Anda di halaman 1dari 29

NETI NURHAYATI

D1A140913

FARMASI VA

1. Virus

A. Pengertian virus

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi semacam bahan
pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom
virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein
yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag
atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan
organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV),
hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau)

B. Klasifikasi Virus

Berdasarkan kandungan asam nukleatnya:

a. Ribovirus (virus RNA)


Virus yang asam nukleatnya berupa RNA. Contoh togavirus (penyebab demam kuning
dan ensefalitis), arenavirus (penyebab meningitis), picornavirus (penyebab polio),
orthomyxovirus (penyebab influenza), paramyxovirus (penyebab pes pada ternak),
rhabdovirus (penyebab rabies), hepatitisvirus (penyebab hepatitis pada manusia), dan
retrovirus (dapat menyebabkan AIDS).
b. Deoksiribovirus (virus DNA)
Virus yang asam nukleatnya berupa DNA. Contoh virus herpes (penyebab herpes),
poxvirus (penyebab kanker seperti leukemia dan limfoma, ada pula yang menyebabkan
AIDS), mozaikvirus (penyebab bercak-bercak pada daun tembakau), dan papovavirus
(penyebab kutil pada manusia/ papiloma).
Berdasarkan bentuk dasarnya:

a. Virus bentuk ikosahedral


Bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama sisi dengan sumbu rotasi ganda.
Contoh virus polio dan adenovirus.
b. Virus bentuk helical
Menyerupai batang panjang, nukleokapsidnya tidak kaku, berbentuk heliks, dan memiliki
satu sumbu rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus dengan kapsomer, misal virus
influenza dan TMV.
c. Virus bentuk kompleks
Struktur yang amat kompleks dan pada umumnya lebih lengkap dibanding dengan virus
lainnya. Contoh poxvirus (virus cacar) yang mempunyai selubung yang menyelubungi
asam nukleat.

Berdasarkan keberadaan selubung yang melapisi nukleokapsid

a) Virus berselubung, mempunyai selubung yang tersusun dari lipoprotein atau glikoprotein.
Contoh poxvirus, herpesvirus, orthomyxovirus, paramyxovirus, rhabdovirus, togavirus,
dan retrovirus.
b) Virus telanjang. Nukleokapsid tidak diselubungi oleh lapisan yang lain. Contoh
Adenoviruses, Papovaviruses, Picornaviruses, dan Reoviruses.

Berdasarkan jumlah kapsomernya

a) Virus dengan 252 kapsomer, contoh adenovirus.


b) Virus dengan 162 kapsomer, contoh herpesvirus.
c) Virus dengan 72 kapsomer, contoh papovavirus.
d) Virus dengan 60 kapsomer, contoh picornavirus.
e) Virus dengan 32 kapsomer, contoh parvovirus

Berdasark an sel inangnya

a. Virus yang menyerang manusia, contoh HIV.


b. Virus yang menyerang hewan, contoh rabies.
c. Virus yang menyerang tumbuhan, contoh TMV.
d. Virus yang menyerang bakteri, contoh virus T.

C. Anatomi Virus
a. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang
menyusun kapsid disebut kapsomer.
b. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Kapsid juga
dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai polipeptida. Fungsi kapsid
untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan
yang merugikan virus.
c. Isi tubuh
Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi disebut
sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode
pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat dibedakan menjadi
virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1). Selain itu
di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
d. Ekor
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus
bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik
tidak mempunyai ekor.

D. Penyakit yang ditimbulkan Virus

a. Cacar Air (Varisela)

Penyakit cacar air, secara medis disebut varisela, umumnya diderita oleh anak-anak
yang berusia di bawah 10 tahun dan lebih jarang menyerang orang dewasa. Hampir
semua orang dewasa yang pernah mengidap cacar air tidak akan tertular lagi. Penyakit
yang disebabkan oleh virus varisela zoster ini umumnya ditandai dengan munculnya
ruam pada kulit yang menjadi gejala utama cacar air. Ruam tersebut akan berubah
menjadi bintil merah berisi cairan yang terasa gatal yang kemudian akan mengering,
menjadi koreng, dan terkelupas dalam waktu 7-14 hari. Bagian-bagian tubuh yang
biasa ditumbuhi bintil cacar air adalah wajah, belakang telinga, kulit kepala, lengan dan
kaki.

b. Campak
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini akan memunculkan
ruam di seluruh tubuh dan sangat menular. Campak bisa sangat mengganggu dan
mengarah pada komplikasi yang lebih serius. Gejala campak mulai muncul sekitar satu
hingga dua minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh.
c. Chikungunya

Chikungunya adalah virus yang menyerang manusia melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk ini berperan sebagai perantara atau vektor
yaitu organisme yang membawa virus chikungunya di dalam tubuhnya tanpa
terjangkiti. Keduanya adalah jenis nyamuk sama yang menyebabkan demam berdarah.
Penyebab dan gejalanya yang serupa menyebabkan penyakit chikungunya sering
didiagnosis secara keliru sebagai penyakit demam berdarah.

d. Demam Berdarah (DBD)

Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang membuat penderitanya mengalami
rasa nyeri yang luar biasa, seolah-olah terasa sakit hingga ke tulang.

DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Diperkirakan
bahwa ada seratus juta kasus demam berdarah yang terjadi pada tiap tahunnya di
seluruh dunia. Sebagian diantaranya mewabah secara tiba-tiba dan menjangkiti ribuan
orang dalam waktu singkat.

e. Ebola

Penyakit ini disebabkan oleh virus dan dapat berakibat fatal jika segera tidak ditangani.
Para pakar menduga bahwa virus Ebola sudah hidup dalam tubuh kelelawar pemakan
buah atau codot. Virus tersebut kemudian menyebar ke hewan lain dan kemungkinan
menjangkiti manusia melalui darah saat mereka membersihkan darah hewan buruan
yang sudah terkontaminasi.

f. Flu
Semua orang pasti pernah mengidap flu. Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus yang
menyerang saluran pernapasan.

Masa inkubasi flu termasuk singkat. Anda akan mengalami gejala hanya dalam
beberapa hari setelah pertama kali terinfeksi. Masa di mana flu paling menular adalah
sehari sebelum gejala muncul dan sekitar enam hari berikutnya.

g. Flu Babi

Flu babi adalah istilah untuk salah satu jenis influenza yang disebabkan oleh virus
H1N1. Istilah flu babi muncul karena galur virus penyebabnya mirip dengan virus
influenza yang menyebabkan influenza pada babi.

h. Flu Burung

Flu burung merupakan suatu jenis penyakit influenza yang ditularkan oleh burung
kepada manusia. Virus yang masuk ke tubuh manusia akan berinkubasi terlebih dahulu
selama 3-7 hari sebelum menimbulkan gejala. Seseorang yang terkena flu burung akan
mengalami gejala utama, seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, pilek, batuk,
dan gangguan pernapasan.

i. Flu Singapura

Flu Singapura atau biasa dikenal juga dengan penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut
merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini biasanya
menyerang anak kecil tapi bisa juga terjadi pada orang dewasa.

j. Gondongan
Gondongan adalah penyakit yang menyebabkan kelenjar parotid (kelenjar yang
memproduksi air liur) mengalami pembengkakan oleh karena infeksi virus. Kelenjar ini
terletak tepat di bawah telinga di samping wajah. Karena itu orang yang mengalami
gondongan, bagian sisi wajahnya akan terlihat membesar.
k. Hepatitis
Hepatitis adalah timbulnya radang pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus
hepatitis. Ada lima tipe virus hepatitis yaitu hepatitis A,B,C,D,E masing-masing
dengan gejala, cara penularan dan penanganan yang berbeda-beda.
l. Herpes Zoster

Herpes zoster umumnya dialami para manula, terutama yang berusia di atas 50 tahun.
Penyakit yang juga dikenal dengan istilah cacar api atau cacar ular ini disebabkan oleh
virus yang sama dengan virus penyebab cacar air, yaitu varisela zoster. Virus varisela
yang menetap di dalam tubuh bahkan setelah cacar air sembuh, dapat kembali aktif di
kemudian hari dan menyebabkan herpes zoster. Penyakit ini umumnya tidak
mengancam jiwa, tapi dapat menyebabkan rasa sakit yang parah. Karena itu, segera
hubungi dokter jika Anda merasakan gejala-gejalanya agar dapat ditangani sedini
mungkin.

