Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dunia telah mengalami polarisasi dari dua kekuatan sistem ekonomi, ditandai dengan
adanya dua negara adidaya sebagai representasi dari dua sistem ekonomi tersebut, Amerika dan
Sekutu Eropa Baratnya merupakan bagian kekuatan dari Sistem Ekonomi Kapitalis, sedangkan
Sistem Ekonomi Sosialis diwakili oleh Uni Soviet dan Eropa Timur serta negara China dan
Indochina seperti Vietnam dan Kamboja. Dua Sistem Ekonomi ini lahir dari dua muara Ideologi
yang berbeda sehingga Persaingan dua Sistem Ekonomi tersebut, hakikatnya merupakan
pertentangan dua ideologi politik dan pembangunan ekonomi. Posisi negara Muslim setelah
berakhirnya Perang Dunia ke-2 menjadi objek tarik menarik dua kekuatan ideologi tersebut, hal
ini disebabkan tidak adanya Visi rekonstruksi pembangunan ekonomi yang dimiliki para
pemimpin negara muslim dari sumber Islami orisinil pasca kemerdekaan sebagai akibat dari
pengaruh penjajahan dan kolonialisme barat.

Dalam perjalanannya dua Sistem Ekonomi tersebut jatuh bangun, Sistem Kapitalis
yang berorientasi pada pasar sempat hilang pamornya setelah terjadi Hyper Inflation di Eropa
tahun 1923 dan masa resesi 1929 1933 di Amerika Serikat dan negara Eropa lainnya. Sistem
Kapitalis dianggap gagal dalam menciptakn kesejahteraan masyarakat dunia akibat dampak
sistem yang di kembangkannya.1

Momentum ini digunakan oleh Keynesian untuk menerapkan Sistem Ekonomi Alternatif
yang telah berkembang ideologinya- dipelopori oleh Karl mark, sistem ini berupaya
menghilangkan perbedaan pemodal dari kaum baruh dengan Sistem Ekonomi tersentral, dimana
negara memiliki otoritas penuh dalam menjalankan roda perekonomian, tetapi dalam
perjalanannya sistem ini pun tidak dapat mencarikan jalan keluar guna mensejahterakan
masyarakat dunia sehingga pada akhir dasawarsa 1980-an dan awal dekade 1990-an hancurlah
Sistem Ekonomi tersebut ditandai dengan runtuhnya tembok Berlin dan terpecahnya Negara Uni
Soviet menjadi beberapa bagian.

1
Mengakibatkan jutaan pekerja menganggur, pailit bank-bank didunia, terhentinya Sektor Produksi dan terjadi
depredsi ekonomi dunia
Awal tahun 1990-an dunia seakan hanya memiliki satu Sistem Ekonomi yaitu Ekonomi
Orientasi Pasar dengan perangkat bunga sebagai penopang utama, negara-negara Sosialispun
bergerak searah dengan trend yang ada sehingga muncullah istilah neososialis yang
sesungguhnya adalah modifikasi Sistem Sosialis dan perubahannya kearah sistem Mekanisme
Pasar.

Tetapi walaupun modifikasi Sistem Ekonomi Pasar dan Neososialis yang dijalankan
pasca Perang Dunia ke-2 menuju kearah dualisme Sistem Ekonomi, tetap belum mampu untuk
mencari solusi dari krisis dan problematika ekonomi dunia2 diantaranya inflasi, krisis moneter
Internasional,Problematika Pangan, Problematika hutang negara berkembang dll. Disaat yang
sama negara-negara dunia ketiga mengalami masalah keterbelakangan dan ketertinggalan dalam
seluruh aspek, penyebab utamanya adalah negara tersebut memakai model pembangunan negara
barat yang tidak selalu sesuai dengan kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik negara dunia ketiga
hingga tidak akan pernah dapat menyelesaikan permasalahan yang ada3 Bersama dengan
problematik dunia tersebut, adanya suara nyaring untuk menemukan Sistem Ekonomi dunia baru
yang dapat mensejahterakan masyarakat dunia atas dasar Keadilan,dan persamaan Hak.

