DISUSUN OLEH :
5315136268
(SENIN 08.00)
Praktek Mesin Dasar ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
ditempuh pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta . Laporan
Mata Kuliah Praktek Mesin Dasar ini disusun sebagai pelengkap kerja
praktek mesin bubut yang telah dilaksanakan lebih kurang 4 bulan di
Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin UNJ.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu , kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan.
Terimakasih,
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Sistematika Penulisan
2. BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Mesin Bubut ( Bubut Rata, Bubut Melintang ,
Bubut Alur, Bubut Kartel)
2.2 Pahat
2.3 Proses Tap
3. BAB III PROSES PEMESINAN
3.1 Gambar Teknik ( Jelaskan gambar teknik dari
benda y yang akan dibuat , dan sertakan
gambarnya) I
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Langkah Kerja (Jelaskan semua langkah dalam
proses pemesinan)
3.4 Perbandingan Benda Kerja (Antara hasil yang
didapat dengan gambar teknik)
4. BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
5. LAMPIRAN
Tugas Proses Praktikum
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menggunakan mesin bubut rahang 2 dengan baik
2. Dapat memilih pahat bubut yang tepat
3. Dapat mengasah pahat bubut dengan tepat
4. Mahasiswa mampu menggunakan mesin bor untuk melubangi
5. Mahasiswa dapat membubut rata, tirus, diameter luar, dalam, mengkartel,
serta membuat ulir dalam dan luar
6. Dapat menggunakan alat alat bantu mesin bubut dengan tepat dan benar
7. Mahasiswa mampu membaca gambar gambar teknik sederhana
1.3 MANFAAT
1. Melatih kemampuan mahasiswa teknik mesin dalam mengoperasikan
mesin bubut.
2. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui komponen komponen dan fungsi
dari mesin bubut.
3. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui proses dan langkah- langkah
pengerjaan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut
4. Mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui dari jenis-jenis alat dan bahan yang
digunakan dalam parktikum mesin bubut.
5. Mahasiswa teknik mesin tebiasa dalam pembuatan setiap laporan
5
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Didalam memudahkan memahami pokok bahasan , maka penulisan laporan ini
disusun menurut sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang teori-teori dari berbagai literatur yang di gunakan sebagai dasar
dalam melakukan praktek.
BAB IV : PENUTUP
BAB V : LAMPIRAN
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan
ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari
jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan
jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik
ke ulir inci.
7
2. Kepala Lepas(Tailstock)
Adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan mesin dan dipasang
diatas mesin.
berfungsi
Kepala lepas dapat bergeser di sepanjang alas mesin.kepala lepas terdiri atas dua
bagian : yaitu alas dan ban,kedua bagian itu di ikat dengan 2 atau 3 baut.ikat dan dapat
digerakkan dipenggeser itu di perlukan apabila.
3. Alas(Ways)
Fungsi utama alas mesin bubut ada 3 yaitu
4. Meja (bed)
Meja atau bed digunakan untuk :
a. Tempat dudukan eretan (carriage)
b. Tempat dudukan kepala lepas (tail stock)
c. Tempat dudukan penyangga diam (steady rest)
Meja yang bentuknya memanjang ini merupakan tempat tumpuan gaya
pemakanan pahat pada saat membubut. Permukaannya lancar dan halus sehingga
melancarkan gerakan eretan maupun kepala lepas atau penyangga yang dipasang
diatasnya. Bentuk meja ini bermacam-macam, ada yang datar dan juga ada yang salah
satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian.
5. Eretan (cariage/support)
Eretan terdiri dari atas alas,eretan lintang,dan eretan atas.eretan alas adalah eretan
yang kedudukannya pada alas mesin.Gerakan eretan itu melalui roda yang
dihubungkan roda batang gigi panjang yang dipasang dibawah alas melalui
penghantar.
Eretan Lintang
Letaknya Diatas eretan alas dan kedudukannya melintang terhadap alas .fungsi
eretan lintang adalah untuk memberikan tempat pemakanan pahat saat membubut
bagian ujung pahat dengan putaran tiap pembagian ukurannya mengatur pemakanan
pada bubut.
Eretan Atas
Letak eretan atas berada diatas eretan lintang dan di ikat oleh baut dengan mur
ikat.fungsi eretan atas mesin bubut adalah memegang eretan perkakas bubut dan
memberi gerakan yang diperlukan.
9
6. Penjepit Pahat (Tools Post)
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya
ada beberapa macam diantaranya seperti ditunjukkan pada gambar 27. Jenis ini
sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga dalam
suatu pengerjaan bila
memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.
7. Chuck (Cekam)
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada
proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses pemakanan
bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan
diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses
pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar
dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).
v=( D N)/1000
D= diameter awal
N= kecepatan putar (rpm)
2. Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan bisa
aksial(pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada facing)
3. Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang terlalu
dalam akanmenyebabkan pahat cepat rusak
4. Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan
T=L/f_r
T = waktu potong (menit)
L= panjang pemesinan (mm)
fr= feed rate (mm/menit)
a. Cara Membubut TirusPada bagian-bagian mesin, selain poros denagn bentuk rata
memanjang ataubertingkat, ada juga poros bebrbentuk tirus.Untuk membubut
tirus dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, denganmenggeser kepala
lepas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
x=(D-d)/2 x L/l
Dimana: x = Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindel
D =Diameter terbesar
d = Diameter terkecil
L = panjang benda kerja
l = Panjang yang di tiruskan
Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat
daftar
dibawah ini :
Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai. Apabila pahatnya
belumtersedia, bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan.
Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar
sehinggamembentuk sudut 90^dengan garis sumbu spindel.
Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonceng. Yaitu pada saatakan
memulai pembubutan , jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat.
11
Jenis Jenis Pembubutan
1. Pembubutan tepi (facing)
Pengerjaan benda kerja terhadap tepi penampangnya atau tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja.
2. Pembubutan silindris (turning)
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbunya. Baik pengerjaan
tepi maupun pengerjaan silindris posisi dari sisi potong pahtnya harus terletak
senter terhadap garis sumbu dan ini berlaku untuk semua proses pemotongan
pada mesin bubut.
3. Pembubutan alur (grooving)
Pembubutan yang di lakukan di antara dua permukaan.
4. Pembubutan tirus (chamfering)
Adapun caranya sebagai berikut : Dengan memutar compound rest Dengan
menggeser sumbu tail stock Dengan menggunakan taper attachment.
5. Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang
sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga
menggunakan pahat tertentu ukurannya yangsudah di jual di pasaran,
biasanya untuk ulir-ulir standar.
6. Drilling
Membuat lubang awal pada benda kerja
7. Boring
Memperbesar lubang pada benda kerja.
8. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan
tang,obeng agar tidak licin.
9. Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan
tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut
dipergunakan alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit
pada cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan dijepit
di senter kepala lepas. Pada saat proses penghalusan, posisi kepala lepas
didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke lubang benda kerja. Selanjutnya,
mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan memasuki lubang sehingga
geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat itulah terjadi proses
penghalusan dinding lubang.
2.2 PAHAT
Jenis - jenis Pahat Mesin bubut
Beragam bentuk benda kerja yang ingin kita buat di mesin bubut menuntut kita untuk
mempersiapkan bentuk-bentuk pahat bubut yang umum dipakai. Gambar berikut
menjelaskan bentuk pahat bubut dan bentuk benda kerja yang di hasilkan. Bagian
pahat yang bertanda bintang adalah pahat kanan,artinya melakukan pemakanan dari
kanan ke kiri.
13
Berdasarkan bahan pembuatnya, ada dua macam pahat bubut yang umum
dipakai,yakni pahat HSS dan carbide/tungsten carbide.
Pahat Carbide
15
MENGASAH PAHAT BUBUT KANAN
Mengasah pahat adalah bagian dari tekhnik dan juga bagian dari seni. Dalam tutorial
mesin bubut kali ini yang kita pelajari adalah mengasah pahat bubut HSS. Pahat bubut
HSS dijual dalam keadaan blank(belum dibuat sisi potongnya). Ukuran yang tersedia
biasanya mulai dari 5/16",3/8",1/2" dst (penampang) dan panjangnya 2",4",6"dst.
Pahat HSS
Ada empat langkah yang harus ditempuh untuk membuat sebuahpahat bubut muka
kanan, yang akan kita pakai contoh dalam kasus mengasah pahat HSS kali ini,yaitu:
langkah 1.b
langkah 1.a
Langkah 1.c
17
2. Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat
pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada
model). Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan
sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda.
langkah 2.a
langkah 2.b
langkah 2.c
3. Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada
model ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan
sampai bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu
gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah
dari badan pahat itu sendiri,masih bisa dipakai memang,namun mungkin akan
membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.
Langkah 3.a
4. Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk
tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar
diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius
kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan yang cukup dalam. Kurang lebih
bentuknya seperti gambar 4.b.
19
hasil akhir
Jenis-jenis Tap
Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe sesuai dengan jenis ulir yang dihasilkan
apakah itu Ulir Metrik ataupun Ulir Withworth. Berikut arti huruf dan angka yang
tertera pada Tap ( hal ini juga berlaku pada Sney).
Contoh penulisan spesifikasi tap dan snei adalah sebagai berikut:
a. Tap/snei M10 x 1,5.
Artinya adalah: M = Jenis ulir metrik
10 = Diameter nominal ulir dalam mm
1,5 = Kisar ulir
b. Tap/snei W 1/4 x 20, W 3/8 x 16
Artinya adalah: W = Jenis ulir Witworth
= Diameter nominal ulir dalam inchi
20 = Jumlah gang ulir sepanjang satu inchi
21
Alat Bantu yang dipakai untukmenggunakan tap, supaya dalam pemakainannya lebih
mudah. Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap. Pemegang tap bentuknya
ada 3 macam ( Gambar 2 ), yaitu:
1. tipe batang,
2. tipe penjepit,
3. tipe amerika. 1 2
3
2
Langkah Tapping.
1
Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan
ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor untuk tap ditentukan
dengan rumus:
D = D K
Dimana :
D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi
D = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi
K = Kisar (gang).
Contoh :
a. Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 1,5 = 8,5 mm
b. Diameter lubang bor untuk mur W3/8x 16 adalah 3/8 1/16 = 5/16
Setelah dibor, kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor persing di mana
kedalamannya mengikuti standar cemper mur.Bentuk standar mur dan baut untuk
bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara internasional dan ini dapat
ditemukan dalam buku gambar teknik mesin atau tabel-tabel mur/baut.
Sney
Pemegang Sney
23
Tahapan Sneying
Harap diperhatikan jika ukuran diameter benda kerja akan bertolak belakang dengan
pengetapan. Jika pada pengetapan berlaku rumus Diameter lubang D= D- k, maka
pada penyenaian rumus diameter luar adalah D= D+ k ( ILUSTRASI PADA GAMBAR DI
BAWAH )
1. Memasang senai pada tangkai senai.
Memulai penyenaian.
menempatkan senai pada ujung benda kerja yang telah dichamper.
memberikan tekanan yang seimbang pada kedua ujung tangkai saat senai
diputar searah putaran jarum jam.
3. Memeriksa kelurusan setelah dua atau tiga ka`li putaran batang.
Memberikan sedikit pelumas pada ulir setelah tangkai diputar dua atau tiga
kali putaran.
Tahapan Sneying
BAB III
PROSES PEMESINAN
3.1 GAMBAR TEKNIK
Benda Kerja
2 C2
23
R5 3 R7
M10 x 1.5 19 21
20 20
23
M10 x 1.5
30
20 20
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada prinsipnya proses pembubutan adalah mengurangi berat dan volume benda
kerja, dan proses pembubutan hanya dapat dilakukan pada benda kerja
yang berbentuk silindris.
2. Kecepatan dalam menggerakkan longitudinal feed handwheel ataupun cross slide
handwheel sangat mempengaruhi halus kasarnya hasil pembubutan.
3. Kecepatan makan benda kerja akan semakin besar apabila gerak makan
dan putaran poros spindle diperbesar.
4. Hasil bubutan yang baik akan ditandai dengan sayatan yang berbentuk panjang-
panjang.
5. Ketepatan memilih bagian mana dahulu yang hendak dikerjakan akan sangat
menentukan untuk menyelesaikan benda kerja tepat waktu.
6. Waktu yang diperlukan untuk proses pembubutan akan semakin lama apabila
kedalaman potong dan panjang pemotongan yang digunakan lebih besar,apabila
gerak makannya diperbesar dengan panjang pembubutan tetap waktuyang
diperlukan akan semakin pendek.
7. Umur pahat tidak hanya dipengaruhi oleh geometri pahat saja melainkan
ada beberapa hal yang sangat signifikan pengaruhnya seperti material benda
kerja,metal pahat, kedalaman potong dan kondisi pemotongan.
4.2 SARAN
Saran yang dapat saya sampaikan setelah praktikum ini adalah :
1. Sebelum melakukan praktikum mesin bubut, hendaknya segala sesuatu yang berkaitan
dengan mesin bubut baik itu cara pengoprasian atau factor factor keamanan harus
diperhatiakan sebaik mungkin, sehingga tidak terjadi hal halyang tidak diinginkan pada
saat melakukan praktikum.
2. Bagi mahasiswa yang hendak praktikum di masa mendatang, sebelum praktikum
membubut hendaknya mempelajari fungsi bagian-bagian dari mesin bubut dan
modul praktikum terlebih dahulu.
3. Pahat yang digunakan saat praktikum agar diperbaharui sehingga pada saat melakukan
proses pembubutan hasil yang diperoleh maksimal
4. Dalam membubut untuk awalan sebaiknya proses membubut dilakukan secara
manual, walaupun hasilnya kasar tidaklah masalah untuk menghemat waktu dan
setelah hendak finishing barulah gunakan pembubutan otomatis untuk hasil
permukaan yang halus.