m. HIV & AIDS

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang
sistem kekebalan tubuh. Virus ini melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan
infeksi dan penyakit. Tidak ada obat untuk HIV, tapi ada pengobatan yang bisa
digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini akan
membuat orang yang terinfeksi untuk hidup lebih lama sehingga bisa menjalani hidup
dengan normal. Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap
HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus
HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.

n. Kutil
Kutil merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh virus Human papillomavirus atau
HPV. Virus HPV hidup pada sel-sel kulit dan memiliki lebih dari 100 jenis. Ada sekitar
60 jenis HPV penyebab kutil yang biasanya menginfeksi bagian-bagian tubuh seperti
kaki dan tangan, sementara 40 di antaranya memicu munculnya kutil kelamin.
o. Malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit. Malaria menyebar melalui
gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi oleh parasit. Malaria bahkan bisa mematikan jika
tidak ditangani dengan benar. Infeksi malaria bisa terjadi cukup dengan satu gigitan
nyamuk. Malaria jarang sekali menular secara langsung dari satu orang ke orang
lainnya. Contoh kondisi penularan penyakit ini adalah jika terjadi kontak dengan darah
penderita atau janin bisa terinfeksi karena tertular dari darah sang ibu.
p. MERS
MERS atau Middle East Respiratory Syndrome adalah penyakit saluran pernapasan
yang disebabkan oleh virus korona. Asal virus korona belum diketahui secara pasti,
tapi para pakar menduga bahwa virus ini kemungkinan besar berasal dari unta yang
tinggal di Arab Saudi dan sekitarnya. MERS memang menular, tapi penularannya tidak
semudah flu biasa. Virus penyebab MERS umumnya menyebar melalui kontak
langsung, misalnya pada orang yang merawat penderita MERS tanpa menerapkan
pencegahan penularan terhadap diri sendiri.
q. Polio
Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan
menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa
menyebabkan kesulitan bernapas, kelumpuhan, dan pada sebagian kasus menyebabkan
kematian. Sejak awal tahun 2014, WHO (World Health Organization) telah
menyatakan Indonesia sebagai salah satu negara yang bebas dari penyakit ini berkat
program vaksinasi polio yang luas.
r. Rabies
Rabies atau umumnya dikenal sebagai penyakit anjing gila, merupakan penyakit
serius yang menyerang otak dan sistem saraf. Virus rabies yang ada pada hewan dapat
menular pada manusia melalui gigitan, cakaran, atau bahkan jilatan, dan semburan air
liur yang mengenai mata dan bekas luka di kulit manusia. Virus rabies berasal dari
keluarga virus penjangkit mamalia yang disebut dengan lyssaviruses.
s. Roseola
Roseola atau dalam istilah medis lainnya disebut roseola infantum, merupakan infeksi
virus yang menyerang bayi atau anak-anak dengan gejala utama berupa demam dan
ruam merah muda di kulit. Usia enam bulan hingga satu setengah tahun merupakan
usia yang paling rentan terkena kondisi ini.
t. Rubella
Rubella atau campak Jerman umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Penyakit ini
disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah. Penularan
utamanya dapat melalui titik-titik air di udara yang berasal dari batuk atau bersin
penderita. Berbagi makanan atau minuman dengan penderita juga dapat menularkan
rubella. Sama halnya jika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda setelah
memegang benda yang terkontaminasi virus rubella.
u. Tifus (Tipes)

Tifus (tipes) atau demam tifoid terjadi karena infeksi bakteri Salmonella typhi.
Penyakit yang banyak terjadi pada anak-anak ini dapat membahayakan nyawa jika
tidak ditangani dengan baik dan secepatnya. Tifus menular dengan cepat. Infeksi dan
demam tifoid terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi sejumlah kecil tinja, atau yang lebih tidak umum, urin yang terinfeksi
bakteri. Kontak langsung dengan pengidap juga dapat menyebabkan infeksi bakteri
Salmonella typhi. Bakteri ini berkaitan dengan bakteri salmonella penyebab keracunan
makanan.

v. Virus Zika

Infeksi virus Zika terjadi melalui perantara gigitan nyamuk Aedes, terutama spesies
Aedes aegypti. Penyakit yang disebabkannya dinamakan sebagai Zika, penyakit Zika
(Zika disease) ataupun demam Zika (Zika fever). Virus Zika yang telah menginfeksi
manusia dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, nyeri sendi,
konjungtivitis (mata merah), dan ruam. Gejala-gejala penyakit Zika dapat menyerupai
gejala penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat berlangsung beberapa hari hingga
satu minggu.
2. Bakteri
A. Pengertian Bakteri
Bakteri merupakan kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel atau disebut
dengan prokariot. Bakteri termasuk ke dalam domain prokariota serta memiliki ukuran yang
sangat kecil atau mikroskopik. Bakteri juga memiliki peran besar dalam kehidupan. Beberapa
kelompok bakteri lebih dikenal sebagai penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok
bakteri yang lainnya dapat memberikan berbagai manfaat dibidang pangan, pengobatan, serta
industri.

Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus (inti sel), kerangka sel, serta organel-
organel lainnya seperti mitokondria dan kloroplas. Hal tersebut yang menjadi sebuah dasar
perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang umumnya lebih kompleks.

Bakteri dapat ditemukan pada hampir semua tempat seperti di tanah, udara, udara dalam
simbiosis dengan organisme lain ataupun agen parasit (patogen), bahkan bakteri dapat
terdapat dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri memiliki ukuran 0,5-5 m, tetapi ada
juga bakteri tertentu yang memiliki diameter mencapai hingga 700 m, yaitu Thiomargarita.
Mereka memiliki dinding sel seperti sel tumbuhan serta jamur, tetapi dengan bahan
pembentuk yang sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil atau
dapat bergerak serta mobilitasnya disebabkan oleh flagel.

B. Klasifikasi Bakteri
Berdasarkan cara hidupnya
1) Heterotrof
Heterotrof adalah tidak bisa membuat makanan sendiri, dibagi menjadi parasit (Hidup
pada inang), dan saprofit (Menguraikan sampah organik).
2) Autotrof
Autotrof adalah jenis bakteri yang mampu membuat makana sendiri, terbagi menjadi
fotoautotrof (Membuat makanan dengan bantuan cahaya), dan kemoautotrof
(Membuat makanan dengna bantuan senyawa kimia).

Berdasarkan kebutuhan oksigennya

1) Aerob
Aerob adalah membutuhkan oksigen, terbagi menjadi obligat (Sangat membutuhkan
oksigen), dan fakultatif (Bisa hidup tanpa oksigen atau ada oksigen).
2) Anaerob
Anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen
Berdasarkan bentuknya

1) Kokus
Kokus adalah bakteri berbentuk bulat. Kokos terbagi lagi diantaranya monokokus,
diplokokus, streptokokus, stafilokokus.
2) Basilus
Basilus yaitu bakteri berbentuk batang. Basilus terbagi menjadi beberapa bentuk
diantaranya monobasil, diplobasil, streptobasil.
3) Koma
Koma yaitu bakteri yang berbentuk koma.
4) Spirilum
Spirilum yaitu bakteri berbentuk spiral.

C. Anatomi bakteri
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat selubung
atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane dalam (endomembran) dan
organel bermembran seperti kloroplas dan mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan
luar hingga bagian dalam sel yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom,
lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora.
a) Flagela
Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada perukaan sel. Fungsinya
untuk bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe flagella dapat dibedakan menjadi
montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik. Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin.
Flagella berbetuk seperti pembuka sumbat botol. Fungsinya adalah untuk bergerak.
Flagella berputar seperti baling-baling untuk menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada
membrane sel.
b) Dinding sel
Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang berikatan dengan
protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang tetap. Fungsi
dinding sel adalah untuk melindungi sel.
c) Membrane sel
Membrane sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti halnya membran sel
organisme yang lain. Membrane sel bersifat semipermiable dan berfungsi mengatur
keluar masuknya zat keluar atau ke dalam sel.
d) Mesosom
Pada tempat tertentu terjadi penonjolan membran sel kearah dalam atau ke sitoplasma.
Tonjolan membrane ini berguna untuk menyediakan energi atau pabrik energi bakteri.
Organ sel (organel) ini disebut mesosom. Selain itu mesosom berfungsi juga sebagai
pusat pembentukan dinding sel baru diantara kedua sel anak pada proses pembelahan.
e) Lembar fotosintetik
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel kearah sitoplasma.
Membrn yang berlipat-lipat tersebut berisi klorofil,dikenal sebagai lembar fotosintetik
(tilakoid). Lembar fotosintetik berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada bakteri ungu.
Bakteri lain yang tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.
f) Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma= cairan).
Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik seperti
karbohidrat, lemak, protein, mineral, ribosom, DNA, dan enzim-enzim. Sitoplasma
merupakan tempat berlangsungya reaksi-reaksi metabolism.
g) DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau asam inti,
merupakan materi genetic bakteri yang terdapat di dalam sitoplasma. Bentuk DNA
bakteri seperti kalung yang tidak berujung pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai
DNA sirkuler. DNA tersusun atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat
pengontrol sintesis protein bakteri, dan merupakanzat pembawa sifat atau gen. DNA ini
dikenal pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di dalam sitoplasma,
melainkan terdapat pada daerah tertentu yang disebut daerah inti. Materi genetik inilah
yang dikenal sebagai inti bakteri.
h) Plasmid
Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA nonkromosom. DNA
nokromosom bentuknya juga sirkuler dan terletak di luar DNA kromosom. DNA
nonkromosom sirkuler ini dikenal sebagai plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali
DNA kromosom. Plasmid mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik,
gen patogen. Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan
membentuk kopi dirinya dalam jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat terbentuk 10-20
plasmid.
i) Ribosom
Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai pabrik
protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom
tersusun atas protein dan RNA. Di dalam sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000
ribosom, atau kira-kira masa sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom
memiliki fungsi yang penting bagi bakteri.
j) Endospora
Bakteri ada yang dapat membentuk endospora, pembentukan endospora merupakan cara
bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Endospora tahan
terhadap panas sehingga tidak mati oleh proses memasak biasa. Spora mati di atas suhu
120 C. jika kondisi telah membaik, endospora dapat tumbuh menjadi bakteri seperti sedia
kala.
D. Fisiologi Bakteri
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-
tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri
adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan
berukuran renik (mikroskopis).
E. Penyakit yang ditimbulkan bakteri
1) Tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycobakterium Tuberculosis pada Paru-Paru
2) Kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholera pada Usus Halus
3) Disentri disebabkan oleh bakteri Shigella Dysentriae pada Kelenjar Darah
4) Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhosa pada Usus Halus
5) Lepra disebabkan oleh bakteri Mycobakterium Leprae pada Kulit
6) Pneumonia disebabkan oleh bakteri Diplococcus Pneumoniae pada Paru-Paru
7) ISPA disebabkan oleh bakteri Streptococcus Pneumoniae pada Saluran Pernapasan Atas
8) Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani pada Otot
9) Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis pada Saluran Pernapasan
10) Depteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae pada Saluran Pernapasan,
Kelenjar Lendir, dan lain-lain
11) Infeksi Traktus Urinarius disebabkan oleh bakteri Proteus Vulgaris pada Saluran Kemih
12) Sphilis disebabkan oleh bakteri Tropenema Pallidum pada Alat Kelamin
13) Gonorhae disebabkan oleh bakteri Neissheria Gonorhae pada Alat Kelamin
14) Trachoma disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trachomatis pada Mata
15) Meningitis disebabkan oleh bakteri Neisseria Mengingitis pada Selaput Otak

3. Protozoa
A. Pengertian Protozoa
Protozoa adalah organisme seluler yang bersifat eukariotik dengan tidak memiliki dinding
sel dan heterotrof serta dapat bergerak (motil). Protozoa dapat bergerak dengan
menggunakan alat geraknya, yaitu pseudopodia (kaki semu), silia (rambut getar), atau flagela
(bulu cambuk). Dalam kajian evolusi, Protozoa diduga merupakan cikal bakal organisme
hewan yang sangat kompleks. Protozoa terdiri dari sekitar 65 ribu jenis yang sudah dikenali.
B. Klasifikasi Protozoa
Protozoa diklasifikasi berdasarkan alat geraknya yang terdapat empat filum Protozoa, yaitu
sebagai berikut:

Ciliata (Ciliophora/Infusoria), jenis protozoa yang bergerak dengan menggunakan silia


(rambut getar). Contoh protozoa jenis Ciliata adalah Paramecium sp
Rhizopoda (Sarcodina), jenis protozoa yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu).
Contoh protozoa jenis Rhizopoda adalah Amoeba sp
Sporozoa (Apicomplexa), jenis protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Contoh protozoa
jenis Sporozoa adalah Plasmodium sp.
Flagellata (Mastigophora), jenis protozoa yang bergerak dengan flagela (bulu cambuk).
Contoh jenis flagellata adalah Trypanosoma sp.

C. Anatomi Protozoa

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak
vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif
(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak
menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada
pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa
tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan
algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas
ektoplasma yang ada dalam membran sel.

Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang
tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral
untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan
skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar
Foraminifera tersusun dari sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk
batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan
pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif.

Sitoplasma pada protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies yang kecil,
misalnya Stentor coereleus memiliki sitoplasma berwarna biru dan Blepharisma laterilia
memiliki sitoplasma berwarna merah atau merah muda. Sitoplasma protozoa biasanya dibedakan
atas dua pinggiran yang disebut ectoplasma dan endoplasma. Ektoplasma merupakan lapisan
luar sitoplasma yang berdekatan dengan membran plasma dan umumnya jernih tidak bergranula.
Endoplasma merupakan lapisan dalam plasma, dan umumnya bergranula. Didalam endoplasma
terdapat satu inti, satu vakuola kontraktil, dan beberapa vakuola makanan. Inti sel ini yang
berfungsi sebagai pengatur seluruh kegiatan didalam sel. Vakuola kontraktil berfungsi sebagai
organ ekskresi sisa makanan dan juga yang mengatur agar tekanan osmosis sel selalu lebih tinggi
dari pada tekanan osmosis disekitar sel. Vakuola makanan sebagai alat pencernaan dan makanan
yang tidak dapat dicerna akan dikeluarkan di vakuola kontraktil.

Tubuh Protozoa sendiri bermacam-macam bentuknya, ada yang tetap dan ada yang tidak tetap.
Protozoa dengan bentuk yang tetap disebabkan telah memiliki pelliculus (kulit) dan beberapa
mempunyai cangkang kapur berbeda dengan protozoa yang memiliki bentuk tidak tetap, dia
tidak memiliki kulit dan tidak memiliki cangkang kapur.

D. Fisiologi Protozoa
a. Alat Gerak

Protozoa dibedakan menurut alat gerak yang dimilikinya yaitu Mastigophora berupa flagel (bulu
cambuk), Ciliata berupa silia (rambut getar), Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan Sarcodina
berupa pseudopodia (kaki semu).

Pseudopodia pada kelas Sarcodina dibentuk dari ektoplasma yang kemudian endoplasma
mengikutinya. Flagel yang dimiliki kelas Mastigophora dan silia yang dimiliki pada kelas Ciliata
kedua organel ini berfungsi sebagai alat pergerakan sel yang letaknya berada pada permukaan
luar membran sel. Baik silia maupun flagella memiliki struktur yang sama, yaitu memiliki sumbu
yang dinamakan aksonem. Struktur aksonem sangat kompleks karetra tersusun atas mikrotubulus
dan protein. Jumlah silia pada umumnya banyak, sedangkan jumlah flagela hanya satu atau dua.
Silia berukuran lebih halus dan lebih pendek dari pada flagela. Berbeda dengan sentriol, silia dan
flagella dibungkus oleh membran. Membran silia dan flagela merupakan perluasan dari membran
sel. Kedua organel ini mempunyai kemiripan dalam ultrastruktur. Keduanya merupakan
benang bergetar, yang tersusun atas dua fiber pada pusat dan Sembilan di kelilinginya yang
timbul dari basal granula dari kinestom.

b. Respirasi
Respirasi atau sistem pernapasan pada protozoa ada yang aerob dan anaerob Respirasi aerob
pada protozoa terjadi oksidasi dengan yang masuk ke dalam tubuh. dengan cara difusi dan
osmosis sehingga oksigen yang terlarut dalam air akan berdifusi melalui seluruh permukaan
tubuhnya, sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat yang
sederhana dengan menggunakan enzim-enzim tanpa memerlukan oksigen. Namun hasil kedua
respirasi tersebut sama yaitu menghasilkan energi dan zat sisa-sisa yang akan ditampung dalam
vakuola kontraktil sebagai zat eksresi.

c. Pencernaan

Protozoa memiliki beberapa tipe dan cara dalam mendapatkan nutrisi yaitu: hozoik, holofitik,
dan saprozoik.

Holozoik, Protozoa yang memakan organisme lain yang lebih kecil seperti bakteri, alga,
atau protozoa lain.

Amoeba dan Paramecium mengambil makanan yang relatif keras yang ditangkap dengan
pseudopodia, kemudian dibentuk vakuola makanan. Vakuola makanan akan mendapat
sekresi enzim, sehingga makanan berubah menjadi senyawa yang sederhana dan
disebarkan ke seluruh tubuh.

Holofitik, Protozoa yang memiliki kloroplas dan mampu berfotosintesis seperti tumbuhan
hijau.

Saprozoik, Protozoa yang memakan bahan organik dari sisa-sisa tumbuhan atau hewan

d. Reproduksi

Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner.
Sebagian lagi protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet)
atau dengan penyatuan inti sel vegetatif. Reproduksi seksual dengan penyatuan inti vegetatif
disebut konjugasi.

Protozoa bereproduksi aseksual dengan cara membelah diri, setiap individu membelah menjadi
dua bagian yang sama dimulai dari intinya kemudian diikuti dengan sitoplasmanya, pembelahan
ini terjadi di setiap detik. Reproduksi aseksual dapat juga dengan cara pembelahan multiple,
plasmatomi, dan pertunasan. Pembelahan multiple adalah pembelahan dengan cara beberapa inti
terbelah lebih dahulu, kemudian terjadi pembelahan sitoplasma menjadi beberapa individu.
Plasmatomi. pembelahan protozoa berinti banyak tanpa pembelahan inti, menghasilkan
keturunan yang lebih kecil dan berinti banyak. Pertunasan ialah individu baru yang timbul
berdiferensiasi sebelum atau sesudah bebas.

Reproduksi seksual terjadi dengan dua cara yaitu dengan singami dan konjugasi. Singami yaitu
persatuan dua gamet yang sama atau berbeda ukuran. Konjugasi yaitu pertukaran inti sehingga
terjadi reorganisasi pada kedua individu yang bertukar inti.
E. Penyakit yang ditimbulkan Protozoa

Jenis penyakit Protozoa


Disentri Entamoeba histolytica
Diare (Balantidiosis) Balantidium coli
Penyakit tidur (Afrika) Trypanosoma gambiense
Toksoplasmosis (kematian janin) Toxoplasma gondii
Malaria tertiana Plasmodium vivax
Malaria quartana Plasmodium malariae
Malaria tropika Plasmodium falciparum
Kalaazar Leishmania donovani
Surra (hewan ternak) Trypanosoma evansi

4. Fungi
A. Pengertian Fungi

Fungi(jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak
memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya
tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri,ia
tidak termasuk dalam kindom protista,monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur
temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme lainnya),
dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di
lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai sampah oganik
seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang hidup secara parasit (memperoleh
bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis mutualisme(yaitu hidup
dengan organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung).

B. klasifikasi Fungi (jamur)


Klasifikasi Jamur - Penjelasan pembagian Fungi dalam 4 devisi dengan berdasarkan cara
reproduksi secara generatif (seksual) yang meliputi ciri-ciri, cara hidup, reproduksi atau daur
hidup seperti dibawah ini:

1. Zygomycota
Jamur ini dinamakan sebagai Zygomycota karena membentuk spora istirahat berdinding tebal
yang disebut dengan zigospora. Zygomycota berhabitat di darat, di tanah, atau pada sisa
organisme mati Zygomycota merupakan kelompok utama yang dapat dikatakan penting karena
membentuk mikorisa (simbiosis jamur dengan akar tanaman). Anggota Zygomycota yang utama
adalah hidup sebagai saprofit.

2. Struktur Tubuh Zygomycota


Zygomycota memiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekat-sekat. Pada
zygomycota memiliki hifa yang bersifat senositik. Septa yang ditemukan hanya disaat sel
bereproduksi. Salah contoh dari Zygomycota yang penting adalah Rhizopus stolonifer. Jamur ini
biasanya tumbuh pada roti dan makanan lain.

3. Ascomycota
Ascomycota bercirikan talus yang terdiri dari miselium yang bersekat. Reproduksi seksual pada
Ascomycota yang akan membentuk askospora didalam askus. Ada yang hidup sebagai saproba
dan ada juga yang hidup sebagai parasit, yang menimbulkan berbagai macam penyakit pada
tumbuh-tumbuhan.

Pada reproduksi aseksual Ascomycota yang menghasilkan spora konidin yang terbentuk pada
ujung hifa yang khusus disebut dengan konidiofor. Kecuali dari beberapa kelompok kecil yang
umumnya askus itu dibentuk didalam tubuh buah yang disebut askokarp atau askoma.

4. Basidiomycota
Basidiomycota adalah umumnya spesies makroskopis dan amat mencolok. Jamur ini dapat kita
jumpai di lapangan dan hutan-hutan.

Struktur Tubuh Basidiomycota - Basidiomycota memiliki ciri utama yaitu hifa yang bersepta
dengan sambungan apit (clamp connection), spora aseksualnya terbentuk pada basidium yang
memiliki bentuk gada. Tubuh cendawan Basidiomycota mencakup struktur yang mirip batang
dan tudung yang disebut dengan basidiokarp. Jamur ini memiliki struktur yang disebut dengan
basidium, menghasilkan spora. Fungsi dari basidium adalah sama dengan askus pada
Ascomycota. Dibagian ujung basidium akan tumbuh empat basidiospora. Basidiomycota terdiri
dari beberapa kelas seperti Hymenomycetes yang memiliki ordo dari Agaricales, famili
Agaricaceae, yang mencakup jamur-jamur berlamela atau memliki keping lipatan yang berupa
bilah-bilah.

Peranan Basidiomycota - Sebagian dari jenis Basidiomycota memiliki manfaat yang dalam
kehidupan manusia seperti Auricularia politricha (jamurk kuping) dapat dimakan, Volvariella
volcaea (jamur merang) dapat dimakan, Ganodema applanatum digunakan sebagai obat
(makanan suplemen). Ustilago scitaminae (jamur karat).

5. Deuteromycota
Deuteromycota atau fungi imperfecti (jamur tidak sempurna). Devisi ini dibuat untuk
mengelompokkan dari semua jamur yang tidak termasuk dalam devisi lainnya. Ciri utama dari
Deuteromycota adalah belum diketahui reproduksi aseksual selama siklus hidupnya.
Deuteremycota hanya dapat ditemukan didarat. Sebagianbesar dari anggota devisi ini
kemungkinan memiliki kerabat dengan Ascomycota yang dilihat dari adanya pembentukan
konidia. Sisanya kira-kira adalah Zygomycota dan Basiodiomycota yang tidak bereproduksi
secara seksual.

C. Anatomi Fungi
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi tidak memiliki daun dan akar yang sejati, juga tidak
mempunyai klorofil sehingga dia tidak dapat melakukan fotosintesis. Untuk itulah jamur
digolongkan atau diklasifikasikan tersendiri karena tidak dapat digolongkan dalam tumbuhan
atau hewan. Dari hasil kegiatan yang Anda lakukan, Anda dapat mengetahui ternyata jenis jamur
ada yang dapat dilihat secara langsung atau bentuknya makroskopis dan ada yang harus diamati
menggunakan mikroskop karena bentuknya mikroskopis.

Pada umumnya jamur mempunyai sel banyak (multiseluler) misalnya jamur merang dan jamur
tempe, tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler) seperti ragi atau yeast / Saccharomyces.
Jamur yang multiseluler tersusun atas benang-benang yang disebut dengan hifa. Apabila dilihat
dengan mikroskop tampak bentuk hifa ini bersekat-sekat (bersepta) dan tidak bersekat

Seperti yang terlihat pada mikroskop, sel-sel jamur ini sudah memiliki membran inti sel,
sehingga dikelompokkan sebagai organisme eukariotik. Dinding sel jamur ini terbuat dari kitin
yang dapat memberikan bentuk dari sel-sel jamur.

Jalinan/kumpulan hifa-hifa ini akan membentuk suatu miselium, dan miselium inilah yang
tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya.

Bagaimana cara jamur mendapatkan makanan? Seperti yang Anda lihat, karena jamur tidak
mempunyai klorofil, jadi dia tidak dapat berfotosintesis, sehingga hidup secara heterotrof dengan
memperoleh zat makanannya dengan cara menyerap dari lingkungannya atau substratnya. Tetapi
makanannya yang masih berbentuk senyawa-senyawa kompleks akan diuraikan terlebih dahulu
di luar sel jamur, yaitu dengan menghasilkan enzimenzim hidrolitik ekstraseluler.

Makanan jamur bisa berasal dari sumber-sumber seperti tanah subur, produk makanan buatan
pabrik, tubuh hewan atau tumbuhan, baik yang sudah mati (sebagai saprofit) atau yang masih
hidup. Jamur yang hidup pada inang hidup dapat bersimbiosis mutualisme, yaitu dapat
membantu tumbuhan memperoleh mineral dari tanah. Tetapi kebanyakan bersifat parasit, jamur
ini memiliki haustorium, yaitu suatu hifa yang khusus digunakan untuk menyerap makanan dari
inangnya.

D. Fisiologi fungi
Fungi adalah organisme heterotrofik yang berkembang dalam lingkungan yang lembab,
Secara taksonomi jamur terbagi menjadi tiga divisi besar yaitu : Gymnomycota,
mastigomycota, dan Amastigomycota.. Ada dua macam fungi yang paling sering dibahas yaitu
khamir (Ragi/yeast) dan Kapang
Adapun kapang yang dapat hidup dalam keadaan yang tak menguntungkan bila dibandingkan
mikroba lainnya, adapun sifat fisiologi kapang antara lain ;
Kebutuan air
Kebanyakan kapang membutuhkan air (aw) miinima untuk pertumbuhannya dibaningkan
khamiir dan bakteri.
Suhu pertumbuhan
Kebanyakan kapang bersifat mesolifik, yaitu mampu tubuh dengan baik pada suhu kamar.
Suhu optimum kapang adalah sekitar 25C-30C, tetapi beberapa dapt tumbuh pada suhu 35C-
37C atau lebih. Misalnya Aspergillus
Lalu yang bersifat psikrotofik dapat tumbuh baik pada suhu almari es, dan beberapa bahkan
suhu pembekuan misal -5 sampai -10C. Sedangkan yang bersifat termofilik mampu tumbuh
pada suhu yang sangat tinggi.
Kebutuhan oksigen dan pH
Semua kapang bersifat aerobik, yaitu membutuhkan kadar oksigen dalam
pertumbuhannya.kebanyakan kapang dapat tumbuh baik pada pH yang luas yakni :2,0 - 8,5,
tetapi biasanya pertumbuhannya akan baik bilamana pada kondisi pH yang rendah.
Nutrisi
Kapang menggunakan berbagiai komponen makanan, dari yang kompleks. Karena dapat
memproduksi enzim hidrolik maka kapang dapat tumbuh pada bahan yang mengandung pati,
pektin protein atau lipid.
Komponen penghambat
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yanng dapat menghambat pertumbuhan
organisme lain yang disebut antibiotik. Misalnya : Penicillium chysogenum, dan clavasin yang
diprouksi oleh aspergillus clavatus. Jika pertumbuhan kapang ditandai dengan miselium maka
pertumbuhan kapang akan berlangsung cepat dari khamir maupun bakteri.
Sedagkan Khamir bisa digunaknan untuk industri karena mempunyai fisiologi yang umum.
Kebanyakan tumbuh pada kondisi air yang cukup dan kadar gula atau garam yang tinggi
sehingga tidak diperlukan banyak air dalam pertumbuhan khamir, adapun batas aktivitas air
terendah untuk pertumbuhan berkisar antara 0,88 - 0,94. Adapun khamir yang bersifat osmofilik
yaitu dapat tumbuh pada medium dengan aktifitas air relatif rendah, yakni 0,62 0,65.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan khamir yaitu kandungan nutrien
substrat, pH, suhu, tersedianya oksigen, dan ada tidaknya senyawa penghambat, dan lain
sebagainya. Kisaran suhu untuk pertumbuhan khamir berkisar antara 25C - 30C utuk batas
suhu minimalnya sedangkan batas maksimalnya adalah 35C - 47C tetapii beberapa khamir
dapat tubuh pada suhu derajat nol celcius (0C).
Khamir termasuk cendawan (Jamur yang besar umumnya berbentuk payung) tetapi
bentuknya uniseluler atau bersel tunggal. Sebagai bersel tunggal khamir lebih cepat berkembang
dibanding kapang dengan pertumbuhan filamen (tangkai sari), beberapa khamir tidak
membentuk spora (asporogeneous) dan digolongkan dalam fungi imperfektidam yang lainnya
membentuk spora yanng digoongkan ke dalam Ascomycetes dan Basidiomycetes.

Organisme hidup dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan kemampuanya untuk memperoleh


sumber energi dari karbon yaitu autotrof dan heterotrof. Organisme autotrof memiliki kemapuan
mengasimilasi karbon organik (Misalnya CO2 dan CO3 atau seyawa dengan satu karbon
(misalnya CH4) menjadi karbo organik. Apabila organisme autotrof mengasimilasi karbon
organik dengan bantuan cahaya matahari makaitu disebut fotoautotrof dan sebaliknya jika
organisme autotrof dengan meggunakanoksidasi senyawa organik maka disebut sebagai
kemoautotrof.
Organisme heterotrof memiliki kemampuan untuk mengasimilasi karbon menjadi karbon
organik lain, organisme tersebut bergantung pada organisme autotrof untuk memperoleh karbon
organik. Apabila organisme heterotrof menggunakan cahaya matahari sebagai medium dalam
pengubahan karbon maka disebut sebagai fotoheterotrof sedangkan organisme heterotrof
mengguakkan bantuan oksidasi untuk mengubah betuk karbon maka disebut sebagai kemo
heterotrof.
Fungi adalah mikroorgaisme heterotrof karena tidak memiliki kemampuan untuk
mengoksidasi senyawa karbon organik atau senyawa karbon yang memiliki satu karbon.
Senyawa karbon organik yang dimanfaatkan untuk membuat materi sel baru berkisar dari
molekul sederhana seperti gula sederhana, asam organik, gula terikat alkohol, polimer rantai
pendek dan rantai panjang mengandung karbon hingga kepada senyawa kompleks seperti
karbohidrat lipid dan asam nukleat, protein.

E. penyakit yang ditimbulkan oleh jamur


1. Tinea capitis
Merupakan infeksi jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala,
yang disebabkan oleh jamur Mycrosporum dan Trichophyton. Gejalnya adalah rambut yang
terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek pada daerah yang
botak, ditularkan lewat pemakaian sisir dan gunting rambut.. Pada infeksi yang berat dapat
menyebabkan edematous dan bernanah.

2. Maduromycosis (Madura foot)


Disebabkan oleh jamur Allescheris boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi,
dan Madurella grisea. Dapat tertular/terinfeksi apabila berjalan tanpa alas kaki pada daerah yang
terinfeksi jamur tersebut.

3. Coccidioidomycosis
Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan oleh Coccidioides immitis.
Gejalnya mirip dengan pneumonia yang lain, Batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya
disertai dengan pleuritis. Disebabkan oleh jamur Coccidioides immitis. Dapat tertular apabila
kita bernapas dan pada saat kita menghirup oksigen ,oksigen tersebut mengandung jamur.

4. Sporotrichosis
Benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang, mengalami nekrosis
kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha. Di sebabkan
oleh Jamur Sporotrichum schenckii. Bersentuhan langsung manupun tidak langsung , langsung
dapat berupa sentuhan langsung sedangkan tidak langsung dapat berupa menggunakan pakaian
atau handuk yang sama.

5. Actinomycosis
Ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah disertai dengan terjadinya abses dan
fistula. Di sebabkan oleh Jamur Actinomyces bovis. Dapat tertular apabila bersentuhan dan
terkena nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.

6. Otomycosis (Mryngomycosis)
Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit di sekitarnya yang
menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi sekunder akan menjadi bernanah. Di
sebabkan oleh Jamur Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp. dapat tertular jika
Bersentuhan dan menggaruk kulit yang terkena jamur ini.

7. Nocardiosis
Merupakan mikosisi yang menyerang jaringan subkutan, yaitu Pembengkakan jaringan yang
terkena, terjadinya lubang-lubang yang mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula.
Di sebabkan oleh Jamur Nocardia asteroids. Dapat tertular apabila bersentuhan dan terkena
nanah dari kulit yang mengandung jamur tersebut.
8. Panu (Pitriyasis versikolor)
Ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat.
Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada warna kulit
penderita. Di sebabkan oleh Jamur Malassezia furfur. Dapat terinfeksi lewat persentuhan kulit
yang terinfeksi oleh jamur atau terinfeksi lewat pakaian yang terkena spora jamur.

9. Blastomikosis Manifestasi pulmonari, lesi


pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang
berkaitan dengan sistem genitouorinari (urogenital). Disebabkan oleh cendawan dimorfik
Blastomyces dermatitidis. Cendawan B. Dermatitidis banyak ditemukan di tanah yang
mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian
tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari
miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun
terhadap perubahan tersebut. Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran
darah.

11. Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)


Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama kulit di sela-sela jari
kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah. Penyebabnya adalah Trichophyton sp.

12.Tinea barbae
Merupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang berjanggut dan kulit leher, rambut dan
folikel rambut. Penyebabnya adalah Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum,
Microsporum cranis.

13. Tinea cruris


Merupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada
kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya. Penyebabnya adalah Epidermophyton
floccosum atau Trichophyton sp.

14. Infeksi candida


Terjadi karena faktor predisposisi. Di sebabkan oleh Jamur Candida albicans.
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti hantung dan paru-paru,
selaput lendir dan juga vagina menular melalui sentuhan kulit yang terkena jamur ini.

15. Tinea circinata (Tinea corporis)


Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang melebar. Di sebabkan oleh Jamur Corporis
trichopyton. Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana terjadinya
jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa gatal dapat terinfeksi karena kuku
yang terinfeksi jamur.

5. Cacing
A. Pengertian
Cacing termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang
(invertebrata). Meskipun tanpa tulang / kerangka Cacing ini tetap stabil pada porsi bentuknya
ketika beraktifitas , hal ini karena adanya kerangka hidrostatik berupa tekanan cairan tubuh ke
kulit sehingga bentuknya tetap silindris.
Cacing tanah yang mempunyai nama ilmiah Lumbriscus terestris atau adapula yang
menyebut Pheretima sp , cacing ini termasuk kelas Oligochaeta yang berarti bersetae / rambut /
parapodia sedikit .
Famili Cacing tanah ini adalah Megascilicidae dan Lumbricidae. serta Genusnya
Lumbriscus dan Pheretima
Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat
pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan
kesejahteraan manusia.

B. Klasifikasi Cacing Tanah

Cacing Tanah Berdasarkan Ekologi

Mengenal Cacing tanah dari segi ekologinya cacing tanah terbagi dalam tiga jenis yaitu cacing
permukaan atau epigeic yang hidup di permukaan tanah kemudian cacing dalam atau endogeic
yang hidup di dalam bagian dalam tanah dan serta cacing sangat dalam yakni yang hidup di
lapisan paling dalam bagian tanah atau anecic.

Cacing Permukaan atau Epigeic

Jenis cacing ini hidupnya memunyai habitat di permukaan tanah atau bagian atas tanah.
Biasanya konsumsinya adalah akan mencari makanan dengan memakan bagian tanaman yang
sudah membusuk.

Sifat khusus yang dimiliki :

Cacing ini memiliki tubuh yang lebih kecil dibanding jenis cacing lainnya.
Mampu berkembang biak dengan lebih cepat dibanding jenis lainnya.
Memiliki keistimewaan dibanding jenis yang lain ,berupa ketahan cacing ini adalah
ketahanannya terhadap panas.
Maka keistimewaan yang lainnya, cacing ini biasa hidup bersama mikro organisme
lainnya yang berperan dalam proses terbentuknya kompos. Contoh jenis ini, cacing
Lumbricus Rubellus.

Cacing Endogeic

Beda dengan cacaing lainnya jenis Cacing tanah endogeic akan Memangsa makanan yang berada
di bawah permukaan tanah secara horisontal.

Ekologi cacing ini lebih dalam hidupnya dibanding cacing permukaan. Maka makanan yang
ada dalam habitatnya juga berbeda maka konsumsinya hanya memakan akar akar tanaman
yang sudah mati yang berada dibawah permukaan tanah.
Beberapa jenis Jenis cacing yang termasuk masuk ke dalam kategori cacing tanah epigeik
adalah cacing Aporrectodea caliginoda , aporrectodea rosea dan Aporrectodea caliginoda
tuberculata. Sifat cacing ini, tidak memiliki ketahanan terhadap panas.

Cacing Sangat Dalam atau anecic

Berbeda dengan yang lain, Cacing tanah anecic termasuk binatang nocturnal atau binatang yang
aktif pada malam hari.

Cacing anecic tinggal secara lebih permanen dengan gerakan yang lebih ditonjolkan adalah
sikap mengebor lapisan tanah arah ke bawah atau ke atas posisi vertikal.

Namun cacing ini punya keistimewaan untuk merambat ke permukaan tanah khusus pada
malam hari untuk memakan berupa kompos atauapun sampah daun dan bahan organic lainnya.

Khusus cacing cacing tanah jenis anecic hidup di bagian dalam tanah yang terlindung dari sinar
matahari langsung.

Atau kondisi udara lembab lembab serta habitat tanah yang gembur gembur serta pada sekitar
daun yang sudah membusuk.Beberapa jenis cacing tanah yang termasuk cacing tanah anecic
antara lain Lumbricus terrestris dan Aporrectodea longa.

Jika dibandingkan dengan yang lain, berdasarkan ekologinya ketiga cacing tanah tersebut yang
dipilih sebagai komoditas yang pantas di budidayakan ialah jenis cacing tanah anecic.

Cacing tanah lumbricus rebellus yang merupakan salah satu jenis anecic ini, kini banyak di
pelihara bahkan dibudidayakan dengan diternakkan.

Daya tariknya adalah karena cacing tanah jenis lumbricus rebellu memiliki karakter khusus :

Memiliki ciri produktivitasnya paling tinggi perkembangbiakannya dibanding yang lain


Cacing Lumbricus memproduksi kascing lebih banyak. Cacing tanah jenis lumbricus
secara produktivitas lebih tinggi lebih menguntungkan. Namun sangat rakus dalam
mengkonsumi makanan.
Nilai ekonomisnya lebih tinggi, dengan banyaknya produksi kascing ini tentu akan
menambah pendapatan pada usaha budidaya cacing tanah ini.
Pemenuhan kebutuhan pupuk pertanian akan lebih menguntungkan,karena kascing sangat
bagus di gunakan sebagai pupuk organik tanaman.
Mudah dikembangbiakkan, cacing tanah jenis ini dapat berkembang lebih cepat dan baik.
Dengan media limbah peternakan.

C. Anatomi Cacing Tanah

Tubuh cacing tanah terbagi menjadi lima bagian, yakni bagian depan (anterior), bagian tengah,
bagian belakang (posterior), bagian punggung (dorsal), dan bagian bawah atau perut (ventral).
Mulut berada di depan segmen pertama, dan anus berada di belakang segmen terakhir. Mulut dan
anus bukan bagian dari segmen, melainkan bagian dari tubuh tersendiri. Mulut cacing tanah
dilengkapi dengan prostomium (bibir mulut).

1. Prostomium

Gambar 1 Prostomium cacing tanah

Prostomium berada di depan segmen pertama, di bagian sisi dari mulut ada tonjolan kecil disebut
peristomium. Peristomium berada di permukaan dorsal prostomium, ukurannya bervariasi.
Prostomium dan peristomium banyak digunakan untuk mengidentifikasi spesies melalui karakter
sistemiknya.

Prostomium memiliki 4 bentuk : zygolobous, prolobous, epilobous, dan tanylobous

a. Zygolobous; b.Prolobous; c.d.Epilobous; e. Tanylobous

(Edward & Lofty 1972)

Prostomium memiliki sel-sel sensor yang berfungsi sebagai lensa menggantikan fungsi mata.
Selain itu prostomium juga mampu membedakan material berbahaya selama proses makan
(Khairuman & Amri 1998) dan menggenggam tanah (Edward & Lofty 1972).

Tubuh cacing tanah terbentuk dari banyak segmen, di seriap segmen tubuh terdapat bulu-bulu
halus yang disebut seta.

2. Seta

Seta memiliki sel-sel yang fungsinya seperti sel folikel yang berada di bagian eksterior tubuh.
Seta bisa dipanjangkan dan dipendekkan. Fungsi seta seperti otot protraktor dan retraktor. Seta
biasanya digunakan untuk menggenggam dan memegang subtrat. Fungsi utama seta sebagai
lokomosi tubuh.

Spesies dari ordo olighochaeta memiliki seta dalam berbagai bentuk, ada yang berbentuk seperti
jarum dan rambut. Variasi bentuk seta dipengaruhi oleh letak seta ditubuh cacing tanah.
Biasanya bentuk seta genus Lumbricus sigmoid, dan memiliki panjang sekitar 1 mm. Seta pada
organ genital (klitelum) panjangnya bisa mencapai 7 mm.
Secara fisiologis seta membantu kopulasi, menerima stimulus fisik pasangannya. Seta juga
membantu cacing tanah saat kopulasi dengan cara menggenggam, memegang, dan mempenetrasi
kulitnya.

Seta tersusun di dalam sebuah cincin tunggal yang melingkari segmen tubuhnya. Berdasarkan
jumlah dan penyebarannya, bentuk seta dibagi dua yaitu lumbricine dan perichaetine.

3. Lumbricine

Lumbricine memiliki seta berjumlah 8 per segmen, seta ada di bagian ventral dan latero ventral.

Berdasarkan jaraknya, seta lumbricine dibagi menjadi 3 antaralain:

a. Closely paired

b. widely paired

c. closely paired

distant paired

Jarak antara setiap pasang seta dan kedua pasang seta konstan setiap spesies.

Seta disimbolkan dengan huruf a, b, c, dan d. Jarak antara seta penting untuk diketahui di dalam
mengidentifikasi karakter sistemik cacing tanah, dan biasanya dimisalkan dalam bentuk
perkalian.

4. Perichaetine
Perichaetine memiliki ciri seta tersusun di cincin yang berputar di kanan segmen, biasanya
ukurannya bervariasi dari besar dan kecil. Seta berada di daerah pertengahan dorsal dan
pertengahan ventral. Seta berjumlah 8 pasang per segmen, biasanya jumlahnya 50-100
pasang/segmen.

Susunan seta perichaetine banyak terdapat pada spesies Megascolecidae khususnya Megascolex,
Perionyx, dan Pheretima.

Penyebaran seta ada yang pertengahan dari lumbricine dan Perichaetine, susunannya 12, 16, 20,
atau 24 seta/segmen atau 6, 8, 10, atau 12 pasang seta/ segmen, dengan susunan lumbrisine di
anterior dan perichaetine di posterior

D. fisiologi cacong tanah


1. Pernapasan / Respirasi
Tubuh cacing tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula.
Kutikula ini selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah terjadi difusi oksigen dan
CO2 yang kemudian diteruskan kedalam pembuluh darah sehingga kebutuhan oksigen
tubuh terpenuhi .
Karena ternyata dibawah kulit itu terdapat kapiler-kapiler darah.
Melalui kapiler ini, oksigen berdifusi masuk ke dalam kulit, lalu ditangkap dan diedarkan
oleh sistem peredaran darah.
Sebaliknya, karbon dioksida yang terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi keluar
tubuh
Maka Cara respirasi cacing ini berbeda dengan serangga karena pada serangga oksigen
bisa langsung menuju ke sel sel tubuh ,
Sedang pada cacing harus masuk ke pembuluh darah sehingga pengangkutan oksigen
secara tertutup mengingat peredarannya oksigen berada di dalam pembuluh darah , Kulit
yang digunakan untuk proses difusi yaitu bagian dorsal / sisi punggung
2. Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada cacing sudah sempurna.
Cacing memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus,
dan anus.
Proses pencernaan dibantu oleh enzim - enzim yang dikeluarkan oleh getah pencernaan
secara ekstrasel.
Makanan cacing berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk.
Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana
yang dapat diserap oleh tubuhnya.
Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

3. Eksresi
Pada cacing yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya
mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut
nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain.
Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom).
Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan.
Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen
berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung.
Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang
merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor.
Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot.
Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna
seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung.
Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi.
Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan
mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa.
Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum.
Oleh karena cacing hidup di dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa
amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.

4. Peredaran Darah

Memiliki sistem peredaran darah tertutup,

Pembuluh darahnya terdiri dari

1. pembuluh darah dorsal


2. pembuluh darah ventral
3. lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung, misal pada cacing tanah
(Pheretima).

Arah aliran darah berurutan :

Lengkung aorta
Pembuluh darah ventral
kapiler (seluruh jaringan tubuh)
pembuluh dorsal
lengkung aorta (pembuluh jantung).
Oksigen diabsorbsi melalui kulit di bagian sisi punggung ( dorsal ) secara proses difusi
Oksigen dibawa pembuluh kapiler menuju ke pembuluh dorsal.

Dari Pembuluh dorsal dibawa keseluruh tubuh , yang dari tubuh dikumpulkan ke saluran
pembuluh darah Ventral yang ada di sisi perut
Kemudian dari pembuluh ventral masuk ke lima lengkung aorta sebgai jantung
Dari lima lengking aorta darah dikirim ke kapiler kulit yang ada di dorsal kemudian
masuk kembali ke pembuluh darah dorsal
Darah cacing tanah mengandung haemoglobin yang terlarut dalam cairan darahnya.
Adanya Hb bisa terjadi pengikatan Oksigen dan Carbon dioksida

5. Reproduksi

Sistem reproduksi Cacing bereproduksi secara seksual.


Umumnya bersifat hermafrodit, tetapi cacing ini tidak melakukan pembuahan sendiri,
melainkan secara silang.
Dua cacing yang melakukan kawin silang menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala
berlawanan.
Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima oleh klitelium cacing
pasangannya.
Pada saat bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian membentuk kokon.
Sperma bergerak ke alat reproduksi betina dan disimpan di reseptakel seminal.
Ovum yang dikeluarkan dari ovarium akan dibuahi oleh sperma.
Selanjutnya, ovum yang telah dibuahi masuk ke dalam kokon.
Telur bersama kokon akan keluar dari tubuh cacing dan menjadi individu yang baru.
Telur menetas setelah tiga minggu dan dapat menghasilkan 2-20 lebih secara sekaligus
bayi cacing.

6. Saraf

Pada cacing sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah
terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya.
Ganglion supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah
stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia
pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka).
Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya.
Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral.
Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik
dari reseptor kulit yang ada disekitarnya.
Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal
pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.

E. penyakit yang timbul oleh cacing


1. Cacing Cambuk
Cacing cambuk ini umumnya tinggal di dalam usus besar dan mungkin juga terdapat di
dalam usus buntu (appendix).
Penyebab :
- Fasilitas pembuangan kotoran tidak memenuhi syarat.
- Menaruh jari kotor di mulut sewaktu bekerja di tanah.
- Memakan makanan kotor.
Gejala :
- Perasaan mual dan muntah-muntah.
- Terjadi sembelit dan perut kembung.
- Demam ringan dan sakit kepala.
- Nyeri yang mirip dengan radang umbai-umbai usus buntu.
- Mencret dan keluar sedikit.

2. Cacing Gelang
Cacing gelang adalah sejenis cacing yang hidup di dalam usus manusia, biasanya cacing
ini berukuran 20-30 cm berwarna merah dadu dan putih.

Cara menginfeksi :
- Sayuran yang tidak dicuci dengan bersih.
- Kototran manusia (pembuangan tinja disembarang tempat).
- Kurangnya pemeliharaan kebersihan.
- Lalat yang menghinggapi makanan.

Gejala
- Perut terlihat buncit.
- Nafsu makan berkurang.
- Tinja kadang-kadang nampak cair dan berlendir atau berdarah.
- Penderita selalu dalam keadaan lesu tidak bergairah.
- Kadangkala cacing tampak keluar dalam tinja.

3. Cacing Kremi
Cacing kremi atau biadi adalah cacing putih yang kecil kira-kira inci panjangnya
Penularan :
- Telur-telur cacing kremi yang keluar dari dubur akan mengakibatkan gatal bila
digaruk, telur tersebut banyak terdapat di ujung kuku yang selanjutnya ditelan
kembali dan kemudian terus berlanjut.
Gejala :
- Gatal-gatal disekeliling dubur.
- Hilangnya nafsu makan.
- Berkurangnya berat badan.
- Mengompol, suka tidur.
- Mudah tersinggung, perasaan mual, dan muntah-muntah.

4. Cacing Pita
Cacing pita lebih dari 30 jenis, dan beberapa diantaranya hanya beberapa inci panjangnya.
Selebihnya berukuran 10 sampai 30 kaki atau lebih panjang lagi. Penyakit ini dipindahkan oleh
daging sapi yang penuh dengan parasit cacing tersebut.
Penyebab :
- Mengonsumsi daging dan ikan yang mengandung cacing ini, dan dimasak kurang
sempurna.
Gejala :
- Penderita mengeluh karena merasa nyeri seperti lapar yang tajam dan menusuk-
nusuk, tetapi cepat sekali hilang sesudah makan.
5. Cacing Tambang
Cacing Tambang adalah sejenis cacing-cacing kecil yang melekat pada dinding-dinding
usus, di dalam usus cacing-cacing tersebut sering menyebabkan pendarahan yang serius dan
meracuni si penderita.
Penyebab :
- Sering berjangkit terutama pada tanah yang gembur dan berpasir.
- Tidak adanya fasilitas tempat buang air yang memadai.
Gejala :
- Penderita kelihatan pucat dan lemah.
- Perasaan pusing, telinga mendengung, sakit kepala, dan cepat lelah.
- Rambut kering, air muka suram, dan lesu.
- Perasaan mual dan muntah-muntah.

Persamaaan dan Perbedaan Virus, Bakteri, Protozoa, Fungi dan Cacing

Pathogen
Persamaan Perbedaan
Penyakit
(1) Sebagai pathogen penyakit (1) Struktur tubuh jamur
sama dengan virus dan bakteri tergantung pada jenisnya. Ada
jamur yang satu sel, misalnyo
(2) Peranannya menguntungkan khamir, ada pula jamur yang
dan merugikan. Menguntungkan, multiseluler membentuk tubuh
jamur merang, jamur kuping, dll. buah besar yang ukurannya
Merugikan menyebabkan penyakit mencapai satu meter,
pada tanaman contohnya jamur kayu. Tubuh
jamur tersusun dari komponen
(3) Susunan tubuh Renik (terdiri dasar yang disebut hifa. Hifa
dari benang-benang hifa) membentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu menjadi tubuh
buah
Fungi
(2) Semua jenis jamur bersifat
heterotrof. Namun, berbeda dengan
organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan
makanan. Untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui
hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur
merupakan konsumen maka jamur
bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein,
vitamin, dan senyawa kimia
lainnya.

Reproduksi jamur dapat secara


seksual (generatif) dan aseksual
(vegetatif). Secara aseksual, jamur
menghasilkan spora. Spora jamur
berbeda-beda bentuk dan
ukurannya dan biasanya uniseluler,
tetapi adapula yang multiseluler.
Apabila kondisi habitat sesuai,
jamur memperbanyak diri dengan
memproduksi sejumlah besar spora
aseksual. Spora aseksual dapat
terbawa air atau angin. Bila
mendapatkan tempat yang cocok,
maka spora akan berkecambah dan
tumbuh menjadi jamur dewasa.
(1) Mampu menjaga (1) Virus tidak dapat berkembang
kelangsungan hidup spesiesnya biak sendiri sebab tidak
agar tidak punah dengan cara mempunyai sistem enzym dan tidak
menginfeksi satu inang ke inang dapat bermetabolisme. Untuk
yang lain dan seterusnya berkembang biak, virus
(transmisi) memerlukan bantuan sel mahluk
lain. Ada dua cara
(2) Mampu melakukan perlekatan perkembangbiakan virus yaitu
dengan sel tubuh inang yang akan melalui daur litik (lytic cycle) dan
diinfeksinya daur lisogenic (lysogenic cycle).

(3) Setelah perlekatannya dengan (2) Saat ini virus adalah mahluk
sel inang tersebut, dia harus yang berukuran paling kecil. Virus
mampu masuk ke dalam sel inang hanya dapat dilihat dengan
Virus
dengan cara yang khas sesuai mikroskop elektron dan lolos dari
dengan pembagian jenis bakteri saringan bakteri (bakteri filter).
tersebut
(3) Virus itu adalah berasal dari
(4) Di dalam sel tubuh inang yang bahasa Latin yang artinya racun.
diinfeksinya bakteri itu akan Virus bukan termasuk organisme
mengeluarkan sifat toksigenitasnya hidup dan bkn cell. Karena virus
(sifat yang mempunyai pengaruh tidak punya nukleus nukleus,
buruk pada inangnya) cytoplasma, dan organel Biasanya
virus itu hanya terdiri dari DNA
(5) Kemampuannya untuk atau RNA.
menghindar dari perlawanan tubuh
inangnya juga menjadi ciri khas
dari bakteri karena kebutuhannya
untuk mempertahankan spesiesnya

(6) Renik, jauh lebih kecil


daripada bakteri, yakni berkisar
antara 20 milimikron-300
milimikron (1 mikron = 1000
milimikron
(1) Mampu menjaga
kelangsungan hidup spesiesnya
agar tidak punah dengan cara
menginfeksi satu inang ke inang
yang lain dan seterusnya
(transmisi)

(2) Mampu melakukan perlekatan


dengan sel tubuh inang yang akan
diinfeksinya

(3) Setelah perlekatannya dengan


sel inang tersebut, dia harus
mampu masuk ke dalam sel inang
dengan cara yang khas sesuai
dengan pembagian jenis bakteri
Bakteri tersebut

(4) Di dalam sel tubuh inang yang


diinfeksinya bakteri itu akan
mengeluarkan sifat toksigenitasnya
(sifat yang mempunyai pengaruh
buruk pada inangnya)

(5) Kemampuannya untuk


menghindar dari perlawanan tubuh
inangnya juga menjadi ciri khas
dari bakteri karena kebutuhannya
untuk mempertahankan spesiesnya

(6) Renik, Antara 0,12 sampai


dengan ratusan micron, umumnya
ukuran rata-ratanya 1-5 mikron

Anda mungkin juga menyukai