Pada dekade 70-an mulailah timbul sosok Ekonomi Islam dan Lembaga Keuangan Islam
dalam tatanan dunia Internasional, kajian Ilmiah tentang Sistem Ekonomi Islam marak menjadi
bahan diskusi kalangan akademisi diberbagai Universitas Islam, hasil kajian tersebut dalam
tataran aplikatif mulai menuai hasilnya dengan didirikan Islamic Development Bank di Jeddah
tahun 1975 yang diikuti dengan berdirinya bank-bank Islam dikawasan Timur Tengah. Hal ini
bahkan banyak menggiring asumsi masyarakat bahwa Sistem Ekonomi Islam adalah Bank Islam,
padahal Sistem Ekonomi Islam mencakup ekonomi makro, mikro, kebijakan moneter, kebijakan
fiskal, Fublic Finance, model pembangunan ekonomi dan instrumen-instrumennya.

Keraguan banyak pihak tentang eksistensi Sistem Ekonomi Islam sebagai model
alternatif sebuah sistem tak terelakan, pandangan beberapa pakar mengatakan Sistem Ekonomi
Islam hanyalah akomodasi dari Sistem Kapitalis dan Sosialis nyaring disuarakan, tetapi hal
tersebut terbantahkan baik melalui pendekatan historis dan faktual karena dalam kenyataanya,
terlepas dari beberapa kesamaan dengan sistem ekonomi lainnya terdapat karakteristis khusus
bagi Sistem Ekonomi Islam sebagai landasan bagi terbentuknya suatu sistem yang berorientasi
terhadap kesejahteraan masyarakat.

2
M. Sulthon Abu Ali Problematik Ekonomi Dunia Modern dan Solusi Islam. Malik Abdul Aziz Universitas Jeddah
1401 H.
3
Michael P. Todaro, Economic Development In The Third World, long man, London, 1977 PP 5-15.
BAB II

SISTIM EKONOMI ISLAM

A. Pengertian Ekonomi Islam

Sistem ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan
nilai-nilai islam, bersumber dari Al Quran, As-Sunnah, ijma dan qiyas. Ini telah dinyatakan
dalam surat al maidah ayat (3). Sistem ekonomi islam berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis
maupun sosialis, sistem ekonomi islam memiliki sifat-sifat baik dari sistem ekonomi sosialis dan
kapitalis, namun terlepas dari sifat buruknya.

Ilmu ekonomi islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam.

B. Sejarah Tentang System Ekonomi Islam

Dengan hancurnya komunisme dan system ekonomi sosialis pada awal tahun 90-an
membuat system ekonomi kapitalis disanjung sebagai satu-satunya system ekonomi yang sahih,
tetapi ternyata system ekonomi kapitalis membawa akibat negatif dan lebih buruk, karena
banyak Negara miskin bertambah miskin dan Negara kaya yang jumlahnya relative sedikit
semakin bertambah kaya. Dengan kata lain kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup orang
banyak terutama dinegara-negara berkembang, bahkan menurut joseph E. stiglitz (2006)
kegagalan ekonomi amerika decade 90-an karena keserakahan kapitalisme ini, ketidak berhasilan
secara penuh dari system-sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-masing system
ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan dengan
kelebihan masing-masing. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing system ekonomi
tersebut lebih menonjol ketimbang kelebihannya. Itulah yang menyebabkan timbulnya pemikiran
baru tentang system ekonomi islam/syariah terutama dikalangan Negara-negara muslim atau
Negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama islam. Negara-negara yang
berpendudukkan masyarakat muslim mencoba untuk mewujudkan suatu system ekonomi yang
didasarkan pada Al-quran dan hadits yaitu system ekonomi syariah.
1. EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI KONVENSIONAL

Sistem ekonomi menunjuk pada satu kesatuan mekanisme dan lembaga pengambilan
keputusan yang mengimplementasikan keputusan tersebut terhadap produksi, konsumsi dan
distribusi pendapatan. Karena itu, sistem ekonomi merupakan sesuatu yang penting bagi
perekonomian suatu negara. Sistem ekonomi terbentuk karena berbagai faktor yang
kompleks, misalnya ideologi dan sistem kepercayaan, pandangan hidup, lingkungan geografi,
politik, sosial budaya, dan lain-lain.

Pada saat ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi negara-negara di dunia.Meskipun
demikian secara garis besar, sistem ekonomi dapat dikelompokkan pada dua kutub, yaitu
kapitalisme dan sosialisme. Sistem-sistem yang lain seperti welfare state, state capitalism,
market socialisme, democratic sosialism pada dasarnya bekerja pada bingkai kapitalisme dan
sosialisme. Akan tetapi, sejak runtuhnya Uni Soviet, sistem sosialisme dianggap telah
tumbang bersama runtuhnya Uni Soviet tersebut.Dalam konteks tulisan ini, maksud ekonomi
konvensional adalah sistem ekonomi kapitalisme yang hingga kini masih menjadi sistem
ekonomi kuat di dunia.

A. PERBEDAAN EKONOMI SYARIAH DENGAN EKONOMI KONVENSIONAL


1. Ekonomi Syariah

Krisis ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah ulah sistem ekonomi konvensional, yang
mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen provitnya. Berbeda dengan apa yang
ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan instrumen provitnya, yaitu sistem bagi hasil.

Sebenarnya Ekonomi Islam adalah satu sistem yang mencerminkan fitrah dan ciri khasnya
sekaligus.Dengan fitrahnya ekonomi Islam merupakan satu sistem yang dapat mewujudkan
keadilan ekonomi bagi seluruh umat. Sedangkan dengan ciri khasnya, ekonomi Islam dapat
menunjukkan jati dirinya dengan segala kelebihannya, pada setiap sistem yang dimilikinya.
2. Ekonomi Konvensional

Sistem ekonomi konvensional atau juga dikenal dengan sistem ekonomi kapitalis diawali
dengan terbitnya buku The Wealth of Nation karangan Adam Smith pada tahun 1776.Pemikiran
Adam Smith memberikan inspirasi dan pengaruh besar terhadap pemikiran para ekonom
sesudahnya dan juga pengambil kebijakan negara.

Lahirnya sistem ekonomi kapitalis, sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari
perkembangan pemikiran dan perekonomian benua Eropa pada masa sebelumnya.Pada suatu
masa, di Benua Eropa pernah ada suatu zaman dimana tidak ada pengakuan terhadap hak milik
manusia, melainkan yang ada hanyalah milik Tuhan yang harus dipersembahkan kepada
pemimpin agama sebagai wakil mutlak dari Tuhan.Pada zaman tersebut yang kemudian terkenal
dengan sistem universalisme.Sistem ini ditegakkan atas dasar keyakinan kaum agama semua
datang dari Tuhan, milik Tuhan dan harus dipulangkan kepada Tuhan.

B. TUJUAN EKONOMI
1. Ekonomi Islam

Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di


dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh
mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan
manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah).

Tujuan ekonomi Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting. Kesejahteraan ini


mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara.
2. Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian, tempat
tinggal, kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem negara yang menjamin ter
laksananya kecukupan kebutuhan dasar secara adil.
3. Penggunaan sumber daya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan tidak membazir.
4. Distribusi harta,kekayaan,pendapatan dan hasil pembangunan secara adil dan merata
5. Menjamin kebebasan individu. Kesamaman hak, peluang dan keadilan.
2. Ekonomi Konvensional

Ekonomi konvensional sangat memegang teguh asumsi bahwa tindakan individu adalah
rasional. Rasionality assumption dalam ekonomi menurut Roger LeRoy Miller adalah
individuals do not intentionally make decisions that would leave them worse off.Ini berarti
bahwa rasionaliti didefinisikan sebagai tindakan manusia dalam memenuhi keperluan hidupnya
yaitu memaksimumkan kepuasan atau keuntungan senantiasa berdasarkan pada keperluan (need)
dan keinginan-keinginan (want) yang digerakkan oleh akal yang sehat dan tidak akan bertindak
secara sengaja membuat keputusan yang bisa merugikan kepuasan atau keuntungan mereka.

C. Konsep Produksi Dalam Ekonomi Islam


1. Definisi Dan Perilaku Produksi

Produksi merupakan proses untuk menghasilkan suatu barang dan jasa, atau proses
peningkatan utility (nilai) suatu benda. Dalam istilah ekonomi, produksi merupakan suatu proses
(siklus) kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan
memanfaatkan faktor-faktor produksi (amal/kerja, modal, tanah) dalam waktu tertentu.

Beberapa nilai yang dapat dijadikan sandaran oleh produsen sebagai motivasi dalam melakukan
produksi, yaitu:

Profit sebagai target utama dalam produksi, namun dalam system ekonomi islam
perolehan secara halal dan adil dalam profit merupakan motifasi utama dalam
berproduksi.
Produsen harus memperhatikan dampak social (social return) sebagai akibat atas proses
produksi yang dilakukan. Dampak negative dari proses produksi yang berimbas pada
masyarakat dan lingkungan, seperti limbah produksi, pencemaran lingkungan,
kebisingan, maupun gangguan lainnya. Produsen muslim tidak akan memproduksi barang
dan jasa yang bersifat tersier dan skunder selama kebutuhan primer masyarkat terhadap
barang dan jasa belum terpenuhi.
Produsen harus memperhatikan nilai-nilai spiritualisme, dimana nilai tersebut harus
dijadikan sebagai penyeimbang dalam melakukan produksi. Dalam menetapkan harga
barang dan jasa harus berdasarkan nilai-nilai keadilan. Upah yang diberikan kepada
karyawan harus mencerminkan daya dan upaya yang telah dilakukan oleh karyawan,
sehingga tidak terdapat pihak yang tereksploitasi.

Berbagai usaha yang dipandang dari sudut ekonomi mempunyai tujuan yang sama, yaitu
mencari keuntungan maksimum dengan jalan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi
seefisien mungkin, sehingga usaha untuk memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan
cara yang paling efisien. Dalam prakteknya bagi setiap perusahaan pemaksimuman keuntungan
belum tentu merupakan satu-satunya tujuan. Seorang pengusaha muslim terikat dengan beberapa
aspek dalam melakukan produksi, antara lain:

Berproduksi merupakan ibadah, sehingga seorang muslim berproduksi sama artinya


dengan mengaktualisasikan keberadaan Allah SWT yang telah diberikan kepada manusia.
Faktor produksi yang digunakan untuk menyelenggarakan proses produksi sifatnya tidak
terbatas, manusia perlu berusaha mengoptimalkan segala kemampuannya yang telah
diberikan Allah SWT. Seorang muslim tidak akan kecil hati bahwa Allah tidak akan
memberikan rezeki kepadanya.
Seorang muslim yakin bahwa apapun yang diusahakannya sesuai dengan ajaran Islam
tidak akan membuat hidupnya kesulitan.
Berproduksi bukan semata-mata karena keuntungan yang diperolehnya tetapi uga
seberapa penting manfaat dari keuntungan tersebut untuk kemaslahatan umum. Dalam
konsep islam harta adalah titipan Allah yang dipercayakan untuk diberikan kepada orang-
orang yang tertentu, harta bagi seorang muslim bermakna amanah.
Seorang muslim menghindari praktek produksi yang mengandung unsur haram atau riba,
pasar gelap dan spekulasi

Dalam usahanya untuk meproduksi barang-barang yang diperlukan masyarakat dan


memperoleh keuntungan maksimum dari usaha tersebut. Masalah pokok yang harus dipecahkan
oleh produsen adalah bagaimana komposisi dari faktor-faktor produksi yang digunakan, dan
untuk masing-masing faktor produksi tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan. Di dalam
memcahkan persoalan ini ada dua aspek yang harus diperhatikan, yaitu:
Komposisi faktor produksi yang bagaimana bagi seorang muslim untuk menciptakan
tingkat produksi yang tinggi? atau
Komposisi faktor produksi yang bagaimana seorang muslim untuk meminimumkan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu?

Di dalam memikirkan aspek yang kedua, sebagai seorang muslim harus memperhatikan:

Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan dan
Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh faktor produksi yang
ditambah tersebut.

a. Perilaku Produsen

Di dalam memproduksi output produsen dapat menggunakan faktor- faktor atau variabel
yang mempengaruhinya. Dalam memproduksi output dapat digunakan hanya satu variabel,
namun juga dapat dilakukan dengan lebih dari satu variabel.

b. Mekanisme Produksi Islami

Perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi konvensional adalah pada filosofi ekonomi
yang dianutnya dan bukan pada ilmu ekonominya. Filosofi ekonomi memberikan ruh pemikiran
dengan nilai- nilai islam dan batasan- batasan syariah.

D. Pengertian Hukum Permintaan Dan Penawaran Dalam Ekonomi Islam

1. Permintaan

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan
pada suatu harga dan waktu tertentu.

Contoh permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak sebagai permintaan
adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli
dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin
hasil dari tawar-menawar yang alot.
Konsep permintaan dalam Islam menilai suatu komoditi tidak semuanya bisa untuk
dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal maupun yang haram. Allah telah
berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 87, 88 :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang
telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi
baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.

2. Penawaran

Penawaran (supply), dalam ilmu ekonomi, adalah banyaknya barang atau jasa yang
tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama
periode waktu tertentu Penawaran (Supply). Jadi Penawaran dapat didedinisikan yaitu
banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjua lpada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu,
dan pada tingkat harga tertentu.

Dalam ekonomi Islam diketahui bahwa ada 4 hal yang dilarang dalam menjalankan
aktivitas ekonomi, yaitu : mafsadah, gharar, maisir, dan transaksi riba. Mafsadah, gharar dan
maisir sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan (negative externalities) sebagai akibat
yang melekat dari suatu aktivitas produksi yang hanya memperhatikan keuntungan semata,
walaupun sudah dikemukakan, namun tidak tercerminkan dengan baik di dalam konsep dan
model dalam ekonomi Islam, sehingga sisi ini akan mendapat perhatian lebih banyak.

3. Hukum Permintaan Dan Penawaran

- Permintaan

Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau
pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka
penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.

- Penawaran

Hukum penawaran menerangkan apabila harga sesuatu barang meningkat, kuantitas barang
ditawar akan meningkat dan apabila harga sesuatu barang menurun, kuantitas barang yang
ditawar akan menurun (Ceteris paribus yaitu berlaku dengan adanya persyaratan tertentu atau
berlaku bila keadaan lainnya tidak berubah).
BAB IV

PENUTUP

1. Simpulan

Sistem ekonomi Islam tidak sama dengan sistem-sistem ekonomi yang lain. Ia berbeda
dengan sistem ekonomi yang lain. Ia bukan dari hasil ciptaan akal manusia seperti sistem
kapitalis dan komunis. Ia adalah berpandukan wahyu dari Allah SWT.

Sistem ciptaan akal manusia ini hanya mengambil kira perkara-perkara lahiriah semata-
mata tanpa menitikberatkan soal hati, roh dan jiwa manusia. Hasilnya, matlamat lahiriah itu
sendiri tidak tercapai dan manusia menderita dan tersiksa kerananya. Berlaku penindasan,
tekanan dan ketidakadilan. Yang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah miskin.
Ekonomi Islam pula.sangat berbeda.

2. Saran

Sistem Ekonomi Islam merupakan perwujudan dari paradigma Islam. Pengembangan


Sistem Ekonomi Islam bukan untuk menyaingi sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi
sosialis, tetapi lebih ditujukan untuk mencari suatu sistem ekonomi yang mempunyai kelebihan-
kelebihan untuk menutupi kekurangan-kekurangan dari sistem ekonomi yang telah ada. Islam
diturunkan ke muka bumi ini dimaksudkan untuk mengatur hidup manusia guna mewujudkan
ketentraman hidup dan kebahagiaan umat di dunia dan di akhirat sebagai nilai ekonomi tertinggi.
Umat di sini tidak semata-mata umat Muslim tetapi, seluruh umat yang ada di muka bumi.
Ketentraman hidup tidak hanya sekedar dapat memnuhi kebutuhan hidup secara limpah ruah di
dunia,tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan sebagai bekal di akhirat nanti.jadi harus ada
keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan di dunia maupun di akhirat nanti.

Anda mungkin juga menyukai