PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner atau PJK atau CHD atau ischemic heart disease
adalah semua kelompok ketidakmampuan jantung akut atau kronik akibat suplai
berkurang, atau paling sering akibat pengurangan aliran darah koroner karena
dan pembuluh darah adalah penyebab kematian nomor satu secara global : lebih
banyak orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit jantung dan pembuluh
darah dari pada penyebab lainnya. Diperkirakan sekitar 17,3 juta orang meninggal
akibat penyakit jantung dan pembuluh darah pada tahun 2008, yaitu 30% dari
seluruh kematian global. Dari kematian ini, yang diperkirakan 7,3 juta disebabkan
1
seperti penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, aktivitas fisik,
tekanan darah yang meningkat, diabetes dan abnormalitas kadar fraksi lipid dalam
terus meningkat dari tahun ke tahun. Data statistik menunjukkan bahwa pada
tahun 1992 persentase penderita PJK di Indonesia adalah 16,5%, dan pada tahun
meningkat dari urutan ke-11 (1972) menjadi urutan ke-3 (1986) dan menjadi
penyebab kematian utama pada tahun 1992, 1995 dan 2001. Hasil survey
kesehatan nasional tahun 2001 menunjukkan tiga dari 1.000 penduduk Indonesia
Salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner adalah abnormalitas kadar
jenis lipid di dalam darah, yaitu kolesterol, trigliserid dan fosofolipid. Oleh karena
sifat lipid tidak larut dalam lemak, maka diperlukan suatu pelarut yaitu suatu
protein yang dikenal dengan nama apolipoprotein atau apopotein. Senyawa lipid
fosfolipid dan apoprotein. Pada manusia dibedakan enam jenis lipoprotein, yaitu
density lipoprotein (IDL), very low density lipoprotein (VLDL), kilomikron dan
2
Profil lipid yang sering diperiksa antara lain, trigliserida, kolesterol, LDL, dan
HDL. Bila kolesterol LDL jumlahnya berlebih di dalam darah, maka akan diendapkan
pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat
pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada trigliserida yang
terbentuk sebagai hasil dari metabolism makanan yang berbentuk lemak dan juga
diketahui. Hal ini juga telah banyak diketahui bahwa HDL-C mampu melindungi
dunia dan Indonesia, serta perkiraan penderita PJK dan angka kematian yang
melakukan penelitian mengenai gambaran profil lipid pada pasien PJK di RSUP
3
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan umum : untuk mengetahui profil lipid pasien penyakit jantung
tahun 2012
1.3.1 Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi
terjadinya PJK
1.3.2 Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut
1.3.3 Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit jantung koroner atau PJK atau CHD atau ischemic heart disease
adalah semua kelompok ketidakmampuan jantung akut atau kronik akibat suplai
berkurang, atau paling sering akibat pengurangan aliran darah koroner karena
jantung, akut maupun kronik yang timbul karena kekurangan suplai darah pada
satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding
dalam pembuluh darah disertai adanya plak yang akan mengganggu aliran darah
ke otot jantung, kemudian terjadi kerusakan otot jantung yang akibatnya dapat
meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Di Indonesia PJK adalah
5
pembunuh nomor satu dan jumlah kejadiannya terus meningkat dari tahun ke
tahun. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 1992 persentase penderita
PJK di Indonesia adalah 16,5%, dan pada tahun 2000 melonjak menjadi 26,4%
urutan pertama penyebab selurah kematian yaitu 16 persen pada survei kesehatan
rumah tangga (SKRT) 1992 . Pada SKRT 1995 meningkat menjadi 18,9 persen.
Hasil Suskernas 2001 malahan memperlihatkan angka 26,4 persen. (Bt Zulkifli,
ASHD)
Pada ASHD ini terjadi fibrosis yang merata diakibatkan aliran darah yang
lambat laun semakin berkurang. Iskemik pada tipe ini relatif ringan, tetapi
koroner yang sementara. Gejala utamanya adalah rasa nyeri di dada yang
Penyakit pembuluh darah jantung koroner yang paling penting dan paling
gawat. Terjadi nekrosis iskemik mendadak pada daerah myocardium yang terbatas
2.4.1.1 Usia
Telah dibuktikan adanya hubungan antara umur dan kematian akibat PJK.
Sebagian besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun dan
dan kadar kolesterol yaitu kadar kolesterol total akan meningkat dengan
perempuan mulai meningkat pada umur 20 tahun. Pada laki-laki kadar kolesterol
akan meningkat sampai umur 50 tahun dan akhirnya akan turun sedikit setelah
lebih rendah daripada laki-laki dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar
dari 5 laki laki dan 1 dari 17 perempuan. Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai
risiko PJK dua hingga tiga kali lebih besar daripada perempuan. Angka kematian
pada laki-laki didapatkan lebih tinggi daripada perempuan akan tetapi setelah
7
menopause, hampir tidak didapatkan perbedaan antara risiko pada perempuan
dipengaruhi oleh faktor genetik. Sebagian besar manusia dapat mengatur kadar
kolesterol darahnya dengan diet rendah lemak jenuh dan kolesterol namun
sebagian kecilnya tidak dapat menurunkan kadar kolesterol darahnya dengan diet
rendah lemak jenuh dan kolesterol. Pada kelompok lainnya dengan makanan
2.4.2.1 Obesitas
merupakan beban tambahan bagi jantung, otot jantung akan mengalami perubahan
terjadinya gangguan pompa jantung atau lazim disebut sebagai gagal jantung atau
lemah jantung, dimana penderita akan merasakan lekas capai, sesak napas bila
melakukan aktifitas ringan, sedang, ataupun berat (tergantung dari derajat lemah
2.4.2.2 Hipertensi
pada suatu saat akan terjadi kerusakan yang serius. Pada jantung, otot jantung
8
akan menebal (hipertrofi) dan mengakibatkan fungsinya sebagai pompa menjadi
2010).
2.4.2.3 Dislipidemia
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid
yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, LDL-C, kenaikan kadar
Tahap awal yang penting pada aterogenesis adalah adanya partikel LDL-C
yang ada dalam sirkulasi terjebak di dalam intima. LDL-C ini mengalami oksidasi
atau perubahan lain dan kemudian dipindahkan oleh reseptor "Scavenger" khusus
2.4.2.4 Merokok
penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara
industri maju, lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di
mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke (Bt
Zulkifli, 2010).
9
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok
usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok. Salah satunya
adalah nikotin yang akan mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh
lainnya. Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak
2010).
dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida
darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah. Akibat
darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer (WHO,2004 dalam Bt
Zulkifli, 2010).
PJK bila kadar glukosa darah naik berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
10
Gula dara tersebut dapat mendorong terjadinya aterosklerosis pada ateri koroner.
Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah
berat badan sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang bersama dengan
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang timbul akibat
aliran darah arterial dan kebutuhan myocardium yang dipengaruhi oleh aliran
darah koroner, kepekaan myocardium terhadap iskhemi, dan kadar oksigen dalam
darah. Gangguan suplai darah pada otot jantung menyebabkan jantung akan
Aterosklerosis ditandai dengan adanya lesi intima yang disebut ateroma, atau plak
(1) proliferasi sel-sel otot polos, makrofag, dan limfosit (sel-sel terlibat
(2) formasi sel-sel otot polos ke dalam matriks jaringan ikat, dan
Lipid yang menumpuk dan material lain (produk sampah selular, kalsium,
fibrin) yang terbentuk di dalam lapisan tunika intima disebut plak atau ateroma
(Harianja, 2010).
Fase 1 merupakan sebuah fase asimptomatik, terdiri dari fatty streak kecil,
umumnya terlihat pada orang yang berusia kurang dari 30 tahun. Fatty streak ini
bersifat nonobstruktif, sel-sel (makrofag dan sel-sel otot polos) berisi lipid yang
Fase 2 ditandai oleh plak dengan isi lipid yang tinggi dan rentan ruptur.
Lipid berasal dari LDL plasma yang masuk ke dinding endotel yang cedera.
Karena ketidakstabilan lesi di fase 2, lesi ini dapat berlanjut ke fase 3 atau fase 4.
nonoklusif .
12
Fase 4 bersifat akut, lesinya kompleks dengan trombus oklusif. Fase 4
Fase 5 merupakan lesi fibrotik dan oklusif dengan tampilan klinis yang
ke tingkatan lesi yang lebih kompleks. LDL yang teroksidasi mengubah makrofag
menjadi sel busa (foam cells). HDL dapat menurunkan jumlah dan aktifitas
2010).
