Anda di halaman 1dari 9

ALAT PENETAS TELUR OTOMATIS

DENGAN KAMERA PEMANTAU

Hendra
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

Christianto Gunawan
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

dan

Sindra Wijaya Kerry Kurniawan


Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia

Abstrak
Alat penetas telur yang ada dipasaran saat ini hanya dapat menjaga suhu dari ruangan

tempat telur dierami. Faktor penting lain seperti kelembapan, kemiringan dan sirkulasi udara

masih dijaga secara manual, oleh karena itu penulis berupaya untuk membuat alat penetas yang

mampu menjaga semua menjaga semua faktor diatas secara otomatis, mencatat data suhu serta

kelembapan selama proses penetasan dan merekam proses penetasan bila diperlukan. Dengan

menggunakan sensor suhu LM 35 dan sensor kelembapan HSM -20G yang dihubungkan ke

microcontroller ATM EGA16 alat tetas ini mampu mengatur aktifasi dari sumber panas,

kelembapan, motor dan kipas untuk mewujudkan kondisi ideal yang ideal bagi penetasan. Untuk

melengkapi kemampuan alat penetas, terdapat software yang mampu mencatat data suhu serta

kelembapan dan merekam proses penetasan. Alat tetas ini telah diuji-coba dan berhasil

menetaskan telur ayam, serta mampu merekam data dan video dari proses penetasan.

Kata Kunci : Alat Penetas Telur, Otomatis, Kamera Pemantau


1. Pendahuluan
Unggas terutama ayam merupakan salah satu sumber protein utama bagi manusia

walaupun sekarang banyak sumber protein selain daging ayam, namun masyarakat lebih

memilih daging ayam sebagai sumber protein. Seiring dengan berkembangnya populasi

manusia maka kebutuhan akan daging ayam semakin tinggi.

Tingginya kebutuhan masyarakat akan daging ayam membuat proses

pengembangbiakanya menjadi sangat penting. Akan tetapi peningkatan kebutuhan akan

daging ayam tidak diseimbangi dengan proses pengembangbiakannya yang optimal

karena banyaknya faktor yang menyebabkan telur ayam tidak menetas seperti faktor suhu

(Temperatur) , Ventilasi (Ventilation), kelembapan udara (Humidity) dan posisi telur saat

di inkubator (Egg Turning). Kemampuan penetasan ayam juga terbatasnya pada induk

ayam yang hanya dapat mengeramkan maksimal 10 telur untuk satu induk, karena alasan

tersebut penulis membuat alat penetas telur yang dapat mengatur faktor faktor yang ada

diatas dengan otomatis. Alat penulis juga dilengkapi dengan webcam yang berguna untuk

memantau perkembangan telur saat akan menetas di dalam inkubator.

2. Methodology
Ruang lingkup dari penulisan, alat yang penulis buat terbatas untuk

menetasakan telur unggas terutama ayam dengan kapasitas maksimal 20 telur

dalam waktu sekali pengeraman. Adapun pembahasan yang dilakukan meliputi

sebagai berikut :

- Perancangan
- Implementasi
- Evaluasi
2.1. Perancangan
Sistem utama pada mesin penetas telur otomatis ini adalah mikrokontroler. Input

mikrokontroler ini diperoleh dari sensor LM 35 yang berfungsi sebagai sensor suhu

sedangkan untuk kelembapan penulis menggunakan sensor HSM -20G. Data dari sensor

tersebut akan ditampilkan nilainya pada LCD dan monitor. Cara kerja sistem adalah

ketika suhu terlalu tinggi, maka lampu ( heater) akan mati, sedangkan jika suhu lebih

rendah dari nilai yang telah ditentukan untuk suhu didalam inkubator maka lampu (

heater) akan hidup. Disamping itu water heater digunakan untuk menjaga kelembapan

telur agar telur tidak kering karena bisa menghambat dalam penetasan telur ayam. Jika

kelembapan terlalu tinggi dari yang ditentukan, maka water heater akan mati untuk

menurunkan tingkat kelembapan dan jika kelembapan kurang water heater akan menyala

kembali , setiap delapan jam motor servo akan berputar sebanyak 18o, dan kipas akan

secara otomatis bekerja setiap lima menit sekali selama dua puluh detik untuk sirkulasi

udara di dalam mesin penetas telur.

LCD

Penger ak telur

Sensor suhu
suhu Blower (kipas)
Mikrocontroler
P emanas incubator ( heater)
Sensor kelembapan

PC
monitor
Push Kelembapan (humidifier)
button
Gambar 1 Block Diagram System
Webcam
Pada block diagram diatas terdapat beberapa sensor yang penulis gunakan untuk

mengukur suhu dan kelembapan juga terdapat beberapa fitur fitur :

Terdapat LCD yang berfungsi untuk menampilkan nilai kelembapan ,suhu, dan hari

didalam inkubator

Kapasitas maksimal isi didalam incubator adalah 20 telur

78cm

29cm

Gambar 2 Rancangan mesin tetas

M ampu mempertahankan suhu dan kelembapan didalam incubator sesuai dengan nilai

yang telah ditentukan user

Terdapat webcam pengawas yang berfungsi untuk memantau keadaan didalam inkubator

saat menjelang penetasan telur

Terdapat pemutar telur yang berfungsi untuk mencega agar embrio didalam telur tidak

lengket dengan kulit

Kipas untuk sirkulasi udara


Untuk perancangan perangkat lunak, mesin penetas telur yang penulis buat ini

menggunakan 4 buah program. Program pertama adalah program pada microcontroller

menggunakan bahasa embedded C dengan menggunakan compiler CodeVision AVR,

program yang kedua dibuat menggunakan Qt creator yaitu program data recorder di PC,

program ketiga adalah program bot created using M icrosoft Visual Studio untuk

membuat key event palsu dan program ke empat adalah program untuk merekam dari

kamera yang penulis memilih untuk menggunakan freeware.

2.2. Implementasi
Sistem yang penulis buat terdiri dari perangkat keras yang merupakan alat penetas

telur dengan kamera pengawas serta perangkat lunak berupa aplikasi untuk merekam

video dan data menggunakan PC.

2.2.1 Perangkat Keras

Berikut adalah spesifikasi perangkat keras dari penetas telur yang penulis buat:

Adaptor 220 Volt ke 12 Volt sebagai sumber daya sistem penetas telur,

M odul pengontrol menggunakan ATM EGA16 dan LCD dot matrix 16x2

M odul relay menerima perintah dari modul pengontrol.

2.2.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak pada sistem yang penulis rancang dibagi menjadi empat yaitu:

Program microcontroller yang berfungsi mengatur suhu, kelembapan, kemiringan

dan sirkulasi udara.

Program perekam data yang berfungsi untuk merekam data suhu dan kelembapan

serta menentukan kapan PC akan merekam video.


Program bot yang memberikan perintah shortcut ke program perekam video

untuk memulai perekaman video.

Program perekam video, untuk program ini penulis memilih menggunakan

program freeware freewebcamrecorder.

2.3. Evaluasi
Pengujian system akan dilakukan secara per-modul, penulis melakukan uji coba

pada modul lcd , modul sensor, modul pushbutton , heater, fan, water heater dan

motor. Pada uji coba, dipergunakan alat pengukur suhu dan kelembapan untuk

melihat perbandingan apakah hasil yang dibaca sensor sama dengan hasil yang

dibaca oleh alat ukur suhu seperti thermometer dan hygrometer, dan juga untuk

mengecek lcd bekerja sesuai dengan yang diingin kan, penulis melakukan pengujian

dengan cara melihat langsung hasilnya apakah sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Pada lampu pemanas dan Water heater, penulis melakukan pengujian dengan melihat

apakah suhu dan kelembapan terjaga pada nilai yang diinginkan. Untuk pengujian

pemutar telurnya penulis memperhatikan derajat hingga batas mana telur tidak jatuh

ketika diputar.

Dari hasil percobaan dalam menetaskan telur, penulis mendapatkan hasil seluruh

telur berembrio yang diuji berhasil menetas.


Pengujian 12 telur

Telur tidak
Telur berembrio
berembrio

Tidak 3
M enetas
M enetas
Normal Cacat M ati

7 1 1 0

77.7% 11.1% 11.1% 0%

Gambar 3 Pengujian Hasil Penetasan Telur

.
3. Kesimpulan
Berdasarkan evaluasi hasil pengujian sistem, maka dapat diambil kesimpulan:

Sistem berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan dapat menetaskan 100%

telur ayam yang telah dibuahi

Sistem mampu menjaga suhu mesin penetas pada setpoint dengan rata-rata error

1.63%

Sistem mampu menjaga kelembapan mesin penetas pada setpoint dengan rata-rata

error 2.32%

Sistem dapat memutar rak telur secara otomatis setiap delapan jam tanpa ada telur

yang jatuh

Sistem dapat merekam data suhu dan kelembapan


Sistem mampu merekam video tepat pada waktu yang diinginkan
Daftar Pustaka

[1] Abbott U.K., Bradley F.A., Craig R.M . dan Ernst R.A. (2004). Publication 8134 Egg
Candling and Breakout Analysis. University of California of Agriculutre and Natural
Resources
[2] Andrianto, H. (2008). Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMEGA16 Menggunakan
Bahasa C (Codevision AVR). Jakarta: Informatika
[3] Jutawan, A. (2005). Teknologi Tepat Guna Mesin Tetas Listrik & Induk Buatan.
Yogyakarta: Kanisiuss
[4] Paimin, F.B. (2011). Mesin Tetas. Jakarta: Penebar Swadaya
[5] Skripsi oleh Rudy Susanto, M uhammad Irfan, Antonius M aleakhi, dan Riyan M ulyana.
(2011). Perancangan Sistem Pengeram Telur Ayam Otomatis. Binus University Jakarta
[6] Soedjarwo, E. (2007). Membuat Mesin Tetas Sederhana. Jakarta: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai