Anda di halaman 1dari 9

TEORI DAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

KETERAMPILAN DAN STRATEGI MENGAJAR

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1:

HARYATI (15B20023)

MARDIAWATI (15B20026)

PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
MODUL 6

KETERAMPILAN DAN STRATEGI MENGAJAR

POKOK BAHASAN : 1. Keterampilan Mengajar

2. Strategi Belajar

ALOKASI WAKTU : 4 x 50 Menit (2 x Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan dampak positif penerapan keterampilan bertanya yang baik dan benar.
2. Menjelaskan dasar-dasar pertanyaan yang baik.
3. Memahami tentang keterampilan memberi penguatan dalam pembelajaran.
4. Menjelaskan jenis-jenis variasi dalam pembelajaran berbasis keaktifan siswa.
5. Menjelaskan cara-cara membuka dan menutup pelajaran.

B. Kegiatan Belajar
Agar mahasiswa dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk
dibawah ini:
1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul hingga dapat memahami setiap
komponen yang disajikan.
2. Setelah mempelajari materi pembelajaran modul ini, dharapkan menjawab soal-soal
yang telah disediakan.

C. Materi Pembelajaran
1. Keterampilan Mengajar
a. Keterampilan Bertanya
1) Teknik Bertanya
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab
pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan
dampak positif terhadap siswa yaitu:
a) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang
dihadapi/dibicarakan.
c) Mengambangkan pola pikir dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu
sesungguhnya adalah bertanya.
d) Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa
untuk menentukan jawaban yang baik.
e) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Ada beberapa fungsi pertanyaan dalam proses belajar mengajar, diantaranya:

a) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berfikir dan memecahkan masalah dengan
kemampuan sendiri.
b) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar
mengajar.
c) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang
dihadapi atau dibicarakan.
d) Menuntun proses berpikir siswa karena dengan pertanyaan-pertanyaan yang baik
dapat membantu siswa untuk menentukan jawaban yang baik.
e) Memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang dibahas.

Seorang guru dalam mengajukan pertanyaan harus memperhatikan beberapa


komponen keterampilan bertanya, yaitu:

a) Pertanyaan harus jelas dan singkat.


b) Pemberian acuan sebelum memberikan pertanyaan.
c) Pemindahan giliran.
d) Penyebaran.
e) Pemberian waktu berpikir.
f) Pemberian tuntunan.
g) Menutup pertanyaan.

2) Dasar-dasar Pertanyaan yang Baik


a) Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
b) Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
c) Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
d) Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab
pertanyaan.
e) Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata.
f) Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa
untuk menjawab atau bertanya.
g) Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang
benar.

3) Jenis-jenis Pertanyaan
(a) Jenis pertanyaan menurut maksudnya
(1) Pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan yang mengharapkan agar
siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
(2) Pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan yang tidak menghendaki
jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru.
(3) Pertanyaan mengarahkan/menuntun (prompting question), pertanyaan yang diajukan
untuk memberi arah kepada siswa untuk berpikir.
(4) Pertanyaan menggali (probing question), pertanyaan lanjutan yang akan mendorong
siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan yang pertama.
(b) Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
(1) Pertanyaan pengetahuan (knowledge question), pertanyaan yang menghendaki
jawaban yang bersifat hafalan atau ingatan.
(2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question), pertanyaan yang menghendaki
jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri.
(3) Pertanyaan penerapan (implementation question), pertanyaan yang menghendaki
jawaban untuk menerapkan pengetahuan.
(4) Pertanyaa analisis (analysis question), pertanyaan yang menuntut jawaban dengan
cara mengidentifikasi, mencari bukti, dan menarik kesimpulan.
(5) Pertanyaan sintesis (synthesis question), pertanyaan yang menghendaki jawaban
yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut siswa membuat
prediksi, dan memecahkan masalah.
(6) Pertanyaan evaluasi (evaluation question), pertanyaan yang menghendaki jawaban
dengan cara memberikan penilaianatau pendapatnya terhadap suatu isu yang
ditampilkan.

b. Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal maupun
nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku
siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik kepada siswa atas
perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.
1) Tujuan Pemberian Penguatan
Pemberian penguatan pada siswa bertujuan untuk:
(a) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
(b) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
(c) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.

Menurut Mulyasa (2006) beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam
memberi penguatan adalah sebagai berikut:

a) Penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh


b) Penguatan yang diberikan harus memiliki makna yang sesuai dengan kompetensi yang
diberi penguatan
c) Hindarkan respon negatif terhadap jawaban siswa.
d) Penguatan harus dilakukan segera setelah suatu kompetensi ditampilkan.
e) Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.

2) Jenis-jenis Penguatan
a) Penguatan verbal
b) Penguatan nonverbal

3) Prinsip Penggunaan Penguatan


(a) Kehangatan dan keantusiasan
(b) Kebermaknaan
(c) Menghindari penggunaan respon yang negatif

4) Cara Menggunakan Penguatan


a) Penguatan kepada pribadi tertentu
b) Penguatan kepada kelompok siswa
c) Pemberian penguatan dengan cara segera
d) Variasi dalam penggunaan

c. Keterampilan Mengadakan Variasi


1) Pengertian Mengadakan Variasi
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasi guru dalam
pembelajaran. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi lima
bagian, yakni variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan sumber
belajar, variasi dalam pola interaksi, dan variasi dalam kegiatan.

