oftalmia neonatorum.4

4. Herpes simpleks
Virus herpes merupakan virus yang memiliki morfologi besar. Semua virus herpes
mempunyai inti DNA untai-ganda yang dikelilingi oleh protein. Virus memasuki sel melalui
peleburan dengan selaput sel setelah berikatan dengan reseptor sel khusus berupa glikoprotein.9
Infeksi yang disebabkan virus herpes simpleks (HSV) biasanya jarang terjadi sehingga
menyebabkan konjungtivitis neonatorum. Manifestasi klinis pada infeksi HSV biasanya lebih
lama muncul dari pada infeksi gonokokal yaitu pada minggu pertama atau kedua kehidupan.2,5
5. Konjungtivitis Kimiawi
Konjungtivitis karena bahan kimia biasanya ditandai dengan iritasi ringan dan dapat
sembuh dengan sendirinya, serta munculnya kemerahan pada konjungtiva muncul pada 24 jam
pertama setelah pemberian larutan perak nitrat (AgNO3) atau antibiotik yang biasanya
digunakan sebagai profilaksis mata.2,5

Anda mungkin juga menyukai