Anda di halaman 1dari 9

I.

SKENARIO B BLOK 29 TAHUN 2017


Tn. Ambu, 42 tahun, pernah dirawat di RSUD Kabupaten Singaruju karena penyakit
kencing manis. Pasien kontrol ke RSUD tersebut satu bulang yang lalu, kemudian
dirujuk balik ke Puskesmas Merpati di desanya. Puskesmas Merpati adalah
puskesmas kecamatan dengan tenaga kesehatan dan peralatan yang lengkap dan sudah
terakreditasi. dr. Amri adalah dokter fungsional di Puskesmas Merpati yang menerima
rujukan balik Tn. Ambu dan menanganinya secara baik sesuai dengan SOP yang ada
di Puskesmas tersebut. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap Puskesmas Merpati,
dr. Amri melaporkan kasus Tn. Ambu pada Mirna (pimpinan Puskesmas Merpati). dr.
Mirna meminta dr. Amri untuk melakukan tatalaksana terhadap kasus Tn. Ambu
dengan menggunakan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga.
dr. Mirna yakin bahwa dikeluarga Tn. Ambu masih ada yang menderita kencing
manis, bahkan mungkin telah mengalami komplikasi klinis lainnya. dr. Mirna
mengingatkan dr. Amri untuk melakukan spesific problem solving yang berpusat pada
Tn. Ambu dengan penanganan secara komprehensif dan menyeluruh melalui
pendekatan keluarga. dr. Mirna juga mengingatkan dr. Amri untuk berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain di Puskesmas Merpati.
Di rumah Tn. Ambu tinggal bersama istri dan ketiga anaknya yang semuanya
mengidap gatal-gatal sejak lebih dari dua tahun yang lalu. Gatal dirasakan terutama
pada malam hari didaerah sela-sela jari, lipatan bokong, leher, punggung dan perut.
Gatal sudah pernah diobati di Puskesmas beberapa kali dengan krim antibiotik dan
puyer, namun keluhan tidak pernah hilang. Anggota keluarga lain yang tinggal
serumah juga memiliki keluhan yang serupa, begitu juga para tetangga. Anak-anaknya
sering menggaruk bagian tubuh yang gatal sehingga timbul koreng dan bekas luka.
Mereka juga sering menggunakan pakaian yang sama berulang kali sebelum dicuci
dan menggunakan handuk bergantian dengan ibunya yang juga memiliki keluhan
gatal serupa. Dari hasil pemeriksaan fisik pada ibu dan ketiga anak Tn. Ambu
didapatkan papul, multipel, berukuran milier, diseluruh tubuh terutama di daerah
lipatan paha dan bokong, sela jari tangan dan kaki sebagian eritematosa. Juga terdapat
pustul, erosi, dan ekskoriasi yang ditutupi krusta merah kehitaman serta tampak bekas
garukan atau scratchmark. Dari pemeriksaan parasitologi yang telah dilakukan pada
pasien, nenek pasien dan seorang tetangga dengan gejala gatal serupa, ditemukan
tungau dan telur Sarcoptes scabiei dari kerokan kulit.
Tn. Ambu tinggal dirumah kontrakan, dengan satu kamar berukuran 2x1,5 m.
sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah, penerangan tergantung pada satu
lampu pijar 25 watt. Ventilasi kurang, rumah terasa lembab, hanya ada satu jendela
kecil 30x50 cm. Kebersihan dan kerapian rumah kurang, seluruh anggota keluarga
menggunakan kamar mandi dan jamban umum. Fasilitas dapur digunakan bersama-
sama dengan penghuni kontrakan lain. Air minum dan air untuk masak didapat
dengan membeli air mineral dalam galon, dan air untuk mandi-cuci-kakus dari pompa
tangan. Saluran air dialirkan ke got di depan rumah yang mengalir. Tidak ada tempat
sampah baik di dalam maupun di luar rumah, sehingga sampah berserakan, baik di
dalam maupun di luar rumah. Gaji Tn. Ambu sebagai kepala keluarga (KK) kurang
lebih Rp 700.000,- dengan biaya mengontrak rumah Rp 150.000,- per bulan dan tidak
mempunyai sumber pendapatan lainnya.
Sebagai salah satu dokter yang bertugas dan ikut bersama tim kesehatan dr. Mirna
dan dr. Amri di Puskesmas Merpati, apa yang harus dilakukan dalam penatalaksanaan
permasalahan kesehatan pada keluarga Tn. Ambu berdasarkan konsep dan prinsip
kedokteran keluarga dan konsep Mandala of Health.

II. Klarifikasi Istilah


1. Sarcoptes scabiei, adalah genus dari kutu dengan famili Sarcoptidae atau sering
disebut kutu gatal, yang menyebabkan penyakit skabies pada manusia.
2. Dokter fungsional, adalah dokter yang jabatannya tidak tercantum dalam
struktur organisasi, tetapi dalam menjalankan tugas pokok tidak bisa terlepas dari
keberadaan organisasi tersebut.
3. Rujuk balik, adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita
penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau
asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan
tingkat pertama atas rekomendasi atau rujukan dari dokter spesialis atau
subspesialis yang merawat.
4. Spesific problem solving, adalah pemecahan masalah yang terdiri atas berbagai
metode yang dikerjakan secara berurutan untuk menemukan solusi dari suatu
permasalahan.
5. Konsep Mandala of Health, adalah sebuah model yang menggambarkan
ekosistem manusia sebagai keterkaitan jaringan yang kompleks, dimana setiap
komponennya memiliki potensi yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
6. Tungau, adalah parasit kecil bertungkai delapan yang bersarang di atas kulit yang
kering dan menyebabkan rasa gatal.
7. Jamban Umum, adalah tempat yang berada di area umum untuk membuang air
besar atau air kecil.

III. Identifikasi masalah


No Kalimat Prioritas masalah
1 Tn. Ambu, 42 tahun, pernah dirawat di RSUD
Kabupaten Singaruju karena penyakit kencing
manis. Pasien kontrol ke RSUD tersebut satu bulang
yang lalu, kemudian dirujuk balik ke Puskesmas
Merpati di desanya. Puskesmas Merpati adalah
puskesmas kecamatan dengan tenaga kesehatan dan
peralatan yang lengkap dan sudah terakreditasi. dr.
Amri adalah dokter fungsional di Puskesmas
Merpati yang menerima rujukan balik Tn. Ambu dan
menanganinya secara baik sesuai dengan SOP yang
ada di Puskesmas tersebut. Setelah melakukan
pemeriksaan terhadap Puskesmas Merpati, dr. Amri
melaporkan kasus Tn. Ambu pada Mirna (pimpinan
Puskesmas Merpati). dr. Mirna meminta dr. Amri
untuk melakukan tatalaksana terhadap kasus Tn.
Ambu dengan menggunakan prinsip-prinsip
pelayanan dokter keluarga.
2 dr. Mirna yakin bahwa dikeluarga Tn. Ambu masih
ada yang menderita kencing manis, bahkan mungkin
telah mengalami komplikasi klinis lainnya. dr.
Mirna mengingatkan dr. Amri untuk melakukan
spesific problem solving yang berpusat pada Tn.
Ambu dengan penanganan secara komprehensif dan
menyeluruh melalui pendekatan keluarga. dr. Mirna
juga mengingatkan dr. Amri untuk berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain di Puskesmas Merpati.
3 Di rumah Tn. Ambu tinggal bersama istri dan ketiga
anaknya yang semuanya mengidap gatal-gatal sejak
lebih dari dua tahun yang lalu. Gatal dirasakan
terutama pada malam hari didaerah sela-sela jari,
lipatan bokong, leher, punggung dan perut. Gatal
sudah pernah diobati di Puskesmas beberapa kali
dengan krim antibiotik dan puyer, namun keluhan
tidak pernah hilang. Anggota keluarga lain yang
tinggal serumah juga memiliki keluhan yang serupa,
begitu juga para tetangga. Anak-anaknya sering
menggaruk bagian tubuh yang gatal sehingga timbul
koreng dan bekas luka. Mereka juga sering
menggunakan pakaian yang sama berulang kali
sebelum dicuci dan menggunakan handuk
bergantian dengan ibunya yang juga memiliki
keluhan gatal serupa. Dari hasil pemeriksaan fisik
pada ibu dan ketiga anak Tn. Ambu didapatkan
papul, multipel, berukuran milier, diseluruh tubuh
terutama di daerah lipatan paha dan bokong, sela jari
tangan dan kaki sebagian eritematosa. Juga terdapat
pustul, erosi, dan ekskoriasi yang ditutupi krusta
merah kehitaman serta tampak bekas garukan atau
scratchmark. Dari pemeriksaan parasitologi yang
telah dilakukan pada pasien, nenek pasien dan
seorang tetangga dengan gejala gatal serupa,
ditemukan tungau dan telur Sarcoptes scabiei dari
kerokan kulit.
4 Tn. Ambu tinggal dirumah kontrakan, dengan satu
kamar berukuran 2x1,5 m. sinar matahari tidak
dapat masuk ke dalam rumah, penerangan
tergantung pada satu lampu pijar 25 watt. Ventilasi
kurang, rumah terasa lembab, hanya ada satu jendela
kecil 30x50 cm. Kebersihan dan kerapian rumah
kurang, seluruh anggota keluarga menggunakan
kamar mandi dan jamban umum. Fasilitas dapur
digunakan bersama-sama dengan penghuni
kontrakan lain. Air minum dan air untuk masak
didapat dengan membeli air mineral dalam galon,
dan air untuk mandi-cuci-kakus dari pompa tangan.
Saluran air dialirkan ke got di depan rumah yang
mengalir. Tidak ada tempat sampah baik di dalam
maupun di luar rumah, sehingga sampah berserakan,
baik di dalam maupun di luar rumah. Gaji Tn. Ambu
sebagai kepala keluarga (KK) kurang lebih Rp
700.000,- dengan biaya mengontrak rumah Rp
150.000,- per bulan dan tidak mempunyai sumber
pendapatan lainnya.
5 Sebagai salah satu dokter yang bertugas dan ikut
bersama tim kesehatan dr. Mirna dan dr. Amri di
Puskesmas Merpati, apa yang harus dilakukan
dalam penatalaksanaan permasalahan kesehatan
pada keluarga Tn. Ambu berdasarkan konsep dan
prinsip kedokteran keluarga dan konsep Mandala of
Health.

IV. Analisis Masalah


1. Tn. Ambu, 42 tahun, pernah dirawat di RSUD Kabupaten Singaruju karena
penyakit kencing manis. Pasien kontrol ke RSUD tersebut satu bulang yang lalu,
kemudian dirujuk balik ke Puskesmas Merpati di desanya. Puskesmas Merpati
adalah puskesmas kecamatan dengan tenaga kesehatan dan peralatan yang
lengkap dan sudah terakreditasi. dr. Amri adalah dokter fungsional di Puskesmas
Merpati yang menerima rujukan balik Tn. Ambu dan menanganinya secara baik
sesuai dengan SOP yang ada di Puskesmas tersebut. Setelah melakukan
pemeriksaan terhadap Puskesmas Merpati, dr. Amri melaporkan kasus Tn. Ambu
pada Mirna (pimpinan Puskesmas Merpati). dr. Mirna meminta dr. Amri untuk
melakukan tatalaksana terhadap kasus Tn. Ambu dengan menggunakan prinsip-
prinsip pelayanan dokter keluarga.
a) Apa saja kriteria Puskesmas yang telah terakreditasi (fasilitas, dll)? 1
b) Apa saja faktor risiko DM? 2
c) Apa yang dimaksud dengan dokter fungsional (tugas dan kewajiban)? 3
d) Bagaimana SOP DM di Puskesmas dan bagaimana penerapannya pada kasus
Tn. Ambu? 4
e) Bagaimana proses rujukan balik sesuai alur JKN? 1
f) Apa saja prinsip pelayanan dokter keluarga? 2
g) Apa saja Promkes Puskesmas yang perlu dilakukan untuk kasus Tn. Ambu dan
tetangga sekitarnya? 3

