Anda di halaman 1dari 9

Pengertian e-commerce

Adalah perdagangan barang/dan atau jasa yang dilakukan oleh pelaku usaha dan konsumen
melalui sistem elektronik.
Dasar hukum ini saya kutip di SE-62/PJ/2013, sementara pada landasaan hukum SE belum ada
aturan spesifik diatas SE yg jadi acuan, jika melihat UU ITE psal 17, 18, 19 sudah dijelaskan
namun saya nggak mau bahas itu karena puyeng mahaminnya. Jadi kesimpulannya dasar hukum
secara spesifik dari DJP masih dikembangkan namun ditegaskan bahwa perlakuan pajaknya
masih sama dengan model dagang konvensional, dengan begitu sistem/model transaksi bukanlah
penghalang untuk penerapan aturan atas transaksi online tersebut.

Hasil riset Google Indonesia bekerja sama dengan TNS Online Shopper di 12 kota besar pada
pertengahan tahun 2013 hingga Januari 2014, dengan segmen umur mulai dari usia 18 tahun,
menemukan beberapa fakta penting. Diprediksi total nilai pasar e-commerce Indonesia yang di
tahun 2013 mencapai 8 miliar dollar AS akan terus meningkat menjadi 24 miliar dollar AS di
tahun 2016. Ini mengisyaratkan adanya perubahan perilaku konsumen Indonesia dalam hal
berjual-beli.

Berdasarkan hasil survei tersebut, fakta yang mendorong perubahan perilaku konsumen di
Indonesia dari transaksi konvensional ke transaksi online/e-commerce ternyata bukan soal harga.
Sebanyak 72 persen responden memilihnya demi menghemat waktu, 66 persen karena tidak
harus travel untuk berbelanja, 64 persen karena praktis, dan 61 persen karena mudah
membandingkan banyak produk.

Dari sisi perpajakan, jika ditinjau dari sisi Pajak Penghasilan (PPh) maupun Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), perlakukan pajak untuk model
belanja secara on-lineatau transaksi e-commerce sama saja dengan transaksi konvensional.

Saat transaksi e-commerce mencatatkan penjualan yang menghasilkan keuntungan atau laba
dalam laporan keuangan, otomatis ia akan dikenai pajak penghasilan sesuai dengan Subjek
Pajaknyabaik Orang Pribadi maupun Badan, dan dikenai kewajiban perpajakan penghasilan
lainnya terkait dengan adanya transfer penghasilan kepada pihak ketiga (PPh
Pemotongan/Pemungutan).

Transaksi e-commerce berupa barang atau produk yang diperjualbelikan pada penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam daerah pabean
(Indonesia) juga akan dikenai PPN. Bila Subjek Pajak pelaku transaksi e-commerce ini sudah
ditetapkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) ia diwajibkan memungut PPN sebesar 10
persen dan membuat Faktur Pajak.

Model Bisnis e-Commerce

Ada 4 macam yang dikenal di Indonesia saat ini, dan bisa jadi akan berkembang di kemudian
hari.

1. Online Marketplace

Yaitu kegiatan menyediakan tempat kegiatan usaha berupa Toko Internet di Mal Internet sebagai
tempat Online Marketplace Merchant menjual barang dan/atau jasa. Contoh: tokopedia, rakuten,
bukalapak, duniavirtual.com,

2. Classified Ads

Yaitu kegiatan menyediakan tempat dan/atau waktu untuk memajang content (teks, grafik, video
penjelasan, informasi, dan Iain-lain) barang dan/atau jasa bagi Pengiklan untuk memasang iklan
yang ditujukan kepada Pengguna Iklan melalui situs yang disediakan oleh Penyelenggara
Classified Ads. Contoh: tokobagus, FJB kaskus, berniaga.com, www.rumah123.com

3. Daily Deals

Yaitu kegiatan menyediakan tempat kegiatan usaha berupa situs Daily Deals sebagai tempat
Daily Deals Merchant menjual barang dan/atau jasa kepada Pembeli dengan menggunakan
Voucher sebagai sarana pembayaran. Contoh: livingsocial, Groupon Disdus, DEALGOING.
4. Online Retail/Toko Online

Yaitu kegiatan menjual barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh Penyelenggara Online Retail
kepada Pembeli di situs Online Retail. Contoh: blibli.com, Bhinneka.com, Gramedia.com,
Lazada
Untuk model bisnis nomor 1, 2 dan 3 bisa dibaca di slide yang saya lampirkan di akhir artikel,
untuk yang online retail akan saya jabarkan sedikit dibawah.

Online Retail Di Sekitar Kita

Pada bhinneka.com, PT. Bhinneka nenbuat web khusus untuk barang dagangannya sendiri, orang
lain nggak boleh numpang jualan. Pada contoh sederhana lain, online retail bisa kita temui pada
blogger yang jualan lewat blog gratisan dari google yaitu ***.blogspot.com, pada pengguna
wordpress.com ataupun wordpress berbayar juga bisa ditemui hal serupa. Jadi pemilik online
retail tentunya sudah banyak saat ini.

