Laporan Kain Leno Farid
Laporan Kain Leno Farid
Kita dapat mengatur group dari satu lusi silang dan satu lusi standart 1 dan 2, 1 dan 3,
2 dan 2, 2 dan 3 dan seterusys, dimana satu group benang benang tersebut terpisah dalam
satu lubang sisir tenun terhadap group lainnya.
Benang lusi standart dan lusi silang tersebut dapat digulung dalam satu lalatan dan dapat
juga digulung dalam lalatan lalatan sendiri tergantung dari efek tenunnya. Penyilangan antar
lusi silang dan lusi standart dapat menghasilkan efek strip dalam bentuk plain, twill atau bentuk
corak kain
Pencucukan
Untuk memudahkan penjelasan mengenai pencucukan benang lusi standart dan benang
lusi silang dalam mata gun biasa dan doup. Maka kita mengambil contoh pada tenunan yang
paling sederhana, yaitu yang mempunyai group dari satu helai lusi standart dan satu helai lusi
silang.
1
Pembentukan mulut lusi
Untuk mengetahui bagaimana proses lusi silang dapat berpindah tempat, dapat
diketahui dari bentuk mulut lusi. Bentuk mulut lusi dalam pertenunan Gauze dan Leno dapat
dibedakan dalam tiga mulut. Yang tertera pada gambar 349 untuk doup bawah dan gambar 350
untuk doup atas.
A. Cross shed
Keadaan mulut lusi dimana lusi silang pada peluncuran pakan yang bersangkutan
berpindah tempat dari kedudukan normalnya menyebrangi lusi standart untuk mencapai mulut
lusi ini,
- Pada doup bawah, gambar 349 H diangkat gun gun D, F dan agar lusi silang tidak
tegang dikendorkan oleh E dengan mengangkat ujung batang A
- Pada doup atas, gambar 350L diangkat gun B, S dan A agar lusi silang tidak tegang,
maka perlu dikendor oleh E
B. Open shed
Open shed yaotu mulut lusi yang terbentuk seperti biasa untuk mencapai mulut lusi ini
:
- Pada doup bawah, gun gun yang diangkat : D dan B, jadi lusi silang berada diatas, dan
D seolah bergeser pada mata F dan benang lusi standart berada diantara D dan F
C. Ordinary shed
Mulut lusi ini juga seperti biasa dan kawan dari open shed, dimana pada doup bawah
hanya diangkat S. Jadi lusi standar diatas pada doup atas, diangkat : F, D, dan B. Dari
penjelasan diatas ternyata paling sedikit diperlukan lima alat pengangkatan dalam
pembentukan mulut, yaitu masing masing D,F,S,B,E
2
Salah satu contoh anyaman leno yang sederhana diagramnya diperlihatkan pada gambar J
dengan pencucukan yang sama dengan anyaman gauze dan rencana pengangkatannya terlukis
pada gambar 351P pada anyman leno ini terlihat bahawa lusi silang berada diatas pakan dan
berpindah tempat pada pakan pakan ganjil, sedang lusi standart dan lusi sialng berjalan seperti
anyaman plain, penyilangan lusi silang dengan lusi standart 351 L.
1. Lup
2. Gunting
3. Penggaris
4. Jarum
5. Timbangan
6. Kain contoh
3
V. Data Percobaan
berat kain 10 cm x 10 cm = 0,5910 g
Berat lusi silang 10 helai = 0,0840 g
Berat lusi standart 10 helai = 0,0840 g
Berat pakan 10 helai = 0,110 g
Panjang Tetal
No
Pakan Lusi silang Lusi standart Lusi Pakan
1 10,3 10,4 10,4 12 27
2 10,3 10,4 10,3 12 27
3 10,4 10,4 10,3 12 27
4 10,4 10,4 10,4
VI. Perhitungan
Pb Pk
Mengkeret Lusi standart = 100%
Pb
10,37 10
= 100%
10,37
= 3,56 %
Pb Pk
Mengkeret Lusi silang = 100%
Pb
10,37 10
= 100%
10,37
= 3,56 %
4
Pb Pk
Mengkeret Pakan = 100%
Pb
10,32 10
= 100%
10,32
= 3,10 %
Nomor Benang Lusi Standart
1,037
Nm = 12,34
0,0840
Ne1 = 0,59x 12,34 =7,28
1000
Tex = 81,03
12,34
9000
Denier = = 729,33
12,34
5
Dengan penimbangan :
Berat kain / m2 = 0,5910 X 100 = 59,1 g/m2
Dengan perhitungan :
100
TetalLusi 100 100
Berat lusi / m2 = 100 %crim
Nm.Lusi 100
100
4,72 100 100
100 3,56
=
12,34 100
= 39,6 g
100
TetalLusi 100 100
Berat lusi / m2 = 100 %crim
Nm.Lusi 100
100
4,72 100 100
100 3,56
=
12,34 100
= 39,6 g
100
TetalLusi 100 100
Berat pakan / m2 = 100 %crim
Nm.Lusi 100
100
10,6 100 100
100 3,10
=
9,38 100
= 116 g
Berat kain / m2 = 39,6 + 39,6 + 116 = 195,2 g
6
Selisih berat ( penimbangan dengan perhitungan )
195,2 59,1
= 100% 69 %
195,2
VII. Diskusi
Dalam praktikum dekomposisi kain ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan karena
1. Penimbangan
Ketika kita menimbang, baik itu kain maupun benang, dibutuhkan ketelitian ekstra
agar penimbangan yang kita lakukan benar-benar akurat. Karena hasil penimbangan
itu sangat berpengaruh terhadap persentase selisih berat kain / m2 antara hasil
penimbangan dengan hasil perhitungan dan juga terhadap nomer dari benang lusi
kesabaran dan konsentrasi ekstra agar mendapatkan hasil yang tepat. Apalagi untuk
karena pada umumnya anyaman satin terdiri dari benang-benang filamen yang
perhitungan tetal, kita dapat menguraikan benang lusi / pakan satu per satu (
tentunya setelah diberi batasan 1 inch ). Kesalahan terhadap perhitungan tetal, baik
itu lusi ataupun pakan, akan berpengaruh pada selisih berat kain / m2 ( antara hasil
7
3. Pemotongan kain contoh
Sebelum kain contoh dipotong 10 x 10 cm sebisa mungkin kita menguraikan lusi
mendapatkan kain dengan ukuran 10 x 10 cm. Setelah itu sisa-sisa benang lusi dan
pakan dipotong sesuai dengan ukuran kain. Hal tersebut dilakukan untuk
misalnya ).
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksaanakan, maka ada beberapa kesimpulan yang
1. Berat kain secara nyata (ditimbang) hasilnya selalu berbeda dengan berat hasil
hitungan atau secara teoritis. Hal itu mengakibatkan adanya penyimpangan.
2. Setelah diketahui panjang dan berat benang, maka akan diketahui pula nomor benang
terseebut, yaitu dengan membandingkan antara panjang dan beratnya tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA