LTM II - Maghfira Risang - 1506675705
LTM II - Maghfira Risang - 1506675705
OUTLINE
1.1. Teknik Pemurnian Plasmid
1.1.1. Elektroforesis Gel Agarosa
1.2. Teknik Sekuensing
1.2.1. Metode Sekuensing Sanger
1.2.2. Metode Sekuensing Maxam-Gilbert
PEMBAHASAN
1.1. Teknik Pemurnian Plasmid
Plasmid Plasmid merupakan salah satu vektor pembawa molekul DNA di
dalam proses rekayasa DNA melalui teknologi DNA rekombinan. Plasmid banyak
sekali digunakan dalam pengklonan DNA, karena relatif mudah dalam
penanganannya. Plasmid adalah molekul DNA utas ganda sirkuler (tidak berujung)
yang berukuran kecil yang terdapat di dalam sitoplasma dan dapat melakukan
replikasi secara autonom (Suharsono dan Widyastuti, 2006). Setelah DNA berhasil
diisolasi, perlu dilakukan pemurnian yang dapat diterapkan dengan metode
elektroforesis gel agarosa.
Elektroforesis gel agarosa adalah teknik paling baik yang pernah dibuat dan
secara rutin digunakan di laboratorium klinis untuk analisis protein dan DNA pada
berbagai cairan biologis (serum, urin, CSF). Teknik ini merupakan teknik yang
menggunakan prinsip elektroforesis zona. Seperti yang diketahui, molekul protein
bermigrasi pada medium padat/gel yang direndam dengan suatu larutan penyangga di
bawah pengaruh medan listrik. Migrasi ini tergantung pada muatan listrik, titik
isoelektrik bersih dan massa molekul protein (Jean and Francois G., 2010)
DNA Sequencing adalah penentuan urutan basa DNA dalam segmen molekul
DNA yang relatif pendek. Pengurutan atau sequencing asam nukleat memungkinkan
kita mengetahui kode genetik dari molekul DNA. DNA sequencing menggunakan
metode PCR (Polymerase Chain Reaction) sebagai pijakannya. DNA yang akan
ditentukan urutan basa ACGT-nya dijadikan sebagai cetakan (template) untuk
kemudian diamplifikasi menggunakan enzim dan bahan-bahan yang mirip dengan
reaksi PCR, namun ada penambahan beberapa pereaksi tertentu.
Metode Sanger merupakan merode yang paling popular, adaptable, dan dapat
digunakan untuk sekuensing dalam jumlah yang besar. Metode Sanger dilakukan
dengan mengekstensi primer/ terminasi rantai. Metode Sanger memanfaatkan dua
sifat salah satu subunit enzim DNA polimerase yang disebut fragmen klenow.
Keduanya memiliki kemampuan untuk menyintesis DNA dengan adanya dNTP dan
ketidakmampuannya dengan ddNTP.
Jika molekul dNTP hanya kehilangan gugus hidroksil (OH) pada atom C
nomor 2 gula pentosa, molekul ddNTP atau dideoksinukleotida juga mengalami
kehilangan gugus OH pada atom C nomor 3 sehingga tidak dapat membentuk ikatan
fosfodiester. Artinya, jika ddNTP disambungkan oleh fragmen klenow dengan suatu
molekul DNA, maka polimerisasi lebih lanjut tidak akan terjadi atau terhenti.
Basa yang terdapat pada ujung molekul DNA ini dengan sendirinya adalah basa yang
dibawa oleh molekul ddNTP.
(Sumber: mokkka.hu)
Metode ini dikembangkan oleh A.M Maxam dan W. Gilbert pada tahun 1987.
Metode Maxam-Gilbert dikenal juga dengan metode kimia. Metode ini merupakan
pengakhiran rantai (chain termination) dan degradasi kimia. metode ini didasarkan
pada pembelahan nukleotida oleh bahan kimia spesifik. Pemotongan DNA terjadi
secara kimia sehingga reagen kimia tertentu harus ditambahkan kedalam system
reaksi. Reagen kimia yang digunakan diantara lain hidrazin, piperidin, dimetil sulfat,
dan asam format.
Tahapan Metode Maxam-Gilbert:
(Sumber: generasibiologi.com)
DAFTAR PUSTAKA
Howe, Christopher. 2007. Gene Cloning and Manipulation. New York: Cambridge
University Press
Howe, Christopher. 2007. Gene Cloning and Manipulation. New York: Cambridge
University Press