Proses Bisnis Toko Online/Online Retail


1. Penyelenggara Online Retail menampilkan data dan/atau informasi terkait barang
dan/atau jasa yang akan dijual melalui situs Online Retail.
2. Pembeli melakukan pemesanan melalui situs Online Retail. Sebelum melakukan
pemesanan, beberapa Penyelenggara Online Retail mensyaratkan Pembeli untuk
mendaftarkan diri.
3. Penyelenggara Online Retail mengeluarkan rincian transaksi beserta jumlah yang
harus dibayar oleh Pembeli melalui situs Online Retail (contohnya jenis barang, harga
barang, jumlah barang, metode pembayaran, mekanisme pengiriman, dan biaya-biaya
terkait lainnya).
4. Pembeli melakukan pembayaran melalui transfer ke rekening bank yang telah
ditetapkan oleh Penyelenggara Online Retail, kartu kredit, atau menggunakan uang tunai
(Cash On Delivery).
5. Penyelenggara Online Retail melakukan pengiriman barang dan/atau jasa kepada
Pembeli, baik dengan menggunakan fasilitas pengiriman sendiri atau melalui penyedia
jasa pengiriman. Proses nomor 6 & & adalah variasi dari nomor 5.
6.

Aspek Pajaknya

PPh

PPh 21

Jika penjual memiliki karyawan yang penghasilan gajinya melebihi PTKP

PPh OP/Badan

Berlaku tarif PP 46 (1%) jika WP PP 46 atas omset penjualan bruto yang didapat setiap
bulannya, atau tarif PPh umum (tarif pasal 17) jika WP non PP 46 atas laba komersil setahun

PPh 22/23

Apabila Pembeli barang atau pengguna jasa adalah Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang
ditunjuk sebagai pemotong/pemungut PPh, maka Pembeli barang atau pengguna jasa tersebut
wajib melakukan pemotongan/pemungutan PPh

PPN

Pada saat penyerahan barang/jasa dagangan yang terutang PPN maka ada faktur pajak yang
dibuat untuk PKP pembeli dengan catatan penjualnya juga PKP, atau menyetor PPN atas
penjualan yang digunggung jika tidak dibuat faktur pajak.

Hasil riset Google Indonesia bekerja sama dengan TNS Online Shopper di 12 kota besar pada
pertengahan tahun 2013 hingga Januari 2014, dengan segmen umur mulai dari usia 18 tahun,
menemukan beberapa fakta penting. Diprediksi total nilai pasar e-commerce Indonesia yang di
tahun 2013 mencapai 8 miliar dollar AS akan terus meningkat menjadi 24 miliar dollar AS di
tahun 2016. Ini mengisyaratkan adanya perubahan perilaku konsumen Indonesia dalam hal
berjual-beli.

Berdasarkan hasil survei tersebut, fakta yang mendorong perubahan perilaku konsumen di
Indonesia dari transaksi konvensional ke transaksi online/e-commerce ternyata bukan soal harga.
Sebanyak 72 persen responden memilihnya demi menghemat waktu, 66 persen karena tidak
harus travel untuk berbelanja, 64 persen karena praktis, dan 61 persen karena mudah
membandingkan banyak produk.

Dari sisi perpajakan, jika ditinjau dari sisi Pajak Penghasilan (PPh) maupun Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), perlakukan pajak untuk model
belanja secara on-lineatau transaksi e-commerce sama saja dengan transaksi konvensional.

Saat transaksi e-commerce mencatatkan penjualan yang menghasilkan keuntungan atau laba
dalam laporan keuangan, otomatis ia akan dikenai pajak penghasilan sesuai dengan Subjek
Pajaknyabaik Orang Pribadi maupun Badan, dan dikenai kewajiban perpajakan penghasilan
lainnya terkait dengan adanya transfer penghasilan kepada pihak ketiga (PPh
Pemotongan/Pemungutan).

Transaksi e-commerce berupa barang atau produk yang diperjualbelikan pada penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam daerah pabean
(Indonesia) juga akan dikenai PPN. Bila Subjek Pajak pelaku transaksi e-commerce ini sudah
ditetapkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) ia diwajibkan memungut PPN sebesar 10
persen dan membuat Faktur Pajak.

PPh dan PPN

Dasar Hukum:

UU No. 7 Tahun 1983 jo UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan


UU No. 8 Tahun 1983 jo UU No. 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Barang Mewah

PP No. 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha yang Diterima

atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.

Jasa Kena Pajak

Mekanisme
No. Jenis Pajak Objek Pajak Tarif Pajak
Pemotongan/Pemungutan

Tarif PPh Pasal


17 apabila
pemilik usahae-
PPh
Penghasilan commerce adala
Pasal
atas laba atau h Orang Pribadi
25/29
keuntungan Tarif Pasal 31 E
1.
selama sebesar 50 % x
setahun atas 25 % apabila
PP No. usaha e- pemilik usahae-
46 commerce commerce adala
h Badan dan
omzet melebihi
Rp. 4,8 miliar
setahun
Tarif 1 % dari
omzet sebulan
apabila omzet
tidak melebihi
Rp. 4,8 miliar
setahun
Membayar
angsuran
bulanan PPh
Membayar pajak
Pasal 25
final bulanan
sesuai dengan
omzet

Untuk pegawai
diperlakukan
sebagai gaji
dikenakan tarif
Penghasilan PPh Pasal 17
yang diterima setelah
oleh Orang dikurangi
Pribadi / dengan PTKP
2. PPh Pasal 21 / 26
pegawai yang dan biaya
terlibat dalam jabatan
kegiatan Untuk
tersebut atas nonpegawai
yang
mendapatkan
penghasilan
berkesinambung
an dan tidak
berkesinambung
an dikenakan
tarif 50 % x DPP
x tarif PPh Pasal
17
Melakukan
pemotongan dan
penyetoran pajak

Memungut PPN
dengan
menerbitkan
Faktur Pajak
3. PPN BKP/JKP 10% (sepuluh persen)
(harus dikukuhkan
terlebih dahulu
sebagai PKP)

Anda mungkin juga menyukai