2) Tujuan dan Manfaat Mengadakan Variasi


a) Meningkatkan perhatian siswa terhadap materi standar yang relevan.
b) Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat siswa terhadap berbagai hal baru
dalam pembelajaran.
c) Memupuk perilaku positif siswa terhadap pembelajaran.
d) Membari kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuannya.

3) Prinsip Penggunaa Variasi


(a) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai.
(b) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan
merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
(c) Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran
atau satuan pelajaran.

4) Komponen-komponen Keterampilan dalam Mengadakan Variasi


(a) Variasi dalam gaya mengajar guru
(1) Penggunaan variasi suara (teacher voice)
(2) Pemusatan perhatian siswa (focusing)
(3) Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence)
(4) Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement)
(5) Gerakan badan dan mimik
(6) Pergantian posisi guru didalam kelas dan gerak guru (teacher movement)

(b) Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran


(1) Variasi atau alat yang dapat dilihat (visual aids)
(2) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditive aids)
(3) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik)
(4) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids)

d. Keterampilan Menjelaskan
1) Pengertian
Yang dimaksudkan dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan
adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.

2) Tujuan Memberikan Penjelasan


(a) Membimbing siswa untuk mendapat dan memahami hokum, dalil, fakta, defenisi,
dan prinsip secara objektif dan benar.
(b) Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah atau pertanyaan.
(c) Untuk mendapat balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk
mengatasi kesalahapahaman mereka.
(d) Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

3) Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan


(a) Merencanakan
- Hal yang berhubungan denga nisi pesan (materi standar)
- Hal yang berhubungan dengan siswa
(b) Penyajian suatu penjelasan
- Kejelasan
- Penggunaan contoh dan ilustrasi
- Pemberian tekanan
- Penggunaan balikan

e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


1) Pengertian Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun
perhatian terpusat pada materi yang akan dipelajari sehingga akan memberikan efek positif
terhadap kegiatan belajar.

2) Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk
memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar.

3) Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


(a) Membuka pelajaran
(1) Menarik perhatian siswa
(2) Menimbulkan motivasi siswa
(3) Memberi acuan melalui berbagai usaha
(4) Membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari dengan
pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.
(b) Menutup pelajaran
(1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan
membuat ringkasan
(2) Mengevaluasi.

2. Strategi Mengajar
Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh strategi
mengajar (pendekatan) yang digunakan guru. Anderson & Cusher (1994), mengajukan dua
pendekatan (strategi) yakni pendekatan yang berorientasi kepada guru (teacher centered) dan
pendekatan yang berorientasi pada siswa (student centered). Pendekatan pertama disebut pula
tipe otokratis dan pendekatan kedua disebut tipe demokratis.
Malau, J (2006) mengajukan dua pendekatan yaitu pendekatan ekspositori dan
pendekatan inquiri. Sedangkan Joyce, B dan Weil, M (1980) mengemukakan empat kategori,
yaitu:
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori atau Model Informasi
Hakikat mengajar menurut pendekatan ini adalah menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek penerima apa yang diberikan
guru. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi
yang telah dimilikinya melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan oleh
guru. Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa menggunakan
komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Akibatnya, kegiatan belajar siswa kurang
optimal sebab terbatas hanya pada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan sekali-kali
bertanya kepada guru.

b. Strategi Pembelajaran Inquiri


Sanjaya, W (2006) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran inquiri adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus
yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan strategi pembelajaran
inquiri yakni, (a) perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, (b) menetapkan jawaban
sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis, (c) siswa mencari informasi, data fakta
yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/hipotesis, (d) menarik kesimpulan jawaban
atau generalisasi, dan (e) mengaplikasikan kesimpulan generalisasi dalam situasi baru.

c. Strategi Pembelajaran Interaksi Sosial


Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/siswa yang
satu dengan siswa yang lainnya sehingga dalam konteks yang lebih luas terjadi hubungan
sosial individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar mengajar hendaknya
mengembangkan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk mengadakan hubungan dengan
orang lain/siswa lain, mengembangkan sikap dan perilaku yang demokratis, serta
menumbuhkan produktivitas kegiatan belajar siswa. Langkah yang ditempuh guru dalam
strategi pembelajaran ini adalah:
1) Guru melemparkan masalah dalam bentuk simulasi sosial kepada para siswa
2) Siswa dengan bimbingan guru menelusuri barbagai jawaban masalah yang terdapat
dalam situasi tersebut
3) Siswa diberi tugas atau permasalahan untuk dipecahkan dan dianalisis.
4) Dalam memecahkan masalah tersebut siswa diminta untuk mendiskusikannya
5) Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusinya
6) Pembahasan kembali hasil-hasil kegiatannya.

d. Strategi Pembelajaran Tingkah Laku (Behavioral Models)


Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku ang pada dasarnya dikontrol
oleh stimulus dan respon yang diberikan individu. Penguatan hubungan stimulus dengan
respon merupakan proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Aspek penting
dari pendekatan ini adalah melatih siswa dan memperkuat respon siswa yang paling tepat
terhadap stimulus. Dalam strategi pembelajaran ini langkah guru mengajar adalah sebagai
berikut:
1) Guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa
2) Menyediakan atau memberikan latihan-latihan kepada siswa dalam memberikan
respon terhadap stimulus
3) Memperkuat respon siswa yang dipandang paling tepat sebagai jawaban terhadap
stimulus.

Pra Instruksional

Tahap Menagajar Instruksional Pendekatan-


(Strategi) pendekatan
Menagajar

Evaluasi/Tindak
Lanjut

Gambar 6.1 Tahapan dalam pendekatan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai