Anda di halaman 1dari 101

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG

SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DAN


SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH ( SRPMM)

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas tugas
dan memenuhi syarat untuk menempuh
ujian sarjana Teknik Sipil

D susun oleh :

SOFFI DIAN FAUZIAH RAMBE


070 424 003

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
LEMBAR PENGESAHAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG


SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DAN
SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi


Syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun Oleh

SOFFI DIAN FAUZIAH RAMBE


070 424 003
Pembimbing

Ir. Syahrir Arbeyn


NIP.19490928 198103 1 001

Penguji I Penguji II Penguji III

Prof.Dr.Ing.Johannes Tarigan Prof.Dr.Ir.Bachrian Lubis,M.Sc Ir.Sanci Barus,MT


NIP. 19561224 198103 1 002 NIP. 19480206 198003 1 003 NIP. 19520901 198112 1 002

Diketahui :
Koordinator PPE Departemen Teknik Sipil Ketua Departemen Teknik Sipil

Ir. Faizal Ezeddin, M.Sc Prof.Dr.Ing.Johannes Tarigan


NIP. 19490713 198003 1 001 NIP. 19561224 198103 1 002

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSION


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
ABSTRAK

Dalam perancangan struktur gedung, pengaruh gempa merupakan salah satu


hal yang penting untuk dianalisa, terutama bangunan-bangunan yang berada dalam
wilayah yang sering dilanda gempa besar. Mengingat bahwa wilayah kepulauan
Indonesia terletak didaerah yang rawan gempa. Oleh karena itu, diperlukan suatu
perancangan yang baik terhadap bahaya gempa agar tidak terjadi tingkat kecelakaan
dan kerugian yang besar.
Dalam tugas akhir ini akan direncanakan struktur gedung beton bertulang
menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Sistem
Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) sesuai dengan SNI 03-2847-2002
dan SNI 1726-2002. Dimana bangunan model Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRPMK) akan menggunakan konsep Strong Column and Weak Beam
(kolom kuat dan balok lemah). Struktur yang akan direncanakan adalah gedung
perkantoran 6 lantai dan terletak di wilayah gempa zona 5 dan zona 3, dimana
ditinjau dengan menggunakan analisa pengaruh beban statik ekuivalen. Sistem
Rangka Pemikul Momen adalah Sistem rangka ruang dalam mana komponen-
komponen struktur dan join-joinnya menahan gaya-gaya yang bekerja melalui aksi
lentur, geser dan aksial. Dengan adanya sistem ini diharapkan suatu bangunan dapat
berperilaku daktail yang nantinya akan memencarkan energi gempa serta membatasi
beban gempa yang masuk ke dalam struktur.
Diharapkan dengan menggunakan metode Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRPMK) dan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) ini
dapat diaplikasikan dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya pada daerah rawan
gempa tinggi dan menengah sebagai cara sosialisasi kepada masyarakat luas
mengingat peraturan-peraturan yang digunakan adalah peraturan baru.

Kata-kata kunci : SRPMK, SRPMM, strong column weak beam, SNI 03-2847-
2002, SNI 1726-2002.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memeberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar kepada penulis sehingga
selesainya Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini merupakan persyaratan untuk mencapai
gelar sarjana Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Judul tugas akhir ini adalah PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
BETON BERTULANG, SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS
(SRPMK) DAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH
(SRPMM)
Penulis juga menyadari bahwa selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari
bimbingan, bantuan serta dorongan dari semua pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua (Dr. H. Abdul Jalil Rambe, SpPD dan Hj.Ilma Wati Harahap) yang
senantiasa penulis banggakan yang dalam keadaan sulit pun tetap memperjuangkan
penulis untuk menyelesaikan perkuliahan ini sesuai dengan rencana.
Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Ir.Syahrir Arbeyn Siregar,MT selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam menyelesaikan tugas
akhir ini;
2. Prof.Dr.Ing.Johannes Tarigan, sebagai ketua departemen teknik sipil
Universitas Sumatera Utara;
3. Ir.Terunajaya,Msc, sebagai sekretaris departemen teknik sipil Universitas
Sumatera Utara;
4. Bapak/Ibu seluruh staf pengajar departemen teknik sipil Universitas
Sumatera Utara serta seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan
bantuannya selama ini;
5. Irbar Darmansyah Alwi, untuk dukungan dan semangatnya;
6. Yusen Wijaya, Faurika, Erwin Gultom dan rekan-rekan mahasiswa teknik
sipil ekstension angkatan 2007 atas semangat dan bantuannya.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini mash memiliki kekurangan-
kekurangan yang tidak disadari oleh penulis, disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan dan kurangnya pemahaman penulis. Untuk itu segala kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan dari semua pihak demi perbaikan dimasa yang
akan datang.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Medan, Desember 2009

Soffi Dian Fauziah Rambe


070 424 003

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
DAFTAR ISI

LEMBAR ASISTENSI TUGAS AKHIR ............................................................ i


ABSTRAK ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR NOTASI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 3
1.3 Permasalahan................................................................................................ 3
1.4 Pembatasan Masalah .................................................................................... 3
1.5 Metodologi ................................................................................................... 4
1.6 Sistematika Pembahasan .............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pendahuluan ................................................................................................. 6
2.2 Ketentuan Perencanaan Pembebanan ........................................................... 6
2.2.1 Pembebanan.................................................................... 6
2.2.2 Deskripsi Pembebanan ............................................................................ 7
2.2.2.1 Beban Mati (DL) ................................................................................ 7
2.2.2.2 Beban Hidup (LL) .............................................................................. 7
2.2.2.3 Beban Gempa ..................................................................................... 8
2.2.2.4 Arah Pembebanan Gempa ................................................................ 11
2.2.3 Kombinasi Pembebanan ........................................................................ 12
2.3 Persyaratan Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus

(SRPMK) ................................................................................................... 13

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
2.3.1 Komponen Struktur Lentur pada SRPMK ........................................... 13
2.3.1.1 Ruang Lingkup ................................................................................. 13
2.3.1.2 Tulangan Longitudinal ..................................................................... 13
2.3.1.3 Tulangan Transversal ....................................................................... 14
2.3.1.4 Persyaratan Kuat Geser .................................................................... 15
2.3.2 Komponen Struktur Yang Menerima Kombinasi Lentur dan Beban
Aksial pada SRPMK ............................................................................. 16
2.3.2.1 Ruang Lingkup................................................................................. 16
2.3.2.2 Kuat Lentur Minimum Kolom......................................................... 16
2.3.2.3 Tulangan Memanjang ...................................................................... 17
2.3.2.4 Tulangan Transversal....................................................................... 17
2.3.2.5 Persyaratan Kuat Geser.................................................................... 19
2.3.3 Hubungan Balok Kolom ....................................................................... 20
2.3.3.1 Ketentuan Umum ............................................................................. 20
2.3.3.2 Tulangan Transversal....................................................................... 21
2.3.3.3 Kuat Geser........................................................................................ 21
2.3.3.4 Panjang Penyaluran Tulangan Tarik ............................................... 22
2.4 Persyaratan Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah
(SRPMM) ................................................................................................... 23
2.4.1 Detail Penulangan ................................................................................. 23
2.4.2 Kuat Geser ............................................................................................ 23
2.4.3 Balok ..................................................................................................... 24
2.4.4 Kolom .................................................................................................... 25

BAB III APLIKASI PERHITUNGAN


3.1 Deskripsi Model Struktur ................................................. 26
3.2 Data Geometrik Struktur .................................................. 27
3.3 Preliminari Struktur .......................................................... 27
3.3.1 Material ................................................................................................. 27
3.3.2 Balok dan Kolom .................................................................................. 28
3.3.3 Pelat ....................................................................................................... 28
3.3.4 Pondasi .................................................................................................. 28

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3.4 Pembebanan Struktur ................................................................................. 28
3.4.1 Beban Mati ............................................................................................ 29
3.4.2 Beban Hidup pada Pelat Lantai ............................................................. 29
3.4.3 Beban Hidup Pada Atap ........................................................................ 29
3.4.4 Beban Gempa ........................................................................................ 29
3.5 Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus................................................. 34
3.5.1 Analisis Terhadap T Reyligh ................................................................. 34
3.5.2 Perencanaan Tulangan Balok Akibat Momen Lentur ........................... 36
3.5.3 Perencanaan Balok Tumpuan ................................................................ 38
3.5.4 Perencanaan Balok Lapangan ............................................................... 41
3.5.5 Desain Tulangan Geser Balok ............................................................... 41
3.5.6 Penulangan Memanjang Kolom ............................................................ 44
3.5.7 Pengekangan Kolom.............................................................................. 46
3.5.8 Penulangan Transversal ......................................................................... 47
3.5.9 Persyaratan Strong Coloum Weak Beam .............................................. 48
3.6 Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah ............................................ 51
3.6.1 Analisis Terhadap T Reyligh ................................................................. 51
3.6.2 Perencanaan Tulangan Balok Akibat Momen Lentur ........................... 53
3.6.3 Perencanaan Balok Tumpuan ................................................................ 55
3.6.4 Perencanaan Balok Lapangan ............................................................... 57
3.6.5 Desain Tulangan Geser Balok ............................................................... 58
3.6.6 Penulangan Memanjang Kolom ............................................................ 59
3.6.7 Penulangan Transversal ......................................................................... 60
3.7 Struktur Biasa ............................................................................................. 60
3.7.1 Perencanaan Tulangan Balok ................................................................ 60
3.7.2 Perencanaan Balok Tumpuan ................................................................ 61
3.7.3 Perencanaan Balok Lapangan ............................................................... 62
3.7.4 Perencanaan Tulangan Geser Balok ...................................................... 62
3.7.5 Penulangan Memanjang Kolom ............................................................ 63
3.7.6 Penulangan Transversal ......................................................................... 64

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 65

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
4.2 Saran........................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xiv


LAMPIRAN I ..................................................................................................... xv
LAMPIRAN II .................................................................................................. xvi
LAMPIRAN III.................................................................................................. xvii

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
DAFTAR NOTASI

A adalah Percepatan puncak Gempa Rencana pada taraf pembebanan nominal


sebagai gempa masukan untuk analisis respons dinamik linier riwayat
waktu struktur gedung.
Ac adalah luasan daerah tekan beton akibat lenturan, (mm2)
Ag adalah luas bruto penampang, (mm2)
As adalah luas tulangan tarik non-prategang, (mm2)
Ash adalah luas penampang total tulangan transversal (termasuk sengkang
pengikat) dalam rentang spasi s dan tegak lurus terhadap dimensi he, (mm2).
b adalah lebar efektif flens tekan dari komponen struktur, (mm).
bw adalah lebar badan dari komponen struktur (mm)
C adalah Faktor Respons Gempa dinyatakan dalam percepatan gravitasi yang
nilainya bergantung pada waktu getar alami struktur gedung dan kurvanya
ditampilkan dalam Spektrum Respons Gempa Rencana.
d adalah tinggi efektif penampang, (mm)
db adalah diameter batang tulangan, (mm)
di adalah Simpangan horizontal lantai tingkat i dari hasil analisis 3 dimensi
struktur gedung akibat beban gempa nominal static ekivalen yang
menangkap pada pusat massa taraf lantai-lantai tingkat.
E adalah pengaruh beban gempa, atau gaya dan momen dalam yang
berhubungan dengan beban tersebut.
EQX1 Beban gempa dengan arah horizontal utara-selatan pada struktur.
EQX2 Beban gempa dengan arah horizontal timur-barat pada struktur.
EQY1 30% dari beban gempa EQX1 dengan arah tegak lurus EQX1.
EQY2 30% dari beban gempa EQX2 dengan arah tegak lurus EQX2.
Fi adalah Beban gempa nominal static ekivalen yang menangkap pada pusat
massa pada taraf lantai tingkat ke-i struktur atas gedung.
fc adalah kuat tekan beton yang disyaratkan, (MPa)
fy adalah kuat leleh tulangan yang disyaratkan, (MPa)
g adalah Percepatan gravitasi.
H adalah tebal total komponen struktur, (mm).

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
he adalah dimensi inti kolom diukur dari sumbu ke sumbu tulangan
pengekang, (mm).
I adalah Faktor keutamaan gedung, factor pengali dari pengaruh Gempa
Rencana pada berbagai kategori gedung.
Ig adalah Momen inersia bruto dari penampang kolom, (mm4)
ld adalah panjang penyaluran batang tulangan lurus, (mm).
ldh adalah panjang penyaluran batang tulangan dengan kait standar, (mm).
ln adalah bentang bersih yang diukur dari muka ke muka tumpuan, (mm).
lo adalah panjang minimum, diukur dari muka join sepanjang sumbu
komponen struktur, dimana harus disediakan tulangan transversal, (mm).
Mn adalah Momen nominal suatu penampang, (KNm)
Mpr adalah Kuat momen lentur mungkin dari suatu komponen struktur, dengan
atau tanpa beban aksial, (KNm).
Mu adalah Momen terfaktor, (KNm).
Pn adalah beban aksial nominal, (KN).
Pu adalah beban aksial terfaktor yang terjadi pada suatu elemen, (KN).
Q adalah nilai yang disebut indeks stabilitas.
R adalah faktor reduksi gempa.
s adalah spasi tulangan transversal, (mm).
smax adalah spasi maksimum tulangan transversal, (mm0.
sx adalah spasi longitudinal tulangan transversal dalam rentang panjang lo,
(mm)
T adalah Waktu getar alami struktur gedung dinyatakan dalam detik yang
menentukan besarnya Faktor Respon Gempa struktur gedung dan kurvanya
ditampilkan dalam Spektrum Respons Gempa Rencana.
V adalah Beban (gaya) geser dasar nominal static ekivalen akibat pengaruh
Gempa Rencana yang bekerja di tingkat dasar struktur gedung beraturan
dengan tingkat daktalitas umum, dihitung berdasarkan waktu getar alami
fundamental struktur gedung beraturan tersebut, (KN).
Vc adalah kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton, (KN).
Vn adalah kuat geser nominal (KN).
Vu adalah total geser horizontal berfaktor dari lantai yang ditinjau, (KN).

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Wi adalah Berat lantai tingkat ke-i struktur atas gedung, termasuk beban hidup
yang sesuai.
Wt adalah Berat total gedung, termasuk beban hidup yang sesuai.
Wu adalah beban terfaktor per meter panjang, (KN/m).
zi adalah ketinggian lantai tingkat ke-i suatu struktur gedung terhadap taraf
penjepitan lateral, (m).
?m adalah defleksi ultimit pada daerah layan, (mm).
?s adalah defleksi maksimum pada atau dekat daerah setengah tinggi akibat
beban layan, (mm).
? adalah ratio tulangan tarik non-prategang
?g adalah ratio luas tulangan total terhadap luas penampang kolom.
F (phi) adalah faktor reduksi kekuatan
SMe adalah Jumlah momen nominal terendah yang konsisten dengan gaya aksial
terendah yang bertemu pada suatu kolom
SMg adalah Jumlah momen nominal dari balok-balok yang bertemu di
Hubungan Balok Kolom
? (zeta) adalah koefisien pengali dari jumlah tingkat struktur gedung yang
membatasi waktu getar alami fundamental struktur gedung, bergantung
pada wilayah gempa.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Sistem Rangka Pemikul Momen beserta faktor R dan O0
Tabel 2.2 Faktor Keutamaan I
Tabel 3.1 Nilai Koefisian ?
Tabel 3.2 Berat Struktur untuk SRPMM dan SRPMK
Tabel 3.3 Gaya Gempa untuk Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus
Tabel 3.4 Gaya Gempa untuk Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah
Tabel 3.5 Analisis T Reyligh SRPMK
Tabel 3.6 Analisis ?S akibat gempa pada SRPMK
Tabel 3.7 Analisis ?m akibat gempa pada SRPMK
Tabel 3.8 Resume Momen Desain untuk balok (B298) pada SRPMK
Tabel 3.9 Resume Beban Axial dan Momen di kolom (K184)
Tabel 3.10 Kapasitas momen balok yang bertemu di HBK
Tabel 3.11 Kapasitas momen kolom yang bertemu di HBK
Tabel 3.12 Analisis T Reyligh pada SRPMM
Tabel 3.13 Analisis ?S akibat gempa pada SRPMM
Tabel 3.14 Analisis ?m akibat gempa pada SRPMM
Tabel 3.15 Resume Momen Desain untuk balok (B298) pada SRPMM
Tabel 3.16 Resume Momen Desain untuk balok (B298) pada Struktur Biasa

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Wilayah Gempa Indonesia


Gambar 2.1 Respons Spektrum Gempa Rencana
Gambar 2.2 Kombinasi Arah Beban Gempa
Gambar 2.3 Contoh Sengkang Tertutup yang dipasang bertumpuk
Gambar 2.4 Perencanaan geser untuk balok-kolom
Gambar 2.5 Contoh tulangan transversal pada kolom
Gambar 2.6 Luas efektif hubungan balok-kolom
Gambar 2.7 Gaya Lintang Rencana untuk SRPMM
Gambar 3.1 Denah Struktur yang direncanakan
Gambar 3.2 Diagram Interaksi kolom bujur sangkar pada K184
Gambar 3.3 Mbalance pada diagram interaksi kolom K148 SRPMK
Gambar 3.4 Diagram interaksi kolom yang bertemu di HBK pada struktur SRPMK
Gambar 3.5 Diagram interaksi kolom bujur sangkar K184 pada struktur biasa

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia terletak di daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko akibat
bencana gempa tersebut perlu direncanakan struktur bangunan tahan gempa.
Berdasarkan SNI 1726 tahun 2002, Kota Medan telah diklasifikasikan kedalam
daerah yang memiliki resiko gempa sedang (zona yang berwarna hijau) yang
memiliki percepatan gempa 0.15 gravitasi (0.15 g).

Gambar 1.1 Wilayah Gempa Indonesia


Sumber: SNI-1726-2002

Jika bangunan tahan gempa tidak direncanakan dengan baik dapat


mengakibatkan kerugian jiwa dan materi yang sangat besar. Perencanaan tahan
gempa umumnya didasarkan pada analisa elastis yang diberi faktor beban untuk
simulasi kondisi ultimit (batas). Kenyataannya, perilaku runtuh struktur
bangunan saat gempa adalah pada saat kondisi inelastis. Dengan merencanakan
suatu struktur dengan beban gempa, banyak aspek yang mempengaruhinya

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
diantaranya adalah periode bangunan. Periode bangunan itu sangat dipengaruhi
oleh massa struktur serta kekakuan struktur tersebut. Kekakuan struktur sendiri
dipengaruhi oleh kondisi struktur, bahan yang digunakan serta dimensi struktur
yang digunakan. Evaluasi untuk memperkirakan kondisi inelastis struktur
bangunan saat gempa perlu untuk mendapatkan jaminan bahwa kinerjanya
memuaskan pada saat terjadinya gempa. Bila terjadi gempa ringan, bangunan
tidak boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non struktural maupun
pada komponen strukturalnya. Bila terjadi gempa sedang, bangunan boleh
mengalami kerusakan pada komponen non strukturalnya, akan tetapi komponen
strukturalnya tidak boleh mengalami kerusakan. Bila terjadi gempa besar,
bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non struktural maupun
komponen strukturalnya, akan tetapi penghuni bangunan dapat menyelamatkan
diri.
Pada Tugas Akhir ini struktur bangunan direncanakan dengan
menggunakan material beton bertulang. Struktur bangunan yang akan
direncanakan adalah model Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah
(SRPMM) dan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Kedua jenis
bangunan ini (SRPMM dan SRPMK) akan direncanakan dengan konsep Strong
Column and Weak Beam (kolom kuat dan balok lemah). Sistem Rangka Pemikul
Momen adalah Sistem rangka ruang dalam mana komponen-komponen struktur
dan join-joinnya menahan gaya-gaya yang bekerja melalui aksi lentur, geser dan
aksial.
Dalam Tugas Akhir ini juga akan dibuat Contoh Perhitungan untuk
Bangunan 6 lantai dengan bantuan Software SAP 2000 V.10, dan perhitungan
gaya / beban gempa yang bekerja dengan metode Analisis Statik Ekivalen.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
a) Merencanakan komponen struktur gedung beton bertulang tahan gempa
dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah dan Sistem Rangka
Pemikul Momen Khusus kemudian menganalisa kedua model struktur
gedung beton bertulang tersebut berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002.
b) Menghasilkan kesimpulan yang dapat membantu pengguna bukan dalam hal
mendesain saja tetapi juga untuk menuntun pengguna untuk mendapatkan
gambaran mengenai perilaku komponen struktur tersebut.

1.3. Permasalahan
Semakin banyaknya masalah yang terjadi pada perencanaan dan
pembangunan suatu gedung dengan material beton bertulang diantaranya adalah:
Dimensi bangunan yang tidak sesuai dengan beban yang dipikul oleh
bangunan;
Pondasi yang tidak sesuai dengan jenis tanah dan bangunan;
Bangunan yang direncanakan tidak memperhitungkan pengaruh gempa;
Tidak sesuainya desain dan analisis struktur pada daerah yang rawan gempa.

1.4. Pembatasan Masalah


Ruang Lingkup pembahasan Tugas Akhir ini dibatasi pada :
Analisa Model Struktur gedung beton bertulang dengan Sistem Rangka
Pemikul Momen Menengah dan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus ;
Aspek aspek yang ditinjau :
Dimensi Balok dan Kolom ;
Gaya Dalam ;
Berat Struktur ;
Pengaruh P delta (P delta effect) tidak diperhitungkan ;
Kondisi tanah keras dan tidak mengalami pergerakan ;
Asumsi Hubungan Balok Kolom merupakan sambungan kaku (Rigid) ;
Perhitungan gempa menggunakan analisis stasis ekuivalen.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
1.5. Metodologi
Prosedur penulisan Tugas Akhir ini mengikuti diagram alir sebagai berikut:

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
1.6. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara garis
besar isi setiap bab yang akan dibahas pada tugas akhir ini. Sistematika
penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah,
metodologi dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi uraian tentang kriteria pembebanan gempa dan konsep
perencanaan struktur bangunan tahan gempa dengan menggunakan model
struktur bangunan beton bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
dan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah.

BAB III APLIKASI PERHITUNGAN


Bab ini berisi pemodelan struktur bangunan dengan menggunakan bantuan
program SAP2000 V.10, hasil-hasil perhitungan dalam perencanaan struktur
bangunan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dan Sistem Rangka
Pemikul Momen Menengah dan analisis yang dilakukan berdasarkan batasan-
batasan yang sudah ditetapkan dalam ruang lingkup dan batasan pembahasan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kegiatan tugas
akhir ini dengan menitikberatkan pada kinerja dan perilaku kedua sistem
struktur bangunan tersebut.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendahuluan
Filosofi dasar dari perencanaan bangunan tahan gempa adalah terdapatnya.
Komponen struktur yang diperbolehkan untuk mengalami kelelehan. Komponen
struktur yang lelah tersebut merupakan komponen yang menyerap energi gempa
selama bencana gempa terjadi. Agar memenuhi konsep perencanaan struktur
bangunan tahan gempa tersebut, maka pada saat gempa kelelehan yang terjadi hanya
pada balok. Oleh karena itu kolom dan sambungan harus dirancang sedemikian rupa
agar kedua komponen struktur tersebut tidak mengalami kelelehan ketika gempa
terjadi.
Dalam bab ini akan dibahas dua konsep perencanaan dalam perencanaan
bangunan tahan gempa, yaitu Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)
dan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Sistem Rangka Pemikul
Momen adalah Sistem rangka ruang dalam mana komponen-komponen struktur dan
join-joinnya menahan gaya-gaya yang bekerja melalui aksi lentur, geser dan aksial.

2.2. Ketentuan Perencanaan Pembebanan


Perencanaan pembebanan ini digunakan beberapa acuan standar sebagai
berikut:
1) Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-
2002) ;
2) Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI
1726-2002) ;
3) Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1987).

2.2.1. Pembebanan
Berdasarkan peraturan peraturan diatas, struktur sebuah gedung harus
direncanakan kekuatannya terhadap beban beban berikut :
1. Beban Mati (Dead Load), dinyatakan dengan lambang DL ;
2. Beban Hidup (Live Load), dinyatakan dengan lambing LL ;
3. Beban Gempa (Earthquake Load), dinyatakan dengan lambang E.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
2.2.2. Deskripsi Pembebanan
Beban beban yang bekerja pada struktur bangunan ini adalah sebagai berikut:

2.2.2.1. Beban Mati (DL)


Beban mati yang diperhitungkan dalam struktur gedung bertingkat ini
merupakan berat sendiri elemen struktur bangunan yang memiliki fungsi
struktural menahan beban. Beban dari berat sendiri elemen elemen tersebut
diantaranya sebagai berikut :
Beton = 2400 kg/m3
Tegel + Spesi = 45 kg/m2
Plumbing = 10 kg/m2
Ducting AC = 20 kg/m2
Plafon + Penggantung = 18 kg/m2
Dinding bata = 250 kg/m2 (hanya dipasang pada
bagian samping bangunan, dan pada lantai ke 5 dipasang setinggi 1,2 meter)
Beban tersebut harus disesuaikan dengan volume elemen struktur yang akan
digunakan. Karena analisis dilakukan dengan program SAP2000, maka berat
sendiri akan dihitung secara langsung.

2.2.2.2. Beban Hidup (LL)


Beban Hidup yang diperhitungkan adalah beban hidup selama masa layan.
Beban hidup selama masa konstruksi tidak diperhitungkan karena diperkirakan
beban hidup masa layan lebih besar daripada beban hidup pada masa konstruksi.
Beban hidup yang direncanakan adalah sebagai berikut :
a) Beban Hidup pada Lantai Gedung
Beban hidup yang digunakan mengacu pada standar pedoman pembebanan
yang ada, yaitu sebesar 250 kg/m2.
b) Beban Hidup pada Atap Gedung
Beban hidup yang digunakan mengacu pada standar pedoman pembebanan
yang ada, yaitu sebesar 100 kg/m2.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
2.2.2.3. Beban Gempa
Beban gempa adalah beban yang timbul akibat percepatan getaran tanah
pada saat gempa terjadi. Untuk merencanakan struktur bangunan tahan gempa,
perlu diketahui percepatan yang terjadi pada batuan dasar. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, wilayah Indonesia dapat dibagi ke dalam 6
wilayah zona gempa.
Struktur bangunan yang akan direncanakan terletak pada wilayah gempa
3 dan wilayah gempa 5. Berikut ini adalah grafik dan table Respons Spektra
pada wilayah gempa Zona 3 dan wilayah gempa Zona 5 untuk kondisi tanah
lunak, sedang, dan keras.

Gambar 2.1 Respons Spektrum Gempa Rencana


(Sumber: SNI 1729-2002)

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Analisis yang digunakan dalam perencanaan beban gempa ini adalah
metode analisis Statik Ekivalen yang bekerja pada gedung yang menirukan
pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa tersebut.
Berdasarkan SNI 1726-2002, beban geser dasar nominal statik ekivalen
V yang terjadi di tingkat dasar dapat dihitung berdasarkan persamaan :
cI
V Wt [10]
R
Dimana:
V adalah gaya geser dasar rencana total, N
R adalah faktor modifikasi respon (lihat tabel 2.2)
Wt adalah berat total struktur, N
I adalah Faktor keutamaan gedung
C adalah Nilai Faktor Respons Gempa yang didapat dari Spektrum
Respons Gempa Rencana untuk waktu getar alami fundamental dari
struktur gedung.

Berat total struktur Wt ditetapkan sebagai jumlah dari beban beban berikut ini:
1) Beban mati total dari struktur bangunan ;
2) Bila digunakan dinding partisi pada perencanaan lantai maka harus
diperhitungkan tambahan beban sebesar 0,5 kPa ;
3) Pada gudang gudang dan tempat penyimpanan barang maka sekurang
kurangnya 25% dari beban hidup rencana harus diperhitungkan ;
4) Beban tetap total dari seluruh peralatan dalam struktur bangunan harus
diperhitungkan.

Sistem Struktur Deskripsi R O0


Sistem rangka Pemikul Momen
(Sistem Rangka yang pada 1.Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus 8,5 2,8
dasarnya memiliki rangka
ruang pemikul beban gravitasi 2.Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah 5,5 2,8
secara lengkap.
Beban Lateral dipikul rangka
terutama melalui mekanisme 3.Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa 3,5 2,8
lentur.
Tabel 2.1. Klasifikasi Sistem Rangka Pemikul Momen Beserta faktor R dan O 0
(Sumber: SNI 1729-2002)

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Faktor Keutamaan
Kategori Gedung
I1 I2 I

Gedung umum seperti untuk penghunian , perniagaan dan perkantoran 1,0 1,0 1,0

Monumen dan bangunan monumental 1,0 1,6 1,6


Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih,
pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, 1,4 1,0 1,4
fasilitas radio, dan televisi
Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak 1,6 1,0 1,6
bumi, asam, dan beracun
Cerobong, tangki diatas menara 1,5 1,0 1,5
Tabel 2.2. Faktor Keutamaan I
(Sumber: SNI 1729-2002)

Gaya geser nominal V harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung


menjadi beban-beban gempa nominal statik ekivalen Fi yang menangkap pada
pusat massa lantai tingkat ke i menurut persamaan :
Wi Zi
Fi n
V [10]
Wi Zi
i1

Keterangan :
Wi = berat lantai tingkat ke i, termasuk beban hidup yang sesuai ;
zi = ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral ;
n = nomor lantai tingkat paling atas.

Apabila rasio antara tinggi struktur gedung dan ukuran denahnya dalam
arah pembebanan gempa sama dengan atau melebihi 3, maka 0,1 V harus
dianggap sebagai beban horizontal terpusat yang menangkap pada pusat massa
lantai tingkat paling atas, sedangkan 0,9 V sisanya harus dibagikan sepanjang
tinggi struktur gedung menjadi beban-beban gempa nominal statik ekivalen.
Untuk menentukan waktu getar alami struktur gedung beraturan dalam
arah masing-masing sumbu utama dapat ditentukan dengan rumus Reyligh
sebagai berikut :

n 2

Wi di
i1
T 6,3 n [10]
g Fi di
i1

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Keterangan :
Wi = berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai ;
zi = ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral ;
n = nomor lantai tingkat paling atas ;
di = simpangan horizontal lantai tingkat ke-i dinyatakan dalam mm ;
g = percepatan gravitasi sebesar 9810 mm/detik2

2.2.2.4. Arah Pembebanan Gempa


Dalam perencanaan struktur gedung, arah utama pengaruh Gempa
Rencana harus ditentukan sedemikian rupa, sehingga pengaruh terbesar
terhadap unsur-unsur subsistem dan sistem struktur secara keseluruhan.
Untuk menstimulasikan arah pengaruh Gempa Rencana yang sembarang
terhadap struktur gedung, pengaruh pembebanan gempa dalam arah utama yang
ditentukan harus dianggap efektif 100% dan harus dianggap terjadi bersamaan
dengan pengaruh pembebanan gempa dalam arah tegak lurus pada arah utama
pembebanan tadi, tetapi dengan efektifitasnya hanya 30%. Hal ini telah
ditetapkan pada SNI 1726-2002 pasal 5.8.2.

Berikut adalah 4 kombinasi gempa:

Gambar 2.2 Kombinasi Arah Beban Gempa

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
2.2.3. Kombinasi Pembebanan
Dengan mengacu pada kombinasi pembebanan SNI 1729-2002, standard
kombinasi pembebanan sebagai berikut :
1,4DL ;
1,2DL + 1,6LL + 0,5 (A atau R) ;
1,2DL + 1,0LL 1,6W + 0,5 (A atau R) ;
0,9DL 1,6W ;
1,2DL + 1,0LL 1,0E ;
0,9DL 1,0E [10]

Keterangan :
D = Beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanent,
termasuk dinding, lantai, atap, plafond, partisi tetap, tangga, dan
peralatan layan tetap ;
L = Beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk
kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan
lain lain ;
A = Beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,
peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan
benda bergerak ;
R = Beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air ;
W = Beban angin ;
E = Beban gempa.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
2.3. Persyaratan Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
2.3.1. Komponen Struktur Lentur pada SRPMK
(SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3)
2.3.1.1. Ruang Lingkup
Komponen struktur lentur pada SRPMK harus memenuhi syarat-syarat dibawah
ini:
1) Gaya aksial tekan terfaktor pada komponen struktur tidak boleh melebihi
0,1Agfc.
2) Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari empat kali tinggi
efektifnya.
3) Perbandingan lebar terhadap tinggi tidak boleh kurang dari 0,3.
4) Lebarnya tidak boleh:
a. Kurang dari 250 mm
b. Lebih lebar dari lebar komponen struktur pendukung (diukur pada
bidang tegak lurus terhadap sumbu longitudinal komponen struktur
lentur) ditambah jarak pada tiap sisi komponen struktur pendukung yang
tidak melebihi tiga perempat tinggi komponen struktur lentur.

2.3.1.2. Tulangan Longitudinal


1) Pada setiap irisan penampang komponen struktur lentur:
Jumlah tulangan atas dan bawah tidak boleh kurang dari

[9]

Tidak boleh kurang dari 1,4bwd/fy [9]


Rasio tulangan ? tidak boleh melebihi 0,025.
Sekurang-kurangnya harus ada dua batang tulangan atas dan dua batang
tulangan bawah yang dipasang secara menerus.
2) Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh
lebih kecil dari setengah kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Baik
kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap penampang di
sepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperempat kuat lentur terbesar
yang disediakan pada kedua muka kolom tersebut.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3) Sambungan lewatan pada tulangan lentur hanya diizinkan jika ada tulangan
spiral atau sengkang tertutup yang mengikat bagian sambungan lewatan
tersebut. Spasi sengkang yang mengikat daerah sambungan lewatan tersebut
tidak melebihi d/4 atau 100 mm. Sambungan lewatan tidak boleh digunakan
pada:
a. Daerah hubungan balok kolom;
b. Daerah hingga jarak dua kali tinggi balok dari muka kolom;
c. Tempat-tempat yang berdasarkan analisis, memperlihatkan kemungkinan
terjadinya leleh lentur akibat perpindahan lateral inelastis struktur rangka.

2.3.1.3. Tulangan Transversal


1) Sengkang tertutup harus dipasang pada komponen struktur pada daerah-
daerah dibawah ini:
a. Pada daerah hingga dua kali tinggi balok diukur dari muka tumpuan ke
arah tengah bentang, di kedua ujung komponen struktur lentur.
b. Disepanjang daerah dua kali tinggi balok pada kedua sisi dari suatu
penampang dimana leleh lentur diharapkan dapat terjadi sehubungan
dengan terjadinya deformasi inelastik struktur rangka.
2) Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak melebihi dari 50mm dari
muka tumpuan.
Jarak maksimum antara sengkang tertutup tidak boleh melebihi:
d/4;
delapan kali diameter terkecil tulangan memanjang;
24 kali diameter batang tulangan sengkang tertutup;
300 mm.
3) Pada daerah yang memerlukan sengkang tertutup, tulangan memanjang pada
perimeter harus mempunyai pendukung lateral.
4) Pada daerah yang tidak memerlukan sengkang tertutup, sengkang dengan
kait gempa pada kedua ujungnya harus dipasang dengan spasi tidak lebih
dari d/2 di sepanjang bentang komponen struktur.
5) Sengkang atau sengkang ikat yang diperlukan untuk memikul geser harus
dipasang di sepanjang komponen struktur.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
6) Sengkang tertutup dalam komponen struktur lentur diperbolehkan terdiri dari
dua unit tulangan, yaitu: sebuah sengkang dengan kait gempa pada kedua
ujung dan ditutup oleh pengikat silang. Pada pengikat silang yang berurutan
yang mengikat tulangan memanjang yang sama, kait 90 derajat harus
dipasang secara berselang-seling. Jika tulangan memanjang yang diberi
pengikat silang dikekang oleh pelat lantai hanya pada satu sisi saja maka kait
90 derajatnya harus dipasang pada sisi yang dikekang.

Gambar 2.3. Contoh Sengkang Tertutup yang dipasang bertumpuk

2.3.1.4. Persyaratan Kuat Geser


1) Gaya Rencana
Gaya geser rencana Ve harus ditentukan dari peninjauan gaya statik pada
bagian komponen struktur antara dua muka tumpuan. Momen-momen
dengan tanda berlawanan sehubungan dengan kuat lentur maksimum, Mpr,
harus dianggap bekerja pada muka-muka tumpuan, dan komponen struktur
tersebut dibebani dengan beban gravitasi terfaktor disepanjang bentangnya.
2) Tulangan Transversal
Tulangan transversal sepanjang daerah yang ditentukan harus dirancang
untuk memikul geser gempa dengan menganggap Vc = 0, bila:
a. Gaya geser akibat gempa yang dihitung sesuai dengan gaya rencana
mewakili setengah atau lebih daripada kuat geser perlu maksimum di
sepanjang daerah tersebut,

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
b. Gaya aksial tekan terfaktor, termasuk akibat gempa, lebih kecil dari
Agfc/20.

Gambar 2.4 Perencanaan geser untuk balok-kolom

2.3.2. Komponen Struktur Yang Menerima Kombinasi Lentur dan Beban


Aksial pada SRPMK (SNI 03-2847-2002 Pasal 23.4)
2.3.2.1. Ruang Lingkup
Komponen struktur pada SRPMK harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:
1) Ukuran penampang terkecil, diukur pada garis lurus yang melalui titik pusat
geometris penampang, tidak kurang dari 300mm;
2) Perbandingan antara ukuran terkecil penampang terhadap ukuran dalam arah
tegak lurusnya tidak kurang dari 0,4.

2.3.2.2. Kuat Lentur Minimum Kolom


1) Kuat lentur setiap kolom yang dirancang untuk menerima beban aksial tekan
terfaktor melebihi Agfc/10.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
2) Kuat lentur kolom harus memenuhi
[9]

adalah jumlah momen pada pusat hubungan balok-kolom,


sehubungan dengan kuat lentur nominal kolom yang merangka pada
hubungan balok-kolom tersebut. Kuat lentur kolom harus dihitung
untuk gaya-gaya aksial terfaktor, yang sesuai dengan arah gaya-gaya
lateral yang ditinjau, yang menghasilkan nilai kuat lentur yang
terkecil.
adalah jumlah momen pada pusat hubungan balok-kolom,
sehubungan dengan kuat lentur nominal balok-kolom yang
merangka pada hubungan balok-kolom tersebut/ Pada konstruksi
balok-T, dimana pelat dalam keadaan tertarik pada muka kolom,
tulangan pelat yang berada dalam daerah lebar efektif pelat harus
diperhitungkan dalam menentukan kuat lentur nominal balok bila
tulangan tersebut terangkur dengan baik pada penampang kritis
lentur.
3) Jika persamaan (2.10) tidak dipenuhi maka kolom pada hubungan balok-
kolom tersebut harus direncanakan dengan memberikan tulangan transversal
yang dipasang disepanjang tinggi kolom.

2.3.2.3. Tulangan Memanjang


Rasio penulangan ?g tidak boleh kurang dari 0,01 dan tidak boleh lebih dari
0,06

2.3.2.4. Tulangan Transversal


1) Ketentuan mengenai jumlah tulangan transversal
a. Rasio volumetrik tulangan spiral atau sengkang cincin ?s, tidak boleh
kurang dari:

[9]

Dan tidak boleh kurang dari:

[9]

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Dengan fy adalah kuat leleh tulangan spiral, tidak boleh diambil lebih dari
400 MPa.
b. Luas total penampang sengkang tertutup persegi tidak boleh kurang dari:

[9]

[9]

c. Tulangan transversal harus berupa sengkang tunggal atau tumpuk.


Tulangan pengikat silang dengan diameter dan spasi yang sama dengan
diameter dan spasi sengkang tertutup boleh dipergunakan. Tiap ujung
tulangan pengikat silang harus terikat pada tulangan longitudinal terluar.
Pengikat silang yang berurutan harus ditempatkan secara berselang-seling
berdasarkan bentuk kait ujungnya.
d. Bila kuat rencana pada bagian inti komponen struktur telah memenuhi
ketentuan kombinasi pembebanan termasuk pengaruh gempa maka
persamaan (2.11) dan (2.12) tidak perlu diperhatikan.
e. Bila tebal selimut beton di luar tulangan transversal pengekang melebihi
100 mm, tulangan transversal tambahan perlu dipasang dengan spasi tidak
melebihi 300 mm. Tebal selimut di luar tulangan transversal tambahan
tidak boleh melebihi 100 mm.

Gambar 2.5. Contoh tulangan transversal pada kolom

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
2) Tulangan transversal harus diletakkan dengan spasi tidak melebihi daripada:
a. dari dimensi terkecil komponen struktur,
b. 6 kali diameter tulangan longitudinal,

c.

Nilai sx tidak perlu lebih besar daripada 150 mm dan tidak perlu lebih
kecil daripada 100 mm.
3) Tulangan pengikat silang tidak boleh dipasang dengan spasi lebih daripada
350mm dari sumbu-ke-sumbu dalam arah tegak lurus sumbu komponen
struktur.
4) Tulangan transversal harus dipasang disepanjang lo dari setiap muka
hubungan balok-kolom dan juga sepanjang lo pada kedua sisi dari setiap
penampang yang berpotensi membentuk leleh lentur akibat deformasi lateral
inelastic struktur rangka. Panjang lo ditentukan tidak boleh kurang daripada:
a. Tinggi penampang komponen struktur pada muka hubungan balok-kolom
atau pada segmen yang berpotensi membentuk leleh lentur,
b. 1/6 bentang bersih komponen struktur,
c. 500 mm.
5) Bila gaya-gaya aksial terfaktor pada kolom akibat beban gempa melampaui
Agfc/10, dan gaya aksial tersebut berasal dari komponen struktur lainnya
yang sangat kaku yang didukungnya, misalnya dinding, maka kolom tersebut
harus diberi tulangan transversal pada seluruh tinggi kolom.
6) Bila tulangan transversal tidak dipasang diseluruh panjang kolom maka pada
daerah sisanya harus dipasang tulangan spiral atau sengkang tertutup dengan
spasi sumbu-ke-sumbu tidak lebih daripada nilai terkecil dari enam kali
diameter tulangan longitudinal kolom atau 150 mm.

2.3.2.5. Persyaratan Kuat Geser


1) Gaya-gaya rencana
Gaya geser rencana, Ve, harus ditentukan dengan memperhitungkan gaya-
gaya maksimum yang dapat terjadi pada muka hubungan balok-kolom pada
setiap ujung komponen struktur. Gaya-gaya pada muka hubungan balok-
kolom tersebut harus ditentukan menggunakan kuat momen maksimum, Mpr,

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
dari komponen struktur tersebut yang terkait dengan rentang beban-beban
aksial terfaktor yang bekerja. Gaya geser rencana tersebut tidak perlu lebih
besar daripada gaya geser rencana yang ditentukan dari kuat hubungan balok-
kolom berdasarkan kuat momen maksimum, Mpr, dari komponen struktur
transversal yang merangka dari hubungan balok-kolom tersebut. Gaya geser
rencana, Ve, tidak boleh lebih kecil daripada geser terfaktor hasil perhitungan
analisis struktur.
2) Tulangan transversal pada komponen struktur sepanjang lo, harus
direncanakan untuk memikul geser dengan menganggap Vc = 0, bila:
a. Gaya geser akibat gempa mewakili 50% atau lebih dari kuat geser perlu
maksimum pada bagian sepanjang lo tersebut,
b. Gaya tekan aksial terfaktor termasuk akibat pengaruh gempa tidak
melampaui Agfc/20.

2.3.3. Hubungan Balok Kolom (SNI 03-2847-2002 Pasal 23.5)


2.3.3.1. Ketentuan Umum
1) Gaya-gaya pada tulangan longitudinal balok di muka hubungan balok-kolom
harus ditentukan dengan menganggap bahwa tegangan pada tulangan tarik
lentur adalah 1,25fy.
2) Kuat hubungan balok-kolom harus direncanakan menggunakan faktor
reduksi kekuatan.
3) Tulangan longitudinal balok yang berhenti pada suatu kolom harus
diteruskan hingga mencapai sisi jauh dari inti kolom terkekang.
4) Bila tulangan longitudinal balok diteruskan hingga melewati hubungan balok-
kolom, dimensi kolom dalam arah parallel terhadap tulangan longitudinal
balok tidak boleh kurang daripada 20 kali diameter tulangan longitudinal
terbesar balok untuk beton berat normal. Bila digunakan beton ringan maka
dimensi tersebut tidak boleh kurang daripada 26 kali diameter tulangan
longitudinal terbesar balok.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
2.3.3.2. Tulangan Transversal
1) Tulangan berbentuk sengkang tertutup harus dipasang dalam daerah
hubungan balok-kolom, kecuali bila hubungan balok-kolom tersebut
dikekang oleh komponen-komponen struktur.
2) Pada hubungan balok-kolom dimana balok-balok, dengan lebar setidak-
tidaknya sebesar lebar kolom, merangka pada keempat sisinya, harus
dipasang tulangan transversal setidak-tidaknya sejumlah dari yang
ditentukan. Tulangan transversal ini dipasang di daerah hubungan balok-
kolom disetinggi balok terendah yang merangka ke hubungan tersebut. Pada
daerah tersebut, spasi tulangan transversal dapat diperbesar menjadi 150 mm.
3) Pada hubungan balok-kolom, dengan lebar balok lebih besar daripada kolom,
tulangan transversal harus dipasang pada hubungan tersebut untuk
memberikan kekangan terhadap tulangan longitudinal balok yang berada
diluar daerah inti kolom, terutama bila kekangan tersebut tidak disediakan
oleh balok yang merangka pada tulangan tersebut.

2.3.3.3. Kuat Geser


1) Kuat geser nominal hubungan balok-kolom tidak boleh diambil lebih besar
daripada ketentuan berikut ini untuk beton berat normal.
Untuk hubungan balok-kolom yang terkekang pada keempat sisinya

Untuk hubungan yang terkekang pada ketiga sisinya atau dua sisi yang

berlawanan .

Untuk hubungan lainnya


Luas efektif hubungan balok-kolom Aj ditunjukkan pada gambar 2.6

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Gambar 2.6. Luas efektif hubungan balok-kolom

Suatu balok yang merangka pada suatu balok-kolom dianggap memberikan


kekangan bila setidak-tidaknya bidang muka hubungan balok-kolom
tersebut tertutupi oleh balok yang merangka tersebut. Hubungan balok-
kolom dapat dianggap terkekang bila ada empat balok merangka pada
keempat sisi hubungan balok-kolom tersebut.
2) Untuk beton ringan, kuat geser nominal hubungan balok-kolom tidak boleh
diambil lebih besar daripada nilai-nilai yang diberikan oleh ketentuan kuat
geser.

2.3.3.4. Panjang Penyaluran Tulangan Tarik


1) Panjang penyaluran ldh untuk tulangan tarik dengan kait standard 900 dalam
beton berat normal tidak boleh diambil lebih kecil daripada 8db, 150 mm,
dan nilai yang ditentukan oleh:

[9]

Untuk diameter tulangan sebesar 10 mm hingga 36 mm,


Untuk beton ringan, panjang penyaluran tulangan tarik dengan kait standard
900 tidak boleh diambil lebih kecil daripada 10db, 190 mm, dan 1,25 kali
nilai yang ditentukan persamaan (2.16). Kait standard 900 harus
ditempatkan di dalam inti terkekang kolom atau komponen batas.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
2) Untuk diameter 10 mm hingga 36 mm, panjang penyaluran tulangan tarik ld
tanpa kait tidak boleh diambil lebih kecil daripada:
a. Dua setengah kali panjang penyaluran, bila ketebalan pengecoran beton
dibawah tulangan tersebut kurang dari 300 mm,
b. Tiga setengah kali panjang penyaluran, bila ketebalan pengecoran beton
dibawah tulangan tersebut melebihi 300 mm.
3) Tulangan tanpa kait yang berhenti pada hubungan balok-kolom harus
diteruskan melewati inti terkekang dari kolom atau elemen batas. Setiap
bagian dari tulangan tanpa kait yang tertanam bukan di dalam daerah inti
kolom terkekang harus diperpanjang sebesar 1,6 kali.

2.4. Persyaratan Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)


(SNI 03-2847-2002 Pasal 23.10)
2.4.1. Detail Penulangan
Bila beban aksial tekan terfaktor pada komponen struktur tidak melebihi
(Agfc/10). Bila beban aksial tekan terfaktor pada komponen melebihi (Agfc/10),
maka 2.11.4 harus dipenuhi kecuali bila dipasang tulangan spiral sesuai
persamaan

2.4.2. Kuat Geser


Kuat geser rencana balok, kolom dan konstruksi pelat dua arah yang
memikul beban gempa tidak boleh kurang daripada:
1) Jumlah gaya lintang yang timbul akibat termobilisasinya kuat lentur nominal
komponen struktur pada setiap ujung bentang bersihnya dan gaya lintang
akibat beban gravitasi terfaktor.
2) Gaya lintang maksimum yang diperoleh dari kombinasi beban rencana
termasuk pengaruh beban gempa, E, dimana nilai E diambil sebesar dua kali
nilai yang ditentukan dalam peraturan perencanaan tahan gempa.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Gambar 2.7 Gaya Lintang Rencana untuk SRPMM

2.4.3. Balok
1) Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh
lebih kecil dari sepertiga kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Baik kuat
lentur negative maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang
disepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang
terbesar yang disediakan pada kedua muka-muka kolom di kedua ujung
komponen struktur tersebut.
2) Pada kedua ujung komponen struktur lentur tersebut harus dipasang sengkang
sepanjang jarak dua kali tinggi komponen struktur diukur dari muka
perletakan kearah tengah bentang. Sengkang pertama harus dipasang pada
jarak tidak lebih daripada 50 mm dari muka perletakan.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Spasi maksimum sengkang tidak boleh melebihi:
a. d/4;
b. Delapan kali diameter tulangan longitudinal terkecil;
c. 24 kali diameter sengkang;
d. 300 mm.
3) Sengkang harus dipasang di sepanjang bentang balok dengan spasi tidak
melebihi d/2.

2.4.4. Kolom
1) Spasi maksimum sengkang ikat yang dipasang pada rentang l0 dari muka
hubungan balok-kolom adalah s0. Spasi s0 tersebut tidak boleh melebihi:
a. Delapan kali diameter sengkang ikat,
b. 24 kali diameter sengkang ikat,
c. Setengah dimensi penampang terkecil komponen struktur,
d. 300 mm.
Panjang l0 tidak boleh kurang daripada nilai terbesar berikut ini:
a. Seperenam tinggi bersih kolom,
b. Dimensi terbesar penampang kolom,
c. 500 mm
2) Sengkang ikat pertama harus dipasang pada jarak tidak lebih daripada 0,5 s0
dari muka hubungan balok-kolom.
3) Tulangan hubungan balok-kolom harus memenuhi:
Pada sambungan-sambungan elemen portal ke kolom harus disediakan
tulangan lateral dengan luas tidak kurang daripada yang diisyaratkan dalam

persamaan dan dipasang di dalam kolom sejauh tidak

kurang daripada tinggi bagian sambungan paling tinggi dari elemen portal
yang disambung, kecuali untuk sambungan yang bukan merupakan bagian dari
sistem utama penahan beban gempa, yang dikekang pada keempat sisinya dan
oleh balok atau pelat yang mempunyai ketebalan yang kira-kira sama.
4) Spasi sengkang ikat pada sembarang penampang kolom tidak boleh melebihi 2
s0.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
BAB III
APLIKASI PERHITUNGAN

3.1. Deskripsi Model Struktur


Dalam Tugas Akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen untuk dua
sistem struktur yang menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus. Struktur dimodelkan tiga dimensi (portal
ruang) sebagai portal terbuka dengan bantuan program SAP 2000.
Dimensi dari struktur bangunan yang akan direncanakan adalah 30 m x 30
m, dengan arah sumbu x dan sumbu y bangunan memiliki 6 segmen dengan masing-
masing bentang sepanjang 6 meter sedangkan tinggi lantai pertama sebesar 4 meter
dan lantai selanjutnya adalah 3,80 meter. Model yang direncanakan adalah struktur
bangunan gedung dengan 6 lantai.
Berikut adalah denah bangunan yang akan direncanakan :

Gambar 3.1. Denah Struktur yang direncanakan

Perencanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan ketentuan sebagai berikut :


1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-
2002) ;
2. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI
1726-2002) ;

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-
1.2.53.1987).

Pengerjaan dimulai dengan menggambar pemodelan struktur bangunan pada


program SAP 2000.

3.2. Data Geometri Struktur


Pada Tugas Akhir ini akan dimodelkan suatu struktur bangunan perkantoran
6 lantai dengan lokasi wilayah gempa 3 dan 5. Data karakteristik geometri bangunan
adalah sebagai berikut :
1. Bangunan perkantoran 6 lantai ;
2. Tinggi lantai dasar adalah 4 meter dan tinggi antar lantai tipikal selanjutnya
adalah 3,80 meter ;
3. Lokasi pembangunan terletak pada wilayah gempa Zona 3 dan Zona 5
dengan kondisi tanah keras ;
4. Struktur utama direncanakan dengan sistem portal terbuka, konstruksi kolom
dan balok menggunakan struktur beton bertulang, pelat atap dan pelat lantai
menggunakan pelat beton bertulang dengan tebal 140 mm.

3.3. Preliminari Struktur


Komponen Struktur yang terdapat pada bangunan ini meliputi balok, kolom,
pelat, dan pondasi akan direncanakan terlebih dahulu dimensi awal dari komponen
struktur bangunan (Pra Perencanaan).

3.3.1. Material
Material yang akan digunakan dalam merencanakan dan membangun
struktur bangunan ini adalah material beton bertulang. Pendefinisian material akan
dilakukan pada program SAP 2000 Ver.10.
Material beton bertulang yang akan digunakan pada struktur bangunan ini
mempunyai mutu fc 40 MPa dan fy 400 MPa.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3.3.2. Balok dan Kolom
Komponen struktur balok dan kolom dihubungkan dengan sambungan yang
kaku sehingga tempat terjadinya sendi plastis adalah pada kedua ujung balok dan
pada ujung bawah kolom lantai dasar. Balok dan Kolom dibuat dari beton bertulang.
Dengan dimensi yang akan disesuaikan untuk menahan beban yang diberikan pada
bangunan ini.

3.3.3. Pelat
Pelat yang digunakan pada model struktur bangunan ini menggunakan Pelat
beton bertulang. Pelat beton bertulang kombinasi dengan metal deck digunakan
sebagai pelat untuk pelat atap dan pelat lantai dengan ketebalan masing-masing 140
mm.

3.3.4 Pondasi
Pemodelan pondasi dilakukan dengan menganggap bahwa pondasi
memberikan kekangan translasi dan rotasi yang cukup pada semua arah sumbu
bangunan. Berdasarkan asumsi yang digunakan tersebut pondasi dimodelkan
sebagai perletakan jepit pada lantai dasar bangunan, yaitu pada ujung-ujung bawah
kolom lantai dasar. Pondasi yang direncanakan menggunakan Pondasi tiang pancang
beton bertulang pra tegang (Pre Stressed Concrete Pile) dan dipancang hingga
kedalaman tanah keras, sehingga pada perhitungan gaya gempa, diasumsikan
kondisi tanah diatas pondasi adalah tanah keras dan tidak mengalami pergerakan.

3.4. Pembebanan Struktur


Perencanaan pembebanan adalah pendefinisian beban-beban yang bekerja
pada struktur sesuai dengan Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-
1.3.53.1987). Seluruh beban yang telah didefinisikan akan bekerja pada model
struktur bangunan ini. Beban-beban yang akan bekerja pada struktur bangunan ini
antara lain :

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3.4.1. Beban Mati
Beban mati adalah seluruh bagian dari komponen struktur bangunan yang
bersifat tetap dan tidak terpisahkan dari bangunan tersebut selama masa layannya.
Beban mati yang diperhitungkan untuk struktur bangunan ini antara lain :
Beton = 2400 kg/m3
Tegel + Spesi = 45 kg/m2
Plumbing = 10 kg/m2
Ducting AC = 20 kg/m2
Plafon + Penggantung = 18 kg/m2
Dinding bata = 250 kg/m2 (hanya dipasang pada
bagian samping bangunan)

3.4.2. Beban Hidup pada Pelat Lantai


Beban hidup yang direncanakan dan diperhitungkan adalah sebesar 250
kg/m2 untuk beban pelat lantai. Beban ini disesuaikan dengan kegunaannya sebagai
gedung perkantoran. Kemudian ditambah dengan Beban Partisi sebesar 100 kg/m2
luas lantai karena diasumsikan partisi tersebut dapat dipindah-pindah sesuai
kebutuhan.

3.4.3. Beban Hidup pada Atap


Beban hidup yang direncanakan dan diperhitungkan adalah sebesar
100kg/m2 untuk beban pelat atap, beban ini juga disesuaikan dengan kegunaannya
sebagai gedung perkantoran.

3.4.4. Beban Gempa


Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung
atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu.
Beban geser nominal statik ekivalen V yang terjadi di tingkat dasar yang dapat
dihitung menurut persamaan berikut :
cI
V Wt
R

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Beban geser nominal V harus dibagikan setinggi tinggi struktur bangunan
gedung menjadi beban beban gempa nominal statik ekivalen Fi yang bekerja pada
pusat massa lantai tingkat ke i menurut persamaan ;
Wi Zi
Fi n V
Wi Zi
i1

Dimana Wi adalah berat lantai tingkat ke-i, zi adalah ketinggian lantai


tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral.
Waktu getar alami fundamental struktur gedung beraturan dalam arah masing-
masing sumbu utama dapat ditentukan dengan rumus Reyligh sebagai berikut:

n 2
Wi di
i1
T 6,3 n
g Fi di
i1

Dimana di adalah simpangan horizontal lantai ke-i akibat beban Fi yang


dinyatakan dalam mm dan g adalah percepatan gravitasi yang ditetapkan sebesar
9,810 m/detik2.
Taksiran waktu getar alami (T) secara empiris berdasarkan UBC Section 1630.2.2.
Tinggi gedung (hn) = 23 Meter
Ct = 0.0731 [11]
3/4
Tempiris = Ct (hn) [11]

= 0.0731 (23)3/4
= 0.7677 detik
Untuk mencegah penggunaan struktur bangunan gedung yang terlalu
fleksibel, nilai waktu getar alami fundamental T1 dari struktur bangunan harus
dibatasi, bergantung pada koefisien ? untuk wilayah gempa dan jenis struktur
bangunan gedung, menurut persamaan :
T1< ? . n [10]

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Dimana n adalah jumlah tingkat dan koefisien ? ditetapkan menurut tabel
berikut ini :
Wilayah Gempa ?
1 0.20
2 0.19
3 0.18
4 0.17
5 0.16
6 0.15
Tabel 3.1. Nilai Koefisien ?
(Sumber: SNI 1729-2002)

Gedung mempunyai tinggi 23 meter dan memiliki jumlah tingkat 6 sehingga


:
Untuk SRPMM (WG 3) Untuk SRPMK (WG 5)
Tempiris < 0,18 x 6 Tempiris < 0,16 x 6
Tempiris < 1,08 detik Tempiris < 0,96 detik
Tempiris 1,22 detik Tempiris 1,25 detik
Jadi digunakan waktu getar alami sebesar 1,22 detik untuk SRPMM dan 1,25 detik
untuk SRPMK sebagai taksiran awal perencanaan.
Dalam satu bangunan kita harus meninjau pembebanan gempa dalam dua arah baik
dalam arah x maupun arah y bangunan. Beban gempa seharusnya diperhitungkan
terhadap 4 kombinasi pembebanan pada arah gempa utama 100% serta arah tegak
lurusnya 30% (hanya dipergunakan pada perhitungan Struktur 3 Dimensi)

Untuk perhitungan beban gempa yang bekerja pada struktur bangunan


tersebut, maka dibuat pra perencanaan, dimana ditentukan terlebih dahulu berat
total struktur yang dimana memerlukan dimensi awal dari profil beton bertulang
yang akan digunakan. Berikut adalah dimensi profil awal kolom dan balok pada
konstruksi Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dan Sistem Rangka Pemikul
Momen Menengah.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Kolom untuk SRPMM dan SRPMK:
50 x 50
Balok untuk SRPMM dan SRPMK:
Balok untuk Lantai 1,2,3,4 dan 5 digunakan 60 x 40;
Balok untuk Lantai 6 digunakan 55 x 40
Perhitungan Berat Total Struktur untuk SRPMM dan SRPMK:
Lantai Total Mati (Kg) Total Hidup (Kg) Total Beban (Kg)
1 794700 315000 1109700
2 789540 315000 1104540
3 789540 315000 1104540
4 789540 315000 1104540
5 789540 315000 1104540
6 736140 90000 826140
Tabel 3.2. Berat Struktur untuk SRPMM dan SRPMK

Untuk menghitung koefisien dasar gempa V data data yang harus diketahui
sebagai berikut :
c SRPMM = 0,19 (Tanah keras dan WG 3)
c SRPMK = 0,28 (Tanah keras dan WG 5)
I = 1 (Faktor keutamaan untuk Perkantoran)
Wt SRPMM = 6354000 Kg
Wt SRPMK = 6354000 Kg
R SRPMM = 5.5
R SRPMK = 8.5
Perhitungan Gaya Gempa Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus :
Wi x hi
Lantai Tinggi W SRPMK R V SRPMK F SRPMK
SRPMK
Lantai (Kg) SRPMK (Kg) (KNm)
(Kgm)
1 4 1109700 4438800 8.5 209308.24 111.82
2 7.8 1104540 8615412 8.5 209308.24 217.04
3 11.6 1104540 12812664 8.5 209308.24 322.78
4 15.4 1104540 17009916 8.5 209308.24 428.51
5 19.2 1104540 21207168 8.5 209308.24 534.25
6 23 826140 19001220 8.5 209308.24 478.68
Tabel 3.3 Gaya Gempa untuk Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Perhitungan Gaya Gempa Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah :
Wi x hi
Tinggi W SRPMM R V SRPMM F SRPMM
Lantai SRPMM
Lantai (Kg) SRPMM (Kg) (KNm)
(Kgm)
1 4 1109700 4438800 5.5 219501.82 117.27
2 7.8 1104540 8615412 5.5 219501.82 227.61
3 11.6 1104540 12812664 5.5 219501.82 338.50
4 15.4 1104540 17009916 5.5 219501.82 449.38
5 19.2 1104540 21207168 5.5 219501.82 560.27
6 23 826140 19001220 5.5 219501.82 501.99
Tabel 3.4 Gaya Gempa untuk Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah

Kombinasi Pembebanan yang digunakan untuk Analisa Struktur dengan SAP2000:


1.4DL ;
1.2DL + 1.6LL ;
1.2DL + 1.0LL + 1.0EQX1 + 1.0EQY1 ;
1.2DL + 1.0LL - 1.0EQX1 - 1.0EQY1;
0.9DL + 1.0EQX1 + 1.0EQY1 ;
0.9DL - 1.0EQX1 - 1.OEQY1 ;
1.2DL + 1.0LL + 1.0EQX2 + 1.0EQY2;
1.2DL + 1.0LL - 1.0EQX2 - 1.0EQY2;
0.9DL + 1.0EQX2 + 1.0EQY2 ;
0.9DL - 1.0EQX2 - 1.0EQY2.
Dalam hal ini EQY1 merupakan 30% dari EQX1 dan EQY2 merupakan 30 % dari
EQX2. Dan gaya gempa sudah merupakan gaya gempa yang telah diamplifikasi.
Kombinasi ini berdasarkan pada SNI 1726-2002.
Rekapitulasi Hasil Analisa Struktur Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah dengan menggunakan Program
SAP2000 akan ditampilkan pada lampiran.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3.5. Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus
3.5.1. Analisis Terhadap T Reyligh
Besarnya T yang dihitung sebelumnya memakai cara-cara empiris harus
dibandingkan dengan T reyligh dengan rumus:

n 2

Wi di
i1
TR 6,3 n
g Fi di
i1
[10]

Besarnya T yang dihitung sebelumnya sesuai dengan pasal 6.2.2. tidak boleh
menyimpang lebih dari 20% hasil T reyligh
80%TR < T < 120%TR [10]

Untuk menghitung T reyligh maka, harus dilakukan analisis struktur 3 dimensi


untuk mengetahui defleksi lantai ke-i. Analisis dilakukan dengan program SAP2000
dan sudah dilakukan sebelumnya. Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan
retak sepanjang komponen struktur. Akibat dari retak ini maka kekakuan (Inersia)
dari tiap-tiap komponen tereduksi sebagai berikut:
1. Untuk komponen balok (dalam hal ini balok T)
Inya = 2 x Ibalok = 2 x 35% . Ig = 0,7 Ig [9]

2. Untuk komponen kolom


Inya = 0,7 Ig

Berikut adalah tabel analisis T reyligh


Lantai hx wi F di
wi . di2 F . di
ke (m) (KN) (KN) (mm)
1 4 11097 111.82 5,31 312982 594
2 7,8 11045,4 217.04 12,22 1649392 2652
3 11,6 11045,4 322.78 18,60 3821267 6004
4 15,4 11045,4 428.51 23,85 6282872 10220
5 19,2 11045,4 534.25 27,56 8389573 14724
6 23 8261,4 478.68 29,61 7243200 14174
S 27699196 48367

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Tabel 3.5 Analisis T reyligh SRPMK

n 2

Wi di
i1
Maka T reyligh = 6,3 n
g Fi di
i1

27699196
= 6,3
9810x48367
= 1,522

Syarat yang harus dipenuhi:


80%TR < T < 120%TR
1,218 < 1,25 < 1,826 Oke

Kinerja batas layan (?S) dan kinerja batas ultimit (?m) [10]

Syarat kinerja batas layan (?S) = x hi = x 3800 = 13,41 mm

= x hi = x 4000 = 14,12 mm

Syarat kinerja batas ultimit (?m) = 0,02 x hi = 0,02 x 3800 = 76 mm


= 0,02 x hi = 0,02 x 4000 = 80 mm

Syarat drift
Lantai hi ?S Drift ? S antar
antar tingkat Keterangan
ke (m) (mm) tingkat (mm)
(mm)
1 4 5,31 5,31 14,21 Oke
2 7,8 12,22 6,91 13,41 Oke
3 11,6 18,60 6,38 13,41 Oke
4 15,4 23,85 5,25 13,41 Oke
5 19,2 27,56 3,71 13,41 Oke
6 23 29,61 2,05 13,41 Oke
Tabel 3.6 Analisis ?S akibat gempa pada SRPMK

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Lantai hi Drift ? S antar Drift ? m antar Syarat drift ? m
Keterangan
ke (m) tingkat (mm) tingkat (mm) (mm)
1 4 5,31 31,59 80 Oke
2 7,8 6,91 41,11 76 Oke
3 11,6 6,38 37,96 76 Oke
4 15,4 5,25 31,24 76 Oke
5 19,2 3,71 22,07 76 Oke
6 23 2,05 12,19 76 Oke
Tabel 3.7 Analisis ?m akibat gempa pada SRPMK

Drift ? m antar tingkat dihitung sesuai pasal 8.2 SNI 1726 2002 dimana ? m = 0,7R.
? S (antar tingkat)

3.5.2. Perencanaan Tulangan Balok Akibat Momen Lentur


Dalam perencanaan tulangan balok, akan dipakai program SAP2000. Seperti
yang terlihat pada lampiran I. Akan diberikan juga perhitungan perencanaan secara
manualnya untuk beberapa balok yang ditentukan oleh penulis. Tujuan lainnya
adalah untuk mengetahui apakah SAP (dengan peraturan ACI 318-2005) sama
dengan SNI 1726-2002.
Berikut adalah tabel resume momen desain untuk balok (B298)
Beban Lokasi Momen (KNm)
Tumpuan Kiri -83,7
Dead Lapangan 48,29
Tumpuan Kanan -66,87
Tumpuan Kiri -35,63
Live Lapangan 21,15
Tumpuan Kanan -27,78
Tumpuan Kiri -89,06
Gempa E
Tumpuan Kanan -95,59
Tumpuan Kiri -117,181
1,4 DL Lapangan 67,602
Tumpuan Kanan -93,616

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Tumpuan Kiri -157,454
1,2D + 1,6L Lapangan 91,858
Tumpuan Kanan -124,684
Tumpuan Kiri -47,034

1.2D+1L+1EQX+0.3EQY Lapangan 79,025


Tumpuan Kanan -203,626
Tumpuan Kiri -225,114
1.2D+1L-1EQX-0.3EQY Lapangan 95,116
Tumpuan Kanan -12,411
Tumpuan Kiri -164,370
0.9D-1EQX-0.3EQY Lapangan 66,351
Tumpuan Kanan 35,425
Tumpuan Kiri 13,710
0.9D+1EQX+0.3EQY Lapangan 50,101
Tumpuan Kanan -155,789
Tumpuan Kiri -109,431

1.2D+1L+1EQY+0.3EQX Lapangan 77,696


Tumpuan Kanan -136,751
Tumpuan Kiri -162,717
1.2D+1L-1EQY-0.3EQX Lapangan 80,736
Tumpuan Kanan -79,286
Tumpuan Kiri -101,973
0.9D-1EQY-0.3EQX Lapangan 46,888
Tumpuan Kanan -31,449
Tumpuan Kiri -48,688
0.9D+1EQY+0.3EQX Lapangan 42,060
Tumpuan Kanan -88,914
Tabel 3.8 Resume Momen Desain untuk balok (B298) pada SRPMK

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Momen tumpuan kiri negatif maximum = -225,114 KNm
Momen tumpuan kiri positif maximum = 13,710 KNm
Momen tumpuan kanan negatif maximum = -203,626 KNm
Momen tumpuan kanan positif maximum = 35,425 KNm

Sebelum dilakukan penulangan baiknya dilakukan kontrol syarat-syarat


komponen beton bertulang yang merupakan bagian SPBL tersebut di pasal 23.2 SNI
03-2847-2002 untuk WG 5 dan 6, sebagai berikut:
Beban aksial balok sudah pasti sangat kecil (Pu < 0,1 Ag fc)
Bentang bersih minimum harus lebih besar dari 4d
Bentang bersih = 6 m 0,5 m > 4 x 550 mm
5,5 m > 2,2 m .Oke

Ratio = = 0,667 > 0,3

bw = 400 mm > 250 mm


bw = 400 < lebar kolom + 1,5d
= 400 < 500 + 1,5 (550)
= 400 mm < 1325 mm .Oke

3.5.3. Perencanaan Balok Tumpuan


Diketahui :
bw = 400 mm
h = 600 mm
d = 600 50 = 550 mm (asumsi 1 layer tulangan)
fc = 40 MPa
fy = 400 MPa
fys = 275,7903 MPa

A. Perencanaan Balok Tumpuan Kiri Momen Negatif


Diketahui : Mu negatif maximum kiri = - 225,114 KNm
Dimana :

m = = 11,764 TR [9]

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Q = = 0,00581 [9]

Maka :

Asperlu = b.d [9]

= .400 . 550

= 1325,15 mm2 (519 = 1417,5 mm2)

Asmin = .bw.d atau Asmin = .bw.d [9]

= . 400. 550 = .400.550

= 770 mm = 869,626 mm2

Asmax = 0,025 . bw.d [9]

= 0,025 . 400 . 550


= 5500 mm2 (pasal 23.3.2.1.SNI 03-2847-2002)

Asmax > Asperlu > Asmin Oke

B. Perencanaan Balok Tumpuan Kiri Momen Positif


Diketahui :
Mu negatif max kanan = 13,71 KNm
atau
Mu = M negatif max kiri = x 225,114 = 112,557 KNm [9]

maka, Mu yang dipakai untuk desain = 112,557 KNm


Dimana :
m = 11,7647

Q = = 0,0029

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Maka :

Asperlu = b.d [9]

= .400 . 550

= 649,27 mm2

Asmin = 869,626 mm2 (419 = 1134 mm2)


Karena Asperlu < Asmin, maka As yang dipakai adalah 869,626 mm2

C. Perencanaan Balok Tumpuan Kanan Momen Negatif


Diketahui : Mu negatif maximum kiri = -203,626 KNm
Dimana :
m = 11,7647

Q = = 0,00526

Maka :

Asperlu = b.d [9]

= .400 . 550

= 1195,41 mm2 (519 = 1417,5 mm2)


Asmin = 869,626 mm2
Asmax = 5500 mm2
Asmax > Asperlu > Asmin Oke

D. Perencanaan Balok Tumpuan Kanan Momen Positif


Diketahui :
Mu negatif max kanan = 35,425 KNm
atau
Mu = M negatif max kiri = x 203,626 = 101,813 KNm [9]

maka, Mu yang dipakai untuk desain = 101,813 KNm


Nilai Mu yang ada sudah pasti lebih kecil dari MRminimum.
Jadi luas tulangan (AS) = AS min = 869,626 mm2 (419 = 1134 mm2)

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3.5.4. Perencanaan Balok Lapangan
Diketahui: Mu lapangan = 95,116 KNm
Nilai Mu yang ada sudah pasti lebih kecil dari MRminimum.
Jadi luas tulangan (AS) = AS min = 869,626 mm2 (419 = 1134 mm2)

Setelah tulangan pada balok (B298) dihitung. Selanjutnya perlu dikontrol pula
pemenuhan ketentuan-ketentuan berikut ini:
a) Pasal 23.3.2.2
Kuat momen positif terpasang dimuka kolom > kuat negative. Ini sudah
dipenuhi pada perhitungan diatas.
b) Pasal 23.3.2.2
Ditiap potongan sepanjang balok tidak boleh ada kuat momen positif ataupun
negatife yang kurang dari kuat momen maximum = x 225,114 = 56,279
KNm. Ini sudah terpenuhi dengan ASmin = 869,626 mm2, memberikan kuat
momen MRmin = 186,869 KNm.
c) Pasal 23.3.2.1
Tiap potongan baik sisi bawah maupun sisi atas harus ada 2 batang tulangan. Ini
dipenuhi oleh tulangan minimum.
d) Pasal 23.5.1.4
Bila tulangan menembus, maka d = 550 mm > 20db
20db = 20 x 19 = 380 mm (db = diameter tulangan memanjang yang akan
dipakai)

3.5.5. Desain Tulangan Geser Balok


Sebagaimana diatur oleh pasal 23.3.4, gaya geser rencana Vc harus
ditentukan dari peninjauan gaya statik pada bagian komponen struktur antara 2
muka tumpuan. Momen Mpr dengan tanda berlawanan dianggap bekerja pada muka-
muka kolom tadi dan komponen tersebut dibebani penuh beban gravitasi terfaktor.
Mpr dihitung dengan persamaan:
Mpr = AS (1,25.fy)(d - a) [9]
Dimana:

a = [9] dan = 1

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
A. Pada Tumpuan Kiri Momen Positif
Diketahui : AS = 869,626 mm2
Maka:

a = = = 31,971 mm

Mpr+ kiri = AS (1,25.fy)(d - a)


= 1 x 869,626 x (1,25.400) x (550 - .31,971)
= 232,196 KNm

B. Pada Tumpuan Kiri Momen Negatif


Diketahui : AS = 1325,15 mm2
Maka:

a = = = 48,72 mm
-
M = A (1,25.fy)(d - a)
pr kiri S

= 1 x 1325,15 x (1,25.400) x (550 - .48,72)


= 348,276 KNm

C. Pada Tumpuan Kanan Momen Positif


Diketahui : AS = 869,626 mm2
Maka: M pr+kanan = 232,196 KNm

D. Pada Tumpuan Kanan Momen Negatif


Diketahui : AS = 1195,41 mm2
Maka:

a = = = 43,95 mm
-
M = A (1,25.fy)(d - a)
pr kanan S

= 1 x 1195,41 x (1,25.400) x (550 - .43,95)


= 315,603 KNm

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Maka gaya geser maximum ? Vn = 239,14 KN

Cek apakah beton memberi sumbangan geser atau tidak ?


1. Jika gaya geser akibat gempa saja (akibat Mpr) > 0,5 total geser (akibat Mpr +
beban gravitasi) maka VC = 0
Dalam hal ini gaya geser akibat gempa saja
= 110,65 KN < 0,5 x 239,14
= 110,65 KN < 119,57 KN
Maka, VC ? 0

Gaya axial tekan < [9]

Karena gaya axial tekan pasti sangat kecil sekali, maka VC = 0


Dari kedua syarat diatas hanya syarat no.2 yang terpenuhi. Maka, dengan anggapan
VC = 0 akan menghasilkan desain yang konservatif.

= 318,85 KN

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Kontrol kuat geser nominal tidak boleh lebih besar dari VSmax (pasal 13.5.6.8)

VSmax = = = 927,601 KN > 318,85 KN

...Oke VS = = = 463,8 KN > 318,85 KN

..Oke

Dengan menggunakan tulangan geser 212 (Av = 226mm2), diperoleh s sebesar:

= 113,45 mm

Smax sepanjang sendi plastis diujung balok 2h = 2 x 600 mm = 1200 mm, tidak boleh
lebih besar dari (Pasal 23.3.3.2) :

- = 134,6 mm

- 8 db tulangan longitudinal = 152 mm


- 24 db hoop = 288 mm
- 300 mm
Dipakai s = 100 mm. Sesuai dengan pasal 23.3.3.1 hoop pertama 212 mm
dipasang 50 mm dari muka kolom di kedua ujung balok.

Pemasangan begel di luar sendi plastis (di luar 2h) mengikuti pasal 23.3.3.4 dan
Vu = 104,468 KN (pada jarak 1200 mm)

= 139,29 KN

Jika dipakai begel 212 (Av = 226 mm2), maka:

= 349,49 mm

Syarat pemasangan begel di luar sendi plastis (pasal 23.3.3.4 dan pasal 13.3.1.1)

- = x 538,3 = 269,25 mm

Jadi dipasang begel 212 - 250 mm di tengah bentang.

3.5.6. Penulangan Memanjang Kolom


Syarat dimensi kolom menurut pasal 23.4.1 harus dipenuhi bila:
Kolom sebagai bagian SPBL
Menerima beban axial berfaktor lebih besar dari 0,1AS.fc
0,1 . 5002. 40 = 1000 KN

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Ukuran penampang terkecil 500 mm > 300 mm Oke

Ratio > 0,4 ..Oke

Berikut dibawah ini adalah resume beban Pu dan Mu pada kolom K184
Jenis Beban Pu (KN) Pu / Mu (KNm) Mu /
1,4 DL 1569,242 2414,218 -61,358 94,397
1,2D + 1,6L 1859,013 2860,020 -83,928 129,120
1.2D+1L+1EQX+0.3EQY 1848,846 2844,378 179,521 276,186
1.2D+1L-1EQX-0.3EQY 1483,718 2282,643 -109,036 167,748
0.9D-1EQX-0.3EQY 826,234 1032,793 -125,019 156,274
0.9D+1EQX+0.3EQY 1191,363 1832,866 163,538 251,597
1.2D+1L+1EQY+0.3EQX 1721,514 2648,483 -91,913 141,405
1.2D+1L-1EQY-0.3EQX 1611,050 2478,538 -52,441 80,678
0.9D-1EQY-0.3EQX 953,567 1191,959 -24,033 30,041
0.9D+1EQY+0.3EQX 1064,030 1636,969 62,553 96,235
Tabel 3.9 Resume Beban Axial dan Momen di kolom (K184)

= 0,65 ? jika Pu > 1000 KN


= 0,65 0,8 ? jika Pu < 1000 KN ( di asumsi = 0,8)

Berdasarkan kombinasi beban diatas maka kolom K184 cukup diberi tulangan 1%
tersebar merata disemua sisi. Seperti terlihat pada gambar 3.2. diagram interaksi
dengan tulangan kolom sebesar 8D20 (2512 mm2).

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Gambar 3.2. Diagram interaksi kolom bujur sangkar pada K184

3.5.7. Pengekangan Kolom


Memenuhi pasal 23.4.4.4. ujung-ujung kolom sepanjang lo harus dikekang
dengan spasi sesuai pasal 23.4.4.2 oleh tulangan transversal (Ash)
lo = h = 500 mm
= 1/6 ln = 1/6 3400 mm = 566,67 mm
= 500 mm
lo dipakai 570 mm
Dengan s memenuhi ketentuan berikut:
x 500 mm = 125 mm
6 tul.longitudinal = 6 x 20 = 120 mm
= 150 mm
< 100 mm
Sehingga s diambil = 100 mm
Ash min diperoleh sesuai pasal 23.4.4.1, dengan asumsi s = 100 mm, fyh = 400 MPa,
selimut beton = 40 mm dan s = 12 mm.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Ash = 0,3 (s.hc.fc/fy)(Ag/Ach 1) [9]

= 0,3 [100 x (500 - 2x40 20) x 40/400].[(5002/(500 2x40)2 1]


= 500,68 mm2
atau
Ash = 0,09 (s.hc.fc/fy) [9]

= 0,09 [100 x (500 - 2x40 20) x 40/400]


= 360 mm2
Untuk memenuhi pasal 23.4.4.3 dipasang Ash 413 = 530,66 mm2.

3.5.8. Penulangan Transversal


Gaya geser rencana VC, untuk menentukan kebutuhan tulangan geser kolom
menurut pasal 23.4.5.1 harus ditentukan dari kuat momen maximum, Mpr, dari setiap
ujung komponen struktur yang bertemu di HBK yang bersangkutan. M pr ini
ditentukan berdasarkan rentang beban axial terfaktor yang mungkin terjadi dengan
=1. Mpr diambil = Mbalance dari diagram interaksi dari kolom yang bersangkutan
momen pakai fs = 1,25, fy = 1,25 x 400 = 500 MPa didapat Mbalance = 648 KNm

Gambar 3.3. Mbalance pada Diagram interaksi kolom K184 SRPMK

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Karena Mpr diatas dan dibawah kolom adalah sama,

maka Ve = = 341,053 KN

Nilai Ve > Vu (hasil dari analisis struktur) ..Oke

Dengan sisa panjang kolom harus tetap dipasang tulangan transversal :


s = 6 db tul.memanjang = 6 x 20 = 120 mm
= 150 mm
Jadi dipasang begel 413 - 120 mm di tengah bentang kolom

3.5.9. Persyaratan Strong Coloum and Weak Beam


Persyaratan Strong Coloum and Weak Beam untuk K148

SMe > SMg [9]

Dimana:
= Jumlah momen nominal terendah yang konsisten dengan gaya aksial
terendah yang bertemu pada suatu kolom
= Jumlah momen nominal dari balok-balok yang bertemu di HBK

+ -
AStop ASbot MR MR
Bottom Positif Negatif
Balok fc fy b d Top steel
steel Moment Moment
Kiri
40 400 400 550 1244,86 815,62 174,544 262,474
B - 232
Kanan
40 400 400 550 1326,08 866,51 185,111 278,808
B - 298
Tabel 3.10 Kapasitas Momen Balok yang bertemu di HBK

MR+ = ASbot . fy (d - a) [9]

-
MR = AStop . fy (d - a) [9]

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
+ -
Kolom Axial force MR (KNm) MR (KNm)
K 154 (atas) 1444,125 471 471
K 148 (bawah) 1725,884 513 513
Tabel 3.11 Kapasitas Momen Kolom yang bertemu di HBK

Gambar 3.4. Diagram interaksi kolom yang bertemu di HBK pada struktur SRPMK

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Kondisi I (searah jarum jam)
SMg = 174,544 + 278,808 = 453,352 KNm
SMe = 471 + 513 = 984 KNm

Syarat SCWB ? >

> 1,2

2,17 > 1,2 ..Oke

Kondisi II (berlawanan arah jarum jam)


SMg = 185,111 + 262,474 = 447,585 KNm
SMe = 471 + 513 = 984 KNm

Syarat SCWB ? >

> 1,2

2,198 > 1,2 ..Oke

Jika nilai pada kondisi I dan II yaitu 2,17 dan 2,198 dibandingkan dengan hasil

SAP2000 yaitu 2,154 dan 2,182 didapat hasil yang mendekati.

Setelah membandingkan hasil output dari SAP2000 (berdasarkan ACI 318-2005)


dengan hasil hitungan manual (berdasarkan SNI 03-2847-2002) maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa SAP2000 dapat dipakai untuk mendesain bangunan
tahan gempa di Indonesia dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3.6. Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah
3.6.1. Analisis Terhadap T Reyligh
Besarnya T yang dihitung sebelumnya memakai cara-cara empiris harus
dibandingkan dengan T reyligh dengan rumus:

n 2

Wi di
i1
TR 6,3 n
g Fi di
i1
[10]

Besarnya T yang dihitung sebelumnya sesuai dengan pasal 6.2.2. tidak boleh
menyimpang lebih dari 20% hasil T reyligh
80%TR < T < 120%TR [10]
Untuk menghitung T reyligh maka, harus dilakukan analisis struktur 3 dimensi
untuk mengetahui defleksi lantai ke-i. Analisis dilakukan dengan program SAP2000
dan sudah dilakukan sebelumnya. Analisis dilakukan dengan mempertimbangkan
retak sepanjang komponen struktur. Akibat dari retak ini maka kekakuan (Inersia)
dari tiap-tiap komponen tereduksi sebagai berikut:
1. Untuk komponen balok (dalam hal ini balok T)
Inya = 2 x Ibalok = 2 x 35% . Ig = 0,7 Ig [9]

2. Untuk komponen kolom


Inya = 0,7 Ig

Berikut adalah tabel analisis T reyligh


Lantai hx wi F di
wi . di F . di
ke (m) (KN) (KN) (mm)
1 4 11097 117,27 5,56 343048 652
2 7,8 11045,4 227,61 12,8 1809678 2913
3 11,6 11045,4 338,50 19,5 4200013 6601
4 15,4 11045,4 449,38 25 6903375 11235
5 19,2 11045,4 560,27 28,9 9225229 16192
6 23 8261,4 501,99 31,05 7964836 15587
S 30446180 53179
Tabel 3.12 Analisis T reyligh SRPMM

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
n 2

Wi di
i1
Maka T reyligh = 6,3 n
g Fi di
i1

30446180
= 6,3
9810x53179
= 1,522

Syarat yang harus dipenuhi:


80%TR < T < 120%TR
1,2176 < 1,22 < 1,826 Oke

Kinerja batas layan (?S) dan kinerja batas ultimit (?m) [10]

Syarat kinerja batas layan (?S) = x hi = x 3800

= 20,73 mm
dan

Syarat kinerja batas layan (?S) = x hi = x 4000

= 21,82 mm

Ambil yang terkecil yaitu ? S = 20,73 mm ? untuk lantai atas


?S = 21,82 mm ? untuk lantai bawah

Syarat kinerja batas ultimit (?m) = 0,02 x hi = 0,02 x 3800


= 76 mm ? untuk lantai atas
Dan
Syarat kinerja batas ultimit (?m) = 0,02 x hi = 0,02 x 4000
= 80 mm ? untuk lantai bawah

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Syarat drift
Lantai hi ?S Drift ? S antar
antar tingkat Keterangan
ke (m) (mm) tingkat (mm)
(mm)
1 4 5,56 5,56 21,82 Oke
2 7,8 12,8 7,24 20,73 Oke
3 11,6 19,5 6,7 20,73 Oke
4 15,4 25 5,5 20,73 Oke
5 19,2 28,9 3,9 20,73 Oke
6 23 31,05 2,15 20,73 Oke
Tabel 3.13 Analisis ?S akibat gempa pada SRPMM

Lantai hi Drift ? S antar Drift ? m antar Syarat drift ? m


Keterangan
ke (m) tingkat (mm) tingkat (mm) (mm)
1 4 5,56 21,41 80 Oke
2 7,8 7,24 27,87 76 Oke
3 11,6 6,7 25,8 76 Oke
4 15,4 5,5 21.18 76 Oke
5 19,2 3,9 15,02 76 Oke
6 23 2,15 8.28 76 Oke
Tabel 3.14 Analisis ?m akibat gempa pada SRPMM

3.6.2. Perencanaan Tulangan Balok Akibat Momen Lentur


Dalam perencanaan tulangan balok, akan dipakai program SAP2000. Seperti
yang terlihat pada lampiran II. Akan diberikan juga perhitungan perencanaan secara
manualnya untuk beberapa balok yang ditentukan oleh penulis. Tujuan lainnya
adalah untuk mengetahui apakah SAP (dengan peraturan ACI 318-2005) sama
dengan SNI 1726-2002.

Berikut adalah tabel resume momen desain untuk balok (B298)


Beban Lokasi Momen (KNm)
Tumpuan Kiri -83,70
Dead Lapangan 48,29
Tumpuan Kanan -66,87

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Tumpuan Kiri -35,63
Live Lapangan 21,15
Tumpuan Kanan -27,78
Tumpuan Kiri -93,39
Gempa E
Tumpuan Kanan -100,24
Tumpuan Kiri -117,181
1,4 DL Lapangan 67,602
Tumpuan Kanan -93,616
Tumpuan Kiri -157,454
1,2D + 1,6L Lapangan 91,858
Tumpuan Kanan -124,684
Tumpuan Kiri -42,707

1.2D+1L+1EQX+0.3EQY Lapangan 79,689


Tumpuan Kanan -208,271
Tumpuan Kiri -229,441
1.2D+1L-1EQX-0.3EQY Lapangan 96,167
Tumpuan Kanan -7,766
Tumpuan Kiri -168,697
0.9D-1EQX-0.3EQY Lapangan 68,217
Tumpuan Kanan 40,071
Tumpuan Kiri 18,036
0.9D+1EQX+0.3EQY Lapangan 51,481
Tumpuan Kanan -160,435
Tumpuan Kiri -108,137

1.2D+1L+1EQY+0.3EQX Lapangan 77,631


Tumpuan Kanan -138,147
Tumpuan Kiri -164,012
1.2D+1L-1EQY-0.3EQX Lapangan 80,925
Tumpuan Kanan -77,89
Tumpuan Kiri -103,268
0.9D-1EQY-0.3EQX Lapangan 47,195
Tumpuan Kanan -30,053

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Tumpuan Kiri -47,393
0.9D+1EQY+0.3EQX Lapangan 41,995
Tumpuan Kanan -90,311
Tabel 3.15 Resume Momen Desain untuk balok (B298) pada SRPMM

Momen tumpuan kiri negatif maximum = -229,441 KNm


Momen tumpuan kiri positif maximum = 18,481 KNm
Momen tumpuan kanan negatif maximum = -208,271 KNm
Momen tumpuan kanan positif maximum = 40,071 KNm

Sebelum dilakukan penulangan baiknya dilakukan kontrol syarat-syarat


komponen beton bertulang yang merupakan bagian SPBL tersebut di pasal 23.10.1
SNI 03-2847-2002 untuk WG 3, sebagai berikut:
Beban aksial balok sudah pasti sangat kecil (Pu < 0,1 Ag fc) [9]

3.6.3. Perencanaan Balok Tumpuan


Diketahui :
bw = 400 mm
h = 600 mm
d = 600 50 = 550 mm (asumsi 1 layer tulangan)
fc = 40 MPa
fy = 400 MPa
fys = 275,7903 MPa

A. Perencanaan Balok Tumpuan Kiri Momen Negatif


Diketahui : Mu negatif maximum kiri = - 229,441 KNm
Dimana :

m = = 11,764 [9]

Q = = 0,00593 [9]

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Maka :

Asperlu = b.d [9]

= .400 . 550

= 1353,59 mm2 (519 = 1417,5 mm2)

Asmin = .bw.d atau Asmin = .bw.d [9]

= . 400. 550 = .400.550

= 770 mm = 869,626 mm2

Asmax = 0,025 . bw.d [9]

= 0,025 . 400 . 550


= 5500 mm2 (pasal 23.3.2.1.SNI 03-2847-2002)
Asmax > Asperlu > Asmin Oke

B. Perencanaan Balok Tumpuan Kiri Momen Positif


Diketahui :
Mu negatif max kanan = 18,481 KNm
atau
Mu = ? M negatif max kiri = ? x 229,441 = 76,48 KNm [9]

maka, Mu yang dipakai untuk desain = 76,48 KNm


Dimana :
m = 11,7647

Q = = 0,00198

Maka :

Asperlu = b.d

= .400 . 550

= 440,795 mm2
Asmin = 869,626 mm2 (419 = 1134 mm2)
Karena Asperlu < Asmin, maka As yang dipakai adalah 869,626 mm2

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
C. Perencanaan Balok Tumpuan Kanan Momen Negatif
Diketahui : Mu negatif maximum kanan = -208,271 KNm
Dimana :
m = 11,7647

Q = = 0,00538

Maka :

Asperlu = b.d

= .400 . 550

= 1223,63 mm2 (519 = 1417,5 mm2)


Asmin = 869,626 mm2
Asmax = 5500 mm2
Asmax > Asperlu > Asmin Oke

D. Perencanaan Balok Tumpuan Kanan Momen Positif


Diketahui :
Mu negatif max kanan = 40,071 KNm
atau
Mu = ? M negatif max kiri = ? x 208,271 = 69,424 KNm [9]

maka, Mu yang dipakai untuk desain = 69,424 KNm


Nilai Mu yang ada sudah pasti lebih kecil dari MRminimum.
Jadi luas tulangan (AS) = AS min = 869,626 mm2 (419 = 1134 mm2)

3.6.4. Perencanaan Balok Lapangan


Diketahui: Mu lapangan = 96,167 KNm
Nilai Mu yang ada sudah pasti lebih kecil dari MRminimum.
Jadi luas tulangan (AS) = AS min = 869,626 mm2 (419 = 1134 mm2)

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Setelah tulangan pada balok (B298) dihitung. Selanjutnya perlu dikontrol pula
pemenuhan ketentuan-ketentuan berikut ini:
a) Pasal 23.10.4.1
Kuat momen positif terpasang dimuka kolom > ? kuat negative. Ini sudah
dipenuhi pada perhitungan diatas.
b) Pasal 23.10.4.1
Ditiap potongan sepanjang balok tidak boleh ada kuat momen positif ataupun
negatife yang kurang dari kuat momen maximum = x 229,441 = 45,888
KNm. Ini sudah terpenuhi dengan ASmin = 869,626 mm2, memberikan kuat
momen MRmin = 186,869 KNm.

3.6.5. Desain Tulangan Geser Balok


Sebagaimana diatur oleh pasal 23.10.3, gaya geser rencana Vu harus
ditentukan dari peninjauan gaya statik pada bagian komponen struktur antara 2
muka tumpuan. Momen Mn dengan tanda berlawanan dianggap bekerja pada muka-
muka kolom tadi dan komponen tersebut dibebani penuh beban gravitasi terfaktor.

Maka gaya geser maximum ? Vu = 200,44 KN

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
= 267,25 KN

Kontrol kuat geser nominal tidak boleh lebih besar dari VSmax (pasal 13.5.6.8)

VSmax = = = 908,21 KN > 267,25 KN

...Oke VS = = = 454,1 KN > 267,25 KN

..Oke

Dengan menggunakan tulangan geser 112 (Av = 113,1 mm2), diperoleh s sebesar:

= 67,71 mm

Smax sepanjang sendi plastis diujung balok 2h = 2 x 600 mm = 1200 mm, tidak boleh
lebih besar dari (Pasal 23.10.4.2) :

- = 134,6 mm

- 8 db tulangan longitudinal = 152 mm


- 24 db begel = 288 mm
- 300 mm
Dipakai s = 120 mm. Sesuai dengan pasal 23.10.4.2 begel pertama 112 mm
dipasang 50mm dari muka kolom di kedua ujung balok.

Syarat pemasangan begel di luar sendi plastis (pasal 23.10.3)

- = x 538,3 = 269,25 mm

Jadi dipasang begel 112 - 250 mm di tengah bentang.

3.6.6. Penulangan Memanjang Kolom


Syarat dimensi kolom menurut pasal 23.10.2 harus dipenuhi bila:
Kolom sebagai bagian SPBL
Menerima beban axial berfaktor lebih besar dari 0,1AS.fc
0,1 . 5002. 40 = 1000 KN
Dengan Pu dan Mu yang sama, dapat di lihat dari Gambar 3.2. Diagram interaksi
kolom bujur sangkar pada K184 tulangan yang didapat sebesar 820 (As = 2512
mm2). Dengan ratio tulangan 1%.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3.6.7. Penulangan Transversal
Memenuhi pasal 23.10.5, panjang lo sama dengan SRPMK yaitu 570 mm.
Dengan s memenuhi ketentuan berikut:
x 500 mm = 250 mm
8 tul.longitudinal = 8 x 20 = 160 mm
24 tul.transversal = 24 x 12 = 288 mm
300 mm
Sehingga s diambil = 150 mm

Gaya geser rencana Vu, untuk menentukan kebutuhan tulangan geser kolom
menurut pasal 23.10.3 harus ditentukan dari kuat momen maximum.
Vu = 72,952 KN
Dengan menggunakan tulangan geser 1 12 (As = 113,1 mm2) dan s = 150 mm.

= 123,84 KN > 79,952 KN . Oke

Jadi dipasang begel 112 150 mm di tengah bentang kolom.

3.7. Struktur Biasa


3.7.1. Perencanaan Tulangan Balok
Dalam perencanaan tulangan balok struktur biasa hanya dipakai perhitungan
akibat beban gravitas.
Berikut adalah tabel resume momen desain untuk balok (B298)
Beban Lokasi Momen (KNm)
Tumpuan Kiri -83,7
Dead Lapangan 48,29
Tumpuan Kanan -66,87
Tumpuan Kiri -35,63
Live Lapangan 21,15
Tumpuan Kanan -27,78
Tumpuan Kiri -117,181
1,4 DL Lapangan 67,602
Tumpuan Kanan -93,616

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Tumpuan Kiri -157,454
1,2D + 1,6L Lapangan 91,858
Tumpuan Kanan -124,684
Tabel 3.16 Resume Momen Desain untuk balok (B298) pada Struktur Biasa

3.7.2. Perencanaan Balok Tumpuan


Diketahui :
bw = 400 mm
h = 600 mm
d = 600 50 = 550 mm (asumsi 1 layer tulangan)
fc = 40 MPa
fy = 400 MPa
Mu maksimum = -157,454 KNm

Dimana :

m = = 11,764

k = = = 1,6266 [9]

? = = 0,0042 [9]

?min < ? . Oke

Maka :
Tulangan Tarik
As = ?.b.d [9]

= 0,0042 . 400 . 550


= 924 mm2 (418 = 957,9 mm2)

Tulangan Tekan
As = 0,5 As [9]

= 0,5 . 957,9
= 478,95 mm2 (218 = 509 mm2)

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3.7.3. Perencanaan Balok Lapangan
Diketahui: Mu lapangan = 91,858 KNm
Dimana :

k = = = 0,9489 [9]

? = = 0,0024 [9]

?min > ? . Oke


? yang digunakan adalah ? min = 0,0035

Maka :
Tulangan Tarik
As = ?.b.d [9]

= 0,0035 . 400 . 550


= 770 mm2 (418 = 957,9 mm2)

Tulangan Tekan
As = 0,5 As [9]

= 0,5 . 957,9
= 478,95 mm2 (218 = 509 mm2)

3.7.4. Perencanaan Tulangan Geser Balok


Diketahui :
Vu = 135,791 KN
L = 6000 mm
bw = 400 mm
h = 600 mm
d = 541 mm

Vc = .bw.d = .400.541.10-3 = 228,11 KN

FVc = 0,65 . 228,11 = 148,27 KN


FVc = 148,27 = 74,135 KN
FVc Vs Vu < FVc

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Maka :
Direncanakan tulangan geser balok 110 (Av = 78,54 mm2)

s = = 235,62 mm

smax = d = 270,5 mm
Ambil sengkang 110 250 mm

Vs = = = 67,98 KN

Vs max = .bw.d = .400.541 = 912,42 KN

Vs < Vs max ........ Oke

3.7.5. Penulangan Memanjang Kolom


Dari hasil Tabel 4.6 untuk struktur biasa hanya digunakan Beban Axial dan
Momen akibat beban mati dan gravitasi. Dengan kombinasi diagram interaksi kolom
bujur sangkar didapat tulangan memanjang kolom 820 (As = 2512 mm2).
Ratio tulangan sebesar 1 %, memenuhi syarat 0,01 < ? < 0,08.

Gambar 3.5. Diagram interaksi kolom bujur sangkar K184 pada Struktur Biasa

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
3.7.6. Penulangan Transversal
Direncanakan untuk sengkang menggunakan tulangan 10 mm.
Dengan s memenuhi ketentuan:
16 tul.longitudinal = 16 x 20 = 320 mm
48 tul.transversal = 48 x 10 = 480 mm
h = 500 mm
Sehingga s diambil = 320 mm

Jadi dipasang begel 110 320 mm di sepanjang bentang kolom.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan bangunan dengan struktur SRPMK dan
SRPMM, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Gaya gempa yang bekerja pada struktur bangunan model SRPMK lebih kecil
dibandingkan dengan bangunan model SRPMM yaitu sebesar 4,6%. Karena
struktur bangunan model SRPMK direncanakan dengan faktor reduksi yang
lebih besar, yaitu R = 8,5, sedangkan untuk SRPMM direncanakan dengan
faktor reduksi yang lebih kecil, yaitu R = 5,5 ;
Di dalam SNI 1726-2002 diberikan batasan T = ? x n untuk mendapatkan
perencanaan yang cukup efisien dan tidak terlalu fleksibel ;
Semakin lunak kondisi tanah, semakin besar pula pengaruh beban lateral gempa
pada struktur ;
Gaya gempa tidak memberikan tambahan gaya aksial kolom pada struktur
model ini;
Pada perhitungan tulangan longitudinal balok 298 didapat hasil yang sama pada
Struktur Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Struktur
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) yaitu 519 (As=1417,5
mm2) untuk tumpuan tarik, 419 (As=1134 mm2) untuk tumpuan tekan dan
419 (As=1134 mm2) untuk lapangan;
Pada perhitungan tulangan longitudinal kolom 184 didapat hasil yang sama
untuk semua struktur yaitu 820 (As=2512 mm2);
Dari hasil perhitungan Struktur Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK) didapat:
Tulangan transversal pada balok 298 adalah 212 100 (As=226,08 mm2)
pada jarak 2h dan 212 120 (As=226,08 mm2) diluar jarak 2h.
Tulangan transversal pada kolom 184 adalah 413 100 (As=530,66 mm2)
sepanjang lo dan 413 120 (As=530,66 mm2) di tengah bentang.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Dari hasil perhitungan Struktur Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah
(SRPMM) didapat:
Tulangan transversal pada balok 298 adalah 112 120 (As=113,1 mm2)
pada jarak 2h dan 112 250 (As=113,1 mm2) diluar jarak 2h.
Tulangan transversal pada kolom 184 adalah 112 150 (As=530,66 mm2)
di sepanjang tengah bentang.
Dari hasil perhitungan Struktur biasa didapat:
Tulangan longitudinal balok 298 adalah 418 (As=957,9 mm2) untuk
tumpuan tarik, 218 (As=509 mm2) untuk tumpuan tekan dan 418
2
(As=957,9 mm ) untuk lapangan;
Tulangan transversal pada balok 298 adalah 110 250 (As=78,54 mm2)
pada jarak L dan 110 500 (As=78,54 mm2) pada jarak L ditengah
bentang.
Tulangan transversal pada kolom 184 adalah 110 320 (As=78,54 mm2)
disepanjang bentang.
Struktur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus lebih kaku dibandingkan
dengan struktur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Mengengah dan Struktur
non gempa.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil pengerjaan tugas akhir ini, saran-saran yang dapat saya
berikan untuk pengembangan lebih lanjut antara lain :
Penggunaan analisis beban gempa statik ekivalen memberikan keterbatasan
dalam desain model yang di analisis, terutama dalam hal tinggi bangunan.
Untuk pengembangan studi lebih lanjut dapat digunakan analisis dinamik non
linier untuk struktur bangunan yang lebih tinggi ;
Perlu untuk meninjau model struktur yang lain sehingga dapat di analisis
beberapa variasi ukuran gedung baik variasi panjang bentang maupun jumlah
tingkat, sehingga dapat diambil suatu hubungan antara pembebanan, bentang,
dan jumlah tingkat terhadap gayagaya rencana dalam kaitannya dengan beban
gempa ;
Untuk desain yang ekonomis, desain gedung bertingkat seperti struktur model
ini, harus dimulai dengan desain SRPMK atau daktilitas penuh. Namun dalam
desain ini perlu untuk menerapkan push over analysis, sehingga model dan
mekanisme keruntuhan jika terjadi gempa besar dapat direncanakan, dalam hal
mengurangi resiko yang besar.
Sangat penting untuk memperhitungkan pengaruh gempa pada suatu
perencanaan bangunan gedung dan mengaplikasikannya pada daerah yang
rawan gempa tersebut.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
DAFTAR PUSTAKA

