Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
yang sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi
kelompok usia baik laki laki maupun perempuan, tetapi penyakit diare
banyak terjadi pada bayi dan balita, menurut data badan Kesehatan
membunuh lebih dari 1,5 juta orang pertahun (Depkes RI, 2010).
rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses
diare salah satunya akibat infeksi oleh bakteri atau virus dan juga bisa
disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal. Lingkungan
yang kumuh dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri (E.coli), virus
dan parasit (jamur, cacing, protozoa), dan juga lalat yang turut berperan
ditengarai dengan gejala fisik seperti bibir terasa kering, kulit menjadi
penderita diare harus banyak minum air dan diberi obat anti diare
(Hannifatunisa, 2013).
Dalam praktikum kali ini ini efektivitas infus daun jambu biji
uji.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.1 Pengertian
tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare
persisten.
tersebut.
II.1.3 Etiologi
Coronavirus, Astrovirus.
Sedangkan menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau
dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua
golongan yaitu:
dan mineral.
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral
virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris,
b. Infeksi parenteral
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
a. Faktor makanan
b. Faktor psikologis
dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada
2. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan benar
3. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar
sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini
bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga meningkat bila ada
tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma
tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling
fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah
kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung,
lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta
suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang
berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit),
tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka
sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul
penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal
akut.
II.1.7 Pencegahan
1. Pencegahan Primer
tubuh dari pejamu maka dapat dilakukan peningkatan status gizi dan
pemberian imunisasi
2. Pencegahan Sekunder
menentukan ocialc dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, serta untuk
mengatasi penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh banyak ocial seperti
harus disesuaikan dengan klinis pasien. Obat diare dibagi menjadi tiga,
2006).
3. Pencegahan Tertier
mengalami kecatatan dan kematian akibat dehidrasi. Jadi pada tahap ini
mungkin. Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah
terjadinya akibat samping dari penyakit diare. Usaha yang dapat dilakukan
secara mental kepada anak. Anak yang menderita diare selain diperhatikan
sepermainan.
II.1.8 Komplikasi
2. Renjatan hipovolemik.
4. Hipoglikemia.
7. Malnutrisi ocial protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau
kronik).
A. Kemoterapeutika
C. Adsorbensia
sediaan diare antara lain attapulgit aktif, karbon aktif, garam bismuth,
Loperamid adalah opioid yang paling tepat untuk efek local pada
selektifitas
kerjanya. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 4
jam sesudah minum obat. Masa laten yang lama ini disebabkan
mempengaruhi
infeksi akibat organisme toksigenik. Terapi ini lebih penting daripada terapi
dengan obat, terutama pada bayi dan pada diare karena infeksi (Neal, 2005).
Loperamide hydrochloride atau 4-(4-p-Chlorophenyl-4-hydroxypiperidino)-NN-
dinding usus. Efek samping loperamid tidak terjadi tapi pada anak-
peristaltik usus kuat sehingga timbul konstipasi. Dosis: Diare akut, permulaan
2 tablet berisi 2 mg, lalu 2 jam 1 tablet sampai maksimum 8 tablet sehari.
Anak-anak 2-8 tahun : 2-3 kali sehari 0,1 mg/kg BB Anak-anak 8-12 tahun :
Struktur Loperamid
encer.
2. Lambung
mempunyai rasa
Khasiat : Laksativum
berbau
dalam eter P
lebih banyak. Dosis untuk diare akut dan kronik: dosis awal 4 mg,
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
permukaan atas daun tua licin. Tanaman ini sangat adaptif dan
pada susunan sirip ikan. Ujung daun jambu biji tumpul, dan
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Radentia
Genus : Mus
feromon ).
2. penglihatan jelek karena sel konus sedikit sehingga tidak dapat
melihat warna.
4. Tingkah laku:
Na Cmc
Loperamid 26 +
21 - - - -
Infus daun 27 - + + +
jambu biji
18
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2005). Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Depkes
RI.
Juffrie, Mohammad. Dkk. (2010). Gastroenterologi-hepatologi Jilid I. Jakarta:
IDAI.
Mansjoer,Arif, dkk., (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta:
Medica Aesculpalus FKUI.
Ngastiyah, (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta ; EGC
Simadibrata, M, Setiati S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.
Pusat Penerbitan Departemen.
Soegijanto S. 2006. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan.
Surabaya: Airlangga University Press.
Suraatmaja, S. (2007). Aspek Gizi Air Susu Ibu. Jakarta: EGC.