Anda di halaman 1dari 40

kartika nadira

Friday, December 12, 2014


Pengertian,Tipe-tipe,Gaya Kepemimpinan,Teori yang Mendasari
Kepemimpinan dan Penjelasan cara Memimpin Organisasi

1.PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini
sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif


mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma,
pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.Dan memang, apabila kita berpikir
tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill,
Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat
seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan.

A.Kepemimpinan Yang Efektif


Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini
telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat
nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih
(kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan
(karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi
(mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari
kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana
menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan
hukum alam kepemimpinan (jangan tanya).Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya
mengandung kata pemimipin (leader).Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak
perlu diulas oleh sebuah buku.Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya
hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah
berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas
dan nyata.

B.Kepemimpinan Karismatik
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas
kepemimpinan karismatik.Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang
berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari
seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang
sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-
daya istimewa.Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi
dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini
seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.

C. Kepemimpinan Transformasional
Kepemiminan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi
sekelompok individu untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin
yang efektif, seorang kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga
sekolah yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan
pendidikan di sekolah. Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat
diartikan sebagai proses untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau
berubah dan meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan.

Terdapat empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang


dikenal sebutan 4 I, yaitu : idealized influence, inspirational motivation, intellectual
stimulation, dan individual consideration.

Adapun pengertian kepemimpinan menurut para ahli :

* Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras
dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry)

* Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell)

* Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan
diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R.
Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).

Untuk lebih mendalami pengertian kepemimpinan, di bawah ini akan dikemukakan


beberapa definisi kepemimpinan lainnya seperti yang dikutip oleh Gary Yukl (1996: 2),
antara lain:

* Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di
atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan
Kahn)

* Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok


yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch dan Behling)

* Kepemimpinan adalah proses memberi arti terhadap usaha kolektif yang


mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai
sasaran (Jacobs dan Jacques)

Menurut Wahjosumidjo (1984: 26) butir-butir pengertian dari berbagai definisi


kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna :

* Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang
berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.

* Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan


dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri

* Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin,


bawahan dan situasi.

ANALISA

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang


bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu
tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang
leadership dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Leadership tidak hanya
dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana
dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Kepemimpinan juga sangat erat hubungannya dengan kepercayaan.
Membangun kepercayaan anggota atau bawahan itu sangat sulit. Sehingga diperlukan
bukti nyata ketika memimpin suatu organisasi. Ketika kepercayaan menjauh tujuanpun
akan menjauh, tapi jika kepercayaan dekat dengan kita yakinlah tujuanpun semakin
dekat dengan kita.
Ada sebuah kutipan dari mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla :
Katakan yang akan dikerjakan, Kerjakan yang dikatakan, dan Komunikasikan apa yang
telah dikerjakan dan yang tidak dikerjakan . Tidak mustahil dengan membangun ketiga
hal tersebut kepercayaan akan lebih mudah terbina.
Adapun inti dalam kepemimpinan yaitu :
1. kepemimpinan merupakan sebuah proses
2. kepemimpinan melibatkan pengaruh
3. kepemimpinan muncul di dalam kelompok
4. kepemimpinan melibatkan tujuan bersama

Dari pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan


adalah :
* Seni untuk menciptakan kesesuaian paham
* Bentuk persuasi dan inspirasi
* Kepribadian yang mempunyai pengaruh
* Tindakan dan perilaku
* Titik sentral proses kegiatan kelompok
* Hubungan kekuatan/kekuasaan
* Sarana pencapaian tujuan
* Hasil dari interaksi
* Peranan yang dipolakan
* Inisiasi struktur

Berbagai pandangan atau pendapat mengenai batasan atau definisi


kepemimpinan di atas, memberikan gambaran bahwa kepemimpinan dilihat dari sudut
pendekatan apapun mempunyai sifat universal dan merupakan suatu gejala sosial.

Tadi dikatakan diatas bahwa ada 4 faktor yang menuju kepemimpinan


transfomasional,adapun pengertian dari masing-masing faktor tersebut :

- Idealized influence
kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi
guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil keputusan yang
terbaik untuk kepentingan sekolah.

- Inspirational motivation
kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru dan karyawannnya untuk memiliki
komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.

- Intellectual Stimulation
kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan guru
dan stafnya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk
menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik.

- Individual consideration
kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi guru dan stafnya.

2.TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Setelah kemaren membahas tentang Definisi Kepemimpinan, maka pada
kesempatan kali ini saya juga akan membahas mengenai Tipe-Tipe Kepeminpinan, yang
mana tipe kepemimpinan sering kali menjadi perdebatan para tokoh-tokoh besar. Karena
kepemimpinan sangat berguna sekali dalam kehidupan kita, minimal bagi seorang laki-
laki nantinya akan memimpin sebuah keluarga. Langsung saja tidak usah terlalu panjang
basa-basinya, Menurut beberapa kelompok sarjana (dalam Kartono, 2003); Shinta (2002)
membagi Tipe Kepemimpinan berbagai macam.

Macam macam Tipe Kepemimpinan:

A. Tipe Kepemimpinan Kharismatis


Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai
pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik
memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.

B. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik


Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang
kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya
sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan,
(2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan
atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha
tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan
paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat
sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang
yang berlebih lebihan.

C. Tipe Kepemimpinan Militeristik


Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak
menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali
kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat
menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang
berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak
menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi
hanya berlangsung searah.

D. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)


Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan
sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan
kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang
mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik
terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap
eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat
konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan
apabila mereka patuh.

E. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire


Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi
sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus
dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak
memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah,
tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja
yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara
penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang
dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.

F. Tipe Kepemimpinan Populistis


Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang
tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri.
Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

G. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif


Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya
terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu
menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta
sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe
kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri,
manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

H. Tipe Kepemimpinan Demokratis


Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada
semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri
sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

ANALISA

Dalam berorganisasi tentu kita mempunyai seorang pemimpin, dan tentunya


mempunyai cara kepemimpinan yang khas agar pekerjaan tidak menimbulkan kejenuhan
dalam pekerjaan.Dari penjelasan diatas, dijelaskan bahwa tipe tipe kepemimpinan
terdiri dari 8. Masing- masing mempunyai ciri-ciri yang berlainan dalam memimpin.berikut
adlah penjelasan dari tipe-tipe kepemimpinan.
Tipe Kepemimpinan Karismatis adalah sampai saat ini para ahli manajemen belum
berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang
diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan
karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan
tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka
sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib
(supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil
pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
karismatis.
Tipe Otokratis merupakan tipe tipe kepemimpinan yang mencirikan kekuasaan
yang tertinggi yang mengandalkan kepada kekuasaan dan pemaksaan. Tipe ini jelas
membuat bawahan hanya mengikuti segala sesuatu yang telah ditetapkan tanpa mampu
untuk memberikan sebuah pendapat atau ide-ide. Sehingga bisa menimbulkan adanya
kekacauan yang akan terjadi suatu saat dimana para bawahan mengalami suatu
kejenuhan dalam mengikuti peraturan yang ada. Contohnya : adanya keadaan dimana
terjadinya pengambilan kekuasaan secara paksa atau biasa disebut kudeta yang
dilakukan oleh para pengikut/bawahannya. Tipe Otokratis ini tidak cocok untuk masa
modern seperti sekarang ini, karena perkembangan zaman yang ada membuat orang
orang bebas dan mudah mengeluarkan pendapat / komentar maka dari itu dibutuhkan
suatu tipe-tipe kepemimpinan yang mampu menampung aspirasi dan ide-ide baru yang
ada. diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak
dapat dipakai dalam organisasi modern.
Tipe Laissez Faire, tipe ini memberikan kebebasan kepada para bawahan, tidak
adanya keterlibatan pemimpin untuk mengawasi dan mengkoordinasi menyebabkan
terjadinya kesenjangan. Para bawahan bebas dan tanpa ragu melakukan segala sesuatu
yang mungkin bisa menyebabkan suatu kekacauan. Tipe sangat tidak cocok untuk masa
sekarang, jika tipe ini memimpin pada masa sekarang secara cepat akan terjadi
kekacauan karena tidak adanya ketegasan dan sikap dari pimpinan.
Tipe Paternalistik merupakan tipe dengan cara memimpin yang membuat para
bawahannya terlihat seperti orang yang belum dewasa. Sehingga menyebabkan para
bawahan tidak bisa mengembangkan diri serta mengeluarkan ide-ide yang baru. Tipe ini
hampir mirip dengan tipe otokratis yaitu para bawahan tidak bisa berkembang dan
mengeluarkan ide-ide baru, tetapi dalam hal cara memimpin sangatlah berbeda. Tipe
Otokratis memimpin dengan kekuasaan dan pemaksaan sedangkan pada tipe
paternalistik pemimpin selalu bertindak sebagai bapak dan memberikan perlindungan
kepada bawahannya. Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini
sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin
faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang
dipimpinnya.
Tipe Kepemimpinan di cirikan dengan segala sesuatu yang bersifat formal.
Komunikasi yang terjalin antara pemimpin dan bawahan terlihat bersifat kaku dan
mungkin bisa menimbulkan ketidaknyamanan. Tipe ini mungkin cocok untuk lingkungan
yang bersifat militer yang menjunjung tinggi disiplin yang tinggi.
Tipe Demokratis, tipe tipe kepemimpinan ini mungkin yang mendekati
sempurna. Para bawahan dibebaskan untuk berperan aktif dalam kegiatan organisasi,
memberikan ide dan saran. Serta ikut dalam pengambilan keputusan. Namun dalam hal
ini kekurangan pada tipe demokratis adalah dimana segala sesuatu yang berhubungan
dengan keputusan bersifat terbuka terkadang menimbulkan pro dan kontra. Sifat terbuka
ini terkadang membuat orang orang yang terlibat didalamnya menjadi was- was
sehingga timbul untuk menutupi, memanipulasi dan melakukan penyelewangan.
Contohnya : korupsi.
Tipe Open Leadership sama dengan tipe demokratis namun dalam hal
pengambilan keputusan ada ditangan pemimpin. Ini menandakan ada batasan antara
bawahan dan pimpinan. Para bawahan tetap berpatisipasi aktif dalam kegiatan
organisasi dan memberikan syarat dan ide baru. Tetapi pimpinanlah yang berhak untuk
menyaring serta mengambil keputusan yang ada. Tipe ini menurut saya adalah tipe yang
paling cocok karena walaupun pemimpin yang berhak membuat keputusan, namun ide
dan saran bawahan pasti ikut andil dalam setiap keputusan yang di ambil oleh pimpinan.
Pada dasarnya Tipe kepemimpinan ini bukan suatu hal yang mutlak untuk
diterapkan, karena pada dasarnya semua jenis gaya kepemimpinan itu memiliki
keunggulan masing-masing. Pada situasi atau keadaan tertentu dibutuhkan gaya
kepemimpinan yang otoriter, walaupun pada umumnya gaya kepemimpinan yang
demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu dalam aplikasinya, tinggal bagaimana kita
menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam keluarga,
organisasi/perusahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang menuntut diterapkannnya
gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan manfaat.

3.GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin
dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain. Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan
dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai
kemampuan dan kepribadiannya. Setiap pimpinan dalam memberikan perhatian untuk
membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi pegawai di lingkungannya
memiliki pola yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya . Perbedaan itu
disebabkan oleh gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pula dari setiap pemimpin.
Kesesuaian antara gaya kepemimpinan, norma-norma dan kultur organisasi dipandang
sebagai suatu prasyarat kunci untuk kesuksesan prestasi tujuan organisasi.
Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan
Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsure
pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Sedangkan
berdasarkan kepribadian maka gaya kepemimpinan dibedakan menjadi (Robert
Albanese, David D. Van Fleet, 1994) :

A. Gaya Kepemimpinan Kharismatis


Gaya kepemimpinan kharismatis adalah gaya kepemimpinan yang mampu
menarik atensi banyak orang, karena berbagai faktor yang dimiliki oleh seorang
pemimpin yang merupakan anugerah dari Tuhan. Kepribadian dasar pemimpin model ini
adalah kuning. Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik
orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat.
Biasanya pemimpin dengan kepribadian kuning ini visionaris. Mereka sangat
menyenangi perubahan dan tantangan. Namun, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan
model ini bisa saya analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya .
Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama,
orang orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsistenan pemimpin
tersebut. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta
pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf dan
janji.
Gaya kepemimpinan kharismatis bisa efektif jika :
1). Mereka belajar untuk berkomitmen, sekalipun seringkali mereka akan gagal.
2). Mereka menempatkan orang-orang untuk menutupi kelemahan mereka, dimana
kepribadian ini berantakan dan tidak sistematis.

B. Gaya Kepemimpinan Otoriter


Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala
keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala
pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para
bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam gaya kepemimpinan
otoriter, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan
sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu
sasaran utama maupun sasaran minornya.
Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga berperan sebagai
pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota
mengalami masalah.Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun.
Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.Kepribadian dasar
pemimpin model ini adalah merah. Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada pada
pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah
pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada
alasan, yang ada adalah hasil. Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini.
Mereka sangat mementingkan tujuan, sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan
atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Gaya kepemimpinan ini menganggap bahwa
semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya.

C. Gaya Kepemimpinan Demokratis


Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan
demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab
para bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah putih. Pada gaya
kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai
saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain
itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila :
1). Pemimpin mau berjuang untuk berubah ke arah yang lebih
2). Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-win solution, ada kalanya terjadi
win-loss solution. Pemimpin harus mengupayakan agar dia tidak selalu kalah,tetapi ada
kalanya menjadi pemenang.

D. Gaya Kepemimpinan Moralis


Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling menghargai
bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah biru. Biasanya seorang
pemimpin bergaya moralis sifatnya hangat dan sopan kepada semua orang. Pemimpin
bergaya moralis pada dasarnya memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para
bawahannya. Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang orang
datang karena kehangatannya akan terlepas dari segala kekurangannya. Pemimpin
bergaya moralis adalah sangat emosinal. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak
sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila :
1) Keberhasilan seorang pemimpin moralis dalam mengatasi kelabilan emosionalnya
seringkali menjadi perjuangan seumur hidupnya.
2) Belajar mempercayai orang lain atau membiarkan melakukan dengan cara mereka,
bukan dengan cara anda.

ANALISA

Kepemimpinan merupakan salah satu isu dalam manajemen yang masih cukup
menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini. Media massa, baik elektronik maupun
cetak, seringkali menampilkan opini dan pembicaraan yang membahas seputar
kepemimpinan. Peran kepemimpinan yang sangat strategis dan penting bagi pencapaian
misi, visi dan tujuan suatu organisasi, merupakan salah satu motif yang mendorong
manusia untuk selalu menyelidiki seluk-beluk yang terkait dengan kepemimpinan.
Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam
keberhasilan atau kegagalan organisasi demikian juga keberhasilan atau kegagalan
suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan
sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Begitu pentingnya peran pemimpin
sehingga isu mengenai pemimpin menjadi fokus yang menarik perhatian para peneliti
bidang perilaku keorganisasian. Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuan serta
mampu memenuhi tanggug jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para pimpinan.
Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut
akan mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang
mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buah. Jadi,
seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin
apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya kearah
pencapaian tujuan organisasi.dan seperti yang kita ketahui bila ingin mencapai tujuan
harus ada cara yang dikembangkan agar terlaksana dengan baik.teori diatas
menjelaskan bahwa ada 4 gaya kepemimpinan yaitu Kepemimpinan
Kharismatis,Otoriter,Demokretis dan Moralis.

Adapun cirri-ciri gaya kepemimpinan tersebut yaitu :


Demokratis
Wewenang pemimpin tidak mutlak;
Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;
Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;
Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan
bawahan maupun sesama bawahan;
Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara wajar;
Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;
Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau
pendapat; Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari
pada intruksi;
Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling percaya, saling
menghormati.

Otoriter
Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin
Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;
Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;
Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan;
Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya
dilakukan secara ketat;
Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran pertimbangan atau
pendapat;
Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan sempurna dari
bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan dan
memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya;
Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan melakukan tugas;
Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan tugas sesuai dengan
standar kinerja yang telah ditentukan.

Moralis
Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan tugas-tugas, tetapi
dengan hati-hati diberi batasan serta berbagai produser;
Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya diberikan hadiah atau
penghargaan, di samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka yang kurang berhasil,
sebagai dorongan;
Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara umum manajer
bertindak cukup baik;
Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas atau
perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan kebebasan untuk memberikan
pendapatannya

4.Teori yang Mendasari Kepemimpinan


Kegiatan manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan.
Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis
dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan
penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan
yang menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan
merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya
kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya
serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan
interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa
segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan
muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu
diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab
seseorang menjadi pemimpin, antara lain:

a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin


melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan
kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan
tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan,
kewibawaan, dan kemampuan.

Teori-teori kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi enam teori, yaitu:


1. Teori orang-orang terkemuka.
2. Teori lingkungan
3. Teori situasi personal
4. Teori interaksi harapan
5. Teori humanistik
6. Teori pertukaran

1. Teori Kelompok Orang-Orang Terkemuka


Teori ini disusun berdasarkan cara induktif dengan mempelajari sifat-sifat yang
menonjol dari pimpinan atas keberhasilan tugas yang dijalankan, terutama kemampuan
untuk memimpin, diasumsikan bahwa pemimpin-pemimpin yang berhasil memainkan
peranan yang memiliki sifat-sifat unik dan kualifikasinya adalah superior. Teori ini disebut
juga dengan teori serba sifat.

2.Teori Lingkungan
Teori ini menganggap bahwa kepemimpinan didapatkan terutama karena faktor
lingkungan sosial yang merupakan tantangan untuk dapat diatasi. Selain itu seorang
pemimpin tergantung pada zaman dimana ia hidup untuk menyelesaikan masalah-
masalah relevan dengan situasi dewasa ini. Situasi lingkungan sosial merangsang agar
pemimpin melakukan kegiatan-kegiatan yang relevan dengan problema-problema yang
ada pada waktu tertentu, sehingga menghasilkan tipe kepemimpinan tertentu misalnya :
pada masa perang, krisis, reformasi, globalisasi, akan muncul kepemimpinan yang
relevan pada saat itu.

3.Teori Situasi Personal


Teori ini menganggap individu memiliki kemampuan-kemampuan tertentu seperti
kemampuan, sikap dan tingkah laku yang dapat mengoperasikan aktivitasnya
berdasarkan kondisi saat itu. Oleh karenanya masalah kepemimpinan ditentukan juga
oleh kepribadian pemimpinnya, kelompok yang dipimpin, kejadian-kejadian yang timbul
saat itu. Interaksi antara pemimpin dengan situasinya membentuk tipe-tipe
kepemimpinan tertentu.

4.Teori Interaksi Harapan


Teori ini dikemukakan berdasarkan tiga variable, yaitu : aktivitas, interaksi, dan
sentiment. Struktur interaksi akan menentukan arah aktivitas, sehingga pemimpin harus
dapat menciptakan suatu struktur interaksi dimana struktur ini merupakan stimulasi
terciptanya suatu suasana yang relevan dengan harapan-harapan dari masyarakat.

5.Teori Humanistik
Teori ini menyatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah mengatur kebebasan
individu untuk dapat merealisasikan motivasi rakyatnya agar dapat bersama-sama
mencapai tujuan. Yang terpenting dalam teori ini adalah unsur organisasi yang baik dan
dapat memperhatikan kebutuhan anggotanya.

6.Teori Pertukaran
Teori ini menganggap bahwa interaksi sosial akan menghasilkan bentuk
perubahan-perubahan dimana para pengikutnya akan berpartisipasi aktif. Pemimpin dan
kepemimpinan banyak diharapkan mengadakan interaksi untuk menunjang keberhasilan
dari kepemimpinanya sehingga para anggotnya merasa dihargai dan adanya kepuasan
serta penghargaan terhadap pimpinan. Dengan demikian akan terjalin suatu
keseimbangan yang positif untuk adanya kebersamaan persepsi terhadap tujuan yang
akan dicapai, sehingga pengikut maupun pimpinan secara bersama-sama
merasakan kepuasan dalam mencapai harapan-harapannya.

Keenam teori kepemimpinan diatas dapat dirangkum menjadi tiga teori atau pendekatan
utama, yaitu:
1) Pendekatan sifat-sifat kepribadian pemimpin
2) Pendekatan prilaku pemimpin dalam kelompok atau organisasi
3) Pendekatan kontingensi atau situasional

ANALISA

Dari penjelasan di atas ada rangkuman dari landasan keenam teori tersebut dan di bagi
menjadi 3 atau pendekatan utama beserta pengertiannya yaitu:

1. Pendekatan Sifat-Sifat Kepribadian


Studi tentang kepemimpinan yang dipusatkan pada identifikasi sifat-sifat
kepribadian yang sekiranya dapat membedakan pemimpin dan bukan pimpinan, telah
lama dilakukan orang. Pertanyaan penting harus dicari jawabannya dalam pendekatan
ini ialah sifat-sifat apakah yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, sehingga dapat
dibedakan dengan yang bukan pemimpin. Pendekatan ini menyarankan bahwa terdapat
sifat-sifat atau keramahan yang esensial bagi kepemimpinan yang efektif. Sifat-sifat
pribadi yang tak terpisahkan ini seperti intelegensi, yang dianggap bisa dialihkan dari
situasi yang lain. Karena tidak semua orang memiliki sifat-sifat ini, maka hanya merekalah
yang memilikinya bisa dipertimbangkan untuk menempati kedudukan-kedudukan
kepemimpinan.
Namun kelemahan pendekatan ini ialah sulit untuk mendapatkan generalisasi
sifat-sifat kepemimpinan yang dapat ditemui padaorang lain. Namun demikian ternyata
terdapat pula sifat-sifat kepribadian pemimpin yang dianggap berhasil itu yang saling
bertentangan. Misalnya : ramah tapi tegas, suka merenung tetapi aktif, stabil tapi
fleksibel, keras hati tapi kooperatif.
Pendekatan ini sering disebut orang-orang besar yang menyatakan bahwa
pemimpin besar yang terkenal. Namun demikian dapat diakui bahwa tidak semua sifat
kepemimpinan itu dilahirkan. Sebagian dapat dicapai melalui pendidikan.
Walau pendekatan ini banyak mendapat kritikan dan sulit untuk diterapkan dalam
setiap situasi organisasi, namun dapat diakui bahwa pendekatan ini telah meletakkan
dasar untuk munculnya pendekatan lain, seperti pendekatan yang berpusat pada prilaku
pemimpin dalam interaksinya dengan orang lain pada kelompok atau organisasi.

2. Pendekatan Keprilakuan
Pendekatan keprilakuan memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari
pola tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat pemimpin. Studi ini melihat dan
mengidentifikasi prilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya untuk
mempengaruhi anggota-anggota kelompok atau pengikutnya. Prilaku pemimpin ini dapat
berorientasi pada tugas keorganisasian ataupun pada hubungan dengan anggota
kelompoknya. Pendekatan ini menitik beratkan pandangannya pada dua aspek prilaku
kepemimpinan, yaitu Fungsi dan Gaya Kepemimpinan (Stoner, 1982 : 472)
Gaya kepemimpinan dapat dikategorikan sebagai gaya yang berorientasi pada
hubungan dengan bawahannya. Dengan istilah Gaya (Style) dimaksudkan suatu cara
berprilaku yang khas dari seorang pemimpin terhadap para anggotanya. Jadi apa yang
dipilih pemimpin untuk dikerjakan, kapan ia mengerjakannya, bagaimana caranya ia
bertindak akan membantu gaya kepemimpinannya.

3. Pendekatan Kontigensi
Pendekatan kontigensi dan situasional sebenarnya masih tergolong dalam
pendekatan keprilakuan karena yang disoroti adalah prilaku kepemimpinan dalam situasi
tertentu. Beberapa teori yang tergolong pendekatan ini akan dijelaskan sebagai berikut.
a) Teori Tannenbuan dan Schmidt
Robbert Tannenbuan dan Warrant A. Schmidt, mengemukakan bermacam-
macam gaya kepemimpinan yang dapat dilukiskan sebagai suatu kontinuan. Teori ini
merupakan salah satu pendekatan kepemimpinan situasional yang terkenal.

b) Model Kepemimpinan Kontigensi


Fiedler dan Chemers mengembangkan teori kepemimpinan yang disebut model
kepemimpinan kontigensi.

c) Teori Kepemimpinan Tiga Dimensi


William J. Reddin (1970) mengemukakan teori tiga dimensi, yaitu : penambahan
komponen efektifitas pada dua dimensi kepemimpinan yang sudah ada (prilaku tugas
dan prilaku hubungan). Teori ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif
hanya dapat dipahami dalam konteks situasi kepemimpinan.

d) Model Jalur Tujuan


Teori ini penting karena merupakan satu-satunya yang menekankan
kepemimpinan dari pandangan para pengikut dan bagaimana prilaku pemimpin dilihat
dari persepsi dan perasan mereka. Model ini menggunakan kerangka teori motivasi kerja
disatu pihak, dan dilain pihak berhubungan dengan kekuasaan.

e) Model Kepemimpinan dari Vroom dan Yetton


Vroom dan Yetton (1977) mengemukakan model kepemimpinan yang
memusatkan perhatiannya pada cara pengambilan keputusan dan cara pelaksanaannya.

f) Pendekatan Social Learning dalam Kepemimpinan


Sosial Learning merupakan suatu teori yang dapat memberikan suatu model
yang menjamin kelangsungan interaksi timbal balik antara pemimpin

g) Teori Kepemimpinan Situsional


Teori kepemimpinan situsional dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth H.
Blanchard yang mereka anggap sebagai Life Cycle Theory of Leadership (1977 : 160)
Teori ini merupakan pengembangan yang mutakhir dari teori kepemimpinan dan
merupakan hasil baru dari model keefektifan pemimpin tiga dimensi.

5.KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI


Pemimpin dan kempemimpinan dalam organisasi. Sebenarnya, pemimpin dan
kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara
struktural maupun fungsional.

Seperti organisasi, juga terdapat banyak pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan


kepemimpinan, antara lain :

o Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok

o Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok,
akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan.
Dalam hal ini, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan posisinya yang khusus
dalam kelompok, pemimpin berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur
kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas
kelompok.

o Leadership is a process by which a person influences others to accomplish an


objective and directs the organization in a way that makes it more cohesive and coherent.
o Northouses (2007, p3) definition Leadership is a process whereby an individual
influences a group of individuals to achieve a common goal.

o Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan mengarahkan orang lain untuk


memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang
besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.

o Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota


kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.

PERSYARATAN PEMIMPIN

Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya,


maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang
dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-
beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga
latar belakang budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas
berikut ini akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh
beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu.
Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal
dari orang-orang yang dipimpinnya :

- Kelebihan dalam bidang ratio.


Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan dan asas
organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan tentang cara-cara untuk
menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat memberikan keyakinan kepada orang-
orang yang dipimpin ke arah berhasilnya tujuan.

- Kelebihan dalam bidang rohaniah.


Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi,
ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.

-Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.


Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin akan mampu
memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari-hari yang baik kepada orang-
orang yang dipimpin.

Terry menyebutkan adanya 8 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin
yang baik, yaitu memiliki:
1. Kekuatan atau energi
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu
bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
2. Penguasaan emosional
Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan
putus asa.
3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan
bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap
kesulitan yang dihadapinya.
4. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah,
dan ketekunan dalam bekerja.
5. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta
keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari
pembicaraan.
6. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan
memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan
gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
7. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan
agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya
bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.
8. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu
merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan,
mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai
baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang
dipimpinnya.

ANALISA

Dari definisi di atas, jelas bahwa pemimpin merupakan salah satu figur penting
yang menentukan kesuksesan sebuah organisasi. Namun, berikutnya muncul dua
pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin. Pertanyaan tersebut adalah:
(1) apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempa? (2) Apakah efektivitas
kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain
oleh seorang pemimpin yang sama?
Khalayak umum sering meyakini bahwa para pemimpin (leader) dilahirkan bukan
ditempa. Sementara kepemimpinan (leadership) adalah sesuatu yang dipelajari,
keterampilan dan pengetahuan yang diproses oleh pemimpin dapat dipengaruhi oleh
atributnya atau miliknya atau ciri, seperti kepercayaan, nilai, etika karakter, dan.
Pengetahuan dan keterampilan berkontribusi langsung kepada proses kepemimpinan,
sedangkan atribut lain memberikan karakteristik tertentu pada pemimpin yang membuat
dia unik.
Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut kita lihat beberapa pendapat
terkait. Pertama,pihak yang berpendapat bahwa pemimpin itu dilahirkan melihat bahwa
seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan
bakat-bakat kepemimpinannya. Sementara, kubu yang menyatakan bahwa pemimpin
dibentuk dan ditempa berpendapat bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat
dibentuk dan ditempa. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada
yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas
kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.

