Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TERMODINAMIKA

Disusun oleh:

Umaya Nur Uswah (240110140065 )

Sondang Kiki (240110140076)

Lia Genesya Sinuraya (240110140086)

UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

JATINANGOR
2014
PENDAHULUAN

Termodinamika adalah satu cabang fisika teoritik yang berkaitan dengan hukum-
hukum pergerakan panas, dan perubahan dari panas menjadi bentuk- bentuk energi yang lain.
Istilah termodinamika diturunkan dari bahasa yunani Therme (panas) dan dynamis (gaya).
Cabang ilmu ini berdasarkan pada dua prinsip dasar yang aslinya diturunkan dari
eksperimen, tetapi kini dianggap sebagai aksioma (suatu pernyataan yang diterima sebagai
kebenaran dan bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian). Prinsip pertama adalah
hukum kekekalan energi, yang mengambil bentuk hukum kesetaraan panas dan kerja. Prinsip
yang kedua menyatakan bahwa panas itu sendiri tidak dapat mengalir dari benda yang lebih
dingin ke benda yang lebih panas tanpa adanya perubahan dikedua benda tersebu

1.1 Sistem Termodinamika


Sistem termodinamika secara luas bisa didefinisikan sebagai luas atau ruang
tertentu dimana proses termodinamika terjadi. Atau adalah suatu daerah dimana perhatian
kita difokuskan dalam mempelajari proses termodinamika. Sedikit observasi akan
memperlihatkan bahwa sistem termodinamika mempunyai batas sistem, dan segala
sesuatu yang ada di luar batas sistem disebut lingkungan. Batas sistem ini bisa saja
berupa batas tetap seperti pada tangki yang berisi gas yang terkompresi, atau batas
bergerak seperti yang dijumpai pada sejumlah volume cairan di dalam saluran pipa.
Sistem termodinamika bisa diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok:

a. Sistem tertutup.

Pada sistem ini terjadi pertukaran energi tapi tidak terjadi pertukaran benda dengan
lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya
biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:

1. Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.

2. Pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.


b. Sistem terbuka
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan
benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang
melibatkan adanya aliran massa kedalam atau keluar sistem

c. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi adalah sebuah sistem yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh
lingkungannya. Sistem ini massanya tetap dan tidak ada panas atau kerja yang
melewati batas sistem.
PEMBAHASAN

1.2 Pengaplikasian Sistem Termodinamika dalam Kehidupan

1.2.1 Sistem Terbuka


PLTU adalah salah satu contoh pengaplikasian pada sistem terbuka dimana
pembangkitnya menggunakan uap untuk memutar turbinnya yang akan
menggerakkan generator dan akhirnya menghasilkan listrik. Pada pusat listrik tenaga
uap menggunakan bahan bakar batu bara, minyak, atau gas sebagai sumber energi
primer. Untuk memutar generator pembangkit listrik menggunakan putaran turbin
uap. Tenaga untuk menggerakkan turbin berupa tenaga uap yang berasal dari ketel
uap. Bahan bahan bakar ketelnya berupa batu bara, minyak bakar, dan lainnya.Uap ini
dihasilkan oleh proses pemanasan yang terjadi di Boiler.
Uap yang dihasilkan oleh Boiler tentu saja tidak sama dengan uap yang keluar
pada saat kita memasak air di dapur. Pemanasan di Boiler pada pembangkit ini
demikian panasnya sehingga uap yang dihasilkan akan berada pada fase superheated,
uap yang penuh energi inilah yang dihantamkan ke bilah-bilah turbin, sehingga
turbin akan berputar dan menghasilkan listrik melalui generatornya.
Karena rumitnya proses dari mulai memanaskan uap sampai dengan mulai
memutar turbin selain juga karena adanya inersia termodinamika dalam sistemnya,
maka PLTU yang di hot start baru mulai berproduksi setelah kurang lebih 5 jam. Bila
proses pembangkitan dimulai dengan cold start, maka bisa ditebak, kurang lebih
butuh 16 jam untuk mulai menghasilkan listrik.
1.2.2 Sistem terisolasi
Contoh sistem terisolasi dapat dilihat pada mesin Stirling. Mesin Stirling adalah
mesin pembakaran eksternal yang menggunakan udara atau gas ( helium, hydrogen,
nitrogen, methanol dsb) sebagai fluida kerjanya, bekerja berdasarkan prinsip
peredaran termodinamika (motor udara panas),ditemukan pada tahun 1816 oleh
Robert Stirling, Kilmamock-Skotlandia.Jadi pada mesin Stirling, gas hanya
disusutkan dan kemudian dikembangkan dengan pemanasan dari luar.
Sebuah regenerator memungkinkan panas yang dihasilkan disimpan di dalam,
sebagian menggantikan energi panas karena sedikitnya alih panas yang dimungkinkan
melalui dinding heat-exchanger. Energi panas disimpan di dalam regenerator
sementara gas penggerak menyusup ke ruangan yang dingin, dan kemudian
dilepaskan sewaktu kembali ke ruangan ekspansi panas. Tenaga terjadi pada
temperatur yang tinggi dan konstan, sangat ideal untuk setiap mesin. Kompresi terjadi
pada temperatur rendah, dan hampir tidak ada energi panas yang hilang. Tenaga
bersih yang dihasilkan adalah akibat perbedaan antara pengembangan gas
bertemperatur tinggi dan mengkompresi gas bertemperatur rendah. Mesin ini dapat
membakar setiap bahan bakar padat (solid) atau cairan sebagai sumber
pemanasannya.
2.1.3. Sistem Tertutup

Salah satu contoh sistem tertutup yaitu microwave oven. Microwave oven adalah
suatu alat yang digunakan untuk memasak yang memanfaatkan gelombang
elektromagnetik untuk memanaskan makanan. Gelombang elektromagnetik tersebut
bersumber dari arus listrik yang dialirkan ketika microwave oven tersebut digunakan.
Arus listrik bolak-balik maupun arus listrik searah akan diubah menjadi bentuk arus
searah. Kemudian salah satu komponen dalam microwave oven memanfaatkan arus
tersebut untuk diubah menjadi gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 300
MHz 300 GHz (rata-rata berfrekuensi 2,45 GHz), gelombang tersebut merambat
secara radiasi dan dengan komponen-komponen dalam microwave oven lainnya
gelombang tersebut akan diserap oleh material dielektrik (dalam hal ini berupa air,
lemak dan gula), kemudian timbul panas dari atom-atom material yang berotasi dan
saling bertabrakan, sehingga makanan bisa menjadi panas atau hangat. Berikut
gambar prinsip kerja microwave oven :
1.3 Skala Termometer Termodinamika
a. Skala Kelvin
Skala Kelvin merupakan skala terperatur termodinamika absolut yang
memberikan suatu definisi termperatur yang kontinu dan sahih untuk seluruh daerah
temperature. Pengukuran temperature empiris menggunakan berbagai termometer,
dapat dihubungkan dengan skala Kelvin. Pengembangan skala Kelvin memerlukan
prinsip kekalan energy dan Hukum Kedua Termodinamika. Perlu dicatat bahwa skala
Kelvin mempunyai titik nol pada 0 K, dan temperature di bawahnya tidak
didefinisikan.
Skala gas dan skala Kelvin menunjukan nilai yang identik dalam daerah
temperature di mana termometer gas dapat dipergunakan. Dapat diasumsikan bahwa
semua temperature yang dipergunakan merujuk pada nilai yang diberikan oleh
termometer gas volume tetap.

b. Skala Celcius, Rankine, Dan Fahrenheit


Skala temperatur Celcius (juga dikenal sebagai skala centigrade) menggunakan
satuan derajat Celcius (C) yang besarnya sama dengan Kelvin. Jadi, perbedaan
temperatur pada kedua skala adalah sama besar. Namun, titik nol pada skala Celcius
bergeser ke titik 273,15 K seperti diperlihatkan oleh hubungan temperature Celcius
dan Kelvin berikut ini

T (C) = T (K) 273,15 (1)

Dari persamaan di atas tampak bahwa titik tripel air terjadi pada 0,01C pada skala
Celsius, sedangkan 0 K setara dengan -273,15C.
Skala Celsius ditentukan berdasarkan titik es 0,00C (273,15 K) dan titik uap
100C (373,15 K), sehingga terdapat 100 skala Celsius dalam interval 100 kelvin.
Berdasarkan hubungan ini maka ditentukanlah temperature titik tripel air sebagai
273,16 K. mengingat temperature titik es dan titik uap diukur berdasarkan
eksperimental yang ketelitiannya terus meningkat, maka temperature Celsius yang
tetap berdasarkan definisi adalah titik tripel air.
Dua skala temperature lain yang sering digunakan di Amerika Serikat adalah
skala Rankine dan skala Fahrenheit. Sesuai dengan definisinya, maka skala Rankine,
dengan satuan derajat Rankine (R) memiliki hubungan kesetaraan dengan temperatur
Kelvin sebagai berikut

T (R) = 1,87 (K) (2)

Pada persamaan di atas, skala Rankine juga merupakan skala termodinamika


absolut di mana terdapat nol absolut yang bertepatan dengan nol absolut pada skala
Kelvin. Dalam hubungan termodinamika, temperature selalu ditunjukkan dalam skala
Kelvin atau Rankine, kecuali ditetapkan lainnya.
Pada skala Fahrenheit dipergunakan derajat yang sama besarnya dengan skala
Rankine, namun titik nolnya digeser seperti ditunjukkan pada persamaan berikut ini:

T(F) = T(R) 459,67 (3)

Dengan mensubsitusikan Persamaan (1) dan (2) ke dalam persamaan (3). Diperoleh

T(F) = 1,87 (C) + 32 (4)

Persamaan ini menunjukkan bahwa temperature Fahrenheit untuk titik es (0C)


adalah 32F dan titik uap (100C) adalah 212F. Angka 100 derajat pada skala
Celcius dan Kelvin yang menunjukkan perbedaan titik es dan titik uap setara dengan
180 derajat pada skala Fahrenheit dan Rankine. Dalam perhitungan akhir dalam.
Persamaan (1) dan (3) seringkali dibulatkan menjadi 273 dan 460.
1.4 Hukum I Termodinamika
Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi untuk
sebuah sistem yang sedang melakukan pertukaran energi dengan lingkungan dan
memberikan hubungan antara kalor, energi, dan kerja (usaha). Hukum I Termodinamika
menyatakan bahwa untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan ke dalam sistem dan
sistem melakukan usaha, maka akan terjadi perubahan energi. Jadi, dapat dikatakan
bahwa Hukum I Termodinamika menyatakan adanya konsep kekekalan energi.
Energi dalam sistem merupakan jumlah total semua energi molekul pada sistem.
Apabila usaha dilakukan pada sistem atau sistem memperoleh kalor dari lingkungan,
maka energi dalam pada sistem akan naik. Sebaliknya, energi dalam akan berkurang
apabila sistem melakukan usaha pada lingkungan atau sistem memberi kalor pada
lingkungan. Dengan demikian, perubahan energi dalam pada sistem yang tertutup
merupakan selisih kalor yang diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem. Secara
matematis, Hukum Pertama Termodinamika dituliskan sebagai berikut.
Q = U + W
dengan:
Q = kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,
U = U2 U1 = perubahan energi dalam sistem,
W = usaha yang dilakukan sistem.
Perjanjian tanda yang berlaku untuk Persamaan tersebut adalah sebagai berikut.
Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif (W>0)
Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif (W<0)
Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif (Q<0)
Jika sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif (Q>0)
DAFTAR PUSTAKA

Asyari Daryus. 2007. http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab1-2-tm1.pdf


( diakses tanggal 3 Maret 2015)

J. Moran, Michael dan N. Shapiro, Howard. 2003. Termodinamika Teknik Edisi ke-4.
Jakarta:Erlangga

Bangun. 2014. https://mipascienta.wordpress.com/2014/05/07/mesin-stirling-apa-itu/


(diakses tanggal 3 Maret 2015)
Arif Rahman. 2011. http://blog.uad.ac.id/arifrahman/2011/12/05/microwave/ (diakses
tanggal 4 Maret 2015)
Ammarullah, Muhamad Subhan. 2012. http://starlight99.blogspot.com/2012/05/sistem-
pemerintahan-dan-lembaga-lembaga.html?m=1/ (diakses tanggal 4 Maret 2015)

Anda mungkin juga menyukai