Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

Latar belakang

(paragraf 2)

Jaringan pendukung gigi salah satunya yaitu gingiva yang dibentuk oleh jaringan
berwarna merah muda, melekat dengan kokoh pada tulang dan gigi, dan berfungsi sebagai
struktur penunjang untuk jaringan di dekatnya (Mitchell, 2008). Apabila jaringan gingiva
mengalami inflamasi maka disebut gingivitis. Salah satu penyebabnya ialah akumulasi plak
yang menempel pada gigi. Inflamasi pada gingiva biasanya ditandai dengan nyeri lokal atau
menyeluruh pada gingiva, adanya kemerahan, bengkak, kecenderungan perdarahan pada
gingiva dan jika tidak ditangani akan berlanjut dan menyebabkan kerusakan jaringan
pendukung gigi (periodontitis), selain itu dapat menyebabkan gigi menjadi goyang dan
terpaksa harus dicabut (Fedi dkk, 2012).

Rumusan masalah

Bagaimana pengaruh perubahan hormon estrogen dan progesteron yang terjadi pada ibu hamil
terhadap timbulnya gingivitis?

BAB 2

2.2 Gingivitis

2.2.1 Pengertian

Gingivitis adalah inflamasi dari gingiva. Gejala dari gingivitis antara lain warna
kemerahan yang bersifat lokal pada gingiva, adanya perdarahan di gingiva saat menyikat gigi,
dan adanya pembengkakan pada gingiva (Heasman dan McCracken, 2007).

2.2.2 Faktor Etiologi

Menurut Daliemunthe (2008) faktor-faktor etiologi gingivitis dapat diklasifikasi menurut


asalnya menjadi 3 faktor, yaitu:

a. Faktor lokal
Faktor lokal penyebab gingivitis antara lain adalah plak, kalkulus, material alba,
stein, dan debris (Daliemunthe, 2008).

b. Faktor sistemik
1) Genetik
Telah banyak diketahui bahwa kerentanan terhadap penyakit periodontal
berbeda antara kelompok ras atau etnis tertentu misalnya di Amerika, orang
Afrika-Amerika memiliki lebih banyak penyakit periodontal daripada orang ras
Kaukasian meskipun perbedaan ini bisa disebabkan dari faktor lingkungan,
namun hal ini bisa disebabkan perbedaan susunan genetik dari ras atau etnis
tertentu (Carranza, 2016).
Proses terjadinya periodontitis berhubungan didalam satu keluarga. Dasar
dari persamaan ini baik karena memiliki lingkungan atau gen yang sama atau
keduanya telah diteliti dalam beberapa penelitian. Dan didapatkan kesimpulan
bahwa selain pada susunan genetik yang sama, persamaan dalam keluarga
disebabkan karena adat dan lingkungan yang sama. Hubungan saudara kandung
dalam penelitian ini, kaitannya dengan jaringan periodontal tidak bisa ditolak
(Carranza, 2016).
Adanya beberapa penyakit genetik yang meningkatkan kerentangan
terhadap risiko inflamasi pada gingiva salah satunya yaitu retardasi mental
(Ratulangi dkk, 2016).
2) Nutrisi
Malnutrisi seringkali mengganggu pertahanan adaptif maupun bawaan
dari host, termasuk fungsi fagositik, imunitas yang dimediasi sel, sistem
komplemen, antibodi sekretori, dan produksi dan fungsi sitokin. Malnutrisi
protein akan meningkatkan penyakit periodontal oleh karena adanya penurunan
resistensi mukosa terhadap kolonisasi dan invasi oleh gangguan aliran saliva
yang bersifat patogen dan sifat antibakteri-nya. Prevalensi dan potensi
mikroorganisme oral patogen akan meningkat karena profil bakteri berubah.
Sitokin yang terlibat dalam proses penyembuhan dikompromikan dapat
mengurangi fase akut respon protein (Geethika dan Chava, 2016).
3) Hormonal
Penyebab utama gingivitis adalah penumpukan mikrobiologi yang
terdapat dalam plak, sedangkan faktor predisposisinya salah satunya adalah
ketidakteraturan hormon endokrin (Setyohadi dkk, 2013).
Hormon pubertas seks, terutama estrogen dan progesteron bertanggung
jawab atas sebagian besar tindakan modulator pada gingivitis yang berbasis
hormon pada masa pubertas. Konsentrasi hormon ini ternyata lebih tinggi pada
wanita (Olubunmi dkk, 2017).
Pada awal tahun 1943, Richman Arbabanel menemukan adanya pengaruh
hormon wanita yaitu estrogen dalam pemeliharaan kesehatan gingiva. Hormon
estrogen berhasil menyembuhkan lesi yang terdapat pada gingiva. Estrogen
dianggap dapat meningkatkan keratinisasi dan proliferasi sel epitel (John, 2014).
4) Hematologi
Leukimia merupakan penyakit hematologi (kelainan darah) yang mempunyai
manifestasi pada rongga mulut seperti hiperplasi, perdarahan, ulserasi, dan
lymphadenopathy pada gingiva (Alaa dkk, 2016).
5) Obat-obatan
Lesi gingiva yang membesar dan timbulnya inflamasi bisa terjadi disebabkan
oleh obat anti-epilepsi (turunan hidantoin), obat imunosupresif seperti
siklosporin A, dan obat yang digunakan dalam pengobatan hipertensi (Calcium
channel blockers). Hiperplasi gingiva akibat obat tergantung jenis obat yang
digunakan, umur pasien (lebih sering pada anak-anak dan remaja) dan lokasi
(lebih sering mempengaruhi gusi di area gigi anterior) (Milosz dkk, 2017).

c. Faktor luar
Masalah kesehatan merupakan masalah yang kompleks yang penyebabnya dapat
berasal dari luar selain dari kesehatan itu sendiri, demikian juga dengan masalah
kesehatan gigi dan mulut. Menurut Notoatmodjo (2007) faktor-faktor yang berasal dari
luar yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut yaitu:
1) Faktor keturunan
2) Perilaku
3) Pelayanan kesehatan
4) Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Alaa Y, Douglas RD, Dolphine O, dan Robert ML. 2016. Diagnosis and Clinical Management
of Human Papilloma VirusRelated Gingival Squamous Cell Carcinoma in a Patient
With Leukemia: A Case Report. Clinical Advances in Periodontics 6(1):50-56.

Carranza FA. 2016. Carranzas Clinical Periodontology (12th ed). Philadelphia: W.B
Saunders.

Daliemunthe. 2008. Periodonsia. Medan: Universitas Sumatra Utara press.

Fedi PF, Vernino AR, dan Gray JL. 2012. Silabus Periodontik (4th ed). Jakarta: EGC.

Geethika M dan Chava VK. 2016. Nutrition and Periodontal Disease. Annals and Essences of
Dentistry 8(3):1-7.

Heasman P dan McCracken G. 2007. Hartys Dental Dictionary (3rd ed). Edinburgh: Elsevier.

John P. 2014. Correlation between Estrogen Deficiency and Chronic Disquamative Gingivitis
in Female Patients. Global Journal of Medical Research: J Dentistry and Otolaryngology
14(4):26-34.

Miosz A, Robert B, Marta M, Magorzata M, Adam M, Wojciech S, dan Bogumi L. 2017.


Drug-induced Gingival Overgrowth After Cyclosporin A Therapy. European Journal of
Clinical Experimental Medicine 15(1):82-86.

Mitchell RN. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit: Robbins & Cotran (7th ed). Jakarta:
EGC.

Notoatmodjo S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka


Cipta.

Olubunmi OO, Adegbite OK, Sorunke EM, dan Awotile OE. 2017. Assessment of Periodontal
Status of Children and Adolescents in Orphanages in Lagos, Nigeria. Nigerian Journal
of Basic and Clinical Science 14(1):41-44.

Ratulangi MHR, Wowor VNS, dan Mintjelungan CN. 2016. Status Gingiva Siswa Tuna
Grahita Sekolah Luar Biasa Santa Anna Tomohon. Jurnal e-Gigi 4(2):202-07.
Setyohadi R, Ranny R, dan Sri H. 2013. Perbedaan Tingkat Kerentanan Terjadinya Gingivitis
antara Wanita Menopause dengan Wanita Pascamenopause. Prodenta Journal of
Dentistry 1(1).

Anda mungkin juga menyukai