Terkait dengan perdebatan tersebut, Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang


hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila :

- seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan,


- bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki
jabatan kepemimpinannya,
- ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik
yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.

Berikutnya, untuk menjawab pertanyaan kedua dapat dirumuskan dua asumsi yang
sudah barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi apakah hal tersebut benar. Asumsi
tersebut, yaitu,(1) keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya
dapat dialihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di organisasi lain, (2)
keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak merupakan jaminan
keberhasilannya memimpin organisasi lain.

Selanjutnya, setelah mengetahui arti penting pemimpin dan kepemimpinan, kita akan
melihat tipe-tipe kepemimpinan. Kita mengenal beberapa pemimpin besar dunia yang
memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda.

Adapun bekal untuk menjadi seorang pemimpin


Menjadi seorang pemimipin itu tidak mudah. Kalau untuk menjadi pemimpin yang
asal-asalan memang tidak dituntut syarat tertentu/minimal. Seorang pemimpin
semestinya memiliki bekal-bekal minimal sebagai berikut:
a. Memiliki Kharisma
Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia
harus siap secara intelektual dan moral. Karena ia akan menjadi figur yang diharapkan
banyak orang / bawahan. Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani.

b. Memiliki Keberanian
Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen berani membela
yang benar, memegang tegug pada pendirian yang benar, tidak takut gagal, berani ambil
resiko, dan berani bertanggungjawab.

c. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain


Salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah
kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain.

d. Mampu Membuat Strategi


Seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-
mundurnya perusahaan, gagal-berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh
strategi yang dirancang oleh pimpinan perusahaan atau pimpinan organisasi.

e. Memiliki Moral yang Tinggi


Banyak orang berpendapat bahwa moralitas merupakan ukuran berkualitas atau
tidaknya hidup seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan.
Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang secara moral dapat
dipertanggungjawabkan.

f. Mampu menjadi Mediator


Seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal
tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator.

g. Mampu menjadi Motivator


Hubungan seorang pemimpin dengan motivasi yaitu seorang pemimpin adalah
sekaligus seorang motivator.

h. Memiliki Rasa Humor


Akan lebih mudah seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya -
jika didukang sifat humoris pimpinan - memiliki humor yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

https://callhavid.wordpress.com/2011/04/30/kepemimpinan-dalam-organisasi/
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/persyaratan-seorang-
pemimpin.html
http://diecahyouinyogya.blog.com/2011/06/06/adi/
http://abahanomkurnaedi.blogspot.com/2012/08/teori-dasar-kepemimpinan.html
http://blekenyek.blogspot.com/2012/11/gaya-kepemimpinan-terhadap-motivasi.html
http://beruangkaki5.blogspot.com/2012/06/klasifikasi-gaya-gaya-kepemimpinan.html
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CDgQFjAD&url=http
%3A%2F%2Fjurnal.unpand.ac.id%2Findex.php%2Fdinsain%2Farticle%2Fdownload%2F65%2F62&
ei=PcyKVLugA4e6mAW4gYH4Ag&usg=AFQjCNGfia0vrURLiNmtZBulUb4Sl28yyw
http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/
http://coretaneta.blogspot.com/2013/04/definisi-teori-tipe-tipe-kepemimpinan.html
http://aloel129.blogspot.com/2012/05/tipe-tipe-kepemimpinan-teori.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/
http://derrykunardhiansyah.blogspot.com/2013/04/arti-kepemimpinan.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_1_1_1.htm

Posted by kartika ndr at 7:55 AM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home


Subscribe to: Post Comments (Atom)

About
Pages - Menu
Home

About Me

kartika ndr
View my complete profile

Gunadarma

Blogger templates
Blogger news
Archives
2015 (5)

2014 (27) o
o December (1)
Pengertian,Tipe-tipe,Gaya Kepemimpinan,Teori yang ...
o November (1)
o October (5)
o January (20)

Blogroll

Awesome Inc. template. Powered by Blogger.

////////////

Oct
27

Perbandingan tipe gaya kepemimpinan


berdasarkan ciri, kekurangan, dan
kelebihannya masing masing
Tipe Ciri Kekurangan Kelebihan
Laisse Faire Selalu menganggap organisasi Pelaksanaan Bawahan menjadi
itu sebagai sistem yang mandiri; pekerjaan kurang lebih terampil dan
otoritas penuh terhadap terkendali berpengalaman
karyawan
Otokratik Orientasi lebih terhadap tujuan Tidak bisa menerima Cepat dalam
tanpa memperhatikan masukan dari pengambilan
kebutuhan karyawan bawahan keputusan
Paternalistik Organisasi itu dianggap sebagai Bentuk kebersamaan Terbatas dalam hal
sebuah keluarga besar dan kekeluargaan pengembangan
tinggi pengetahuan
Kharismatik Pemimpin terpilih lebih karena Bawahan cenderung Sangat disegani dan
kesetiaan dari bawahannya; bersifat fanatisme mempunyai wibawa
Lebih didasari rasa sukarela yang tinggi
oleh pengikutnya
Demokratis Penekanannya terhadap Lambat dalam hal Menghargai hak
musyawarah untuk mufakat; pengambilan asasi manusia;
keputusan selalu dipengaruhi keputusan Delegation of
dari arus bawah (grass root) Authority sangat
dominan
Diposkan 27th October 2012 oleh Ardiansyah Bandoe
2

Lihat komentar

1.

Anonymous27 Oktober 2012 03.03

thanks...

Balas

2.

Ardiansyah Bandoe27 Oktober 2012 03.14

your welcome...

Balas
A B E'

Mencoba menjadi lebih bernilai setiap hari....

Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis

Oct
30

INSTRUMEN CAMPURAN (Mixed Instruments)

Artikel

INSTRUMEN CAMPURAN (Mixed Instruments)

Ardiansyah Bandoe

Karena sifat dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang begitu kompleks, maka
tidak ada satu instrumen yang dapat dijadikan solusi tunggal untuk menyelesaikan semua
masalah yang ada. Pemerintah dapat menerapkan berbagai jenis instrumen sesuai dengan
peruntukannya untuk menyelesaikan masalah masalah kebijakan yang berbeda.

Berdasarkan taksonomi instrumen yang dilakukan oleh Michael Howlett dan M. Ramesh (1995),
terdapat sepuluh jenis instrumen kebijakan yang kemudian dikelompokkan kedalam tiga garis
besar, yaitu :
Compulsory Instruments, Voluntary Instruments, dan Mixed Instruments.

Oct
27

Perbandingan tipe gaya kepemimpinan berdasarkan ciri, kekurangan, dan


kelebihannya masing masing

Oct
17

Production on Tape "Tax Goes to School" Fajar TV with Kanwil Dirjen Pajak
Sulselbar tenggara. (abe bandoe)

Oct
17

FAJAR TV; tema menembus batas (2012) oleh:abe bandoe

Sep
10

Laporan Langsung Tim Fajar TV; Dampak dari rencana kebijakan pemerintah
menaikkan BBM (Abe Bandoe)

Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

////////////////

tugas kuliah
Jumat, 18 November 2011
TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

NURUL HUMAIRA
15110216
2 KA 24

PENDAHULUAN

Dalam suatu organisasi besar maupun kecil pasti memiliki pemimpin yang akan mengarahkan
tujuan dari suatu organisasi tersebut. Pemimpin itu sendiri dapat diartikan sebagai seseorang
yang memberi contoh dan memimpin segala sesuatu nya untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Pemimpin juga mempunyai peranan sangat penting untuk para pengikutnya misalnya saja
pemimpin itu sebagai motivator dan dapat meningkatkan suatu prestasi organisasi bila
pemimpinnya dapat mengatur suatu organisasi tersebut. Bisakah anda bayangkan bagaimana
jadinya suatu organisasi bila tanpa pemimpin? Kemudian kepemimpinan seperti apa yang dapat
menciptakan prestasi dan mencapai suatu tujuan organisasi?

TEORI

Ada berbagai macam karakter manusia di dunia ini termasuk watak-watak dari seorang
pemimpin. Dari berbagai macam karakter dan watak seorang pemimpin itulah timbul bagaimana
cara seorang pemimpin itu memimpin suatu organisasi. Berikut ini beberapa macam tipe-tipe
kepemimpinan seseorang dalam memimpin suatu organisasi :

1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis


Tipe kepemimpinan karismatis mempunyai kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap
memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman,
yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik
memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas
kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang sangat besar.

2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik


Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan
sifat-sifat sebagai berikut:
(1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa, atau anak sendiri
yang perlu dikembangkan, jadi segala sesuatu yang ingin dicapainya dikerjakan sendiri.
(2) mereka bersikap terlalu melindungi,
(3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri,
(4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,
(5) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk
mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
(6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan
paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-
protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih
lebihan.
3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun
sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
(1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan
seringkali kurang bijaksana,
(2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
(3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang
berlebihan,
(4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
(5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya,
(6) komunikasi hanya berlangsung searah.

4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)


Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
(1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
(2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
(3) berambisi untuk merajai situasi,
(4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
(5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang
akan dilakukan,
(6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi,
(7) adanya sikap eksklusivisme,
(8) selalu ingin berkuasa secara absolut,
(9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
(10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire


Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya
dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam
kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya
sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak
mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin
biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena
itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.

6. Tipe Kepemimpinan Populistis


Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini
mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Demokratis


Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan
penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik.
kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada
partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi
setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian
para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota
seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.

PEMBAHASAN

Dari masing-masing tipe kepemimpinan di atas terdapat kekurangan dan kelebihannya.


Untuk tipe kepemimpinan kharismatis, tipe ini lebih banyak menampilkan hal positif yang
artinya baik untuk di tiru oleh seorang pemimpin agar dapat menciptakan pengaruh dan
semangat yang tinggi kepada pengikutnya.
Untuk tipe kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik, untuk tipe ini saya rasa lebih banyak
negative nya bayangkan saja jika seorang pemimpin tidak memberikan kesempatan untuk
pengikutnya inisiatif atau berkreasi. Sama saja halnya seorang pemimpin itu bekerja sendiri
tanpa bantuan dari pengikutnya. Tentu saja kepemimpinan ini tidak akan membuat organisasi
yang mereka pimpin dapat berkembang dan maju pesat karena kurangnya imajinasi dan inspirasi
dari para pengikutnya.
Untuk tipe kepemimpinan Militeristik, untuk tipe ini saya rasa cukup baik karena dengan
peraturan yang ketat maka para pengikutnya pasti akan mentaati semua peraturan yang diberikan
oleh pimpinannya asalkan pemimpinnya juga tidak terlalu bersikap otoriter. Tipe kepemimpinan
ini baik untuk ditiru selama pemimpinnya dapat mengimbangi pada saat kapan ia harus bersikap
tegas dan pada saat kapan ia harus bersikap seperti teman jadi akan terjadi komunikasi yang
timbal balik bukan searah saja, tipe ini juga dapat menguntungkan suatu organisasi karena
pemimpin yang bersifat tegas akan menghasilkan sesuatu yang baik pula untuk kemajuan
organisasinya.
Untuk tipe kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator). Pada cirri-cirinya terdapat
bahwa tipe ini tidak pernah memberi informasi kepada para pengikutnya yang mendetail tentang
rencana dan tindakan yang akan dilakukan, hal ini tentu membawa dampak buruk dalam
organisasi karena tidaka akan terjadi komunikasi yang baik antara pemimpin dan para
pengikutnya yang mungkin akan menimbulkan kesalahpahaman untuk melakukan suatu
tindakan.
Untuk tipe kepemimpinan Laissez Faire, kepemimpinan tipe ini tentunya membawa banyak
dampak negative karena kalau dari seorang pemimpinnya saja tidak mempunyai kemampuan dan
hanya sebagai symbol seorang pemimpin bagaimana para pengikutnya dan organisasinya kan
maju dan berkembang? Semua tugas diperintahkan dan diserahkan begitu saja kepada
bawahannya tentu saja ini merupakan tipe kepimimpina yang tidak bertanggung jawab.
Untuk tipe kepemimpinan Populistis, tipe kepemimpinan ini jika diterapkan dalam suatu
organisasi sangatlah baik karena masih mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
Untuk tipe kepemimpinan Demokratis, tipe kepemimpinan ini sangatlah baik jika diterapkan
dalam suatu organisasi karena dalam organisasi ini terdapat koordinasi pekerjaan pada semua
bawahan, dan pemimpin tipe ini pun dapat bekerja sama dengan baik kepada bawahannya tentu
saja hal ini dapat membantu para pengikutnya dan dapat memajukan suatu organisasi yang
dipimpinnya.
Intinya beberapa tipe kepemimpinan yang ada akan berjalan baik tergantung dari karakter dan
kepribadian pemimpinnya itu sendiri.

Sumber : http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/
Diposkan oleh nurulhumaira di 05.31
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

3 komentar:

1.

Diana Kurnia24 Juni 2013 00.29

Artikel yang baguss..


Peran pemimpin sangat vital bagi kehidupan di dalam organisasi, hidup mati organisasi
ada di tangan pemimpinnya.
Sekedar ingin berbagi, barangkali bisa sedikit menambah sedikit bacaan mengenai peran
kepemimpinan dalam organisasi.
Klik --> Makalah Kepemiminan Martha Tilaar

Balas

2.
zulkifli ijul28 Maret 2014 16.37

Okee makasih gan infonya... sangat membantu..

Balas

3.

amrin buton12 Maret 2015 23.08

makasih ya.. sangat bermanfaat ni

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
2010 (23)

2011 (16)
o Januari (5)
o Maret (7)
o Oktober (2)
o November (1)
o Desember (1)

2012 (10)

2013 (1)

PROFIL
Pengikut
Lihat profil lengkapku

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

////////////

Gaya kepemimpinan
1. Gaya kepemimpinan dictator
Kepemimpinan diktator atau bisa di sebut kepemimpinan Otokratis/Otoriter adalah suatu
kepemimpinan dimana seorang pemimpin bertindak sebagai diktator, pemimpin adalah
penguasa, semua kendali ada di tangan pemimpin. Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya
meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi seorang diktator tidak menghendaki adanya
perbedaan dan pastinya suka dengan memaksakan kehendaknya.
Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator :
a. Keputusan dapat diambil secara cepat
b. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator:
a. Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap atasannya dan bukan atas
dasar keyakinan bersama.
b. Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan hukuman yang keras
bahkan pemecatan.
c. Pemimpin yang diktator tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
d. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan,
atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan.
e. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan pendapatnya.
f. Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah
yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
g. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap
tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat,
dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak
emas dan bahkan diberi penghargaan.
h. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan
untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
2. Gaya kepemimpinan Autokratis
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil
dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin
mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin
dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran
minornya.
Kelebihan gaya kepemimpinan Autokratis:
a. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin
b. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga langkah-
langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas.
c. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
Kelemahan gaya kepemimpinan Autokratis:
a. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
b. Komunikasi hanya satu arah yaitu kebawah saja.
c. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap
anggota.
d. Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya
3. Gaya kepemimpinan Demogratik
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan
sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Kelebihan gaya kepemimpinan demogratik:
a. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan
bantuan dari pemimpin.
c. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika
dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur
yang dapat dipilih.
d. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan
oleh kelompok.
e. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
f. Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba menjadi
seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.
Kelemahan gaya kepemimpinan demogratis:
a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan
4. Gaya kepemimpinan santai
Kelebihan gaya kepemimpinan Santai:
a. Bawahan tidak terlalu tertekan
b. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari
pemimpin.
c. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang selalu siap
bila dia akan memberi informasi pada saat ditanya.
d. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan dalam segala hal yang
mereka anggap cocok.
Kelemahan gaya kepemimpinan Santai:
a. Pemimpin tidak terlalu berperan serta
Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
b. Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak
bermaksud menilai atau mengatur suatu kejadian.
c. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
d. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.

////////////
Om JiN GateLeN
Catatan KuLiah Manajemen Proyek Teknologi Informasi 2012

Friday, 9 March 2012


Type Kepemimpinan

Berdasarkan pengalaman sejarah, ada beberapa gaya pemimpin besar yang terkenal yang mampu
memajukan organisasinya atau paling tidak, menjadikannya populer di dunia. Masing-masing
memiliki ciri dan gayanya sendiri-sendiri, tak terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang
menyertainya. Berikut adalah beberapa gaya kepemimpinan tersebut:

A. Otoriter
Pemimpin Otoriter menganut paham bahwa dirinya adalah segalanya. Pemimpin yang membuat
aturan dan orang-orang didalam organisasinya harus mematuhi apapun yang dikehendaki dan
menjadi keputusannya.

Moammar Khadafi dari Libya dan Louis XIV dari


Perancis adalah sedikit contoh pemimpin yang memiliki tipe otoriter dalam memegang wewenang
dan kekuasaannya. Ucapan Louis XIV, Letat ces moi yang sangat terkenal itu menunjukkan
betapa arogannya penguasa yang satu ini. Yang menganggap bahwa negara adalah dirinya. Bahwa
apa yang menjadi keinginannya itulah yang berlaku sebagai hukum yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan di negara Perancis saat itu. Demikian halnya dengan Moammar Khadaffi yang
menganggap Libya adalah keluarga miliknya, dan dia adalah pemimpin keluarga tesebut.

Kelebihan:

Tujuan lebih mudah dicapai, karena hanya mengadopsi kepentingan satu orang.
Dengan alasan yang sama, tidak pernah terjadi konflik kepentingan dalam organisasi.
Pengambilan keputusan mudah dilakukan.

Kekurangan:

Anggota organisasi tidak bisa berinovasi, minim kreasi


Anggota organisasi tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan tidak memiliki posisi
tawar dalam pengambilan keputusan
Pemimpin terlalu berkuasa, sehingga biasanya sering terjadi abuse of power
B. Militer
Sesuai dengan namanya, tipe kepemimpinan ini menggunakan kekuasaan dan wewenang formal
di dunia militer dan berbasis pada kekuatan angkatan bersenjata yang dimiliki untuk mem-back up
threatment dari luar. Di dalamnya hanya ada satu garis komando: atasan. Di sini atasan berkuasa
dan bertanggung jawab penuh terhadap bawahannya. Segala perintah atasan, adalah order yang
tidak bisa dibantah dan harus dilaksanakan oleh bawahan.

Soeharto bisa menjadi contoh gaya kepemimpinan militer.


Dengan didukung kekuatan militer sekaligus sebagai pemimpin tertinggi TNI/ABRI, setiap kata-
katanya adalah perintah yang harus dilaksanakan. Kala itu tak seorang pun yang berani bersuara
untuk menentang kebijaksanaannya. Dukungan penuh dari Kopassus kala itu menjadikan militer
Indonesia menjadi salah satu yang paling menakutkan di dunia, bahkan CIA pun segan.

Kelebihan:

Hanya ada satu garis komando, sehingga jelas wewenang dan tanggung jawabnya
Keputusan mudah diambil.
Adanya kejelasan peran dan tanggung jawab masing-masing dengan tingkat konsekuensi
yang tinggi.

