K-23 Kelompok 07
1. Ivan Fadillah 13516128
2. Novianty 10216098
2017
PRAKARTA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang,
karena kasih dan karunia-Nya karya tulis kami yang berjudul Pengembangan Fungsi E-
KTM Berbasis Radio Frequency Identification (RFID) Untuk Mahasiswa Indonesia dapat
diselesaikan dengan baik.
Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis menghabiskan waktu dan usaha yang
tidak sedikit. Berbagai kesulitan telah kelompok kami temui seperti dalam menentukan ide
makalah, kesulitan mengatur waktu untuk bekerja kelompok bersama, dan format penulisan.
Meskipun begitu, berkat kerja sama yang baik dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya
Dalam pembuatan karya tulis ini penulis mendapatkan bantuan oleh beberapa pihak
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang sudah membantu terutama kepada ibu
dosen Ernawati, ST., MPSDA dan juga pak dosen Dr. Ir. Dicky R Munaf. yang telah
membimbing kami dan memberi arahan dalam membuat makalah ini. Ucapan terima kasih juga
kami berikan kepada rekan-rekan kelas 23 yang telah memberi dorongan dan semangat dalam
mengerjakan makalah ini, dan juga kepada para responden kuesioner online yang telah
membantu kami dengan memberikan curahan hati, masukan data, dan pendapatnya.
Penulis menyadari karya tulis ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk karya-karya selanjutnya. Akhir kata
penulis ucapkan selamat membaca. Semoga karya tulis ini dapat berguna bagi para pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
PRAKARTA ..................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah ............................................................................... 4
1.1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 4
1.1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan ............................................................................................ 5
1.3 Manfaat Penulisan .............................................................................................................. 5
1.4 Ruang Lingkup Kajian ....................................................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................................................. 6
1.6 Metodologi Penelitian ........................................................................................................ 7
1.6.1 Metode.............................................................................................................................. 7
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................... 8
2.1 Definisi RFID .................................................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian RFID......................................................................................................... 8
2.1.2 Prinsip Kerja RFID ..................................................................................................... 8
2.1.3 Implementasi RFID .................................................................................................. 10
2.1.4 Biometrics...................................................................................................................... 11
2.1.5 Card Reader E-KTM ....................................................................................................... 12
2.2 Kondisi Kartu Tanda Mahasiswa Saat Ini ......................................................................... 13
2.3 Pemanfaatan Electronic-ID di Negara Lain ....................................................................... 14
2.4 Analisis Kondisi KTM pada Mahasiswa Indonesia ........................................................... 17
2.5 Alternatif Solusi ............................................................................................................... 19
2.6 RAB ................................................................................................................................ 20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 21
3.2 Saran................................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 23
LAMPIRAN .................................................................................................................................... 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era modern seperti saat ini, efisiensi dan kemudahan bertransaksi menjadi hal yang vital
yang diinginkan oleh konsumen dan menjadi fokus pengembangan produsen. Salah satu
segmen konsumen yang membutuhkan hal tersebut adalah mahasiswa. Mahasiswa umumnya
masih menggunakan sistem transaksi konvensional dalam proses jual beli. Meskipun sistem ini
memberikan dampak positif dari aspek psikologis rasa aman, sistem ini terbukti memiliki
kekurangan terutama dari sisi efisiensi dan kemudahan bertransaksi.
Salah satu teknologi yang sudah diterapkan dalam menanggulangi masalah transaksi tersebut
adalah penggunaan kartu mahasiswa serbaguna. Selama ini kebanyakan kartu mahasiswa
hanya digunakan sebagai bukti identitas mahasiswa perihal presensi maupun kegiatan minor
lainnya yang menyebabkan utilisasinya rendah. Hal ini sesuai dengan hasil survey pendahuluan
yang telah dilakukan, Banyak mahasiswa menganggap utilisasi kartu mahasiswa masih rendah.
Selain itu mahasiswa pada umumnya juga menginginkan peningkatan utilisasi untuk
kebutuhan lain, dan juga menginginkan utilisasi tambahan kartu mahasiswa untuk keperluan
transaksi baik di luar maupun di dalam kampus.
Teknologi kartu mahasiswa serba guna telah hadir dan diterapkan di beberapa tempat, seperti
pada kampus STIKOM dan kartu mahasiswa internasional ISIC (International Student Identity
Card).
ISIC telah memiliki pengguna aktif sebanyak 5 juta mahasiswa dari 133 negara. Kelebihan
yang diberikan oleh ISIC adalah kemudahan bertransaksi dengan menggunakan satu kartu
untuk berbagai jenis fasilitas, diantaranya adalah 2800 museum, 2400 hotel, 1200 penerbangan
dan transportasi darat, serta 21.000 tempat makan. Selain itu pengguna memiliki keuntungan
mendapatkan diskon untuk sekitar 160.000 tempat.
Salah satu jenis teknologi yang digunakan pada kartu mahasiswa serba guna adalah RFID.
Teknologi ini lah yang sudah diterapkan oleh kampus STIKOM. Teknologi ini telah terbukti
dapat menjadi solusi akan kebutuhan kartu mahasiswa serbaguna.
4
Penerapan teknologi kartu mahasiswa serba guna dirasa kehadirannya sudah sangat dibutuhkan
saat ini, selain memberikan dampak langsung berupa kenyamanan penggunaan dan kemudahan
aktivitas oleh mahasiswa diharapkan penerapannya di Indonesia memberikan peningkatkan
daya saing teknologi di dunia internasional
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan pada subbab 1.1, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana cara mengembangkan fungsi KTM menjadi lebih fungsional?
2. Pihak atau Lembaga mana saja yang terlibat dalam mengembangkan fungsi dari KTM?
3. Apa saja keuntungan yang didapatkan dengan adanya e-KTM?
4. Bagaimana kondisi negara lain atau pihak lain yang telah menerapkan e-KTM ?
Penelitian ini dimaksudkan sebagai usulan untuk pengembangan fungsi e-KTM berbasis
Radio Frequency Indentify (RFID) untuk mahasiswa Indonesia. Dengan maksud tersebut
maka tujuan penelitian adalah berikut :
1. Bagi penulis
a) Untuk menambah wawasan tentang pengembangan sistem berbasis RFID.
b) Untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan informasi yang diperlukan untuk
meningkatkan fungsi KTM di Perguruan Tinggi.
5
c) Untuk mengaplikasikan ilmu dan wawasan yang telah didapatkan melalui
pendidikan dengan pengembangan teknologi dan media informasi lebih lanjut.
2. Bagi masyarakat
a) Untuk memperluas wawasan dan pandangan masyarakat terutama mahasiswa/i
terhadap kemajuan teknologi dan perkembangan informasi.
b) Untuk memudahkan masyarakat terutama mahasiswa/i dalam mengembangkan
teknologi dan media informasi.
Pada pembahasan makalah ini hanya meliputi ide pengembangan saja tidak membahas cara
membuat system kartunya.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Tujuan,
Batasan Masalah, Sistematika Penulisan, dan metodologi penelitian.
BAB 2 PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dalam penyusunan laporan ini
yaitu meliputi : Teknologi RFID (Radio Frequency Identification), ID Card jenis Mifare 1K,
Card Reader jenis ACM120S-SM, Prinsip kerja RFID, Biometriks, Card Reader dan lain-lain.
Bab ini juga membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem e-ktm menggunakan Smart
Card berbasis database, meliputi perancangan dan realisasi perangkat lunak maupun perangkat
keras. Sebagai solusi dari system perencaaan E-KTM.
6
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Metode
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Questionnaire atau disebut pula angket.
Questionnaire adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar
pertanyaan kepada responden untuk diisi. Jenis Questionnaire yang akan digunakan adalah
kuesioner terbuka dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak disediakan jawaban
pilihan sehingga responden dapat bebas untuk menjawabnya sesuai dengan pandangan dan
pengetahuannya.
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi RFID
Radio Frequency Identification atau yang lebih dikenal sebagai RFId merupakan suatu
metoda identifikasi objek yang menggunakan gelombang radio. Proses identifikasi dilakukan
oleh RFId reader dan RFId transponder (RFId tag). RFId tag dilekatkan pada suatu benda atau
suatu objek yang akan diidentifikasi. Tiap-tiap RFId tag memiliki data angka identifikasi (ID
number) yang unik,sehingga tidak ada RFId tag yang memiliki ID number yang sama.
8
Suatu sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen, seperti tag, tag reader, tag programming
station, circulation reader, sorting equipment dan tongkat inventory tag. Keamanan dapat dicapai
dengan dua cara. Pintu security dapat melakukan query untuk menentukan status keamanan atau
RFID tag-nya berisi bit security yang bisa menjadi on atau off pada saat didekatkan ke reader
station.
Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari piranti portable, yang
dinamakan tag, dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh aplikasi
komputer yang membutuhkannya. Data yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam
informasi, seperti ID, informasi lokasi atau informasi lainnya seperti harga, warna, tanggal
pembelian dan lain sebagainya.
Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu object dilengkapi dengan tag yang kecil dan murah.
Tag tersebut berisi transponder dengan suatu chip memori digital yang di dalamnya berisi sebuah
kode produk yang sifatnya unik. Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi transceiver dan
decoder, memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dia dapat membaca dan
menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia
akan mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh si reader. Reader akan men-decode data
yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh komputer.
RFID menggunakan sistem identifikasi dengan gelombang radio. Untuk itu minimal
dibutuhkan dua buah perangkat, yaitu yang disebut TAG dan READER. Saat pemindaian data,
READER membaca sinyal yang diberikan oleh RFID TAG.