cap dari lesi kompleks, menyebabkan perdarahan pada plak, trombosis, dan
blokade arteri. Trombus kecil akan membantu pertumbuhan plak, dan trombus
koroner, dapat terbentuk konsentris atau eksentris . Penyumbatan 70% atau lebih
dari total lumen biasanya baru dapat menimbulkan keluhan angina. Lebih dari
13
mengalami penyempitan (Vasokontriksi), dengan demikian lumen arteri koroner
disebut kerak atau plak aktif (Active Plaque). Bahwa pembuluh darah koroner
yang sebelumnya tersumbat tidak signifikan menjadi jelas setelah adanya spasme
3. Faktor Trombus
Plak yang menonjol ke lumen mengandung cairan lipid pada inti selnya dan
dapat juga mengandung perkapuran. Plak yang intinya didominasi cairan lipid
sangat rawan untuk menimbulkan thrombus. Apabila plak ini pecah maka cairan
lipid akan keluar dan menyumbat lumen arteri koroner. Proses inilah yang
death) terjadi pada 50% penderita yang tanpa keluhan sebelumnya. Sedangkan
selebihnya disertai keluhan yang mati mendadak 6 jam setelah keluhan. Proses
mati mendadak ini dimulai dengan thrombusis pembuluh darahn koroner yang
miokardium (akut miokard infark), payah jantung (ischemic heart diseases) dan
mati mendadak (sudden death). Pada umumnya gangguan suplai darah arteri
koronaria dianggap berbahaya bila terjadi penyempitan sebesar 70% atau lebih
pada pangkal atau cabang utama arteri koronaria. Penyempitan yang kurang dari
14
tergantung kepada beratnya arterosklerosis dan luasnya gangguan dan apakah
1. Angina Pectoris
Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan sakit dada
yang khas, yaitu seperti ditekan atau rasa berat di dada yang seringkali menjalar
ke lengan kiri. Hal ini sering timbul saat pasien melakukan aktifitas dan segera
Nyeri dada yang khas dari angina pectoris ialah rasa tertekan, seperti merasa
terpilin, sperti terbakar (panas yang berpusat di daerah retrostenal (dibalik tulang
sternum yang berada ditengah-tengah dada) yang bisa menjalar kelengan kiri,
leher, bahu dan punggung. Dalam hal ini angina pectoris bisa digolongkan
a. Angina pectoris stabil, yaitu gejala yang timbul frekuensinya tetap, baik
Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tak dapat dipenuhi karena
aterosklerosis. Keluhan nyeri dada timbul bila melakukan suatu pekerjaan. sesuai
4. Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan biasa) (Malau, 2011).
15
b. Angina pectoris tidak stabil, yaitu pola gejala yang timbul berubah-ubah,
1. Pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan, dimana angina
cukup berat dan frekuensi cukup sering, lebih dari 3 kali per hari.
stabil, lalu serangan angina timbul lebih sering, dan lebih berat sakit
Beratnya angina:
1. Kelas I: angina yang berat untuk pertama kali, atau makin bertambah
2. Kelas II: Angina pada waktu istirahat dan terjadinya subakut dalam
1bulan, tapi tak ada serangan angina dalam waktu 48 jam terakhir.
3. Kelas III: adanya serangan angina waktu istirahat dan erjadinya secara akut
baik sekali atau lebih, dalam waktu 48 jam terakhir (Malau, 2011).
ST (depresi segmen ST) sangat nyata pada pemeriksaan uji beban masuk
(Tarigan, 2011).
16
Acute myocard infraction atau serangan jantung akut umumnya
pecahnya plak lemak ateroskeloris pada arteri koroner. Plak lemak tersebut
menjadi titik-titik lemah dari arteri itu dan cenderung untuk pecah. Pada waktu
mengakibatkan rasa sakit dada yang hebat pada pusat dada dan menyebar sampai
lengan, kerongkongan atau dagu, atau abdomen sebelah atas (sehingga mirip
pembuluh darah atau karena penyakit tertentu. Ischemic ini ada yang disebut sebagai
silent ischemic dimana penderitanya tidak merasakan gejala yang timbul (Tarigan,
2008).
sehingga jantung tidak lagi dapat memompa darah dengan baik. Rasa sakit akibat
payah jantung bertahan berjam-jam. Gejala yang timbul ialah gelisah, pusing,
17
keringat dingin, gangguan gastro intestinal (muntah, diare, mual) dan shock yang
mendadak 6 jam setelah keluhan. Proses mati mendadak ini dimulai dengan
trombosis pembuluh darah koroner yang disusul dengan nekrosis yang disertai
Salah satu unsur dalam makanan adalah lemak. Lemak tidak dapat larut
dalam darah kecuali terikat oleh protein tertentu. Lemak akan mengalami
tidak lancar dan lemak terlarut dalam darah sehingga tidak mencukupi proses
Telah banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa PJK dapat dicegah dan
penelitian untuk hal ini terus berlanjut. Dari hasil studi prospektif jangka panjang
18
menunjukkan bahwa orang dengan faktor risiko rendah mempunyai risiko yang
kardiovaskuler yang ditentukan dari faktor risiko yang ada (tabel III.1) (Majid,
2007).
berbagai uji klinis menunjukkan hal yang bermanfaat (tabel III.2) (Majid, 2007).
adalah upaya untuk mencegah agar PJK itu tidak berulang lagi (tabel III.3)
(Majid, 2007).
Individu yang sudah perna, atau sudah terbukti mendrita PJK, cenderung
Prses aterosklerosis yang mendasari PJK , bisa saja terjadi pada pembuluh
(strok), pada aorta atau arteri karotis, arteri perifer dll. Oleh sebab itu
dan menengah.
19
Tabel III.1
20
Tabel III.2
21
tujuan : KGD puasa (<110 mg/dl) dan HbA1c (<7%).
Atrial fibrilasi kronik
tujuan : mencapai sinus ritme atau jika muncul atrial fibrilasi kronik,
antikoagulan dengan INR 2,0-3,0 (target 2,5)
Sumber : Majid, Abdul, 2007
Tabel III.3
Merokok :
Berhenti total. Tidak terpapar pada lingkungan perokok
Kontrol tekanan darah :
Tujuan TD < 140/90 mmHg atau < 130/80 pada pasien diabetes atau penyakit
Pengelolaan Lipid
Tujuan : LDL-C < 100 mg/dl jika trigliserid 200 mg/dl, non-HDL-C
seharusnya , 130 mg/dl
Aktivitas fisik
tujuan : 30 menit, 7 hari dalam seminggu (minimal 5 hari dalam seminggu)
Pengatur berat badan
tujuan : BMI : 18,5-24,9 kg/m2. Lingkar pinggang : pria < 40 inci, wanita < 35
inci.
Pengelolaan diabetes
tujuan : HbA1c <7%
Penggunaan Obat Antiplatelet/Anticoagulant : aspirin, clopidogrel, warfarin
sesuai indikasi.
Penggunaan Renin-Angiotensin-Aldosterone System Blockers : bila intoleran
ganti dengan ARB
Penggunaan B-Blockers : kecuali bila ada kontra indikasi
Pemberian Vaksinasi influenza pada pasien dengan kelainan kardiovaskuler
Sumber : Majid, Abdul, 2007
22
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi
oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan
menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah
mengandung 80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20 % berasal
dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL
dan kolesterol LDL. Kolesterol dibutuhkan oleh jaringan perifer, termasuk sel-sel
pembuluh darah. Kolesterol ini berasal dari sintesis baru di dalam sel dan dengan
pengiriman dari Low-Density Lipoprotein (LDL). Ketika tingkat LDL tinggi, LDL
akan menumpuk di dinding arteri di mana tempat LDL teroksidasi dan diambil
oleh sel busa dalam suatu proses yang mengarah pada pembangunan dan
2005).
23
1. Menginhibisi adhesi dari monosit
2. Inhibisi oksidasi LDL-C dan ekspresi MCP-1
3. Antitrombotik HDL-C
fosofolipid. Oleh karena sifat lipid tidak larut dalam lemak, maka diperlukan
suatu pelarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan nama apolipoprotein atau
apopotein. Senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan nama lipoprotein.
fosfolipid dan apoprotein. Pada manusia dibedakan enam jenis lipoprotein, yaitu
density lipoprotein (IDL), very low density lipoprotein (VLDL), kilomikron dan
BAB 3
KERANGKA TEORI
24
25
BAB 4
METODE PENELITIAN
karena merupakan rumah sakit pendidikan dan tempat rujukan rumah sakit lain di
Sumatera Barat dan sekitarnya sehingga kasus PJK banyak diobati di sini.
4.3.1 Sampel
26
4.3.1.1 Kriteria inklusi
Pasien yang memiliki IMT < 25,0 - 29,9 dan lingkar perut < 90 cm
Operasional Variabel
27
4.4.2 Definisi Operasional
Operasional
28
4.5 Instrumen Penelitian
M Jamil Padang.
3) Pita ukur
Data diambil dari rekam medik penderita PJK yang dirawat di Poliklinik
Jantung RSUP Dr M Jamil Padang dari 1 Januari 2011 sampai 31 desember 2011.
Data yang dicatat adalah nama pasien, nomor rekam medik, umur, jenis
kelamin serta IMT dan lingkar perut pasien yang didapat dengan pengukuran
langsung.
Data yang telah dikumpul kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Pembuatan
tabel ini dilakukan dengan tubulasi langsung, yaitu memasukkan data secara
29