Kekurangan:

Bawahan/anggota tidak memiliki hak dan kontribusi apapun dalam pengambilan


keputusan.
Terlalu kaku dan formal
Kurang menghargai pendapat anggota, anggota hanya bisa berpendapat jika diminta
pendapatnya saja.
Terlalu bergantung pada atasan, jika tidak ada atasan, bawahan ini seperti anak ayam
kehilangan induknya.

C. Father/Kebapakan
Gaya ini menempatkan pemimpin layaknya seorang ayah bagi organisasi dan anggota yang
lainnya. Pemimpin lebih tahu dalam segala hal daripada anggotanya. Sehingga pemimpinlah yang
mengarahkan anggotanya layaknya ayah membimbing anak-anaknya.
Soeharto juga layak menjadi contoh tipe pemimpin ini. Caranya mengatur pemerintahan yang
kalem dan mengayomi menunjukkan salah satu cirinya.

Kelebihan:
Mudah mengambil keputusan
Keputusannya sangat dihormati, bijaksana
Mendengarkan keluhan anggota
Mengayomi kepentingan anggota

Kekurangan

Menganggap anggotanya masih belum dewasa, kurang pengetahuan dan skill


Menganggap pemimpin tahu segalanya

D. Kharismatik
Max weber mendefinisikan kepemimpinan kharismatik sebagai pengabdian diri terhadap kesucian,
kepahlawanan tertentu, atau sifat yang patut dicontoh dari seseorang, dan dari corak tata tertib
yang diperlihatkan olehnya. Dari pengertian tersebut diinginkan seorang pemimpin yang bisa
menjunjung tinggi kejujuran, sikap kepahlawanan, yang diaplikasikan dari kebijakan yang
diterapkan. Pemimpin yang kharismatik adalah pemimpin yang dalam kepemimpinanya dipercaya
secara penuh oleh masyarakat. Ia mendapat tempat yang istimewa di hadapan masyarakat. Ia
dipuja, dicintai, dihormati, dihargai, dan sebagainya. Dalam melaksanakan perintah ia dapat
dengan mudah melakukannya karena rakyat telah percaya padanya.

Dalam penafsiran yang lain mengatakan bahwa kepemimpinan kharismatik adalah kepemimpinan
yang hanya bersumber dari kharisma. Dimana charisma diartikan dengan orang yang memiliki
keahlian tersendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain seperti hal hal gaib dan sebagainya. Memang
itu sebagai kelemahan dari kepemimpinan kharismatik.

Diperlukan kualitas kepribadian dan berbagai kualitas lain yang memancarkan citra yang penuh
kepercayaan diri dan daya tarik serta daya pesona sehingga seseorang dapat digolongkan sebagai
manusia yang kharismatik. Meskipun tidak semua pemimpin kharismatik memiliki perpaduan
kualitas yang sama, namun terdapat sejumlah kualitas yang secara umum dimiliki oleh pemimpin
kharismatik. Beberapa orang memang memiliki salah satu atau lebih kualitas atau atribut, namun
orang kharismatik cenderung memiliki kualitas atau atribut dalam jumlah yang luar biasa seperti
:
1) Tingkat energi tinggi,

2) Vitalitas tidak terbatas,


3) Keberanian,
4) Bakat yang luar biasa,
5) Kecerdasan yang sangat tinggi,
6) Postur tubuh yang indah,
7) Wajah yang menawan,
8) Sikap yang tenang meskipun dibawah tekanan,
9) Kesadaran yang kuat tentang diri pribadi,
10) Kemampuan menentukan arah dan tujuan,
11) Komitmen yang tinggi serta tekad untuk berhasil.

Masih ingat Presiden Soekarno? Ya, Bung Karno adalah gambaran yang sangat jelas mengenai
sosok pemimpin kharismatik. Pesona pribadinya mampu membuat rakyat Indonesia mematuhinya
dengan penuh hormat. Setiap orasinya dalam pidato-pidatonya mampu meningkatkan moral
bangsa Indonesia kala itu dan membuat kecut nyali lawan.

Mengingat latar belakang indonesia sebagai negara miskin baru merdeka, betapa kharismanya
yang luar biasa, membuat Dwikora-nya kala itu membuat Inggris di Malaysia gentar. Juga
penolakannya terhadap bantuan Amerika dengan slogan terkenalnya Go to hell with your aids
membuat Indonesia lebih dipandang di dunia meskipun miskin dan tertinggal.

Kelebihan

Lebih mudah mengambil keputusan


Mudah mempengaruhi anggota, sehingga jarang terjadi konflik berkepanjangan
Manejemen konflik lebih baik
Tidak memandang harta dan kekayaan sebagai latar belakang seseorang
Akan sangat mudah di dalam memimpin suatu lembaga/organisasi, karenakan seluruh
anggota dalamnya mempunyai loyalitas yang tinggi kepada pemimpinnya

Kekurangan:

Kadangkala rakyat/anggota yang fanatik akan mengikuti pemimpinnya yang kharismatik


walaupun kebijakan yang dibuatnya salah.
Terkadang, pemimpin ini dipilih hanya berdasarkann kharismanya saja, padahal
sebenarnya uncapable.

E. Demokratis
Kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya
menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan
demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja
dan dapat mengarahkan diri sendiri (Rivai, 2006).

Menurut Robbins dan Coulter (2002), gaya kepemimpinan demokratis mendeskripsikan pemimpin
yang cenderung mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan
kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan
tujuan yang ingin dicapai, dan memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih
karyawan

Jerris (1999) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang menghargai kemampuan karyawan
untuk mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk meningkatkan servis, mengembangkan
usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat menjadi motivator bagi karyawan dalam
bekerja.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Sukanto, 1987):


1. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan
dorongan dan bantuan dari pemimpin.
2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat,
dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih
alternatif prosedur yang dapat dipilih.
3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas
ditentukan oleh kelompok.

Saat ini hampir semua negara di dunia menganut


paham ini, karena menganggap lebih manusiawi dan lebih menghargai hak-hak orang banyak. Di
sini saya mengambil Gus Dur, sebagai contohnya. Contoh paling ekstrimnya adalah ketka pada
tahun 1999, beliau memberikan kebebasan sepenuhnya bagi warga untuk menganut agama dan
kepercayaannya masing-masing berikut dengan tradisi-tradisi yang melekat di dalamnya.
Terutama adalah bagi warga keturunan China di Indonesia. Dimana sebelumnya, warga ini
mengalami diskriminasi dalam hal agama dan kebudayaan. Dengan Gus Dur yang memberikan
jaminan kebebasan, kini semua warga memiliki kebebasan yang sama untuk berekspresi.

Kelebihan:

Aspirasi setiap orang dapat diakomodasi


Lebih menghargai setiap anggota dengan segala kepentingan dan latar belakangnya
Pengambilan keputusan lebih menekankan pada kepentingan bersama

Kekurangan:

Sulit mengambil keputusan, terkadang membutuhkan waktu yang lama


Rawan konflik kepentingan

DownLoad Versi PDF

Labels: Dokumentasi MPTI Posted by Eko Siyam Budiyanto at 1:42:00 a.m.


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

No comments:
Post a Comment

Newer Post Older Post Home


Subscribe to: Post Comments (Atom)

Catatan KuLiah MPTI


Convinced Is A Half To Succeed

Penunggu BLoG:

Eko Siyam Budiyanto


5210105010 MPTI C
View my complete profile

Kategori
Dokumentasi MPTI (6)
Pembelajaran MPTI (8)
Tugas MPTI (6)

Recent Posts
Sistem Informasi

ITS official website

Arsip TuLisan BloG


2012 (20)
o February (7)
o March (13)
Manajemen Proyek Dilihat Dari Perspektif Sistem
Organisasi Manajemen Proyek
Budaya Organisasi
Manajemen Stakeholder
Siklus Hidup dan Fase Proyek
Siklus Hidup Produk
Team Building
Type Kepemimpinan
MPTI Class C: Team 2nd
Inisialisasi Proyek
Project Charter
Minutes of Meeting
Project Human Resources Management

Awesome Inc. template. Powered by Blogger.


///////////////

EXARKANSAS
Selasa, 09 Oktober 2012
KOMUNIKASI ANTAR PERSONA DAN SISTEM MANAJEMEN

1. KOMUNIKASI ANTARPERSONA
Komunikasi antarpersona memimiliki dimensi kualitatif dan dimensi kwalitatif.
Komunikasi antarpersona adalah komunikasi yang terjadi terutama diantara dua atau beberapa
orang (kwantitatif) yang bersifat alamiah dan dapat menghasilkan suatu hubungan produktif secara
terus-menerus (kwalitatif). Komunikasi antarpersona (intrapersonal) mengacu pada pesan-pesan
yang di kirimkan oleh orang-orang secara intern (pemikiran), yang seringkali berhubungan dengan
diri mereka sendiri (evaluasi diri). Studi komunikasi antar persona berdasarkan teori efektif
berdasarkan teori yang logis meliputi keahlian yang dapat lingkungan bisnis.1[1]
a. Konsep diri
Salah satu komponen utama dalam studi komunikasi antarpersonal adalah konsep diri. Kadar
keberhasilan atau kegagalan Bob Trnt ditentukan oleh bagaimana bob memandang kemampuanya.
Sebagian besar posisi lapangan kerja yang diilankan adalah posisi bagi para indifidu yang
tegas, yang memacu dirinya sendiri, dan berorientasi kepada kelompok. Komponen komunikasi
antarpersonal yang ditekankan di sini adalah kepastian diri atau konsep diri yang positif. Myers
dan Myers (1988) menyatakan bahwa penghargaan diri adalah suatu persaan yang dapat Anda
sesuai dengan kesan pribadi Anda dan pada saatkesan khusus mengira-ngira suatu fersi yang
diidealkan mengenai bagaimana Anda mengharapkan diri Anda sendiri. Sedangkan Goss dan
OHair (1988) menunjukan bahwa suatu konsep diri mengacu pada bagaimana Anda menilai diri
Anda sendiri, seberapa besar anda berfikir bahwa diri anda berharga bagi sebagai seseorang.
Penghargaan diri lebih merupakan suatu persepsi evaluasi publik daripada konsep diri. Konsep diri
merupakan evaluasi yang lebih pribadi. Pesan-pesan Intern mengenai diri anda (konsep diri dan
penghargaan diri), dalam kadar yang besar, mengarahkan anda bagaimana merasakan diri anda