1. Benny Kusuma Tavio. Desain Sistem Rangka Pemikul Momen dan Dinding
Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa, ITS Press, Surabaya, 2009.
2. Daniel L. Schodek. Struktur, Erlangga, Jakarta, 1999.
3. Gideon Kusuma dan Takim Andriano. Desain Struktur Rangka Beton Bertulang
di Daerah Rawan Gempa, Erlangga, Jakarta, 1993.
4. Istimawan Dipohusodo. Analisis Struktur, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2001.
5. Istimawan Dipohusodo. Struktur Beton Bertulang (berdasarkan SK-SNI T-15-
1991-03), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999.
6. Kiyoshi Muto. Analisis Perancangan Gedung Tahan Gempa, Erlangga, Jakarta,
1993.
7. Rahmat Purwono. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa
Sesuai SNI-1726 dan SNI-2847, ITS Press, Surabaya, 2006.
8. SKBI 1.2.53.1987, 1987, Perencanaan Pembebanan berdasarkan Pedoman
Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, Jakarta.
9. SK.SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
10. SK.SNI 1726-2002, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Perhitungan
11. Uniform Building Code 1997 UBC Volume 2, Structural Engineering
Design Provisions.
12. W.C.Vis dan Gideon Kusuma. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang,
Erlangga, Jakarta, 1993.
13. W.C.Vis dan Gideon Kusuma. Grafik dan Tabel (berdasarkan SK-SNI T-15-
1991-03), Erlangga , Jakarta, 1993.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMK)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 2.192E-16 -102.885 -117.181
0.3 2.192E-16 -100.510 -86.671
0.6 2.192E-16 -98.135 -56.875
0.6 1.13E-16 -84.806 -55.083
0.9 1.13E-16 -82.431 -29.998
1.2 1.13E-16 -80.056 -5.625
1.2 5.293E-17 -64.097 -4.234
1.5 5.293E-17 -61.722 14.638
1.8 5.293E-17 -59.347 32.799
1.8 1.501E-17 -41.674 33.769
2.1 1.501E-17 -39.299 45.915
2.4 1.501E-17 -36.925 57.348
2.4 -1.16E-17 -18.441 57.879
2.7 -1.16E-17 -16.066 63.056
3 -1.16E-17 -13.691 67.519
1.4D
3 -3.272E-17 5.078 67.602
3.3 -3.272E-17 7.453 65.722
3.6 -3.272E-17 9.828 63.130
3.6 -5.188E-17 28.436 62.764
3.9 -5.188E-17 30.811 53.877
4.2 -5.188E-17 33.185 44.277
4.2 -7.229E-17 51.129 43.468
4.5 -7.229E-17 53.504 27.774
4.8 -7.229E-17 55.879 11.366
4.8 -9.777E-17 72.582 10.132
5.1 -9.777E-17 74.957 -11.999
5.4 -9.777E-17 77.332 -34.842
5.4 -1.339E-16 92.896 -36.453
5.7 -1.339E-16 95.271 -64.678
6 -1.339E-16 97.646 -93.616
B298
0 1.96E-16 -135.791 -157.454
0.3 1.96E-16 -133.756 -117.022
0.6 1.96E-16 -131.720 -77.201
0.6 1.017E-16 -113.258 -74.795
0.9 1.017E-16 -111.222 -41.124
1.2 1.017E-16 -109.186 -8.062
1.2 4.85E-17 -86.015 -6.178
1.5 4.85E-17 -83.979 19.321
1.8 4.85E-17 -81.943 44.210
1.8 1.49E-17 -55.774 45.532
2.1 1.49E-17 -53.739 61.959
2.4 1.49E-17 -51.703 77.775
2.4 -8.909E-18 -24.102 78.503
2.7 -8.909E-18 -22.066 85.428
3 -8.909E-18 -20.030 91.742
1.2D+1.6L
3 -2.815E-17 8.060 91.858
3.3 -2.815E-17 10.096 89.134
3.6 -2.815E-17 12.131 85.800
3.6 -4.597E-17 39.906 85.302
3.9 -4.597E-17 41.942 73.024
4.2 -4.597E-17 43.977 60.137
4.2 -6.524E-17 70.519 59.038
4.5 -6.524E-17 72.555 37.577
4.8 -6.524E-17 74.591 15.505
4.8 -8.939E-17 98.790 13.838
5.1 -8.939E-17 100.825 -16.104
5.4 -8.939E-17 102.861 -46.657
5.4 -1.235E-16 124.422 -48.810
5.7 -1.235E-16 126.458 -86.442
6 -1.235E-16 128.493 -124.684

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMK)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 4.84E-11 -80.052 -47.034
0.3 4.84E-11 -78.016 -23.324
0.6 4.84E-11 -75.981 -0.224
0.6 1.093E-11 -66.423 1.248
0.9 1.093E-11 -64.388 20.870
1.2 1.093E-11 -62.352 39.881
1.2 1.888E-11 -45.651 40.934
1.5 1.888E-11 -43.615 54.324
1.8 1.888E-11 -41.580 67.103
1.8 5.405E-11 -20.904 67.704
2.1 5.405E-11 -18.868 73.670
2.4 5.405E-11 -16.832 79.025
2.4 4.436E-11 5.768 79.132
2.7 4.436E-11 7.803 77.096
3 4.436E-11 9.839 74.450
1.2D+1L+1EQX+0.3EQY
3 1.699E-11 33.351 74.036
3.3 1.699E-11 35.387 63.725
3.6 1.699E-11 37.422 52.804
3.6 -1.875E-11 61.164 51.859
3.9 -1.875E-11 63.200 33.204
4.2 -1.875E-11 65.236 13.939
4.2 -5.538E-11 88.637 12.463
4.5 -5.538E-11 90.673 -14.433
4.8 -5.538E-11 92.709 -41.940
4.8 -5.521E-11 115.437 -43.934
5.1 -5.521E-11 117.473 -78.871
5.4 -5.521E-11 119.509 -114.418
5.4 -6.427E-11 142.560 -116.868
5.7 -6.427E-11 144.595 -159.942
6 -6.427E-11 146.631 -203.626
B298
0 -4.84E-11 -155.828 -225.114
0.3 -4.84E-11 -153.792 -178.671
0.6 -4.84E-11 -151.756 -132.839
0.6 -1.093E-11 -129.666 -130.153
0.9 -1.093E-11 -127.631 -91.558
1.2 -1.093E-11 -125.595 -53.574
1.2 -1.888E-11 -103.073 -51.379
1.5 -1.888E-11 -101.037 -20.762
1.8 -1.888E-11 -99.001 9.244
1.8 -5.405E-11 -75.605 10.919
2.1 -5.405E-11 -73.569 33.295
2.4 -5.405E-11 -71.533 55.060
2.4 -4.436E-11 -47.750 56.205
2.7 -4.436E-11 -45.714 70.224
3 -4.436E-11 -43.679 83.633
1.2D+1L-1EQX-0.3EQY
3 -1.699E-11 -20.011 84.244
3.3 -1.699E-11 -17.975 89.942
3.6 -1.699E-11 -15.940 95.030
3.6 1.875E-11 6.998 95.116
3.9 1.875E-11 9.034 92.711
4.2 1.875E-11 11.070 89.696
4.2 5.538E-11 32.381 89.278
4.5 5.538E-11 34.416 79.258
4.8 5.538E-11 36.452 68.628
4.8 5.521E-11 54.710 67.745
5.1 5.521E-11 56.745 51.026
5.4 5.521E-11 58.781 33.697
5.4 6.427E-11 72.687 32.422
5.7 6.427E-11 74.723 10.311
6 6.427E-11 76.758 -12.411

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMK)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 -4.84E-11 -104.028 -164.370
0.3 -4.84E-11 -102.501 -133.391
0.6 -4.84E-11 -100.975 -102.870
0.6 -1.093E-11 -86.139 -101.111
0.9 -1.093E-11 -84.613 -75.498
1.2 -1.093E-11 -83.086 -50.343
1.2 -1.888E-11 -69.916 -48.878
1.5 -1.888E-11 -68.389 -28.133
1.8 -1.888E-11 -66.863 -7.845
1.8 -5.405E-11 -54.141 -6.684
2.1 -5.405E-11 -52.614 9.329
2.4 -5.405E-11 -51.088 24.884
2.4 -4.436E-11 -38.614 25.745
2.7 -4.436E-11 -37.087 37.100
3 -4.436E-11 -35.560 47.997
0.9D-1EQX-0.3EQY
3 -1.699E-11 -23.417 48.563
3.3 -1.699E-11 -21.890 55.359
3.6 -1.699E-11 -20.363 61.697
3.6 1.875E-11 -8.803 61.977
3.9 1.875E-11 -7.276 64.388
4.2 1.875E-11 -5.749 66.342
4.2 5.538E-11 4.740 66.351
4.5 5.538E-11 6.267 64.700
4.8 5.538E-11 7.794 62.591
4.8 5.521E-11 16.296 62.353
5.1 5.521E-11 17.823 57.235
5.4 5.521E-11 19.350 51.659
5.4 6.427E-11 24.783 51.211
5.7 6.427E-11 26.309 43.547
6 6.427E-11 27.836 35.425
B298
0 4.84E-11 -28.252 13.710
0.3 4.84E-11 -26.726 21.956
0.6 4.84E-11 -25.199 29.745
0.6 1.093E-11 -22.896 30.290
0.9 1.093E-11 -21.370 36.930
1.2 1.093E-11 -19.843 43.112
1.2 1.888E-11 -12.494 43.434
1.5 1.888E-11 -10.968 46.953
1.8 1.888E-11 -9.441 50.015
1.8 5.405E-11 0.560 50.101
2.1 5.405E-11 2.087 49.704
2.4 5.405E-11 3.613 48.849
2.4 4.436E-11 14.904 48.672
2.7 4.436E-11 16.430 43.972
3 4.436E-11 17.957 38.814
0.9D+1EQX+0.3EQY
3 1.699E-11 29.946 38.354
3.3 1.699E-11 31.472 29.142
3.6 1.699E-11 32.999 19.471
3.6 -1.875E-11 45.363 18.720
3.9 -1.875E-11 46.890 4.882
4.2 -1.875E-11 48.416 -9.414
4.2 -5.538E-11 60.997 -10.463
4.5 -5.538E-11 62.524 -28.991
4.8 -5.538E-11 64.050 -47.977
4.8 -5.521E-11 77.024 -49.326
5.1 -5.521E-11 78.550 -72.662
5.4 -5.521E-11 80.077 -96.456
5.4 -6.427E-11 94.655 -98.080
5.7 -6.427E-11 96.182 -126.705
6 -6.427E-11 97.709 -155.789

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMK)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 2.281E-11 -106.638 -109.431
0.3 2.281E-11 -104.602 -77.745
0.6 2.281E-11 -102.567 -46.670
0.6 8.723E-12 -88.604 -44.772
0.9 8.723E-12 -86.569 -18.496
1.2 8.723E-12 -84.533 7.170
1.2 7.534E-12 -65.779 8.624
1.5 7.534E-12 -63.744 28.052
1.8 7.534E-12 -61.708 46.870
1.8 1.394E-11 -40.067 47.847
2.1 1.394E-11 -38.031 59.562
2.4 1.394E-11 -35.996 70.666
2.4 9.334E-12 -12.969 71.136
2.7 9.334E-12 -10.934 74.722
3 9.334E-12 -8.898 77.696
1.2D+1L+1EQY+0.3EQX
3 1.239E-12 14.680 77.641
3.3 1.239E-12 16.715 72.932
3.6 1.239E-12 18.751 67.612
3.6 -7.094E-12 42.222 67.028
3.9 -7.094E-12 44.258 54.056
4.2 -7.094E-12 46.293 40.473
4.2 -1.837E-11 68.974 39.368
4.5 -1.837E-11 71.009 18.370
4.8 -1.837E-11 73.045 -3.238
4.8 -1.781E-11 94.220 -4.844
5.1 -1.781E-11 96.255 -33.415
5.4 -1.781E-11 98.291 -62.597
5.4 -2.031E-11 118.155 -64.637
5.7 -2.031E-11 120.190 -100.389
6 -2.031E-11 122.226 -136.751
B298
0 -2.28E-11 -129.242 -162.717
0.3 -2.28E-11 -127.206 -124.250
0.6 -2.28E-11 -125.170 -86.393
0.6 -8.723E-12 -107.485 -84.133
0.9 -8.723E-12 -105.450 -52.193
1.2 -8.723E-12 -103.414 -20.863
1.2 -7.534E-12 -82.944 -19.068
1.5 -7.534E-12 -80.908 5.510
1.8 -7.534E-12 -78.873 29.477
1.8 -1.394E-11 -56.441 30.776
2.1 -1.394E-11 -54.406 47.403
2.4 -1.394E-11 -52.370 63.419
2.4 -9.334E-12 -29.013 64.200
2.7 -9.334E-12 -26.977 72.599
3 -9.334E-12 -24.942 80.387
1.2D+1L-1EQY-0.3EQX
3 -1.239E-12 -1.340 80.639
3.3 -1.239E-12 0.696 80.736
3.6 -1.239E-12 2.732 80.221
3.6 7.094E-12 25.941 79.947
3.9 7.094E-12 27.976 71.860
4.2 7.094E-12 30.012 63.161
4.2 1.837E-11 52.044 62.374
4.5 1.837E-11 54.080 46.455
4.8 1.837E-11 56.115 29.926
4.8 1.781E-11 75.928 28.655
5.1 1.781E-11 77.963 5.571
5.4 1.781E-11 79.999 -18.123
5.4 2.031E-11 97.092 -19.809
5.7 2.031E-11 99.128 -49.242
6 2.031E-11 101.163 -79.286

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMK)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 -2.28E-11 -77.442 -101.973
0.3 -2.28E-11 -75.915 -78.970
0.6 -2.28E-11 -74.389 -56.424
0.6 -8.723E-12 -63.958 -55.091
0.9 -8.723E-12 -62.432 -36.133
1.2 -8.723E-12 -60.905 -17.632
1.2 -7.534E-12 -49.787 -16.568
1.5 -7.534E-12 -48.261 -1.861
1.8 -7.534E-12 -46.734 12.389
1.8 -1.394E-11 -34.978 13.173
2.1 -1.394E-11 -33.451 23.437
2.4 -1.394E-11 -31.924 33.243
2.4 -9.334E-12 -19.877 33.740
2.7 -9.334E-12 -18.350 39.474
3 -9.334E-12 -16.823 44.750
0.9D-1EQY-0.3EQX
3 -1.239E-12 -4.745 44.957
3.3 -1.239E-12 -3.218 46.152
3.6 -1.239E-12 -1.692 46.888
3.6 7.094E-12 10.139 46.808
3.9 7.094E-12 11.666 43.537
4.2 7.094E-12 13.193 39.808
4.2 1.837E-11 24.404 39.447
4.5 1.837E-11 25.931 31.897
4.8 1.837E-11 27.457 23.889
4.8 1.781E-11 37.514 23.263
5.1 1.781E-11 39.041 11.779
5.4 1.781E-11 40.567 -0.162
5.4 2.031E-11 49.188 -1.020
5.7 2.031E-11 50.714 -16.006
6 2.031E-11 52.241 -31.449
B298
0 2.281E-11 -54.838 -48.688
0.3 2.281E-11 -53.312 -32.465
0.6 2.281E-11 -51.785 -16.701
0.6 8.723E-12 -45.077 -15.730
0.9 8.723E-12 -43.551 -2.436
1.2 8.723E-12 -42.024 10.401
1.2 7.534E-12 -32.623 11.124
1.5 7.534E-12 -31.096 20.681
1.8 7.534E-12 -29.570 29.781
1.8 1.394E-11 -18.603 30.244
2.1 1.394E-11 -17.077 35.596
2.4 1.394E-11 -15.550 40.490
2.4 9.334E-12 -3.833 40.676
2.7 9.334E-12 -2.307 41.597
3 9.334E-12 -0.780 42.060
0.9D+1EQY+0.3EQX
3 1.239E-12 11.274 41.960
3.3 1.239E-12 12.801 38.348
3.6 1.239E-12 14.327 34.279
3.6 -7.094E-12 26.421 33.889
3.9 -7.094E-12 27.948 25.733
4.2 -7.094E-12 29.474 17.120
4.2 -1.837E-11 41.333 16.441
4.5 -1.837E-11 42.860 3.812
4.8 -1.837E-11 44.387 -9.275
4.8 -1.781E-11 55.806 -10.236
5.1 -1.781E-11 57.333 -27.206
5.4 -1.781E-11 58.860 -44.635
5.4 -2.031E-11 70.250 -45.848
5.7 -2.031E-11 71.777 -67.152
6 -2.031E-11 73.304 -88.914

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMK)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 -1569.242 22.829 29.960
2 1.4D -1552.75 22.829 -15.699
4 -1536.258 22.829 -61.358
0 -1859.013 31.227 40.980
2 1.2D+1.6L -1844.877 31.227 -21.474
4 -1830.741 31.227 -83.928
0 -1840.377 76.925 172.839
2 1.2D+1L+1EQX+0.3EQY -1826.241 76.925 18.990
4 -1812.105 76.925 -134.860
0 -1492.187 -23.215 -102.354
2 1.2D+1L-1EQX-0.3EQY -1478.051 -23.215 -55.924
4 -1463.915 -23.215 -9.495
0 -834.703 -35.394 -118.337
2 0.9D-1EQX-0.3EQY -824.101 -35.394 -47.549
4 -813.499 -35.394 23.238
K184
0 -1182.893 64.746 156.856
2 0.9D+1EQX+0.3EQY -1172.291 64.746 27.365
4 -1161.689 64.746 -102.127
0 -1718.951 41.883 76.530
2 1.2D+1L+1EQY+0.3EQX -1704.815 41.883 -7.235
4 -1690.679 41.883 -91.000
0 -1613.612 11.827 -6.045
2 1.2D+1L-1EQY-0.3EQX -1599.476 11.827 -29.700
4 -1585.34 11.827 -53.354
0 -956.129 -0.352 -22.028
2 0.9D-1EQY-0.3EQX -945.527 -0.352 -21.325
4 -934.925 -0.352 -20.621
0 -1061.468 29.704 60.548
2 0.9D+1EQY+0.3EQX -1050.866 29.704 1.140
4 -1040.264 29.704 -58.267

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMM)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 2.192E-16 -102.885 -117.1806
0.3 2.192E-16 -100.51 -86.6714
0.6 2.192E-16 -98.135 -56.8747
0.6 1.13E-16 -84.806 -55.0831
0.9 1.13E-16 -82.431 -29.9976
1.2 1.13E-16 -80.056 -5.6247
1.2 5.293E-17 -64.097 -4.2344
1.5 5.293E-17 -61.722 14.6384
1.8 5.293E-17 -59.347 32.7988
1.8 1.501E-17 -41.674 33.7685
2.1 1.501E-17 -39.299 45.9145
2.4 1.501E-17 -36.925 57.3481
2.4 -1.16E-17 -18.441 57.8794
2.7 -1.16E-17 -16.066 63.0555
3 -1.16E-17 -13.691 67.5191
1.4D
3 -3.272E-17 5.078 67.6021
3.3 -3.272E-17 7.453 65.7224
3.6 -3.272E-17 9.828 63.1302
3.6 -5.188E-17 28.436 62.7637
3.9 -5.188E-17 30.811 53.8768
4.2 -5.188E-17 33.185 44.2774
4.2 -7.229E-17 51.129 43.4684
4.5 -7.229E-17 53.504 27.7735
4.8 -7.229E-17 55.879 11.3661
4.8 -9.777E-17 72.582 10.1321
5.1 -9.777E-17 74.957 -11.9988
5.4 -9.777E-17 77.332 -34.8421
5.4 -1.339E-16 92.896 -36.4533
5.7 -1.339E-16 95.271 -64.6784
6 -1.339E-16 97.646 -93.616
B298
0 1.96E-16 -135.791 -157.4542
0.3 1.96E-16 -133.756 -117.0221
0.6 1.96E-16 -131.72 -77.2007
0.6 1.017E-16 -113.258 -74.7954
0.9 1.017E-16 -111.222 -41.1235
1.2 1.017E-16 -109.186 -8.0622
1.2 4.85E-17 -86.015 -6.1778
1.5 4.85E-17 -83.979 19.3213
1.8 4.85E-17 -81.943 44.2096
1.8 1.49E-17 -55.774 45.5319
2.1 1.49E-17 -53.739 61.9588
2.4 1.49E-17 -51.703 77.775
2.4 -8.909E-18 -24.102 78.5025
2.7 -8.909E-18 -22.066 85.4276
3 -8.909E-18 -20.03 91.7421
1.2D+1.6L
3 -2.815E-17 8.06 91.8575
3.3 -2.815E-17 10.096 89.134
3.6 -2.815E-17 12.131 85.7999
3.6 -4.597E-17 39.906 85.3015
3.9 -4.597E-17 41.942 73.0243
4.2 -4.597E-17 43.977 60.1365
4.2 -6.524E-17 70.519 59.0376
4.5 -6.524E-17 72.555 37.5765
4.8 -6.524E-17 74.591 15.5046
4.8 -8.939E-17 98.79 13.8378
5.1 -8.939E-17 100.825 -16.1044
5.4 -8.939E-17 102.861 -46.6574
5.4 -1.235E-16 124.422 -48.8097
5.7 -1.235E-16 126.458 -86.4416
6 -1.235E-16 128.493 -124.6842

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMM)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 5.772E-11 -78.211 -42.7074
0.3 5.772E-11 -76.175 -19.5495
0.6 5.772E-11 -74.14 2.9977
0.6 2.937E-11 -64.887 4.4404
0.9 2.937E-11 -62.851 23.6011
1.2 2.937E-11 -60.816 42.1511
1.2 3.713E-11 -44.256 43.1769
1.5 3.713E-11 -42.22 56.1483
1.8 3.713E-11 -40.185 68.509
1.8 5.397E-11 -19.575 69.0839
2.1 5.397E-11 -17.539 74.651
2.4 5.397E-11 -15.503 79.6074
2.4 2.599E-11 7.068 79.6887
2.7 2.599E-11 9.104 77.263
3 2.599E-11 11.139 74.2266
1.2D+1L+1EQX+0.3EQY
3 2.599E-11 34.648 73.7879
3.3 2.599E-11 36.683 63.0883
3.6 2.599E-11 38.719 51.778
3.6 -2.802E-11 62.48 50.8081
3.9 -2.802E-11 64.516 31.7586
4.2 -2.802E-11 66.552 12.0985
4.2 -6.449E-11 90.004 10.5971
4.5 -6.449E-11 92.04 -16.7095
4.8 -6.449E-11 94.075 -44.6268
4.8 -5.518E-11 116.913 -46.6472
5.1 -5.518E-11 118.948 -82.0264
5.4 -5.518E-11 120.984 -118.0163
5.4 -7.334E-11 144.257 -120.4956
5.7 -7.334E-11 146.293 -164.0781
6 -7.334E-11 148.328 -208.2713
B298
0 -5.772E-11 -157.669 -229.4407
0.3 -5.772E-11 -155.633 -182.4455
0.6 -5.772E-11 -153.597 -136.0609
0.6 -2.937E-11 -131.203 -133.3452
0.9 -2.937E-11 -129.167 -94.2897
1.2 -2.937E-11 -127.132 -55.8448
1.2 -3.713E-11 -104.468 -53.6213
1.5 -3.713E-11 -102.432 -22.5863
1.8 -3.713E-11 -100.397 7.838
1.8 -5.397E-11 -76.934 9.5392
2.1 -5.397E-11 -74.898 32.314
2.4 -5.397E-11 -72.862 54.478
2.4 -2.599E-11 -49.05 55.6475
2.7 -2.599E-11 -47.014 70.0572
3 -2.599E-11 -44.979 83.8561
1.2D+1L-1EQX-0.3EQY
3 -2.599E-11 -21.308 84.4924
3.3 -2.599E-11 -19.272 90.5793
3.6 -2.599E-11 -17.236 96.0556
3.6 2.802E-11 5.682 96.1669
3.9 2.802E-11 7.718 94.1568
4.2 2.802E-11 9.754 91.5361
4.2 6.449E-11 31.014 91.1439
4.5 6.449E-11 33.049 81.5345
4.8 6.449E-11 35.085 71.3143
4.8 5.518E-11 53.234 70.4581
5.1 5.518E-11 55.27 54.1824
5.4 5.518E-11 57.306 37.296
5.4 7.334E-11 70.989 36.0493
5.7 7.334E-11 73.025 14.4471
6 7.334E-11 75.061 -7.7657

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMM)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 -5.772E-11 -105.869 -168.697
0.3 -5.772E-11 -104.342 -137.1653
0.6 -5.772E-11 -102.816 -106.0916
0.6 -2.937E-11 -87.676 -104.3034
0.9 -2.937E-11 -86.149 -78.2296
1.2 -2.937E-11 -84.623 -52.6138
1.2 -3.713E-11 -71.311 -51.1212
1.5 -3.713E-11 -69.784 -29.9569
1.8 -3.713E-11 -68.258 -9.2506
1.8 -5.397E-11 -55.47 -8.0641
2.1 -5.397E-11 -53.943 8.3479
2.4 -5.397E-11 -52.417 24.302
2.4 -2.599E-11 -39.914 25.1875
2.7 -2.599E-11 -38.387 36.9327
3 -2.599E-11 -36.861 48.2199
0.9D-1EQX-0.3EQY
3 -2.599E-11 -24.713 48.8107
3.3 -2.599E-11 -23.186 55.9956
3.6 -2.599E-11 -21.66 62.7225
3.6 2.802E-11 -10.119 63.0275
3.9 2.802E-11 -8.592 65.8342
4.2 2.802E-11 -7.065 68.1828
4.2 6.449E-11 3.373 68.2174
4.5 6.449E-11 4.9 66.9763
4.8 6.449E-11 6.427 65.2773
4.8 5.518E-11 14.821 65.0662
5.1 5.518E-11 16.348 60.3909
5.4 5.518E-11 17.874 55.2576
5.4 7.334E-11 23.085 54.8382
5.7 7.334E-11 24.612 47.6837
6 7.334E-11 26.138 40.0711
B298
0 5.772E-11 -26.411 18.0363
0.3 5.772E-11 -24.884 25.7306
0.6 5.772E-11 -23.358 32.9669
0.6 2.937E-11 -21.36 33.4823
0.9 2.937E-11 -19.833 39.6612
1.2 2.937E-11 -18.306 45.3821
1.2 3.713E-11 -11.099 45.677
1.5 3.713E-11 -9.573 48.7777
1.8 3.713E-11 -8.046 51.4205
1.8 5.397E-11 1.889 51.4807
2.1 5.397E-11 3.416 50.685
2.4 5.397E-11 4.942 49.4313
2.4 2.599E-11 16.204 49.2288
2.7 2.599E-11 17.731 44.1386
3 2.599E-11 19.257 38.5903
0.9D+1EQX+0.3EQY
3 2.599E-11 31.242 38.1062
3.3 2.599E-11 32.769 28.5046
3.6 2.599E-11 34.295 18.4449
3.6 -2.802E-11 46.679 17.6687
3.9 -2.802E-11 48.206 3.436
4.2 -2.802E-11 49.732 -11.2548
4.2 -6.449E-11 62.364 -12.3294
4.5 -6.449E-11 63.891 -31.2676
4.8 -6.449E-11 65.417 -50.6638
4.8 -5.518E-11 78.499 -52.0391
5.1 -5.518E-11 80.026 -75.8179
5.4 -5.518E-11 81.553 -100.0547
5.4 -7.334E-11 96.353 -101.7067
5.7 -7.334E-11 97.88 -130.8416
6 -7.334E-11 99.406 -160.4345

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMM)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 2.618E-11 -106.089 -108.1366
0.3 2.618E-11 -104.053 -76.6153
0.6 2.618E-11 -102.017 -45.7047
0.6 1.478E-11 -88.145 -43.8154
0.9 1.478E-11 -86.11 -17.6771
1.2 1.478E-11 -84.074 7.8506
1.2 1.297E-11 -65.362 9.2963
1.5 1.297E-11 -63.327 28.5997
1.8 1.297E-11 -61.291 47.2924
1.8 1.366E-11 -39.669 48.262
2.1 1.366E-11 -37.633 59.8574
2.4 1.366E-11 -35.598 70.8421
2.4 3.523E-12 -12.579 71.3045
2.7 3.523E-12 -10.544 74.773
3 3.523E-12 -8.508 77.6309
1.2D+1L+1EQY+0.3EQX
3 3.511E-12 15.069 77.5684
3.3 3.511E-12 17.104 72.7425
3.6 3.511E-12 19.14 67.3058
3.6 -1.028E-11 42.618 66.7141
3.9 -1.028E-11 44.653 53.6234
4.2 -1.028E-11 46.689 39.9221
4.2 -2.105E-11 69.385 38.8085
4.5 -2.105E-11 71.421 17.6877
4.8 -2.105E-11 73.456 -4.0439
4.8 -1.771E-11 94.664 -5.6575
5.1 -1.771E-11 96.7 -34.3621
5.4 -1.771E-11 98.735 -63.6774
5.4 -2.284E-11 118.666 -65.7262
5.7 -2.284E-11 120.702 -101.6314
6 -2.284E-11 122.738 -138.1474
B298
0 -2.618E-11 -129.791 -164.0115
0.3 -2.618E-11 -127.755 -125.3797
0.6 -2.618E-11 -125.72 -87.3585
0.6 -1.478E-11 -107.944 -85.0894
0.9 -1.478E-11 -105.909 -53.0115
1.2 -1.478E-11 -103.873 -21.5442
1.2 -1.297E-11 -83.361 -19.7407
1.5 -1.297E-11 -81.325 4.9623
1.8 -1.297E-11 -79.29 29.0546
1.8 -1.366E-11 -56.839 30.3611
2.1 -1.366E-11 -54.804 47.1076
2.4 -1.366E-11 -52.768 63.2433
2.4 -3.523E-12 -29.402 64.0317
2.7 -3.523E-12 -27.367 72.5471
3 -3.523E-12 -25.331 80.4519
1.2D+1L-1EQY-0.3EQX
3 -3.511E-12 -1.729 80.7119
3.3 -3.511E-12 0.307 80.9252
3.6 -3.511E-12 2.342 80.5278
3.6 1.028E-11 25.545 80.2609
3.9 1.028E-11 27.581 72.292
4.2 1.028E-11 29.616 63.7125
4.2 2.105E-11 51.633 62.9325
4.5 2.105E-11 53.668 47.1373
4.8 2.105E-11 55.704 30.7314
4.8 1.771E-11 75.483 29.4683
5.1 1.771E-11 77.519 6.5181
5.4 1.771E-11 79.554 -17.0429
5.4 2.284E-11 96.58 -18.7201
5.7 2.284E-11 98.616 -47.9995
6 2.284E-11 100.651 -77.8896

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMM)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 -2.618E-11 -77.991 -103.2679
0.3 -2.618E-11 -76.464 -80.0995
0.6 -2.618E-11 -74.938 -57.3892
0.6 -1.478E-11 -64.417 -56.0476
0.9 -1.478E-11 -62.891 -36.9514
1.2 -1.478E-11 -61.364 -18.3132
1.2 -1.297E-11 -50.204 -17.2406
1.5 -1.297E-11 -48.678 -2.4083
1.8 -1.297E-11 -47.151 11.966
1.8 -1.366E-11 -35.376 12.7578
2.1 -1.366E-11 -33.849 23.1415
2.4 -1.366E-11 -32.322 33.0672
2.4 -3.523E-12 -20.266 33.5718
2.7 -3.523E-12 -18.74 39.4227
3 -3.523E-12 -17.213 44.8156
0.9D-1EQY-0.3EQX
3 -3.511E-12 -5.134 45.0302
3.3 -3.511E-12 -3.608 46.3415
3.6 -3.511E-12 -2.081 47.1947
3.6 1.028E-11 9.744 47.1215
3.9 1.028E-11 11.271 43.9693
4.2 1.028E-11 12.797 40.3592
4.2 2.105E-11 23.993 40.006
4.5 2.105E-11 25.519 32.5792
4.8 2.105E-11 27.046 24.6944
4.8 1.771E-11 37.069 24.0765
5.1 1.771E-11 38.596 12.7266
5.4 1.771E-11 40.123 0.9187
5.4 2.284E-11 48.676 0.0688
5.7 2.284E-11 50.203 -14.763
6 2.284E-11 51.729 -30.0528
B298
0 2.618E-11 -54.289 -47.3929
0.3 2.618E-11 -52.762 -31.3352
0.6 2.618E-11 -51.236 -15.7355
0.6 1.478E-11 -44.618 -14.7735
0.9 1.478E-11 -43.092 -1.617
1.2 1.478E-11 -41.565 11.0815
1.2 1.297E-11 -32.206 11.7964
1.5 1.297E-11 -30.679 21.2291
1.8 1.297E-11 -29.152 30.2039
1.8 1.366E-11 -18.205 30.6588
2.1 1.366E-11 -16.679 35.8914
2.4 1.366E-11 -15.152 40.666
2.4 3.523E-12 -3.443 40.8446
2.7 3.523E-12 -1.917 41.6486
3 3.523E-12 -0.39 41.9946
0.9D+1EQY+0.3EQX
3 3.511E-12 11.663 41.8867
3.3 3.511E-12 13.19 38.1587
3.6 3.511E-12 14.717 33.9727
3.6 -1.028E-11 26.816 33.5747
3.9 -1.028E-11 28.343 25.3008
4.2 -1.028E-11 29.87 16.5688
4.2 -2.105E-11 41.745 15.882
4.5 -2.105E-11 43.271 3.1295
4.8 -2.105E-11 44.798 -10.0809
4.8 -1.771E-11 56.251 -11.0494
5.1 -1.771E-11 57.777 -28.1536
5.4 -1.771E-11 59.304 -45.7158
5.4 -2.284E-11 70.762 -46.9373
5.7 -2.284E-11 72.289 -68.3949
6 -2.284E-11 73.815 -90.3105

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
TABLE: Element Forces - Frames (SRPMM)
Frame Station OutputCase Shear Axial Moment
Text m Text KN KN KN-m
0 -1569.242 22.829 29.9597
2 1.4D -1552.75 22.829 -15.699
4 -1536.258 22.829 -61.3576
0 -1859.013 31.227 40.9804
2 1.2D+1.6L -1844.877 31.227 -21.4738
4 -1830.741 31.227 -83.9281
0 -1848.846 79.356 179.521
2 1.2D+1L+1EQX+0.3EQY -1834.71 79.356 20.8098
4 -1820.574 79.356 -137.9014
0 -1483.718 -25.646 -109.0357
2 1.2D+1L-1EQX-0.3EQY -1469.582 -25.646 -57.7443
4 -1455.446 -25.646 -6.4529
0 -826.234 -37.825 -125.0185
2 0.9D-1EQX-0.3EQY -815.632 -37.825 -49.3693
4 -805.03 -37.825 26.28
K184
0 -1191.363 67.177 163.5381
2 0.9D+1EQX+0.3EQY -1180.761 67.177 29.1849
4 -1170.159 67.177 -105.1684
0 -1721.514 42.612 78.5355
2 1.2D+1L+1EQY+0.3EQX -1707.378 42.612 -6.689
4 -1693.242 42.612 -91.9135
0 -1611.05 11.098 -8.0502
2 1.2D+1L-1EQY-0.3EQX -1596.914 11.098 -30.2455
4 -1582.778 11.098 -52.4408
0 -953.567 -1.081 -24.033
2 0.9D-1EQY-0.3EQX -942.965 -1.081 -21.8704
4 -932.363 -1.081 -19.7078
0 -1064.03 30.433 62.5526
2 0.9D+1EQY+0.3EQX -1053.428 30.433 1.686
4 -1042.826 30.433 -59.1805

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

Soffi Dian Fauziah Rambe : Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM), 2010.

Anda mungkin juga menyukai