Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Pada praktikum Pengelolaan dan Teknik Laboratorium IPA acara ke-6 yang berjudul
Teknik Pembuatan dan Pengenceran Larutan Dasar dilaksanakan pada hari Kamis, 2
November 2017 pukul 09.20-11.00 WIB di Laboratorium IPA 2 FMIPA UNY. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan dan pengenceran larutan dasar, supaya mampu
membuat dan mengencerkan larutan dasar, dan mengetahui cara pembuatan dan membuat
larutan 100 ml NaOH 2 M dan 50 ml larutan HCl 0,5 M dari HCl pekat berkadar 37%.

Pada praktikum kali ini alat yang digunakan yaitu gelas ukur untuk mengukur takaran
larutan, pipet bola untuk mengambil larutan dengan volume tertentu yang dibutuhkan, neraca
analitik untuk menimbang padatan, kaca arloji untuk menempatkan padatan, dan labu ukur
yang digunakan untuk membuat larutan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu aquades
sebagai zat pelarut, NaOH padat 2M dan HCl 37% yang merupakan zat terlarut yang akan
dilarutkan.

Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau lebih yang
terdiri sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Disebut homogen
karena komposisi larutannya begitu seragam (satu fasa) hingga tidak dapat diamati bagian-
bagian komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam campuran heterogen
permukaan-permukaan tertentu dapat diamati antara fase-fase yang terpisah (Yazid, 2005 : 38).
Dalam hal ini praktikan diberi suatu permasalahn yaitu yang pertama membuat larutan
100 ml NaOH 2M dan 50 ml HCL 0,5 M dari HCl pekat berkadar 37%

1. Hitung berapa gram NaOH yang dibutuhkan untuk membuat 100 ml larutan NaOH 2 M

Pertama praktikan menghitung massa NaOH yang diperlukan untuk membuat 100
ml larutan NaOH 2M menggunakan penentuan kadar Molalitas dengan cara :

1000
2=

1000
2=
40 100

massa = 8 gram
Sehingga dengan perhitungan diatas massa NaOH yang diperlukan untuk pembuatan 100
ml larutan NaOH 2 M sebanyak 8 gram. Setelah itu praktikan menimbang NaOH padat
sebanyak 8 gram dengan neraca analitk. Kemudian memasukkan NaOH padat ke dalam
labu ukur dan menuangkan Aquades ke dalam labu ukur sampai pada batas merah atau
hingga 100 ml larutan NaOH.

Dalam hal ini Aquades merupakan solven (pelarut) karena merupakan zat
terbanyak dibandingkan dengan NaOH, sedangkan NaOH padat merupakan solute
(terlarut) karena mengandung jumlah zat yang sedikit.
Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang penting. Biasanya salah satu
komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai pelarut (solven),
sedangkan komponen yang lainnya yang mengandung jumlah zat sedikit disebut (solute).
Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung
komposisinya (Yazid, 2005 : 38).
Setelah keduanya dimasukkan ke dalam labu ukur, selanjutnya dikocok dengan
cara menggoyang-goyangkan labu ukur. Peristiwa yang teramati yaitu ketika digojok
larutan menjadi agak keruh dan terasa hangat. Dan volume menjadi sedikit berkurang dari
volume awal, yang awalnya larutan sampai batas merah pada labu ukur setelah digojok
menjadi dibawah dari batas merah. Rasa hangat pada labu ukur disebabkan karena reaksi
antara NaOH dan aquadest, dengan terurainya NaOH menjadi ion-nya yakni Na+.
2. Membuat larutan HCl 0,5 M dari HCl pekat berkadar 37%
Dalam membuat larutan HCl 0.5M dari HCl pekat berkadas 37% yaitu dengan
melakukan proses pengenceran. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat
(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir
yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-
kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran
asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat
yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke
dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika
kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar, 1990: 16).

Rumus sederhana pengenceran menurut Khopkar( 1990)adalah sebagai berikut :


M1 x V1 = M2 x V2
Dimana :
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan

Perhitungannya sebagai berikut :


1000 %
=

1000 1,19 37/100
= 36,5

M = 12,06 M
V1M1 = V2M2 = + V pelarut
50 0,5
1 = = = 2,07 ml =
12,06

= 50 2,07 = 47,93

Selanjutnya, praktikan memasukkan 47.93 ml aquadest ke dalam labu ukur. Setelah


itu menuangkan HCl 37% sebanyak 2,07 ml ke dalam labu uku secara hati hati.
Dalam penuangan dialkukan secara perlahan lahan dan tidak mendekatkan denga
temannya, karena sifat HCL ini adalah beracun. Setelah itu menyumbat menggunakan
sumbat karet dan menggoyangkan labu ukur keatas dan ke bawah sampai homogen.
Hasil yang terlihat yaitu ketika digojokkan laruran agak keruh, volume sedikit
berkurang dari volume awal

Anda mungkin juga menyukai