1[1]
dalam berhubungan dengan orang lain. Pada bab ini kami sertakan pula perasaan publik mengenai
penghargaan diri dalam pembahasan konsep diri. Satu-satunya penentu sosial yang paling berarti
mengenai bagaimana anda berhubungan dengan orang lain dalam komunikasi bisnis dan hubungan
pribadi adalah bagaimana anda merasakan diri anda sendiri- konsepsi diri anda.
Pengembangan konsep diri merupakan proses yang relatif pasif. Pada pokoknya, anda
berperilaku dengan cara tertentu dan mengamati orang lain, sarana mendorong setiap orang yang
diawasinya untuk membuat inovasi sekalipun beresiko kegalan, dan kesediaannya mengakui
kesalahan yang diperbuatnya. Oleh karena itu, Bob menyadari betapa pentingnya konsep diri yang
positiv pada perusahaan Amerika.
Pandangan yang menyatakan bahwa anda menguasai diri anda sendiri akan berubah setelah
sekian lama. Apabila pandangan diri yang mendasar sulit diubah setelah masa dewasa, maka
komodifikasian pandangan masih dapat dilakukan. Seorang pandangan yang berhasil mungkin
mengalami tahun yang buruk dan menderita kemerosotan dalam pengevaluasian diri. Para
manajer, dapat membantu para pegawai mengetahui ilai dan potensi mereka.
Kesan diri dibentuk terbentuk melalui komunikasi anatarpersona dan sering kali diketahui
melalui interaksi dengan orang lain. Orang-orang menerima berbagai pesan yang berbeda dengan
orang lain dan membuat berbagai ketentuan mengenai apa yag mereka maksudkan dengan pesan
diri. Kemudian mereka memainkan peran pola perilaku yang tidak asing baginya.
Pada saat berhadapan denga kritik, orang-orang yang memiliki konsep diri positif yakin
bahwa mereka dapat meningkatkan perilaku dirinya sendiri. Mereka beradaptasi dengan umpan
balik. Orang-orang seperti itu secara teratur berupaya mencari informasi mengenai bagaimana
mereka melakukan sesuatu dari orang lain dan seobjektif-seobjektifnya melelui pebuatanya
sendiri.
Singkatnya, konsep diri merupakan penyaring semua informasi yang datang kepada seorang
indifidu. Semakin realistis dan positif konsep diri tersebut, semakin responsif pegawai tersebut
mencari dan menghadirkan umpan balik yang efektif. Tentu saja, pada saat-saat tertentu, orang-
orang tersebut akan membatasi perilaku mereka situasi bisnis. Pengenalan mengenai kerusakan
perilaku merupakan bagian dari konsep diri yang positif.
b. Hubungan
Iklim organisasi yang mendukung merupakan suatu hal yang penting. Rasa harga diri dan
iklim yang mendukung merupakan pra-syarat bagi terdiptanya suatu hubungan bisnis yang
berhasil. Adanya hubungan yang produktif dan professional dalam lingkungan bisnis merupakan
hal yang penting bagi tim kerja dan akan menimbulkan produktivitas yang evektif. Krebs (1986)
membantah bahwa hanya melalui pertautan, pengkoordinasian berbagai aktivitas yang
merupakan segala konsekuensi diselesaikan dalam kehlidupan organisasi. Hubungan tersebut
akan membantu para individu untuk berkomunikasi dam mempengaruhi perilaku individu
lainnya.ole karena itu, untuk menjadi komunikator bisnis yang efektif, anda harus
mempertimbangkan komponen pokok hubungan bisnis-kepuasan kebutuhan antar persona.
Sebagian besar hubungann timbul berdasarkan pemenuhan kebutuhan
bersama.kebutuhan kebutuhan ini menekankan sebagian besar perilaku hubungan buat yang anda
lihat dalam suatu organisasi .kebutuhan-kebutuhan ini di scerminkan dalam cara orang-orang
mengharapkan orang lain untuk melibatkan, mengendalikan, dan menunjukkan kasih sayang
kepada mereka dan dalam derajat hingga mereka berharap menawarkan hal-hal tersebut kepada
orang lain.
Kebutuhan untuk dilibatkan merupakan hal mendasar bagi semua orang . seseorang dengan
kebutuhan inklusi yang tinggi mencari pengakuan dalam suatu organisasi .jenis pegawai seperti
ini mencari hubungan yang berganda. Sseserang dengan kebutuhan inklusi yang rendah mencari
sedikit hubungan dan memiliki sedikit kebutuhan mengenai cara penglihatan.seseorang dengan
hubungan inklusi yagn rendah merupakan tipe orang yang mandiri dan mampu bekerjasama
dengan baik ketika merasa bersekutu dengan satu atau dua orang lainnya. Seseorang pemimpin
bisnis yang efektif adalah yang mengenali bahwa kebutuhana para pegawai mungkin bergerak dari
keadaan undersocial (kebutuhan berinteraksi dengan orang lain yang relativ rendah) hingga
keadaan oversocial (kebutuhan yang relatif tinggi dengan orang lain). Orang-orang dengan
kebutuhan tinggi untuk melibatkan orang lain mungkin tidak benar-benar selektif terhadap orang-
orang akan bekerja dengan secara productif setiap orang mencarin keseimbangan dalam hal
inklusi dan kemandirian. Kebutuhan itu sehubungan dengan keadaan dan berubah setiap saat.
Anda mengembangkan lingkungan dalam lingkungan kerja anda sebagian berdasarkan tingkat
kebutuhan ang anda rasakan dan resepsi mengenai siapa yang akan menanggapi anda pada tingkat
ang dinginkan. Bob tren memiliki keinginan yang kuat u tuk mengembangkan suatu tim penjualan-
sebuah kelompok yang bersama-sama dalam suatu keberhasilan dan, jika perlu, bersama-sama
dalam kegagalan. Tak pelak lagi dia akan mencari orang-orang yang sekurang-kurangnya
memiliki kebutuan yang rata-rata untuk bekerjasama denga orang lian. Ia akan menyelesaikan
orang-orang yang tidak tertarik untuk bekerjasama dengan orang lain secara langsung. Akan
tetaapi, dengan bergantung kepada filsafat, manajer lain mungkin akan mencari tipe orang yang
sangat mandiri dengan semangat bersaing yang tinggi dan mengetahui peran manajer pada saat
pengkoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka yang relatif bebas.
Kebutuhan akan kontrol (pengendalian) berhubungan dengan suatu harapan akan
kekuasaan, perasaan menjadi seorang pemimpin dan pemegang wewenang yang berhak mengubah
lingkungan. Seseorang dengan kebutuhan kontrol yang tinggi berharap menjadi pemimpin. Hal ini
terlihat semudah pemilik tempat atau dalam hubungan bisnis, mungkin sesederhana menentukan
tugas khusus mana yang akan dikerjakan oleh seseorang. Seseorang yang kebutuhan influsinya
rendah dan kebutuhan kontrolnya yang tinggi mungkin belajar bagaimana memanipulasi orang
lain agar memperolehpeluangnya secara tidak langsung. Seseorang dengan kebutuhan influsi dan
kontrol yang tinggi mungkin berupaya mendominasi situasi secara langsung. Sebaliknya, orang-
orang yang kebutuhan kontrolnya rendah dan kebutuhan penerimaan wewenangnya tinggi
seringkali merupakan bawahan yang setia.2[2]

2. KOMUNIKSI ORGANISASI
Komunikasi yang efektif dapat diterapkan dimana saja, menyangkut penyampaian berita
seseorang kepada orang lain secara akurat, hanya bedanya efektifitas dalam organisasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu;
1. Saluran komunikasi formal.
2. Struktur wewenang organisasi.
3. Spesialisasi jabatan.
4. Pemilikan informasi.
5. Jaringan komunikasi dalam organisasi.
1. Saluran komunikasi formal.
Mempengaruhi efektifitas komunikasi dalam dua cara. Pertama, liputan saluran formal
semakin melebar sesuai perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Kedua, i[i]saluran
komunikasi formal dapat menghambat aliran informasi antara komunikasi formal dapat
menghambat aliran informasi antar tingkat-tingkat organisasi.
2. Struktur wewenang organisasi.
Mempunyai pengaruh yang sama terhadap efektivitas organisasi. Perbedaan kekuasaan dan
kedudukan (status) dalam organisasi akan menentukan pihak-pihak yang berkomunikasi dengan
seseorang serta isi dan ketepatan komunikasi.
3. Spesialisasi jabatan.
Biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Para
anggota kelompok kerja yang sama akan berkomunikasi dengan istilah tujuan, tugas, waktu dan
gaya yang sama.
4. Pemelikan informasi.
Berarti bahwa indifidu-indifidu mempunyai informasi khusus dan pengetahuan tentang
pekerjaan-pekerjaan mereka. Sebagai contoh, manajer produk akan melakukan pengamatan yang
lebih dalam dalam perumusan strategi-strategi pemasaran, kepala departeman mungkin
mempunyai cara tertentu yang lebih efektif untuk menangani konflik diantara para bawahanya.
5. Jaringan organisasi dalam organisasi.
Organisasi dapat merancang jaringan atau struktur komunikasi dalam berbagai cara. Jaringan
komunikasi mungkin dirancang kaku, seperti bahwa karyawan dilarang komunikasi langsung
kecuali dengan atasanya langsung.3[3]
3. SISTEM-SISTEM MANAJEMEN

