Blok 15 LBM 1
Blok 15 LBM 1
Perbedaan antara Metode Penelitian Eksperimen dengan Metode Penelitian Ex post facto
a. Pengertian
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan
yang mengandung fenomena sebab akibat.
Suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain
dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010).
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian
meruntut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian
tersebut. Penelitian ex post facto bertujuan untuk melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang
menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.
b. Tema/ Judul
Penelitian eksperimen menggunakan variable bebas aktif yaitu peneliti dapat dengan mudah
menentukan siapa yang menjadi responden secara bebas. Pada judul, nanti akan timbul sebab-
akibat.
Penelitian ex post facto menggunakan variabel bebas atribut yaitu peneliti tidak dapat
menentukan responden secara bebas artinya responden tersebut telah ada sebelum penelitian
tersebut. Pada judul tersirat faktor -faktor yang mempengaruhi suatu hal yang akan diteliti yang
berasal dari sebab permasalahan yang sekarang terjadi.
c. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan menggunakan rumusan masalah deskiptif yaitu sutu rumusan
masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).
d. Kerangka Teori
Pada kerangka teori penelitian ekperimen menggunakan kerangka teori yang bersifat fungsional.
Dimana teori tersebut tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis yaitu
data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali yang mempengaruhi
data.
Pada kerangka teori penelitian ex post facto menggunakan kerangka teori yang besifat deduktif.
Dimana, kerangka tersebut memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
e. Hipotesis
Bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan
adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau
keadaan perbedaan itu.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ex post facto adalah hipotesis diskriptif, yaitu
merupakan jawaban sementara terhadap masalah diskriptif yaitu yang berkenaan dengan variabel
mandiri.
f. Cara Analisis
Apabila datanya berbentuk ordinal, maka menggunakan korelasi spearman rank dan korelasi
kendal tau.
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio, maka digunakan statistik : korelasi poduk moment,
korelasi ganda, korelasi parsial, dan analisis regresi.
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistik: binomial dan chi kuadrat
satu sampel
Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.
a. Pengertian
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna
menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya
hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang
ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian korelasi merupakan salah
satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel
yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di antaranya
Nazir dalam Sukardi (2008:166); mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian
deskripsi, karena penelitian tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks
kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
2) Metode Penelitian Komparatif
Penelitian kompaatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama
dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu
yang berbeda.
b. Tema/ Judul
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih.
Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan
penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang
berbeda.
c. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah asosiatif. Rumusan masalah asosiatif
adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih.
Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah komparatif. Rumusan masalah
komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel
atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda.
d. Kerangka Teori
Pada kerangka teori penelitian korelasional menggunakan kerangka teori yang bersifat
fungsional. Dimana teori tersebut tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan
teoritis yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali yang
mempengaruhi data.
e. Hipotesis
f. Cara Analisis
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan
hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian
relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung
tingkat hubungan antara vaiabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif,
teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif
variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis
korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel,
misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk
memprediksi variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik
analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis
tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta
tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistik: binomial dan chi kuadrat
satu sampel
Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.