No. Dokumen 124/5/SPO/2017 1 dari 2 RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK Tanggal Terbit Ditetapkan di Pontianak Direktur Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak SPO 15 Maret 2017 (Standar Prosedur Operasional) dr. H. Pendi T. Perdjaman, M. Kes NIK:140074174 Suatu proses pemilihan dan perencanaan tatalaksana sedasi yang PENGERTIAN akan diberikan kepada pasien sesuai dengan indikasi atau kebutuhan pasien. TUJUAN Untuk terselenggaranya prosedur sedasi yang mengutamakan keselamatan (patients safety) dan kenyamanan pasien. 1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan sedasi ringan KEBIJAKAN tidak melalui proses kunjungan pra-anestesi dan proses penilaian pra-sedasi. 2. Dilakukan proses komunikasi antara dokter, pasien dan keluarga pasien, sedangkan pada kasus kedaruratan disesuaikan dengan kondisi saat itu. Proses sedasi tercatat atau didokumentasikan secara terpisah didalam catatan sedasi. PROSEDUR 1. Tahap Pra Sedasi a. Setiap tindakan sedasi diberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien . b. Dilakukan keputusan obat sedasi yang akan digunakan . c. Tindakan prasedasi dilakukan dokter spesialis anestesi atau residen anestesi yang kompeten yang di berikan delegasi oleh dokter spesialis anestesi d. Pemberian obat sedasi ringan disesuaikan dengan standar obat untuk sedasi . Bila diperlukan sedasi yang lebih, dalam suatu kondisi tertentu diwajibkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter Anestesi e. Dokter Spesialis anestesi, residen anestesi yang kompeten dan asisten yang melakukan prasedasi selalu siap ditempat pemantauan pasien prasedasi dan dilakukan monitoring terhadap vital sign 2. Tahap Selama Sedasi a. Setiap tindakan sedasi dievaluasi kembali obat-obatan, peralatan sedasi dan monitoring pasien serta kelengkapan status pasien. b. Saat pasien diberikan sedasi Spesialis anestesi, residen anestesi yang kompten, perawat anestesi dan asisten operator melakukan pemantauan yang berkesinambungan selama proses sedasi berlangsung LAYANAN SEDASI RINGAN
No. Revisi Halaman
No. Dokumen 124/5/SPO/2017 1 dari 2 RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK c. Selama sedasi, Spesialis anestesi atau residen anestesi yang kompeten,,perawat anestesi serta asisten operator bereaksi cepat terhadap segala kondisi pasien akibat tindakan sedasi d. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam catatan rekam medis. 3. Tahap Pasca sedasi a. Dokter Spesialis anestesi atau Residen anestesi yang kompeten harus mengidentifikasi keadaan pasien bila terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan akibat komplikasi atau pemulihan sedasi yang lambat. b. Bila terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan, dokter Spesialis Anestesi dan residen anetesi yang kompeten membuat rencana pengelolaan keperawatan pasien selanjutnya c. Setiap pasien pasca sedasi diobservasi dengan penilaian PROSEDUR secara periodic menggunakan kriteria pemulangan atau pengeluaran pasien dari ruang tindakan atas pengaruh sedasi. d. Pasien pasca sedasi diberikan instruksi tertulis atau verbal kepada keluarga atau orang tua pasien berupa anjuran diet, nutrisi, aktivitas, komplikasi yang mungkin terjadi serta tindakan yang harus dilakukan bila terjadi komplikasi. e. Dokter Spesialis Anestesi atau residen anestesi yang kompeten menginformasikan kepada perawat bila pasien sudah pulih f. Dokter Spesialis Anestesi atau residen anestesi yang kompeten menginformasikan mengenai rencana perawatan pasien pasca sedasi kepada pasien dan keluarga pasien. g. Semua proses pasca sedasi terdokumentasi dan dimasukkan dalam rekam medis pasien. 1. Ruang perawatan UNIT TERAIT 2. ICU