2[2] Yuyun wirasasmita, komunikasi bisnis dan profesional, ( bandung, 2006), hal 30.
3[3] Hani handoko, manajemen 2, (yogyakarta, 2003), hal. 277.
Sistem manajemen yang diterapkan oleh manajer dalam memimpin suatu organisasi
tergantung pada karakter seseorang manajer dan keadaan organisasi yang dipimpinnya.
Sistem-sistem manajemen itu dapat dibedakan atas:
1. Manajemen bapak (paternalistik manajemn)
2. Manajemen tertutup (closed manajemen)
3. Manajemen terbuka (open manajemen)
4. Manajemen demokrasi (demokratic manajemen)
Uraian singkat mengenai keempat sistem manajemen diatas , adalah sebagai berikut;
Manajemen bapak
Dalam sistem manajemen bapak ini diartikan bahwa setiap usaha dan actifitas organisasi
para pengikut (bawahan) selalu mengikuti jejak bapak. Apa yang dikatakan (diperintahkan) bapak
itulah yang benar. Dalam hal ini tidak ada alternatif lain kecuali mengikuti bapak. Manajer telah
mendapat kharisma dari bwahan atau pengiktnya, sehingga pengikut menganggap pemimpinya
yang paling baik, paling pintar dan paling benar.
Kebaikan dan kelemahan manajemen bapak ini adalah sebagai berikut.
Kebaikanya:
Adalah jika bapak atau pemimpin tetap pada proporsi yang benar, pekerjaan dapat dengan
cepat dikerjakan sehingga tujuan dapat dicapai dengan baik.
Kelemahanya:
1. Jika bapak tidak benar , perusahaan akan hancur karena bawahanya akan menyeleweng.
2. Kemajuan organisasi akan terbatas, sebab hanya tergantung kepada kecakapanya bapak, bawahan
hanya sebagai robot saja.
3. Kalau terjadi pergantian pemimpin maka pemimpin baru akan sulit untuk melakukan tugas-
tugasnya sebagai pemimpin sebab bawahan telah mengkultuskan pemimpin lamanya.
4. Para bawahan menjadi seorang yes man saja sehingga daya fikir dan kreatifitasnya tidak ada.
Manajemen tertutup
Dalam manajemen tertutup, manajer tidak memberitahukan atau menginformasikan
keadaan perusahaan kepada para bawahanya walaupun dalam batas-batas tertentu saja.
Keputusan-keputusan diambil tanpa melibatkan partisipasi para bawahanya dalam proses
pengambilan keputusan.
Kebaikanya:
1. Kerahasiaan dan perusahaan sangat terjamin .
2. Pengambilan keputusan cepat, karena tidak melibatkan partisipasi bawahanya dalam proses
pengambilan keputusan.
Keburukanya:
1. Para bawahan atau para pengikut tidak mengetahui perusahaan, apakah untung atau rugi.
2. Problem pemecahan masalah dihadapi perusahaan hanya dihadapi manajer.
3. Tidak mempersiapkan kader-kader penggantinya dimasa depan.
4. Menimbulkam sikap apatis para bawahan terhadap masalah yang dihadapi perusahaan atau
organisasi.
Manajemen tertutup ini biasanya diterapkan oleh seorang manajer otoriter, karena dia
menganggap yang paling pintar, berkuasa, dll. Falsafah kepimimpinan adalah untuk manajer
(atasan).
Manajemen terbuka
Manajemen terbuka ini diterapkan dengan cara sebagai berikut.
a. Manajer (atasan) banyak menginformasikan keadaan (rahasia) perusahaan kepada bawahanya,
sehingga bawahan dalam batas-batas tertentu mengetahui prusahaan (organisasi). Dan semakin
tinggi kedudukan bawahan maka semakin banyak ia mengetahui rahasia perusahaan (organisasi),
tetapi top manajer (rahasia jabatan) selalu dipegang teguh manajer (atasan)
b. Seorang manajer belum mengambil keputusan, terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada
para bawahanya untuk mengemukakan sarana-saran pendapat. Tegasnya, manajer mengajak
manajer bwahan untuk ikut berpartisipasi dalam memecahkan dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi. Keputusan yang terahir tetap berada ditangan manajer.
en mempunyai kebaikan dan keburukan sebagai berikut.
Kebaikan-kebaikanya:
1. Para bawahan ikut serta memikirkan yang dihadapi organisasi (perusahaan) dan ikut serta
memikirkan cara-cara pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dan mengembangkan usaha-
organisasi.
2. Para bawan mengetahui arah yang diambil organisasi, sehingga telah menjadi keputusan mereka
tidak ragu-ragu lagi untuk melaksanakanya.
3. Para bawahan akan lebih bergairah dan berpartisipasi tinggi pada tugas-tugasnya.
4. Para bawahan terbina dan terlatih, sehingga pengkaderan berkembang dan berkesinambungan
(regenerasi) terjamin.
5. Akan menimbulkan suatu kompetisi yang sehat sambil sambil mereka berlomba-lomba dalam
mengembangkan kecakapan dan kemampuan.
6. Akan menimbulkan kerja sama yang semakin baik dan hubungan-hubungan yang semakin
harmonis.
7. Akan menimbulkan perasaan senasib dan sepenanggungan serta solidaritas yang semakin
membaik.

Keburukan-keburukanya:
1. Pengambilan keputusan lama, bertele-tele, dan biaya semakin banyak , sebab diadakan pertemuan-
pertemuan.
2. Rahasia keadaan organisasi/perusahaan kurang terjamin, karena ada kemungkinan para penjabat
yang mengikuti pertemuan membocorkannya.
3. Kecakapan dan kepemimpinan manajer akan diketahui para bawahan sehingga wibawanya
berkurang.

Manajemen demokrasi
Pelaksanaan manajemen demokrasi hampir sama dengan pelaksanaan manajemen terbuka,
khususnya dalam mengambil keputusan dimana para anggota/ bawahan diajak dan ikut
berpartisipasi membrikan saran, pemikiran-pemikiran dan cara-cara pemecahan terhadap masalah-
masalah yang dihadapi.
Perbedaan manajemen demokrasi dengan manajemen terbuka, terletak pada:
1. Manajemen demokrasi terletek pada suatu organisasi, jika jika semua anggotanya mempunyai hak
yang sama seperti,MPR, DPR koperasi dll, sedangkan manajemen terbuka dapat dilaksanakan
dalam organisasi/perusahaan.
2. Dalam manajemen demokrasi setiap anggota ikut menentukan keputusan berdasarkan suara
terbanyak (keputusan bersama), sedang dalam manajemen terbuka keputusan hanya ditentukan
oleh manajer (pimpinan) saja, jadi bawahan tidak menentukan keputusan.
Kebaikan dan keburukan manajemen demokrasi, antara lain adalah;
Kebaikan-kebaikanya:
1. Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena pikiran dan diputuskan oleh banyak orang.
2. Kecenderungan untuk bertindak otoriter dapat dihindarkan.
3. Keputusan yang diambil dipertanggung jawabkan oleh para anggota.
4. Ruang lingkup dan arah keputusan diketahui oleh masyarakat.
Keburukan keburukanya :
1. Biaya, waktu untuk mengambil keputusan cukup lama, bahkan bertele tele sebab pemikiran
pemikiran para anggota tidak sama dan sering beradu argumentasi.
2. Adanya tirani minoritas dari para anggota, misalnya :
a. Minoritas yang kalah suara dengan terpaksa menyetujui dengan keputusan yang ditetapkan
b. Sekelompok minoritas karena kelihaian dan kecakapanya berargumentasi maka ia dapat
mempengaruhi para anggota hanya memikirkan pendapatnya, ide idenya untuk disetujui menjadi
suatu keputusan.
c. Kelicikan pimpinan sidang mengarahkan rapat dalam menggolkan keputusan, misalnya dengan
menanyakan siapa yang tidak setuju acungkan tangan biasanya orang akan ragu ragu
mengacungkan tanganya sebelum melirik kekiri dan kekanan.

Sistem manajemen demokrasi ini dikenal atas manajemen demokrasi atas


manajemen demokrasi barat dan demokrasi pancasila yang perbedaanya hanya bersifat gradual
saja, yaitu: dalam manajemen demokrasi barat (MDB), keputusan yang diambil selalau bedasarkan
atas jumlah suara terbanyak saja. Jika jumlah suara seimbang (50%:50%) maka masalah itu tidak
jadi keputusan. Managemen Demokrasi Pancasila(MDP),keputusan di ambil bedasarkan atas
musyawaroh dan mumfakat untuk memperoleh kebulatan pendapat atau suara. Jika kebulatan
pendapat tidak tercapai, barulah pengambilan keputusan dilakukan melalui voting dan keputusan
di ambil bedasarkan jumlah suara terbanyak. Jadi,dalam MDP pengambilan keputusan lebih
menekankan atas musyawarah dan mumfakat. Jika terpaksa, voting baru dilakukan.

Diposkan oleh mae roni di 05.56


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
2013 (1)

2012 (8)
o Oktober (8)
BAHAYA MINUMAN KERAS
SEJARAH SAM PO KONG (zheng he)
STRUKTUR KEPENGURUSAN HIMPUNAN MAHASISWA
JURUSAN (...
TEORI BUDAYA ORGANISASI
TEORI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
FILSAFAT, ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA
KOMUNIKASI ANTAR PERSONA DAN SISTEM MANAJEMEN
STRATEGI DAKWAH DI MADINAH

Mengenai Saya

mae roni
Lihat profil lengkapku

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai