PIH Bismillah
PIH Bismillah
Berawal pada 3 September 2017 lalu, Kisah Tiara Debora Simanjorang bayi berusia 4
bulan yang meningal karena keterlambatan penanganan di Rumah Sakit Mitra Keluarga,
Kalideres, Jakarta. Pada mulanya, Debora mengalami sesak nafas. Nafasnya tersengal dan
batuk-batuk berdahak hingga setiap malam sang Ibu menemukan bantal Debora yang
selalu basah. Henny (ibu dari bayi Debora) hingga mengganti bantal itu untuk ketiga
kalinya. Namun Henny merasa ada yang janggal pada kondisi kesehatan putrinya, lalu
pada malam itu juga Henny membangunkan suaminya. Mereka memutuskan untuk segera
membawa bayinya ke rumah sakit terdekat dan kebetulan juga Rumah Sakit yang terdekat
rumah sakit, Bayi Debora yang datang dengan keadaan cukup memprihatinkan ini
langsung ditangani oleh Dokter Iren, dokter yang tengah berjaga saat itu. Dokter Irene
bergegas memberikan pertolongan pertama pada bayi malang itu, penanganan yang
dilakukan diantaranya ; tensi darah, pengecekan suhu tubuh, pengenceran dahak, dan yang
terpenting penguapan agar Bayi Debora tidak kesulitan bernafas. Dari hasil analisis dokter
Iren pada malam itu juga, beliau menyebutkan bahwa Debora harus segera dibawa ke
Ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) untuk mendapatkan penanganan lanjutan.
Namun timbul masalah lain ketika Bayi Debora hendak masuk ke ruang PICU
(Pediatric Intensive Care Unit), Henny dan Rudi selaku orang tua Debora diharuskan
membayar uang muka terlebih dahulu sebesar Rp 19,8 juta. Mendengar hal tersebut, Orang
Tua Debora langsung memutar otak untuk mendapatkan uang sejumlah nominal yang
disebutkan pihak Rumah Sakit, karena bayi malang mereka tidak akan bisa ditangani lebih
lanjut jika tidak membayar uang tersebut di muka. Lalu, Rudi bergegas pulang, mengambil
uang di ATM nya, namun pada saat itu kondisi perekonomian mereka masih apa adanya ,
Rudi hanya memiliki uang sebesar Rp 5 juta. Namun Rudi tetap optimis untuk kesembuhan
putrinya. Dia berpikir, pihak rumah sakit dapat memberikan sedikit keringanan akan
kondisinya saat itu. Tak habi cara, Orang Tua bayi malang itu juga sempat memberikan
kartu BPJS kepada pihak rumah sakit sebagai jaminannya. Namun, kata Henny, pihak
rumah sakit menolaknya, dengan dalih belum bekerja sama dengan pemerintah untuk
penanganan pasien BPJS. Dan setelah diusut oleh tim Investigai Dinas kesehatan Kota
Jakarta Rumah Sakit Mitra Keluarga ini memang belum terdaftar sebagai Rumah Sakit
yang bisa melayani peserta BPJS karena Rumah Sakit ini berstatus Swasta.
Segala macam cara dilakukan oleh Rudi dan Heny, dalam keadaan terdesak Rudi
sempat menelpon sanak saudara dengan harapan agar mereka memberi pinjaman untuk
Uang Muka. Henny juga berusaha untuk menelepon semua rekan-rekannya, meminta
referensi rumah sakit mana saja yang bisa menerima pasien BPJS, Heny juga bingung dan
panic mencari cari Rumah Sakit yang memiliki pelayanan ruang PICU (Pediatric
Intensive Care Unit). Selang beberapa jam, bayi Debora sempat akan dilarikan ke Rumah
Sakit Umum daerah Koja, Jakarta Utara. Hingga akhirnya, Heny sang ibu yang tengah
panik melihat monitor denyut jantung bayinya berhenti berdetak. Seketika Henny dan Rudi
menangis histeris, tidak percaya nyawa putrinya tidak tertolong secepat dan semudah itu.
(sumber: https://kumparan.com/marcia-audita/yang-perlu-anda-tahu-tentang-kematian-
bayi-debora-di-rs-mitra-keluarga) (edited)
1. Dari audit medis, dokter IGD di RS Mitra Keluarga Kalideres disebut sudah
Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Koesmedi Priharto, Pasien datang dengan kondisi
3. Pihak rumah sakit mengklaim sudah memberi tindakan penyelamatan nyawa (life
(pasang selang napas). Lalu, melakukan bagging atau pemompaan oksigen dengan
menggunakan tangan melalui selang napas, infus, obat suntikan, dan diberikan
ingin dilakukan.
6. Pihak Rumah Sakit Mitra Keluarga belum kerjasama dengan BPJS,karena Rumah
7. Rumah sakit belum membuat regulasi tata kelola rumah sakit sesuai peraturan
8. Pihak RS Mitra Keluarga dalam pernyataannya, juga sudah meminta orang tua
pasien untuk merujuk Debora ke rumah sakit yang menerima pasien BPJS. Namun
3. Analisa Kasus
Hukum pidana adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi tingkah laku
Syarat suatu perbuatan atau peristiwa dikatan sebagai peristiwa pidana adalah:
hukum.
hukum, Debora memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Apalagi kasus
yang terjadi sekarang ini terjadi terhadap seorang balita. Kasus ini termasuk suatu
peristiwa pidana karena kasus tersebut memenuhi syarat-syarat peristiwa pidana, dimana
terjadi pemungutan dana di muka oleh pihak Rumah Sakit sebesar Rp 19,8 juta agar
mendapat penanganan di ruang PICU. Seharusnya pihak rumah sakit tidak melakukan
hal itu karena pasien dalam kondisi kritis dan memberikan kelonggaran terhadap pasien
tersebut.
merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
produktif secara ekonomis. Dengan kata lain orang harus memiliki hak atas kesehatan
untuk diakui derajat kemanusian. Tanpa kesehatan, seseorang menjadi tidak mampu
Dalam kasus ini, kelompok kami menemukan sebuah pelanggaran HAM oleh Pihak RS
Mitra Keluarga terhadap pasiennya. Padahal dalam lingkup nasional, pada pasal 28 H ayat
(1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 9 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
1. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf
kehidupannya.
2. Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera, lahir dan batin.
3. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Oleh karena itu pihak rumah sakit sudah melanggar hak asasi yang dimiliki oleh
Bayi Debora.
Semenjak kejadian ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta membentuk tim investigasi
untuk melakukan audit medis dan audit manajemen di RS Mitra Keluarga Kalideres yang
diisi lembaga profesi Ikatan Dokter Indonesia. Tim investigasi memberikan sanksi yaitu
PT Ragam Sehat Multifita sebagai pemilik RS Mitra Keluarga Kalideres harus merombak
jajaran manajemen hingga pimpinan di RS Mitra Keluarga Kalideres. Selain itu, RS Mitra
Keluarga Kalideres juga harus lulus akreditasi rumah sakit paling lambat enam bulan
setelah surat keputusan keluar. Setiap rumah sakit harus melakukan akreditasi setiap dua
tahun.
(1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun
swasta, wajib
(2) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
dikatakan salah karena terdapat undang undang yang mengaturnya dan Rumah Sakit ini