Anda di halaman 1dari 13

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Helmiati

Nomor CM : 1035364

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 63 tahun

Alamat : Kuta Blang

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Pasien merasakan pusing seperti berputar

RPS : Pasien datang dengan keluhan pusing seperti rasa berputar yang dialami sejak 1 bulan
lalu. Keluhan ini dirasakan pasien perlahan-lahan saat pasien bangun dari tidur. Pasien
mengatakan pusing jika melihat kearah kanan/kiri dan jika duduk pasien jatuh kearah
samping. Pasien juga mengeluh mual yang dirasakan sesekali, namun tidak diikuti muntah.
Pasien mengalami kesulitan menelan dan berbicara yang telah dialami sekitar 1 bulan lalu.

RPD : Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat stroke disangkal.
Pasien memiliki riwayat hipertensi yang dialami sekitar 10 tahun lalu.
Riwayat trauma sebelumnya tidak ada.
RPK : Tidak ada yang mengalami sakit seperti pasien didalam keluarga.
RPO : Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan.

1
III. PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign :
TD : 160/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 18x/menit
T : 36,7 C
Status Neurologi :
GCS : E4M6V5
Mata : Pupil isokor (3mm/3mm)
RCL (+/+), RCTL (+/+)
Nistagmus vertikal (+)
TRM : -
Nervus Cranialis : Parese nervus IX, X
(pasien sulit menelan dan sulit berbicara)
Sensorik : Dalam batas normal
Otonom : Dalam batas normal
Motorik
5555 5555
5555 5555

Reflek Fisiologi : +/+


Reflek Patologis :-/-

2
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT Scan : Predominan bifrontalis atrophy cerebri. Tidak tampak perdarahan
maupun infarc cranial.

V. DIAGNOSA
Diagnosa klinis : Vertigo
Duagnosa Topis : Cerebelum
Diagnosa Etiologi: Gangguan vaskuler

3
VI. TATALAKSANA
Inj. Citicolin 500 mg/12 jam
Betaserc 3x8 mg
Flunarizin 1 x 5 mg

VII.PROGNOSIS

Quo at Vitam : dubia at bonam


Quo at Fungsionam : dubia at bonam
Quo at Sanactionam : dubia at bonam

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi
Vertigo berasal dari bahasa latin yaitu vertere yang artinya memutar. Vertigo
merupakan suatu keadaan dimana terjadinya sensasi berputar sehingga mengganggu
rasa keseimbangan seseorang dimana umumnya disebabkan oleh gangguan sistem
keseimbangan. Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dan sering
digambarkan sebagai rasa berputar, tidak stabil atau rasa pusing.(1)
Vertigo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu vertigo sentral dan vertigo perifer.
Vertigo sentral disebabkan oleh adanya gangguan pada serebelum yang terletak
dibelakang otak besar atau batang otak, sedangkan vertigo perifer terjadi dikarenakan
gangguan pada mekanisme keseimbangan yang terletak pada telinga bagian dalam.
Penyebab vertigo sentral antara lain meliputi migrain, sklerosis multiple, obat-obatan
serta tumor otak. Sedangkan penyebab dari vertigo perifer antara lain vertigo posisi
paroksismal jinak (BPPV), labirintis, vestibular neuritis.(1)
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan yang secara terus menerus
menyampaikan impuls ke pusat keseimbangan. Informasi yang berguna untuk
keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan
proprioseptik. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam
kondisi tidak normal atau ada rangsangan gerakan yang berlebihan maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo.(2)

II. Anatomi dan Fisiologi Alat Keseimbangan


Alat vestibular terletak di telinga dalam (labirin) yang terlindung oleh tulang
yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin secara umum adalah telinga
dalam, tetapi secara khusus dapat diartikan sebagai alat keseimbangan. Labirin
terdiri atas labirin tulang dan labirin membran. Antara labirin ini terdapat
perilimfa, sedang endolimfa terdapat didalam labirin membran. Keseimbangan
dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan disekitarnya tergantung pada
input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin. Labirin terdiri dari labirin statis
yaitu utrikulus dan sakulus yang merupakan pelebaran labirin membran yang

5
terdapat dalam vestibulum labirin tulang. Gerakan atau perubahan tubuh akan
menimbulkan perpindahan cairan endolimfa di labirin yang selanjutnya silia sel
rambut akan menekuk. Tekukan silia membuat permeabilitas membran sel
berubah sehingga ion kalsium akan masuk kedalam sel yang menyebabkan
terjadinya proses depolarisasi dan akan merangsang pelepasan neurotransmiter
eksitator yang selanjutnya akan meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen
ke pusat keseimbangan di otak. (1)
Sistem vestibular berhubungan dengan sistem tubuh yang lain, sehingga
kelainannya dapat menimbulkan gejala pada sistem tubuh. Gejala yang timbul
dapat berupa vertigo, mual dan muntah. (1)

III. Etiologi
Beberapa penyebab Vertigo sentral :(3)
Perdarahan dan infark serebelum
Sindrom Wallenberg
Sklerosis multipel
Neoplasma
Infeksi sistem saraf pusat
Trauma

6
IV. Klasifikasi Vertigo
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :(4)
1. Vertigo vestibular, yaitu gangguan yang disebabkan oleh gangguan sistem
vestibular.
2. Vertigo non-vestibular, yaitu gangguan yang disebabkan oleh gangguan
visual dan somatosensori.

VESTIBULAR:
Perifer
VERTIGO
Sentral

NON-VESTIBULAR:
Sistem Visual
Sistem Somatosensoris

Karakteristik Vertigo vestibular perifer Vertigo vestibular sentral


Onset Tiba-tiba, onset mendadak Perlahan
Durasi Menit hingga jam Minggu hingga bulan
Frekuensi Biasanya hilang timbul Biasanya konstan
Intensitas Berat sedang
Mual muntah Tipikal Sering tidak ada
Diperparah perubahan Ya Kadang tidak berkaitan
posisi kepala
Usia Berapapun, biasanya muda Usia lanjut
Gangguan status Tidak ada atau kadang- Biasanya ada
mental kadang
pendengaran Berkurang normal

7
Vertigo Perifer :
Penyakit vertigo perifer disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan
ditelinga bagian dalam atau mungkin di otak. Bentuk paling sering dari vertigo
perifer adalah Paroxymal Positional Vertigo (BPPV) yaitu adanya ilustrasi
gerakan yang disebabkan oleh gerakan kepala secara mendadak atau gerakan
kepala kearah tertentu. (1)

Vertigo Non-Vestibular
Vertigo non vestibular seringkali sulit dideskripsikan secara jelas oleh pasien.
Pasien biasanya mengeluhkan rasa pusing seperti melayang, gelap pada mata, sifat
serangan kontinyu, tidak ada mual/muntah, gerakan objek visual sebagai pencetus,
dan pencetus juga dapat disebabkan karena kondisi keramaian. Kondisi oscillopsia
dan gejala otonom tidak pernah ditemukan.Lesi pada bagian saraf pusat dapat
menyebabkan nistagmus patologis. (1)

V. Patofisiologi

Rasa pusing atau berputar disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh
yang mengakibatkan ketidaksesuaian antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan
apa yang dipersepsikan oleh susnan saraf pusat. Terdapat beberapa teori mengenai
terjadinya vertigo, yaitu :(5)
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Rangsangan yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis
sehingga fungsinya terganggu, akibatnya timbul vertigo, mual dan muntah.

2. Teori konflik sensorik


Ketidaksesuain masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik
perifer yaitu antara mata, vestibulum dan prioprioseptik atau ketidakseimbangan
masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan. Ketidakcocokan tersebut menimbulkan
kebingungan di sensorik di sentral sehingga timbul respon yang dapat berupa
nistagmus, ataksia atau sulit berjalan (gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa
melayang dan berputar yang berasal dari sensasi kortikal.

8
3. Teori neural mismatch
Otak memiliki memori mengenai pola gerakan tertentu sehingga jika pada
suatu saat dirasakan gerakan yang aneh atau tidak sesuai dengan pola gerakan
yang telah tersimpan maka akan timbul reaksi dari susunan saraf otonom.

4. Teori otonomik
Adanya perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi
gerakan gejala klinis yang timbul jika sistem simpatis terlalu dominan, dan
sebaliknya jika sistem parasimpatis yang berperan maka gejala klinis akan hilang.

VI. Pemeriksaan Diagnostik(6)


1. Pemeriksaan gangguan kesadaran :
Adanya gangguan kesadaran dapat terjadi akibat terjadinya infark atau
penekanan batang otak.
2. Pemeriksaan nistagmus :
Pemeriksaan pergerakkan ekstraokular penting dilakukan. Nistagmus
terdiri dari pergerakkan lambat mata dalam satu arah diikuti dengan
pergerakkan cepat kearah sebaliknya. Nistagmus horizontal dapat
ditemukan pada infark serebelum.Nistagmus vertikal spesifik untuk
vertigo sentral. Karakteristik nistagmus akibat lesi sentral lainnya adalah
memburuk dengan fiksasi pandangan, berbeda dengan lesi perifer yang
cenderung membaik dengan fiksasi pandangan.
Pemeriksaan nistagmus dan gejala vertigo:
Nylen-Barany Manuver
Posisi pasien berubah dari duduk menjadi berbaring dilakukan
dengan kepala lurus menghadap kedepan, lalu diulangi dengan
kepala 45 derajat ke kanan lalu ke kiri. Pada vertigo perifer
nistagmus tidak terjadi secara tiba-tiba setelah perubahan posisi
dan setelah nistagmus muncul dapat hilang dengan cepat (kurang
dari 1 menit)

3. Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk menyingkirkan
kemungkinan penyakit lainnya seperti anemia, kehamilan, dan
kondisi ketidakseimbangan metabolik ( hiperglikemi, hipoglikemi,
dan sebagainya)
MRI : Pencitraan terpilih terutama umtuk mendiagnosis adanya
infark, tumor, dan lesi substansia alba seperti pada sklerosis
multipel
CT Scan : dengan potongan hingga ke fossa posterior dapat
digunakan jika tidak tersedia MRI. Ct Scan terbatas karena resolusi
yang lebih buruk dan adanya artifak tulang.
Elektrokardiografi (EKG) digunakan untuk melihat adanya fibrilasi
atrium atau disaritmia lainnya.
Tes kalori dan Elektronystagmografi (ENG) digunakan untuk
melokalisasi lesi di aparatus vestibular atau di nukleus saraf
vestibular.

VII. Tatalaksana
Penatalaksanaan dapat diberikan dengan terapi obat-obatan dan terapi fisik.
Terapi pada vertigo terdiri dari terapi kausal, simtomatik, dan terapi rehabilitatif.(7)
Latihan rehabilitasi untuk vestibuler diantaranya :
Metode Brandt Daroff
Metode ini dilakukam pada pasien Benigna Paroxysmal Positional Vertigo
(BPPV), pasien duduk ditempat tidur dengan kaki menggantung. Lalu
tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat pada salah satu sisi tubuh
selama 30 detik. Kemudian duduk tegak kembali setelah 30 detik, setelah
itu duduk kembali. Lakukan latihan ini sebanyak 5 kali setiap harinya.

10
Latihan Visual Vestibular
Pada pasien yang masih berbaring, lakukan untuk melirik ke atas,
kesamping dan kebawah, selanjutnya gerakan serupa sambil menatap jari
yang digerakkan pada jarak 30 cm. Mula-mula gerakan lambat dan makin
lama makin cepat. Gerakan kepala fleksi dan ektensi, makin lama makin
cepat. Lalu gerakkan kepala ke kanan dan ke kiri dengan urutan yang
sama.

VIII. Prognosis

Prognosis pasien dengan vertigo sangat bervariasi, tergantung dari penyakit


yang mendasari. Prognosis pasien dengan infark arteri vertebral atau basilar adalah
buruk. (8)

11
BAB III
KESIMPULAN

Vertigo merupakan suatu gangguan dimana terjadinya sensasi berputar sehingga


mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan sistem
keseimbangan. Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dan sering digambarkan
sebagai rasa berputar, tidak stabil atau rasa pusing. Pada pasien ini terdapat gejala yang khas
yang sesuai dengan teori dimana dijumpai adanya rasa pusing seperti berputar dan mual.
Pada pasien ini juga dijumpai parese dari nervus IX dan X dimana pasien mengalami
kesulitan menelan yang telah dialami sejak 1 bulan lalu.
Pada pasien ini juga didapatkan gejala vertigo sentral lain yaitu, onset waktu vertigo
yang dirasakan lebih lama ( 1 bulan), adanya mual, tidak adanya gangguan pendengaran,
disertai dengan adanya disfagia.
Pasien ini mendapat terapi citicolin yang bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi darah ke
otak, dimana dari hasil CT Scan didapatkan adanya atropi cerebri. Pasien juga mendapat
terapi betahistin yang bertujuan untuk pelebaran pembuluh darah yang selanjutnya dapat
meningkatkan sirkulasi, mengurangi pembengkakan pada telinga dalam yang selanjutnya
dapat meringankan gejala seperti pusing berputar, mual, dan telinga yang berdenging.
Flunarizin diberikan juga pada pasien ini yang bertujuan untuk mengobati vestibular,
gangguan peredarah darah sentral dan perifer.
Pada pasien ini juga harus dilakukan edukasi mengenai penyakit yang dialaminya, dan
sebaiknya dilakukan latihan-latihan fisik untuk membantu menangani vertigo yang
dialaminya.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Vertigo. Cermin Dunia Kedokteran. 2004.

2. Bahadir C, Diracoglu D, Kurtulus D, et al. Efficacy of canalith repositoning maneuvers for


benign paroxysmal positional vertigo. Clinical Chiropractic. 2009; 12.

3. Tintinalli J, Cline D, Cydulka R, et al. Tintinalli's Emergency Medicine. The McGraw-Hill


Companies. 2011.

4. Cakir B, Ercan I, Cakir Z, et al. What isthe true incidence of horizontal semicircular canal
benign paroxysmal positional vertigo? Otolaryngol-HNS. 2006; 134.

5. Moon S, Kim J, Kim J, et al. Clinical Characteristic of Benigna Paroxysmal posisitional


Vertigo in Korea. A Multicenter Study. 2006; 21.

6. Escher A, Ruffeiux C, Maire R, et al. Efficacy of the Barbacue Manoeuver in Benign


Paroxysmal. Eur Arch Otorhinolaryngol. 2007.

7. Fife T, Iverson D, Lempert T, et al. Practice Parameter: Therapies for benign paroxysmal
positional vertigo. Report of Quality Standard Subcomitte of The American Academy of
Neurology. 2008; 70.

8. Chung K, Park K, Ko M, et al. Incidence of Horizontal Canal Benign Paroxysmal


Positional Vertigo as a Function of the Duration of Symptoms. Otology & Neurotology.
2009; 30.

13

Anda mungkin juga menyukai