2. dr. Mirna yakin bahwa dikeluarga Tn. Ambu masih ada yang menderita kencing
manis, bahkan mungkin telah mengalami komplikasi klinis lainnya. dr. Mirna
mengingatkan dr. Amri untuk melakukan spesific problem solving yang berpusat
pada Tn. Ambu dengan penanganan secara komprehensif dan menyeluruh melalui
pendekatan keluarga. dr. Mirna juga mengingatkan dr. Amri untuk berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain di Puskesmas Merpati.
a) Bagaimana cara melakukan penanganan secara komprehensif dan menyeluruh
melalui pendekatan keluarga pada kasus Tn. Ambu? 4
b) Siapa saja tenaga kesehatan dan apa fungsi masing-masing yang terlibat dalam
kolaborasi penanganan kasus Tn. Ambu? 1
c) Bagaimana cara melakukan spesific problem solving pada kasus Tn. Ambu? 2
d) Apa konsep yang dapat digunakan untuk memastikan riwayat DM pada
keluarga Tn. Ambu? (genogram dan pembahasannya) 3

3. Di rumah Tn. Ambu tinggal bersama istri dan ketiga anaknya yang semuanya
mengidap gatal-gatal sejak lebih dari dua tahun yang lalu. Gatal dirasakan
terutama pada malam hari didaerah sela-sela jari, lipatan bokong, leher, punggung
dan perut. Gatal sudah pernah diobati di Puskesmas beberapa kali dengan krim
antibiotik dan puyer, namun keluhan tidak pernah hilang. Anggota keluarga lain
yang tinggal serumah juga memiliki keluhan yang serupa, begitu juga para
tetangga. Anak-anaknya sering menggaruk bagian tubuh yang gatal sehingga
timbul koreng dan bekas luka. Mereka juga sering menggunakan pakaian yang
sama berulang kali sebelum dicuci dan menggunakan handuk bergantian dengan
ibunya yang juga memiliki keluhan gatal serupa. Dari hasil pemeriksaan fisik
pada ibu dan ketiga anak Tn. Ambu didapatkan papul, multipel, berukuran milier,
diseluruh tubuh terutama di daerah lipatan paha dan bokong, sela jari tangan dan
kaki sebagian eritematosa. Juga terdapat pustul, erosi, dan ekskoriasi yang
ditutupi krusta merah kehitaman serta tampak bekas garukan atau scratchmark.
Dari pemeriksaan parasitologi yang telah dilakukan pada pasien, nenek pasien
dan seorang tetangga dengan gejala gatal serupa, ditemukan tungau dan telur
Sarcoptes scabiei dari kerokan kulit.Bagaimana cara penularan skabies?
a) Bagaimana personal hygiene yang seharusnya dilakukan keluarga Tn. Ambu? 4
b) Apa saja faktor risiko dari skabies? 1
c) Mengapa keluhan tidak membaik walaupun keluarga Tn. Ambu telah
mengkonsumsi krim antibiotik dan puyer? 2
d) Bagaimana hubungan perilaku, genetik dan lingkungan terhadap keluhan yang
dialami keluarga Tn. Ambu? (skabies) 3
e) Apakah kondisi skabies mempengaruhi penyakit DM yang diderita Tn. Ambu?
4

4. Tn. Ambu tinggal dirumah kontrakan, dengan satu kamar berukuran 2x1,5 m.
sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah, penerangan tergantung pada
satu lampu pijar 25 watt. Ventilasi kurang, rumah terasa lembab, hanya ada satu
jendela kecil 30x50 cm. Kebersihan dan kerapian rumah kurang, seluruh anggota
keluarga menggunakan kamar mandi dan jamban umum. Fasilitas dapur
digunakan bersama-sama dengan penghuni kontrakan lain. Air minum dan air
untuk masak didapat dengan membeli air mineral dalam galon, dan air untuk
mandi-cuci-kakus dari pompa tangan. Saluran air dialirkan ke got di depan rumah
yang mengalir. Tidak ada tempat sampah baik di dalam maupun di luar rumah,
sehingga sampah berserakan, baik di dalam maupun di luar rumah. Gaji Tn.
Ambu sebagai kepala keluarga (KK) kurang lebih Rp 700.000,- dengan biaya
mengontrak rumah Rp 150.000,- per bulan dan tidak mempunyai sumber
pendapatan lainnya.
a) Bagaimana tempat tinggal layak huni (minimal) pada kasus Tn. Ambu?
(ukuran, ventilasi, jamban, dll) 1
b) Bagaimana dampak dari rumah Tn. Ambu yang:
- sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah, 2
- penerangan tergantung pada satu lampu pijar 25 watt 3
- Ventilasi kurang 4
- rumah terasa lembab 1
-hanya ada satu jendela kecil 30x50 cm 2
- Kebersihan dan kerapian rumah kurang 3
- kebersihan dan kerapian kurang 4
-seluruh anggota keluarga menggunakan kamar mandi dan jamban umum 1
- Fasilitas dapur digunakan bersama-sama dengan penghuni kontrakan lain 2
- Air minum dan air untuk masak didapat dengan membeli air mineral dalam
galon 3
- air untuk mandi-cuci-kakus dari pompa tangan 4
- Tidak ada tempat sampah baik di dalam maupun di luar rumah, sehingga
sampah berserakan, baik di dalam maupun di luar rumah 1
c) Apakah terdapat pengaruh sosioekonomi Tn. Ambu (gaji) terhadap keluhan
yang dialami (DM dan skabies)? 2

5. Sebagai salah satu dokter yang bertugas dan ikut bersama tim kesehatan dr. Mirna
dan dr. Amri di Puskesmas Merpati, apa yang harus dilakukan dalam
penatalaksanaan permasalahan kesehatan pada keluarga Tn. Ambu berdasarkan
konsep dan prinsip kedokteran keluarga dan konsep Mandala of Health.
a) Bagaimana tatalaksana (preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif) DM untuk
kasus Tn. Ambu dengan pendekatan dokter keluarga? 3
b) Bagaimana tatalaksana (preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif) skabies untuk
kasus Tn. Ambu dan tetangganya dengan pendekatan dokter keluarga? 4
c) Bagaimana penerapan konsep Mandala of Health terhadap kasus Tn. Ambu? 1
d) Apa saja program pemerintah yang dapat dimanfaatkan untuk kasus Tn. Ambu
di era JKN? 2

V. Hipotesis
dr. Amri dan dr. Mirna akan berkolaborasi dengan tim kesehatan Puskesmas
Merpati untuk melakukan penatalaksanaan (preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif) permasalahan kesehatan pada Tn. Ambu, keluarga dan tetangga
sekitarnya, dengan menggunakan konsep dan prinsip kedokteran keluarga dan
konsep Mandala of Health.

VI. Learning Issue


1. Konsep Mandala of Health WAJIB
2. Doga (prinsip, konsep, tugas, standar, kompetensi, dll) (1,2)
3. Program Puskesmas (Promkes) (3,4)
4. Sistem Kesehatan Nasional era JKN dan BPJS (1,2)
5. Kesehatan Lingkungan (3,4)

1: fahmi, nindy,erik
2:devi,madang,ulan
3:fidel,pikey,trisa
4:vira,amy,ying

Anda mungkin juga menyukai