Anda di halaman 1dari 11

2.7.

2 Cementing

Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses pencampuran

(mixing) dan pendesakan (displacement) bubur semen (slurry) melalui casing

sehingga mengalir ke atas melewati annulus di belakang casing sehingga casing

terikat ke formasi . Pada umumnya penyemenan bertujuan untuk melekatkan

casing pada dinding lubang bor, melindungi casing dari masalah-masalah

mekanis sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang tinggi dan lain-lain),

melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk

memisahkan zona yang lain di belakang casing. Penyemenan merupakan faktor

yang paling penting dalam operasi pemboran sehingga dapat mereduksi

kemungkinan-kemungkinan permasalahan secara mekanis sewaktu melakukan

pemboran pada trayek selanjutnya.

Menurut alasan dan tujuannya,penyemenan dapat dibagi menjadi dua

yaitu: Primary cementing (penyemenan utama) dan secondary cementing

(penyemenan yang kedua atau perbaikan). Primary cementing adalah adalah

proses penyemanan yang dilakukan pertama kali setelah casing di turunkan ke

dalam lubang bor.


Gambar primary cementing

Sedangkan secondary cementing adalah penyemenan yang dilakukan

dikarenakan tidak sempurnanya penyemenan pertama (gagal).

1. Macam - Macam Sistem Primary Cementing


a. Penyemenan Poor Boy

Penyemenan dengan menggunakan Tubing sebagai pengantar

Cement Slurry kedalam lubang sumur, biasanya dipakai untuk

penyemenan Stove Pipe dan Conductor Casing .Pada Stove Pipe dengan

memasang Pipa Tubing pada annulus lubang yang pertama dibor dengan

Stove Pipe, sedangkan untuk Conductor Casing dengan memasukkan

Pipa Tubing kedalam Casing dan digantung dengan Cementing Head.

b. Penyemenan Dengan Stinger

Penyemenan dengan menggunakan Stinger dan Drill Pipe (DP),

sedangkan Shoe yang dipakai adalah Duplex Shoe. Biasanya dipakai

untuk penyemanan Conductor Casing karena Casing ini memiliki ukuran


diameter besar sehingga dengan system ini diperlukan volume displace

sedikit ( sepanjang DP) dan waktunya lebih cepat

c. Penyemenan Perkins

Penyemenan dengan menggunakan Bottom dan Top Plug,pada

ujung Casing dipasang Float Shoe dan Float Collar, sedangkan pada

puncak Casing dipasang Plug Container/Cementing Head. Biasanya untuk

penyemanan Surface,Intermediate dan Production Casing.

d. Penyemenan Multi Stage

Penyemenan Casing dalam satu trayek dilakukan lebih dari satu

kali dengan cara bertahap/bertingkat, menggunakan peralatan khusus

yaitu DSCC, Plugs khusus, dan Float Collar khusus. Pertimbangan

dilakukan penyemenan Multi Stage adalah Casing yang disemen panjang

dan atau adanya zona loss pada lubang sumur tersebut. Biasanya untuk

penyemenan Intermediate dan Production Casing.

2. Secondary Cementing

Penyemenan tahap kedua atau penyemenan ulanguntuk

menyempurnakan primary cementing . Secondary Casing juga terdiri dari

beberapa bagian yaitu :

a. Squeeze Cementing

Penyemenan yang bertujuan untuk memperbaikikebocoran atau

kerusakan pada casing atau juga memperbaiki penyemenan pada Primary

cementing yang belum sempurna.


b. Re - Cementing

Untuk memperluas perlindungan casing diatas top semen serta

menyempurnakan penyemenan pertama.

c. Plug Back Cementing

Untuk menutup atau meninggalkan sumur (Abandonment Well) Dan

menutup zona air dibawah zona produksi minyak.Setelah melakukan

tahap tersebut maka tujuan penyemenan yang kitaharapkan dapat

tercapai. Penyemenan sumur minyak adalah proses untuk menempatkan

semen di annulus,antara casing dan formasi untuk mengisolasi lubang

sumur dari zona minyak, gas dan air untuk mencegah cairan seperti air

atau gas di satu zona dari minyak di lain zona.Untuk mencapai tujuan ini

sekat hidrolik harus diletakkan di antara casing dansemen, dan semen

dengan formasi. Di saat yang bersamaan untuk mencegah fluidchannel di

dalam semen. Hal ini membuat penyemenan utama menjadi sangat

penting didalam pengeboran. Tanpamengisolasi zona di dalam sumur

pengeboran, sumur tidak akan mencapai produksi yang maksimal.

3. Fungsi Semen

Penyemenan adalah proses pendorongan bubur semen ke dalam

casing dan naik ke annulus yang kemudian didiamkan sampai semen

tersebut mengeras hingga mempunyai sifat melekat baik terhadap casing

maupun formasi. Secara lebih spesifik, fungsi penyemenan dalam suatu

pemboran adalah :
Melindungi casing atau liner dari tekanan yang dating dari bagian

luar casing yang dapat menimbulkan collapse (mengkerut)


Mencegah adanya migrasi fluida yang tidak diinginkan dari satu

formasi ke formasi yang lain.


Melindungi casing dari fluida yang bersifat korosif.

Untuk memenuhi Fungsi-fungsi tersebut di atas, maka semen

pemboran harus memenuhi beberapa syarat :

Semen setelah ditempatkan harus mempunyai kekuatan atau

strength yang cukup besar dalam waktu tertentu


Semen harus memberikan daya ikat casing dengan formasi yang

cukup baik.
Semen tidak boleh terkontaminasi dengan fluida formasi ataupun

dengan fluida pendorong


Semen harus impermeable (permeabilitas harus nol)
4. Komposisi Kimia Pembuatan Semen

Semen yang digunakan dalam industri perminyakan adalah semen

Portland, kemudian dikembangkan oleh joseph aspdin tahun 1824. Disebut

Portland karena asal mula bahannya berasal dari pulau Portland Inggris.

Semen ini termasuk semen hidrolis dalam arti akan mengeras apabila

bertemu atau bercampur dengan air. Semen Portland mempunyai 4

komponen mineral utama, yaitu :

Tricalcium silicate (3CaO SiO2 )

Dinotasikan sebagai C3S yang dihasilkan dari kombinasi CaO dan

SiO2 da merupakan komponen terbanyak dalam Portland semen, sekitar


40-45% untuk semen yang lambat proses pengerasannya, dan 60-65%

untuk semen yang cepat proses pengerasannya. Komposisi ini

memberikan strength yang terbesar pada awal pengerasan.

Dicalcium Silicate (2CaO SiO2)

Dinotasikan sebagai C2S yang juga dihasilkan dari kombinasi CaO

dan SiO2, memberi pengaruh terhadap strength semen akhir. C 2S

menghidrasi sangat lambat sehingga tidak berpengaruh dengan setting

time semen, tetapi sangat berpengaruh dalam kekuatan semen lanjut dan

kadarnya tidak lebih dari 20%.

Tricalcium Aluminate (3CaO Al2 O3 )

Dinotasikan sebagai C3A yang terbentuk dari reaksi CaO dan

AL2O3 kadarnya 15% untuk high early Strength dan 3% untuk terhadap

kandungan sulfate, namun berpengaruh terhadap rheologi suspense dan

membantu proses pengerasan awal semen.

Tetracalcium Aluminoferrite (4CaO AL2O3 Fe2o3)

Dinotasikan sebagai C3AF yang terbentuk dari reaksi CaO 2Al2O3

dan Fe2O3. Kadarnya tidak boleh lebih dari 24% untuk semen yang tahan

terhadap kandungan sulfate tinggi. Penambahan oksida besi yang

berlebihan akan menaikan kadar C4AF dan menurunkan kadar C3A dan

menurunkan panas hasil reaksi hidrasi C2S dan C3S.

5. Klasifikasi Semen

API telah melakukan pengklasifikasian semen kedalam beberapa kelas

guna mempermudah pemilihan dan penggolongan semen yang akan


digunakan, pengklasifikasian ini berdasarkan pada kondisi sumur,

temperature, tekanan dan kandungan yang terdapat pada fluida formasi.

Klasifikasi semen yang dilakukan API terdiri dari:

Kelas A

Semen kelas A ini digunakan dari kedalaman 0 (permukaan)

sampai 6.000 ft. semen ini terdapat dalam tipe biasa (ordinary type) saja,

dan mirip dengan semen ASTM C-150 tipe I.

Kelas B

Semen kelas B digunakan dari kedalaman 0 sampai 6.000 ft, dan

tersedia dalam jenis yang tahan terhadap kandungan sulfat menengah

dan tinggi (moderate dan high sulfate resistant)

Kelas C

Semen kelas C digunakan dari kedalaman 0 sampai 6.000 ft, dan

mempunyai sifat high-early strength (proses pengerasannya cepat) semen

ini tersedia dalam jenis moderate dan high sulfate resistant.

Kelas D

Semen kelas D digunakan untuk kedalaman dari 6.000 ft sampai

12.000 ft, dan untuk kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan

temperature tinggi. Semen ini tersedia juga dalam jenis moderate dan high

sulfate resistant

Kelas E
Semen kelas E digunakan untuk kedalaman dari 6.000 ft sampai

14.000 ft, dan untuk kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan

temperature tinggi. Semen ini tersedia juga dalam jenis moderate dan high

sulfate resistant

Kelas F

Semen kelas F digunakan untuk kedalaman dari 10.000 ft sampai

16.000 ft, dan untuk kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan

temperature tinggi. Semen ini tersedia dalam jenis high sulfate resistant.

Kelas G

Semen kelas G digunakan dari kedalaman 0 sampai 8.000 ft, dan

merupakan semen dasar. Bila ditambahkan retarder semen ini dapat

dipakai untuk sumur.

6. Peralatan Penyemenan

Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen

dalam perbandingan tertentu dan dengan additive tertentu pula. Pendorongan

semen dapatdilakukan dengan sistem sirkulasi ke belakang casing, ditekan

masuk ke formasi atauditempatkan sebagai suatu plug atau sumbat pada

lubang yang tidak merupakan perforasicompletion (misalnya disini open hole

completion).

Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian,

yaitu :

a. Peralatan diatas Permukaan

Peralatan penyemenan di atas permukaan meliputi :


Cementing Unit merupakan suatu unit pompa yang mempunyai

fungsi untuk memompakan bubur semen (slurry) dan lumpur

pendorong dalam proses penyemenan.Cementing unit terdiri dari :-

Tanki semen untuk menyimpan semen kering.- Hopper Untuk

mengatur aliran dari semen kering agar merata.- Jet mixer Untuk

mengatur semen kering dan air yang ditempatkan bersama-sama

dalam hopper, sehingga akan menghasilkan bubur semen yang benar-

benar homogen.- Motor penggerak pompa dan pompa


Cementing Head berfungsi untuk mengatur bubur semen yang

masuk ke lubang bor.


b. Peralatan dibawah Permukaan

Peralatan penyemenan di bawah permukaan meliputi :

Casing
Cementing Plug
Cementing plug terdiri dari :
Bottom Plug

Bottom plug berfungsi untuk mencegah adanya kontaminasi

antara lumpur dengan bubur semen. Jadi untuk mendorong lumpur

yang berada dalamcasing dan memisahkan casing dari semen dan

juga membersihkan mudfilm di dalam dinding casing, pada bottom plug

terdapat membran (selaput tipis) yang pada tekanan tertentu dapat

pecah, sehingga semen akan mengalir keluar dan terdorong ke

annulus sampai mencapai tujuan yang diharapkan. Bottom plug dibuat

dari bahan karet pada bagian luar dan castaluminium pada bagian

dalamnya.

Top Plug
Top plug berfungsi untuk mendorong bubur semen, memisahkan

semen dari lumpur pendorong agar tidak terjadi kontaminasi,

membersihkan sisa-sisa semen di dalam casing. Alat ini sebagian

besar terbuat dari karet dan pada bagian bawahnya digunakan plat

aluminium dan tidak mempunyaimembran (selaput tipis). Apabila top

plug ini sudah duduk (sampai pada bottom plug) di bawah, maka

tekanan pemompaan akan naik secara tiba-tiba (bumping pressure)

dan pada saat itu pemompaan dihentikan.

7. Metode Penyemenan

Berdasarkan pada metode yang digunakan, proses penyemenan dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Single Stage Cementing

Single stage cementing umumnya digunakan untuk melakukan

penyemenanterhadap pipa konduktor dan surface. Sejumlah lumpur

disiapkan dandipompakan ke dalam casing. Perlu dicatat pula bahwa

seluruh bagian internaldari peralatan casing, termasuk floatshoe, wiper

plug dan lain sebagainya merupakan peralatan yang dengan mudah dapat

hancur bila dibor.

b. Multi Stage Cementing

Multi stage cementing diterapkan pada penyemenan rangkaian

casing yang panjang khususnya guna :

1. Mengurangi tekanan total pemompaan .


2. Mengurangi tekanan total hidrostatis pada formasi-formasi lemah

sehingga tidak terjadi atau terbentuk rekahan.


3. Memungkinkan pemilihan penyemenan daripada formasi.
4. Memungkinkan penyemenan keseluruhan total panjang casing.
5. Memastikan penyemenan efektif di sekeliling shoe dari rangkaian

casing sebelumnya.

Pada multi stage cementing sebuah stage cementer dipasang pada

posisi tertentu pada rangkaian casing. Posisi stage cementer ditentukan

oleh panjang total kolom semen dan kekuatan formasi. Untuk pekerjaan

two-stagece menting, sebuah one-stage cementer digunakan pada

rangkaian casing.Casing lalu diturunkan ke dasar lubang. Kemudian

casing disirkulasikan dengan sejumlah volume sebesar dua kali kapasitas

lubang. Tahap pertama penyemenan ditujukan sebagai operasi tahap

tunggal, akan tetapi bagian top kolom semen berakhir tepat dibawah stage

cementer.

Anda mungkin juga menyukai