RFID READER
Adalah merupakan alat pembaca RFID TAG.
RFID TAG
Adalah sebuah alat yang melekat pada obyek yang akan diidentifikasi oleh RFID READER.
RFID TAG dapat berupa perangkat read-only yang berarti hanya dapat dibaca saja ataupun
perangkat read-write yang berarti dapat dibaca dan ditulis ulang untuk update.
9
ANTENNA yang berfungsi menerima dan mengirim sinyal RF.
RFID tag yang aktif, di sisi lain harus memiliki power supply sendiri dan memiliki jarak
jangkauan yang lebih jauh. Memori yang dimilikinya juga lebih besar sehingga bisa
menampung berbagai macam informasi di dalamnya dengan umur baterai yang bisa
mencapai beberapa tahun lamanya.
RFID tag yang pasif harganya bisa lebih murah untuk diproduksi dan tidak bergantung
pada baterai. Umumnya tag pasif ini berukuran lebih kecil dibandingkan dengan tag aktif
dan berharga lebih murah dan usia pakai yang tidak terbatas. RFID tag yang banyak
beredar sekarang adalah RFID tag yang sifatnya pasif.
Beberapa gerbang tol, seperti FasTrak di California, sistem I-Pass di Illionis dan juga South
Luzon Expressway E-Pass di Filipina sudah menggunakan RFID tag untuk electronic toll
collection -nya. RFID tag tadi akan dibaca seketika ketika suatu kendaraan bermotor melewati
gerbang tol dan informasi tadi akan digunakan untuk mendebet account toll-nya. Ini tentu saja
akan mempercepat traffic yang ada pada gerbang tol yang sebelumnya sering macet. Contoh
lain misalnya sensor seismik bisa dibaca dengan menggunakan RFID transceiver sehingga akan
menyederhanakan proses pengambilan data.
10
Kartu yang dilengkapi dengan RFID juga sudah mulai digunakan secara umum sebagai suatu
media electronic cash, seperti Octopus Card di Hong Kong dan lain sebagainya.
Pada bulan Agustus 2004, Ohio Department of Rehabilitation and Correction (ODRH)
menyetujui kontrak senilai USD$ 415,000 untuk mencoba teknologi pelacakan yang
bekerjasama dengan Alanco Technologies. Ini akan digunakan oleh narapidana dimana mampu
untuk mendeteksi narapidana yang berusaha untuk melepaskan alat ini dan akan
mengirimkannya ke sistem komputer di penjaran tersebut. Proyek ini bukanlah yang pertama
pada penjara di Amerika Serikat, karena penjara yang lain di Michigan, California dan
ironisnya sudah menerapkan teknologi yang sama.
Chip RFID yang bisa diimplant di binatang juga bisa diimplant di tubuh manusia. Perusahaan
yang bernama Applied Digital Solutions mengajukan chip RFID yang bisa ditanam di bawah
kulit sebagai solusi untuk mengidentifikasi adanya fraud, akses ke gedung, akses ke komputer,
menyimpan catatan kesehatan seseorang dan juga untuk sistem anti penculikan. The Baja
Beach Club di Barcelona Spanyol menggunakan Verichip yang diimplant untuk
mengidentifikasi pelanggan VIP mereka.
2.1.4 Biometrics
Pemanfaatan kartu pintar (smart card) untuk e-KTM dengan chip yang memuat informasi data biodata,
foto, citra tanda tangan dan 2 sidik jari telunjuk kanan dan kiri dan metode pengamanan yang tinggi,
juga didukung oleh pemanfaatan teknologi biometric. Teknologi biometrics mampu untuk
mengidentifikasi ketunggalan identitas mahasiswa dari hasil perekaman data mahasiswa wajib eKTM,
sehingga dapat menghasilkan ketunggalan identitas mahasiswa (NIM yang unik dan tunggal) sebagai
basis pembuatan database kemahasiswaan nasional yang akurat dan data ketunggalan identitas pada e-
KTM.
Pemakaian teknologi biometrics dalam program e-KTM dapat dibagi ke dalam dua bagian:
1. Proses deduplikasi, uji ketunggalan identitas mahasiswa 2. Proses verifikasi pemilik e-KTM
Proses no.1 adalah pemadanan 1 terhadap N (1:N matching), dengan N adalah banyaknya record hasil
perekaman data eKTM mahasiswa yang tersimpan di database e-KTM Data Center.
11
Proses identifikasi ketunggalan identitas dilakukan dengan memadankan (matching) data biometrics
mahasiswa hasil perekaman di kecamatan/kelurahan, berupa 10 sidik jari, 2 iris mata dan foto wajah,
yang dikirimkan ke Data Center, terhadap data biometrik mahasiswa lainnya yang telah tersimpan di
database di Data Center e-KTM Kemendagri.
Pemadanan ini hanya dilakukan berdasarkan informasi biometrics, tidak mengikutsertakan nama,
tanggal lahir dan data lain. Dengan demikian upaya untuk membuat KTM ganda dengan mengubah
nama, tanggal lahir dan sebagainya, tidak akan berhasil karena yang dipadankan adalah data biometrics
mahasiswa. Data biometrics yang dipakai dalam proses deduplikasi adalah multimodal, yaitu fusi dari
tiga jenis biometrics modality: 10 sidik jari, 2 iris dan wajah yang diintegrasikan lewat mekanisme
tertentu. Apabila uji ketunggalan ini lolos, maka data tersebut akan masuk ke biro personalisasi yang
akan mempersonalisasi kartu e-KTM dengan data mahasiswa baik personalisasi permukaan kartu e-
KTM maupun personalisasi chip e-KTM.
Dalam proses personalisasi tersebut, sidik jari telunjuk kanan dan sidik jari telunjuk kiri disimpan ke
dalam chip e-KTM. Apabila kualitas perekaman sidik jari telunjuk kanan dan telunjuk kiri kurang baik
untuk verifikasi sidik jari, maka sidik jari lain, yang memiliki kualitas lebih baik, yang akan disimpan
di chip e-KTM untuk verifikasi sidik jari pemegang e-KTM. Informasi sidik jari mana yang direkam
ini juga ikut disimpan di dalam chip.
Proses no.2 (verifikasi) dilakukan untuk memastikan apakah e-KTM tersebut dipegang oleh
pemiliknya. Hal ini dilakukan lewat KTM reader, dimana warga diminta untuk meletakkan jari pada
scanner, dan dilakukan 1:1 matching terhadap data sidik jari yang terekam di dalam chip. Berbeda
dengan proses nomer 1, makan proses verifikasi no.2 ini hanya mengandalkan informasi fitur sidik jari
saja. Fitur ini yang kemudian diimplementasikan dalam compact e-KTM Reader.
Untuk membaca chip e-KTM diperlukan perangkat pembaca atau card reader. Card reader memerlukan
standar teknis tertentu untuk dapat berkomunikasi dan membaca data chip secara aman.
Kelebihan e-KTM yang dibaca lewat e-KTM reader setidaknya ada dua hal:
Jika dibaca dengan e-KTM reader, ada mekanisme yang memungkinkan reader tersebut bisa langsung
mendeteksi apakah kartu e-KTM itu valid atau tidak. Dengan demikian, upaya untuk membuat e-KTM
palsu yang misalnya saja sepintas dari luar seperti asli, akan segera ketahuan. Fitur ini sekaligus
menunjukkan bahwa NIM dan identitas yang dicetak pada kartu e-KTM itu adalah identitas resmi
Mahasiswa tersebut, dan juga sekaligus tunggal. Tetapi fitur ini masih belum bisa menjawab, apakah e-
12
KTM itu dibawa oleh orang yang bersangkutan, ataukah dibawa oleh orang lain. Untuk itu ada fitur
berikutnya:
e-KTM reader bisa memastikan apakah kartu itu dibawa oleh orang yang identitasnya tertulis di kartu
e-KTM. Karena e-KTM reader dilengkapi dengan modul biometrik sidik jari, yang meminta user untuk
meletakkan jarinya pada scanner e-KTM reader, dan selanjutnya e-KTM reader akan membandingkan
kemiripan karakteristik sidik jari ybs. dengan data sidik jari yang sudah direkam dalam e-KTM. Apabila
"match", berarti memang e-KTM itu dipegang oleh yang bersangkutan. Bila "tidak match", berarti
kemungkinan e-KTM itu tidak dipegang oleh yang bersangkutan.
KTM atau Kartu Tanda Mahasiswa adalah kartu identitas yang diberikan pihak kampus
kepada para mahasiswanya sebagai tanda bukti sah sebagai mahasiswa di kampus tersebut.
Pada umunya, KTM ini berisi informasi berupa nama kampus, nama mahasiswa, foto, dan
nomor identitas.
Di ITB sendiri, KTM hanya berfungsi sebagai penunjuk identitas dan hanya terpakai
ketika ujian. Biasanya mahasiswa diminta menunjukkan KTMnya ketika sedang mengisi absen
ujian. Bagi mayoritas mahasiswa ITB, KTM bukanlah kartu yang penting dibawa sehari-hari.
Meskipun demikian, ada beberapa mahasiswa yang dapat menggunakan KTMnya untuk
membeli makan karena mahasiswa tersebut telah mendaftarkan dirinya terlebih dahulu untuk
mendapatkan voucher makan senilai 15ribu rupiah yang ada di KTMnya.
Apabila kita tinjau di universitas lain, ada beberapa kampus yang telah mengupgrade
KTM menjadi kartu serbaguna. Contohnya, ada KTM yang berperan sekaligus menjadi kartu
debit. Dengan demikian, maka mahasiswa tidak perlu repot membawa banyak kartu dalam
bepergian ke kampus sehari-hari.
ITB sebagai salah satu institut teknologi terbaik di indonesia seharusnya bisa
mengupgrade KTM dengan berbagai fitur dan teknologi. Misalnya, seluruh KTM dibuat bisa
digunakan untuk membayar makanan di seluruh kantin kampus, bisa untuk membayar naik
busway yang ada di Bandung, bisa berfungsi sebagai kartu debit, dan bahkan mungkin bisa
digunakan untuk absen kehadiran di kelas. Selain praktis, absensi kehadiran menggunakan
KTM juga mengurangi kemungkinan mahasiswa untuk melakukan tipsen atau titip absen.
13
2.3 Pemanfaatan Electronic-ID di Negara Lain
Dalam dokumen yang dikeluarkan oleh Kantor Kabinet pemerintah Inggris yaitu e-ID Card :
Enabling e-Government Draft Policy Framework, July 2003 telah diuraikan inisiatif yang
dilakukan oleh beberapa negara dalam penerapan smart card sebagai berikut.
Inisiatif Internasional :
Belgia. Pemerintah Belgia telah meluncurkan smart ID card yang merupakan kartu identitas
pribadi warga Belgia (the Belgian Personal Identity Card : BelPIC). ID card ini berisi kode PIN
untuk otorisasi dan menurut rencana pada saat itu akan diterapkan kepada 11 juta pengguna di
tahun 2003 sebagai bagian dari program 5 tahun.
Austria. Masyarakat komputer Austria (Austrian Computer Society : OCG) adalah organisasi
pertama di Austria yang memasukkan fungsi identitas (ID card atau Bgerkarte dalam bahasa
setempat) ke dalam kartu identitas berbasis chip card yang dimiliki oleh organisasi ini, yang
berisi juga tandatangan digital. Kapasitas Id card ini juga memungkinkan badan pemerintah
untuk memverifikasi tandatangan digital di dalam kartu itu dengan informasi dari Badan
Registrasi Pusat (Central Registration Agency), sehingga memungkinkan identifikasi terhadap
mahasiswa. Pemerintah Austria berharap agar dapat mengintegrasikan fungsi ini ke dalam chip
card lainnya melipui kartu perbankan sebagai komponen dasar dari strategy e-government
mereka.
14
kontraktor di lingkungan DoD. Tidak hanya menyediakan kontrol akses secara fisik, kartu ini
juga memungkinkan pekerja untuk melakukan tandatangan digital dan transaksi elektronik
terenkripsi (seperti e-mail dan perintah penerapan) dan melakukan otentikasi diri mereka
sendiri ke database intranet. Selain itu ada rencana untuk mengimplementasikan aplikasi
nirkontak dan biometrik.
China. Smart ID card mutiguna yang baru diluncurkan di pertengahan tahun 2003 untuk 6,8
juta penduduk di Hongkong. Sebagai tambahan terhadap fitur keamanannya yang canggih,
kartu ini mempunyai kapasitas untuk memasukkan layanan nilai tambah lainnya, yaitu mulai
dari fungsi sebagai kartu perpustakaan sampai ke surat izin mengemudi.
Malaysia. Pemerintah Malaysia tampak menonjol sebagai model yang bagus melalui upayanya
untuk menghasilkan arsitektur fungsional dan kemampuannya untuk memasukkan sektor
keuangan ke dalam skemanya. Mereka menentukan standar, standar keamanan minimum, dan
prosedur akreditasi kepada pasar untuk diikuti. Governments Multi-Purpose Card (GMPC)
adalah bagian pusat dari inisiatif Multi-media Super Corridor (MSC).
15
dilihat misalnya dari Malaysia yang telah memiliki 7 aplikasi pada kartu identitas nasionalnya.
Sementara itu, untuk negara-negara Eropa, diungkapkan bahwa Belgia, Italia, Spanyol, dan
Estonia telah melakukan langkah-langkah implementasi smart card sebagai kartu identitas
nasional mereka. Inggris dan Perancis berada dalam tahapan perencanaan skema nasional kartu
identitas nasionalnya. 68 Tidak hanya itu saja, banyak negara sudah menerbitkan
kartuID/paspor berdasarkan standar ICAO. Selain negara Eropa, negaranegara teluk seperti
Oman, Qatar, Kuwait dan lainnya sudah merencanakan untuk penerapan smart card, dan juga
melakukan penelitian untuk penerapan tersebut. Dalam pemanfaatannya ke depan, Dewan
Kerjasama Teluk (Gulf CoOperation Council) telah mengusulkan interoperabilitas dari aplikasi
smart card tersebut. Selain itu, Maroko juga akan menerbitkan kartu identitas nasional berbasis
smart card nirkontak yang pertama kalinya. Program kartu identitas nasional yang
direncanakan oleh negara-negara di kawasan ini sebagian besar memasukkan biometrik
sebagai alat otentikasinya. Dalam paparan yang sama, selain pemanfaatan smart card untuk
kartu identitas nasional, juga disebutkan mengenai pemanfaatannya untuk kartu kesehatan dan
pengaman sosial, yang disadari bahwa aplikasi ini merupakan aplikasi nasional utama setelah
kartu identitas. Upaya yang besar berkaitan dengan ini adalah program kartu pengaman sosial
di China yang pilot project nya dimulai di Shanghai yang kemudian diikuti oleh kota-kota lain.
Taiwan juga telah menerbitkan 24 juta kartu asuransi kesehatan. Beberapa negara Eropa telah
juga mencanangkan program pemanfaatan smart card di dalam area ini. Misalnya Jerman telah
menerbitkan 80 juta kartu, Perancis telah menerbitkan 50 juta kartu penduduk ditambah dengan
setengah juta kartu profesional kesehatan. Belgia menerbitkan kartu identitas sosial sebanyak
10 juta kartu. Austria menerbitkan kartu elektronik asuransi sosial sebanyak 8 juta. Slovenia
menerbitkan 2 juta kartu asuransi kesehatan dan 70 ribu kartu profesional. Selain negara-negara
tersebut, Inggris, Finlandia, Italia, Ceko juga mencanangkan pilot project mereka. Dalam tabel
berikut ini adalah ditunjukkan rangkuman dari contoh penerapan smart card pada berbagai
negara tersebut, per akhir 2007.
Korea Di Korea Selatan, mulai Juni 2007 para pelanggan ponsel dari tiga besar operator
jaringan ponsel yaitu SK Telecom, KT Freetel dan LG Telecom akan dapat menggunakan
handphone yang dipakainya utnuk membayar ongkos naik bis dan kereta bawah tanah kereta
api. Hal ini dimungkinkan karena smart card yang dipakai sebagai kartu telepon dalam handset
juga berfungsi sebagai alat pembayaran. 71 Pelanggan dapat memanfaatkan handset telepon
selulernya untuk melakukan transaksi pembayaran yang disebut dengan Transportation Money
System (T-Money). Pelanggan dapat mengatur perjalanannya baik menggunakan bis umum
16
maupun kereta api bawah tanah. Sistem ini melibatkan operator telepon seluler, penyedia
sistem T-Money serta bank atau perusahaan kartu kredit yang ikut serta dalam sistem tersebut.
Korea Smart Card Co, yang menjalankan layanan T-Money, akan melakukan konsolidasi biaya
yang harus dibayar oleh pelanggannya dalam setiap kali melakukan perjalanan dalam kurun
waktu tertentu. Biaya yang digunakan atau dikurangkan dari saldo rekeningnya ataupun
dibebankan sebagai tagihan untuk pelanggan yang menggunakan kartu kredit. Kedua sistem
tersebut telah menyatu dalam satu sistem baik pembayaran biaya naik bis atau kereta sekaligus
juga pembayaran penggunaan telepon. Aplikasi T-Money disimpan di modul identitas
pelanggan kartu selular operator dengan menggunakan jaringan 3G pada jaringan operator
telepon seluler. Aplikasi tersebut, yang akan dikeluarkan oleh Samsung Kartu, Shinhan Card,
dan beberapa perusahaan kredit lainnya akan berkolaborasi dengan operator telepon seluler
seperti mobile-SK Telecom, KT Freetel dan LG Telecom untuk mendukung aplikasi T-Money.
Dengan demikian sistem ini akan menjadi bagian dari sistem pembayaran layanan ritel.
Pemerintah Korea telah memberikan ijin terbatas kepada beberapa operator telepon selular. Hal
ini akan menjadikan T-Money sebagai sebuah alat pembayaran yang memiliki pelanggan
paling besar. Untuk Kota Seoul saja penggunanya diperkirakan terbesar di dunia karena
memiliki jumlah sekitar 14 juta orang. Pada saat ini penggunaan T-Money telah meluas dan
semakin meningkat jumlahnya. Dari sisi konten juga terus dilakukan penambahan sehingga
akan menjadi sebuah smart card yang betul-betul bisa memenuhi keinginan penggunanya.
Teknologi akan semakin berkembang seiring berkembangnya zaman. Perancangan teknologi bertujuan
untuk memudahkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Bangsa yang ingin bersaing di
masa depan adalah bangsa yang tentunya memiliki concern dalam perkembangan teknologi. Peradaban
manusia di masa depan akan selalu bergandengan dengan kemajuan teknologi sehingga bangsa yang
kurang concern dalam perkembangan teknologi tentu saja akan terpuruk ditelan zaman.
Tuntutan atau penggerak kemajuan bangsa khususnya Indonesia tertumpu pada pelajar-pelajar atau
mahasiswa-mahasiswa Indonesia. Pemegang kekuasaan di negeri ini akan silih berganti dan pemudalah
yang akan menggantikan para pemimpin saat ini. Maka pengembangan wawasan dan ketrampilan para
pemuda haruslah menjadi fokus pembangunan bangsa. Perbaikan terhadap sistem informasi saat ini
17
sedang gencar-gencarnya digalakkan. Integrasi terhadap suatu sistem informasi menjadi penting di
zaman ini. Contoh penerapan sistem informasi terintegrasi yang dekat di kalangan mahasiswa
khususnya adalah aplikasi GO-JEK. Walaupun belum terdapat survey spesifik yang meneliti persentase
pemakai aplikasi GO-JEK di kalangan mahasiswa, namun dapat di estimasi mungkin >50%. Hal yang
menarik untuk diidentifikasi lebih lanjut nilai tambah dari aplikasi GO-JEK di kalangan mahasiswa.
GO-JEK menawarkan berbagai fitur yang memudahkan aktivitas manusia, seperti transportasi, delivery
makanan, pulsa, pengiriman barang, jasa bersih-bersih, financial technology, dan lain sebagainya.
Dengan adanya aplikasi GO-JEK aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah disesuaikan tugas utama
mahasiswa untuk belajar dapat diminimasi. Waktu yang dimiliki mahasiswa dapat dilakukan untuk
pekerjaan-pekerjaan atau aktivitas-aktivitas yang lebih produktif.
Saat ini, penulis melihat bahwa banyak sekali peluang perbaikan teknologi yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan mahasiswa. Dalam konteks ITB, setiap mahasiswa tentunya memiliki KTM. KTM
di ITB sendiri sayangnya masih konvensional belum memiliki fitur variatif selain sebagai bukti identitas
untuk peminjaman buku di perpus dan lain sebagainya. Dalam ruang lingkup aktivitas di dalam ITB
banyak potensi aktivitas yang dapat diintegrasikan dengan penerapan RFID pada KTM, seperti
pelayanan parkir, peminjaman buku perpustakaan, pembelian makanan/minuman di kantin, dan lain
sebagainya. Dalam ruang lingkup yang lebih besar lagi, penggunaan KTM dengan RFID dapat
diintegrasikan dengan pelayanan transportasi publik Bandung, peminjaman buku perpustakaan kota,
pelayanan parkir di tempat-tempat umum, pembelian buku di toko buku, dan lain sebagainya.
Dengan diimplementasikannya KTM berbasis RFID maka benefit yang didapatkan tidak hanya
didapatkan oleh mahasiswa saja. Benefit tersebut dapat dinikmati baik oleh pihak kampus maupun
pemilik fasilitas publik (pemerintah). Benefit yang didapatkan mahasiswa tentu saja eksekusi dari
beberapa aktivitas dijalankan secara lebih mudah dan efisien. Bagi pihak kampus dan pemerintah tentu
saja benefit yang didapatkan berupa integrasi data yang didapatkan serta minimasi jumlah pekerja. Di
bawah ini adalah beberapa benefit yang dapat diperoleh pihak kampus, sebagai berikut:
Selain itu akan dijabarkan pula benefit yang didapatkan oleh pemerintah, antara lain:
18
3. Mengetahui pola peminjaman buku mahasiswa kota
4. Mengetahui pola pembelian buku mahasiswa kota
5. Mengetahui pola pemakaian transportasi publik mahasiswa
Mahasiswa awalnya diberikan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) saat baru masuk ke universitas.
Sebelumnya semua data terkait kebutuhan mahasiswa telah terintegrasi di dalam data terpusat
kampus. Saat masuk ke universitas, mahasiswa biasanya akan diminta untuk mengisi data yang
saat ini sudah banyak dilakukan dengan sistem online agar lebih mudah dan menghemat waktu.
Data-data ini kemudian dapat diintegrasikan menggunakan basis sistem RFID untuk
menampung seluruh data mahasiswa. Sistem RFID ini kemudian dapat diintegrasikan dengan
diadakannya fitur-fitur atau output tertentu seperti yang sudah dijabarkan dalam bab
sebelumnya.
Namun, sistemnya bisa saja tidak direalisasikan dengan baik karena untuk mengadakan
berbagai fitur tersebut dibutuhkan banyak hal seperti dana, tenaga ahli di bidang IT yang bisa
mengelola sistem berbasis RFID, dan juga koordinasi dengan pihak-pihak eksternal. Selain itu,
banyak resiko yang muncul dengan adanya sistem integrasi data, misalnya peretasan sistem.
Apabila sistem database terretas, maka data-data mahasiswa yang ada di dalamnya dapat
disalahgunakan oleh pihak peretas.
Permasalahan dana dapat diatasi dengan mengalokasikan dana yang dimiliki pihak kampus
secara proporsional. Selain itu, ITB dapat bekerja sama dengan pihak eksternal untuk menekan
biaya. Untuk permasalahan keamanan data dapat diatasi dengan adanya pengembangan sistem
proteksi seperti VPN untuk wifi ITB serta memberikan limited access terhadap pihak2 tertentu.
Hal-hal lain yang perlu dilakukan adalah pengenalan sistem KTM berbasis RFID kepada
mahasiswa dan pihak kampus secara berkala, agar mereka mengerti dan paham mengenai
kegunaan KTM tersebut dan tidak disalahgunakan, menggunakan tenaga ahli IT untuk
mengembangkan sistem tersebut agar sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, pihak kampus
misalnya rektorat mempersiapkan dana dan pihak pengelola atau maintenance untuk rencana
ke depannya.
19
2.6 RAB
Capital Expenditure
Komponen Biaya Harga Jumlah Total Keterangan
Biaya Pembuatan Kartu Rp 30,000 21000 Rp 630,000,000 Jumlah Mahasiswa di ITB
Biaya Alat RFID reader Rp 50,000 200 Rp 10,000,000
Untuk di tempat-tempat
Biaya Instalasi RFID reader Rp 80,000 100 Rp 8,000,000
tanpa penjaga
Komputer, software dan alat-
Biaya Pembuatan Sistem Informasi Rp 75,000,000 1 Rp 75,000,000
alat operasional
Biaya Kebutuhan Sosialisasi awal Rp 3,000,000 4 Rp 12,000,000 2 kali di 2 lokasi kampus
Rp 735,000,000
Operation Expenses
Komponen Biaya Harga Jumlah Total Keterangan
Biaya Maintenance Alat Rp 36,150,000 1 Rp 36,150,000.00 5% dari nilai aset
Biaya Tenaga Ahli Rp 90,000,000 2 Rp 180,000,000.00 Gaji per tahun
Biaya Pegawai Rp 48,000,000 2 Rp 96,000,000.00 Gaji per tahun
Biaya Pembuatan Kartu Baru Rp 30,000 4000 Rp 120,000,000.00 4000 Mahasiswa baru per tahun
20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
21
menjadi suatu faktor yang harus disiapkan, dieliminir, diperkuat, dibenahi maupun dilakukan
pengaturan agar dalam implementasi kelak dapat bermanfaat secara optimal.
3.2 Saran
Saran dari pengembangan topik tugas akhir ini kedepannya sebagai berikut :
1. Ktm yang dimiliki mahasiswa adalah smart card bertipe pasif keluaran mifare, diharapkan
ktm ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi di lingkungan Universitas, khususnya di ITB
(Institut Teknologi Bandung) misalnya untuk absesnsi kuliah, parkiran, pembelian makanan
di seluruh kantin, dan masih banyak lagi aplikasi lainnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
United Nations Information and Communication Technologies Task Force, Measuring ICT:
the Global Status of ICT Indicators, Partnership on Measuring ICT for Development,
Geneva, July 2005
http://www2.unpan.org/edu/global_reports/12report.htm
http://www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/bppt-luncurkan-card-reader
https://www.bppt.go.id/index.php/berita/press-release/press-release-2013/1664-press-release-
pusat-teknologi-informasi-dan-komunikasi-bppt?showall=1&limitstart
repository.maranatha.edu/9870/
https://investinestonia.com/business-opportunities/e-identity/
http://terminaltechno.blog.uns.ac.id/2011/03/13/rfid-radio-frequency-identification/
https://abisabrina.wordpress.com/2014/01/18/prinsip-kerja-rfid/
http://www.pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/teknologi/1615-rfid-radio-frekuency-
identification-sebagai-teknologi-sistem-pengidentifikasian-objek-otomatis.html
http://automotivehunter.blogspot.co.id/2013/07/cara-kerja-rfid.html
http://oipall.blog.st3telkom.ac.id/2016/01/04/21/
https://dokumen.tips/download/link/sistem-operasi-e-ktm
23
LAMPIRAN
LAMPIRAN GAMBAR
http://arno.uvt.nl/show.cgi?fid=116052
http://www.pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/teknologi/1615-rfid-radio-frekuency-
identification-sebagai-teknologi-sistem-pengidentifikasian-objek-otomatis.html
http://oipall.blog.st3telkom.ac.id/2016/01/04/21/
http://terminaltechno.blog.uns.ac.id/2011/03/13/rfid-radio-frequency-identification/
http://automotivehunter.blogspot.co.id/2013/07/cara-kerja-rfid.html
https://abisabrina.wordpress.com/2014/01/18/prinsip-kerja-rfid/
24