Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH

TEKNIK PELABUHAN

Disusun Oleh :

Fajrin Siddiq

0310610029

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN SIPIL - MALANG

2005

<-- 1 -->
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Taala,
atas segala Rahmat, Hidayah dan Inayah yang selalu di anugerahi kepada penyusun dengan tiada
putus-putusnya. Salah satunya adalah ketika menyelesaikan tugas ini. Meskipun dalam
penyelesaiannya ditemui beberapa kesulitan, namun hal itu tidaklah menjadi suatu hambatan.
Kesulitan itu antara lain dalam mencari data angin yang tepat dan sesuai.
Tugas pembuatan Wind Rose ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Teknik
Pelabuhan yang diampu oleh Bapak Ir. M. Ruslin Anwar, M.Si. Dengan tugas ini, penyusun merasa
mendapat pengetahuan baru, yaitu tentang Wind Rose atau Mawar Angin, dimana Wind Rose itu
digunakan untuk mengetahui pola penyebaran angin di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
Dalam membuat Wind Rose untuk tugas ini, penyusun dibantu oleh software WRPLOT View
(Wind Rose Plots for Meteorological Data). Sedangkan data kecepatan dan arah angin penyusun
peroleh dari Stasiun Pengamatan Hiratsuka yang merupakan bagian dari Institut Penelitian
Nasional untuk Ilmu Bumi dan Pencegahan Bencana (Hiratsuka Experiment Station of National
Research Institute for Earth Science and Disaster Prevention) milik pemerintah Jepang.
Akhirnya pada kesempatan ini, penyusun sangat ingin berterimakasih kepada pihak-pihak
berikut ini :
1. Bapak Ir. M. Ruslin Anwar, M.Si yang telah memberikan tugas ini. Jika beliau tidak
memberikan tugas ini, maka niscaya penyusun tidak akan memperoleh pengetahuan
baru.
2. Pihak Lakes Environmental (http://www.weblakes.com/) yang telah menyediakan
Software WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data).
3. Stasiun Pengamatan Hiratsuka (http://hiratsuka.bosai.go.jp/), yang telah menyediakan
data angin siap olah.
4. Teman-teman mahasiswa Sipil peserta kuliah Teknik Pelabuhan umumnya, dan teman-
teman mahasiswa sipil angkatan 2003 khususnya, yang tanpa sadar telah memberikan
support kepada penyusun selama ini.
Dengan selalu bercermin pada pepatah tiada gading yang tak retak, sangat penyusun sadari
bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Itu semua disebabkan karena keterbatasan penyusun
sebagai manusia biasa. Semoga dalam tugas-tugas selanjutnya dapat lebih baik lagi, terutama
dalam hal waktu penyelesaian.

Malang, September 2005

Penyusun

<-- 2 -->
Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa daerah di tepi laut merupakan daerah yang banyak
angin, dan pelabuhan sebagai salah satu prasarana transportasi yang terletak di tepi laut,
tentunya setiap saat menerima terpaan angin secara terus menerus. Hal ini sangat
berpengaruh pada konstruksi bangunan pelabuhan, karena terpaan angin yang bekerja pada
suatu bangunan dapat menimbulkan suatu tekanan yang berbentuk muatan yang harus dipikul
oleh bangunan tersebut.

2. Tujuan
Tugas pembuatan Wind Rose ini bertujuan untuk mengetahui pola penyebaran angin di
suatu tempat dalam kurun waktu tertentu.

3. Pembatasan Masalah
Dalam tugas ini hanya akan dibahas mengenai data angin, prosentase kejadian angin,
Wind Rose dan perhitungan faktor tegangan angin pada arah angin dominan.

<-- 3 -->
Bab II
Pembahasan
1. Data Angin
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, data angin tugas ini diperoleh dari Stasiun
Pengamatan Hiratsuka yang merupakan bagian dari Institut Penelitian Nasional untuk Ilmu
Bumi dan Pencegahan Bencana (Hiratsuka Experiment Station of National Research Institute
for Earth Science and Disaster Prevention) milik pemerintah Jepang. Stasiun ini berbentuk
menara pengamatan (Observation Tower). Terletak 20 meter di atas permukaan laut dan
berjarak kurang lebih 1 kilometer arah luar daerah Kanagawa, kota Hiratsuka, di pulau
Nijigahama, Jepang. Stasiun ini didirikan pada tahun 1965 dan sejak saat itu terus menerus
mengadakan pengamatan mengenai laut dan kondisi cuaca pada umumnya.
Sesuai dengan namanya, Stasiun ini tidak hanya mencatat arah dan kecepatan angin saja,
tetapi juga tinggi dan periode gelombang air laut, kecepatan dan arah arus air laut,
temperatur air laut, dan tekanan atmosfir. Secara lengkap, dapat dilihat pada tabel berikut
mengenai elemen-elemen yang diukur dan alat ukurnya :

Tabel 1 : Elemen yang diukur Stasiun Hiratsuka dan alat ukurnya

No. Elemen Yang Diukur Alat Ukur / Jumlah

1. Tinggi / Periode 3 buah meteran Supersonik untuk mengukur tinggi gelombang


Gelombang Air Laut (Supersonic Wave Heigth Meters), diletakkan 5 meter di atas
Mean Sea Line (MSL). Lihat gambar 1

2. Kecepatan/ Arah Arus Meteran elektromagnetik untuk mengukur arus (Electromagnetic


Air Laut Current Meter), dapat berfungsi juga sebagai pengukur
temperatur air laut, diletakkan 7 meter di bawah MSL.
Lihat gambar 2

3. Temperatur Air Laut Menggunakan resistor pengukur temperatur (Temperature


Measuring Resistor), diletakkan 3 meter dibawah MSL.

4. Kecepatan / Arah Angin Meteran pengukur arah/kecepatan angin tipe baling-baling


(Propeller Type Wind Vector/Velocity Meter atau Aero Vane),
diletakkan di atas atap menara pengamatan, 23 meter di atas
MSL. Lihat gambar 3

5. Tekanan Atmosfir Barometer tipe osilasi (Oscillation Type Barometer), diletakkan di


dalam ruangan menara pengamatan, 15 meter diatas MSL.

Data angin yang penyusun peroleh adalah data angin pada bulan Januari 2005. Penyusun
sengaja tidak mengambil data angin selama 1 tahun karena disebabkan oleh cara Stasiun ini
mencatat datanya. Stasiun ini mencatat data arah dan kecepatan angin per hari dengan

<-- 4 -->
interval 1 jam-an. Sehingga dalam satu hari terdapat 24 data dan dalam setahun ada 24 x 365
= 8760 data. Ini tentu bukanlah sesuatu yang efisien, paling tidak menurut hemat penyusun.
Namun demikian, ketika entry data ke dalam Software WRPLOT View (Wind Rose Plots for
Meteorological Data), software tersebut mengasumsikan bahwa data tersebut adalah data
angin 1 tahun, yaitu selama tahun 2005.
Berhubung dalam pembuatan Wind Rose data yang dibutuhkan hanya data arah dan
kecepatan angin saja, maka data-data lainnya dari Stasiun ini tidak terpakai. Adapun contoh
format data hasil pengamatan dari stasiun Hiratsuka, dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 2 : Contoh Format Data Hasil Pengamatan Stasiun Hiratsuka Pada Tanggal 1 Januari 2005

01-Jan-2005

One Tenth Significant Flow Current


Flow Water Wind
Wind Pressure
Time Wave Velocity
Current Temperature Velocity
Direction
Direction
height(cm) Period(sec) (cm/s) (knt) (C) (m/s) (hPa)
0 201.7 9.4 11.4 0.22 SSW 17.1 3.5 NE 998.6
1 202.0 9.7 7.0 0.14 WSW 16.2 4.2 NNW 997.7
2 187.9 9.1 5.3 0.10 SW 16.5 4.2 NNW 998.0
3 209.7 9.0 9.1 0.18 SSE 16.8 5.9 NNW 998.0

4 183.4 10.1 2.9 0.06 SE 16.7 6.0 NNW 998.2


5 182.4 10.3 10.3 0.20 ESE 17.1 3.5 NNW 999.2
6 189.5 9.8 12.5 0.24 ESE 17.0 3.8 NNW 1000.4
7 171.0 9.3 12.7 0.25 E 17.1 5.2 NNE 1001.7

8 143.5 9.6 9.7 0.19 SE 16.8 4.7 NW 1003.0


9 159.4 10.1 6.3 0.12 SE 16.9 6.4 N 1004.1
10 128.2 9.2 8.4 0.16 SE 16.9 7.4 N 1004.6
11 115.5 9.5 2.8 0.05 SSW 16.9 6.6 N 1004.8

12 124.7 9.6 3.5 0.07 WSW 17.0 6.0 NE 1003.9


13 132.0 9.5 8.0 0.15 SSW 17.0 3.1 ENE 1003.7
14 134.4 9.2 7.5 0.14 SSW 16.7 5.2 NE 1004.0
15 122.3 9.1 4.2 0.08 SW 16.6 5.7 ENE 1004.6
16 132.7 9.5 0.6 0.01 N 16.6 8.5 N 1005.5

17 134.0 9.3 8.5 0.17 E 16.8 7.0 NNE 1006.3


18 126.3 9.6 10.4 0.20 E 16.9 6.4 NNE 1007.7
19 125.3 9.2 11.6 0.23 E 16.9 7.3 NNE 1008.5
20 110.0 9.2 5.1 0.10 SE 16.8 6.8 NNE 1009.3

21 115.0 9.6 5.5 0.11 E 16.8 6.0 N 1009.8


22 103.5 9.1 3.2 0.06 ESE 16.8 4.8 NNW 1010.4
23 95.5 8.3 4.4 0.09 SSE 16.8 4.5 NNW 1011.2

<-- 5 -->
Perlu diingat bahwa data tersebut hanyalah satu contoh dari sekian banyak data yang
penyusun peroleh (31 data). Karena alasan efisiensi tempat, maka dirasa cukup jika hanya
menampilkan satu contoh data saja.
Penyusun sedikit menemui kesulitan ketika mengolah data dari Stasiun ini. Hal ini
disebabkan karena data arah angin yang dicantumkan tidak diberi keterangan apakah arahnya
itu adalah arah angin berasal (blowing from) atau arah angin menuju (blowing to). Namun
dengan membaca lebih teliti keterangan bagaimana Stasiun ini mencatat data kecepatan dan
arah angin dan melihat gambar alat pengukurnya, penyusun dapat mengambil kesimpulan
bahwa arah angin yang dimaksud adalah arah angin menuju (blowing to).

Gambar 1 Gambar 2
Supersonic Wave Heigth Meters Electromagnetic current meter

Gambar 3
Propeller Type Wind Vector/Velocity Meter
(Aero Vane)

2. Wind Rose
Dalam pembuatan Wind Rose pada tugas ini, penyusun menggunakan 16 arah mata angin
sesuai dengan data arah angin yang penyusun peroleh. Ke 16 arah mata angin tersebut adalah
sebagaimana disajikan dalam tabel pada halaman berikutnya :

<-- 6 -->
Tabel 3 : Arah mata angin dan besar sudutnya

Besar Sudut ( o ) Besar Sudut ( o )


Arah Mata Angin Arah Mata Angin
Diukur dari Utara Diukur dari Utara
North (Utara) 0 South (Selatan) 180

North-North East 22,5 South-South West 202,5


(Utara-Timur laut) (Selatan-Barat Daya)

North East 45 South West 225


(Timur Laut) (Barat Daya)

East-North East 67,5 West-South West 247,5


(Timur-Timur Laut) (Barat-Barat Daya)

East (Timur) 90 West (Barat) 270

East-South East 112,5 West-North West 292,5


(Timur-Tenggara) (Barat-Barat Laut)

South East 135 North West 315


(Tenggara) (Barat Laut)

South-South East 157,5 North-North West 337,5


(Selatan-Tenggara) (Utara-Barat Laut)

Setelah Wind Rose dibuat dengan menggunakan Software WRPLOT View, terlihat bahwa
arah angin yang dominan adalah angin yang bertiup dari arah Utara menuju Selatan.
Selengkapnya untuk prosentase kejadian angin dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan untuk
prosentase kejadian angin pada arah mata angin dominan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4 : Prosentase kecepatan angin pada arah mata angin dominan

Kecepatan Angin (m/s) Prosentase (%)


0,5 2,1 11,1559
2,1 3,6 17,2043
3,6 5,7 5,9140
5,7 8,8 1,3441
8,8 11,1 0
11,1 0
Jumlah 35,6183

3. Faktor Tegangan Angin


Besarnya faktor tegangan angin dapat dihitung dengan persamaan yang telah
dinyatakan dalam Buku Peraturan Muatan Indonesia 1970 atau NI-18 yaitu :
dimana : P = Tekanan tiup (kg/m2), dengan P minimum = 40
2
v v = Kecepatan angin (m/s)
P=
16

<-- 7 -->
Untuk kecepatan, akan dipakai kecepatan dengan prosentase terbesar pasa arah mata
angin dominan, yaitu 2,1 3,6 m/s. Dari rentang nilai ini, diambil harga rata-ratanya, sehingga
didapatkan kecepatan angin rata-rata untuk arah mata angin dominan = 2,85 m/s. Dengan
begitu, kita dapat langsung menghitung faktor tegangan angin :

2
2,85
P= P = 0,5077 Kg/m2
16

<-- 8 -->
Bab III
Kesimpulan

Dari Wind Rose yang telah dibuat berdasarkan data angin yang penyusun peroleh,
didapatkan bahwa angin dominan bertiup dari arah utara ke selatan.
Pada arah dominan tersebut, prosentase terbesar adalah angin dengan kecepatan antara
2,1 3,6 m/s atau 4,086 7,004 knots dan besar faktor tegangan angin adalah 0,5077 kg/m2.
Sedangkan dari total data angin diperoleh kecepatan rata-rata angin sebesar 2,73 m/s
atau 5,311 knots denagn prosentase angin sunyi (Calm Winds) sebesar 2,51 %. Total
perhitungan data angin adalah 744 jam.

<-- 9 -->

Anda mungkin juga menyukai