Anda di halaman 1dari 16

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Hormon tiroid, yaitu 3, 5, 3- triiodotironin (T3) dan 3, 5, 3, 5 tetraiodotrionin (tiroksin,


T4) yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid berperan dalam mengatur ekspresi gen, differensiasi
jaringan dan perkembangan umum seperti perkembangan otak, perkembangan organ seks
serta berperan sebagai antiproteolitik dari hormon insulin. Selain itu hormon-hormon ini juga
berperan dalam mengatur sejumlah fungsi homeostatis termasuk produksi energi dan panas.
Normalnya empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat dibelakang
kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya.
Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan
paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan
tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman.
Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel utama (chief cell) yang
mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum endoplasma dan granula
sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH). Sel oksifil yang lebih
sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam
sitoplasmanya Pada manusia, sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai, dan setelah itu
jumlah sel ini meningkat seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan manusia muda,
sel oksifil ini tidak ditemukan.Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini mungkin
merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah hormon.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang ingin kita bahasa adalah
1. Bagaimana cara pembentukan hormon tiroid
2. Bagaimana mekanisme kerja hormon tiroid
1.3 Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui tentang kelenjar
paratiroid, fungsi hormon yang dihasilkan dan penyakit yang ditimbulkan jika kelenjar
tersebut tak berfungsi normal.
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Hormon dan Fungsinya

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani. Hormon yang artinya membuat gerakan atau
membangkitkan. Hormon bekerja mengatur berbaai proses yang mengatur kehidupan. Sistem
endokrin mempunyai lima fungsi umum yaitu :

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan.
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif.
4. Memelihara lingkungan internal optimal.
5. Melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

2.2 Klasifikasi Hormon

Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia,
sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.

Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya :


1. Golongan Steroid dimana prekusor utaman nya adalah kolestrerol.
2. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil : Thyroid, Katekolamin
3. Golongan Polipeptida/Protein : Insulin, Glukagon, GH, TSH

Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon :


1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air

Berdasarkan lokasi reseptor hormon :


1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler.
2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
Berdasarkan sifat sinyal yang mengantari kerja hormon dalam sel :
1. Kelompok Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa
cAMP,cGMP,Ca, Fosfoinositol, Lintasan Kinase.
2. Kelompok hormone intraseluler terjadi ikatan hormone reseptor.

2.3 Hormon Paratiroid


Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang
benrfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kelenjar paratiroid
panjangnya kira 6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm dan memilki gambaran makroskopik
lemak coklat kehitaman.
BAB III
Pembahasan

3.1 Kelenjar Paratiroid


Manusia mempunyai empat buah kelenjar paratiroid, yang terletak tepat dibelakang
kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya.
Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi, jaringan
paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum. Setiap kelenjar paratiroid panjangnya
kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya 2 millimeter dan memiliki gambaran
makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang
berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor didalam darah dan tulang.
Fungsi kelenjar paratiroid :
Memelihara kosentrasi ion kalsium yang tetap pada plasma.
Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal, mempunyai efek terhadap
reabsorbsi hormontubuler dari kalsium dan sekresi fosfor
Mempercepat absorbsi kalsium di intestinal.
Jika pemasukan kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi reabsorsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah.
Dapat menstimulasi dan mentransportasi kalsium dan fosfat melalui membran sel.

3.2 Anatomi dan Fisiologi


Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoterm, yaitu sulcus pharyngeus ketiga dan
keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu
dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial.
Kelenjar yang berasal dari sulcus pharyngeus ketiga merupakan kelenjar paratiroid bagian
kaudal, yang kadang menyatu dengan kutub bawah tiroid. Akan tetapi, sering kali posisinya
sangat bervariasi. Kelenjar paratiroid bagian kaudal ini bisa dijumpai pada posterolateral
kutub bawah kelenjar tiroid, atau didalam timus, bahkan berada di mediastinum. Kelenjar
paratiroid kadang kala dijumpai di dalam parenkim kelenjar tiroid.
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub
inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi,
jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan
tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman.
Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama terutama mengandung sel utama (chief cell)
yang mengandung apparatus Golgi yang mencolok plus retikulum endoplasma dan granula
sekretorik yang mensintesis dan mensekresi hormon paratiroid (PTH). Sel oksifil
yang lebih sedikit namun lebih besar mengandung granula oksifil dan sejumlah besar
mitokondria dalam sitoplasmanya. Pada manusia, sebelum pubertas hanya sedikit dijumpai,
dan setelah itu jumlah sel ini meningkat seiring usia, tetapi pada sebagian besar binatang dan
manusia muda, sel oksifil ini tidak ditemukan. Fungsi sel oksifil masih belum jelas, sel-sel ini
mungkin merupakan modifikasi atau sisa sel utama yang tidak lagi mensekresi sejumlah
hormon.
Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone, PTH) yang
bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis
PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium
tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium
pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya
menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif
bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di
ginjal, tulang dan usus. (R.Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695)

Gambar kelenjar tiroid


3.3 Mekanisme kerja
Di dalam melaksanakan kerjanya, kelenjar paratiroid diatur dan diawasi secara langsung
oleh kelenjar hipofisis. PTH adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang terdapat didalam cairan
ekstraseluler. Produksi PTH akan meningkat apabila kadar kalsium didalam plasma menurun.
Didalam keadaan fisiologis normal, kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan
hoemostatik dalam batas yang sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan
diet setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang dengan darah.
Kelenjar Paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon paratiroid adalah suatu
hormon peptida yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu empat kelenjar kecil yang
terletak di permukaan belakang kelenjar tiroid. Hormon Paratiroid bersama-sama dengan
vitamin D dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis paratiroid hormon
dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi
dan dirangsang bila kadar kalsium rendah.
Seperti aldosteron, hormon paratiroid esensial untuk hidup. Efek keseluruhan Hormon
paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plasma dan mencegah
hipokalsemia. Apabila Hormon paratiroid sama sekali tidak tersedia, dalam beberapa hari
individu yang bersangkutan akan meninggal, biasanya akibat asfiksia yang ditimbulkan oleh
spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan. Melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan usus
hormon paratiroid meningkatkan kadar kalsium plasma apabila kadar elektrolit ini mulai
turun sehingga hipokalsemia dan berbagai efeknya secara normal dapat dihindari. Hormon ini
juga bekerja menurunkan konsentrasi fosfat plasma.

3.4 Hormon Pada Kelenjar Tiroid


Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid/parathormon (PTH) yang berfungsi
untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur :
absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang.
Hormon Paratiroid (PTH) adalah hormon petida yang disekresikan oleh kelenjar
paratiroid yang tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus. Secara normal ada
4 buah kelenjar paratiroid pada tubuh manusia yang terletak tepat dibelakang kelenjar tiroid.
2 tertanam di kutub superior dan 2 ladi di kutub inferior. Setiap kelenjar paratiroid panjagnya
kira-kira 6mm, lebar 3mm, tebal 2 mm dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat
kehitaman. Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama mengandung sel utama (chif cell) yang
mengandung aparatus golgi, retikulum endoplasma dan granula sektorik yang mensintensis
dan mensekresikan Hormon paratiroid.
Hormon paratiroid (Parathyroid hormone (PTH), parathormone atau parathyrin),
disekresikan oleh chief cells sebagai polipeptida yang terdiri dari 84 asam amino dengan
berat molekul 9500. Efek Keseluruhan PTH adalah meningkatkan konsentrasi plasma (dan
CES keseluruhan) sehingga mencegah hipokalsemia. Jika PTH tidak ada samasekali maka
kematian timbul dalam beberapa hari, biasanya akibat asfiksia karena spasme hipokalsemik
otot-otot pernafasan. Hormon ini juga menurunkan konsentrasi .

A. Struktur Hormon Paratiroid


Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid/parathormon (PTH) yang
berfungsi untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara
mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan
kalsium dari tulang.
Hormon Paratiroid (PTH) adalah hormon petida yang disekresikan oleh kelenjar
paratiroid yang tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus. Secara normal
ada 4 buah kelenjar paratiroid pada tubuh manusia yang terletak tepat dibelakang
kelenjar tiroid. 2 tertanam di kutub superior dan 2 ladi di kutub inferior. Setiap kelenjar
paratiroid panjagnya kira-kira 6mm, lebar 3mm, tebal 2 mm dan memiliki gambaran
makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar paratiroid orang dewasa terutama
mengandung sel utama (chif cell) yang mengandung aparatus golgi, retikulum
endoplasma dan granula sektorik yang mensintensis dan mensekresikan Hormon
paratiroid.
Hormon paratiroid (Parathyroid hormone (PTH), parathormone atau parathyrin),
disekresikan oleh chief cells sebagai polipeptida yang terdiri dari 84 asam aminodengan
berat molekul 9500. Efek Keseluruhan PTH adalah meningkatkan konsentrasi plasma
(dan CES keseluruhan) sehingga mencegah hipokalsemia. Jika PTH tidak ada samasekali
maka kematian timbul dalam beberapa hari, biasanya akibat asfiksia karena spasme
hipokalsemik otot-otot pernafasan. Hormon ini juga menurunkan konsentrasi .

B. Fungsi Hormon Paratiroid


Hormon parathyroid berfungsi untuk menstabilkan konsentrasi kalsium dalam darah.
Apabila konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler turun sampai dibawah normal
ia akan di rangsang pengeluaranya, begitupun sebaliknya, apabila konsentrasi ion
kalsium terlalu tinggi melampaui batas normal akan terjadi umpan balik negatif yang
menghambat sekresi hormon paratiroid.
C. Sintesis dan Sekresi Hormon Paratiroid

Skema sintesis hormon tiroid

Ada 7 tahap yaitu :


a. Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian
basal sel folikel. Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan
pompa Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat
energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya pemekatan konsentrasi
iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum darah.
Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida ini
dirangsang oleh TSH.
b. Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut
harus dioksidasi terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim
peroksidase. Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini kemudian akan
bergabung dengan residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang telah ada
dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin
ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi
kadar iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium yang terikat
sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat akan
berkurang sehingga pembentukan T3 akan lebih banyak daripada T4.
c. Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT)
yang terbentuk dari proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling)
sehingga akan membentuk triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen
tiroglobulin beserta tirosin dan iodium ini disintesis dalam koloid melalui
iodinasi dan kondensasi molekul tirosin yang terikat pada ikatan di dalam
tiroglobulin. Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel tiroid dan dikeluarkan ke
dalam koloid melalui proses eksositosis granula.
d. Storage
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan
disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung
T3 dan T4), baru akan dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.

e. Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini
kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin
serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian
iodium.
f. Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan
vesikel yang di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH,
lisosom akan mendekati tetes koloid dan mengaktifkan enzim protease yang
menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi MIT dan DIT.
g. Releasing
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan
kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi
darah yaitu Thyroid Binding Protein (TBP) dan Thyroid Binding Pre
Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan 0,25% dari T3 total yang
berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat daripada
ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4 total
menggambarkan kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah
protein pengikat bisa berubah.
Pada seorang lansia yang mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu
penyakit kronik cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas
karena jumlah protein pembawa yang meningkat. Sebaliknya pada seorang
lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka kadar
protein binding akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan
meningkat.

D. Mekanisme Kerja Hormon Paratiroid


PTH meningkatkan plasma dengan menarik dari bank tulang. Sepanjang hidup
PTH menggunakan tulang sebagai bank untuk menarik sesuai kebutuhan agar kadar
plasma dapat dipertahankan. Hormon paratiroid memiliki dua efek besar pada tulang
yang meningkatkan konsentrasi plasma. Pertama, hormon ini memicu efluks cepat
kedalam plasma dari cadangan labil yang jumlahnya terbatas dicairan tulang. Kedua,
dengan rangsang disolusi tulang, hormon ini mendorong pemindahan dan secara
perlahan dari cadangan stabil mineral tulang didalam tulang itu sendiri kedalam plasma.
Akibatnya, remodeling didalam tulang bergeser kearah reabsorpsi tulang dibandingkan
pengendapan tulang.
Efek langsung PTH adalah mendorong pemindahan dari cairan tulag kedalam
plasma. Sebagian besar tulang tersusun membentuk unit-unit osteon, yang masing-
masing terdiri dari satu kanalis sentralisyang dikelilingi oleh lamela yang tersusun
konsentrik. Lamela adalah lapisan osteosit yang terkubur dalamtulang yang diendapkan
disekitar eskosit-eskosit tersebut. Osteon biasanya berjalan sejajar dengan sumbu
panjang tulang. Pembuluh darah menembus tulang dari permukaan luar atau rongga
sumsum dan berjalan melalui kanalis sentralis. Osteoblas terdapat disepanjang
permukaan luar tulang dan disepanjang permukaan dalam yang melapisi kanalis
sentralis. Osteoklas juga terdapat di permukaan tulang yang sedang mengalami resorpsi.
Osteoblas permukaan dan osteosit yang terkubur tersebut dihubungkan oleh anyaman
ekstensif saluran-saluran halus berisi cairan-cairan, kanalikulus, yang memungkinkan
pertukaran bahan osteosit yang terperangkap tersebut dan sirkulasi. Saluran halus ini
mengandung juluran panjang halus dari osteosit dan osteoblas yang berhubungan satu
samalain, seolah olah sel sel tersebut saling berpegangan tangan. Anyaman sel ini disebut
membran tulang.
Pada kondisi hipokalsemia kronik,PTH mempengaruhi pertukaran lambat antara
tulang itu sendiri dan CES dengan mendorong disolusi lokal tulang. Hormon
melakukannya dengan merangsang osteoklas untuk menelan tulang, meningkatkan
pembentukan lebih banyak osteoklas dan secara transien menghambat aktivitas osteobla.
Tulang mengandung sedemikian banyak dibandingkan dengan plasma sehingga
meskipun PTH mendorong peningkatan resorpsi tulang, tidak akan terlihat efek nyata
yag segera pada tulang karena proporsi tulang yang terkena amatlah kecil. yang diambil
dari tulang, nantinya akan diendapkan kembali dalam tulag ketika konsentrasi dalam
plasma darah cukup. Namun, sekresi berlebihan PTH yag terus menerus akhirnya
menyebabkan terbentuknya rongga diseluruh tulang yang terisi oleh osteoklas yang
banyak. Ketka PTH mendorong larutnya ktrisal ditulang untuk mengambul kandungan
nya, baik maupun dibebaskan kedalam plasma. Peningkatan plasma merupakan hal
yang tidak diinginkan, tetapi dapat diatasi dengan pengaruh PTH terhadap ginjal.
PTH bekerja pada ginjal untuk menghemat dan mengeluarkan. PTH merangsang
konservasi dan mendorong eliminasi oleh ginjal selama pembentuka urin. Dibawah
pengaruh PTH, ginjal dapat meningkatkan reabsorpsi yang terfiltrasi sehingga yang
lolos ke urin lebih sedikit. Efek ini meningkatkan kadar plasma dan menurunkan
pengeluaran diurin. Sebaliknya, PTH menurunkan reabsorpsi sehingga sekresi diurin
meningkat. Akibatnya, PTH menurunkan kadar bersamaan dengan meningkatnya kadar
. Ini sangat penting untuk mencegah pengendapan yang dibebaskan dari tulang agar
produk kalium fosfat konstan. Olehkaren itu PTH bekerja pada ginjal untuk menurunkan
reabsorpsi oleh tubulus ginjal. Efek penting PTH pada ginjal lainnya adalah pengaktifan
vitamin D oleh ginjal untuk mencegah terjadinya difisiensi vitamin D.
Konsekuensi utama defisiensi vitamin D adalah gangguan penyerapan diusus. PTH
mempertahankannya dengan mengorbankan tulang. Akibatnya matriks tulang mengalami
mineralisasi karena tidak tersedia garam-garam untuk diendapkan. Akibatnya tulang
menjadi lunak dan berubah bentuk yang dikenal sebagai rakhitis.
Secara tidak langsung, PTH mendorong penyerapan dan oleh usus halus dengan
membantu mengaktifkan vitamin D. Vitamin ini sebaliknya secara langsung
meningkatkan penyerapan dan di usus halus.
E. Efek Hormon Paratiroid

No Ginjal Tulang Saluran Pencernaan


1 Merangsang Meningkatkan mobilisasi Meningkatkan
pembentukan vitamin D Ca dan P dari tulang absorbsi Ca dan P
kedalam cairan ekstra sel dengan bantuan
vitamin D
2 Meningkatkan reabsobsi Meningkatkan
tubulus ginjal terhadap pembentukan tulang
ion Ca dan Mg
3 Meningkatkan Meningkatkan
pengeluaran HCO3 dan penghancuran tulang
Na
4 Meningkatkan kalsium
serum

F. Gangguan Fungsi Kelenjar Paratiroid


a. Hiperparatiroidisme
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid
memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Hiperparatiroidisme
dapat menimbulkan berbagai gejala seperti tulang menjadi rapuh, lemah, dan
berbentuk abnormal. Selain itu, kadar ion kalsium yang berlebihan dalam darah dapat
masuk ke air seni dan mengendap bersama ion fosfat. Endapan ini dapat membentuk
batu ginjal sehingga menyumbat saluran air seni.

Jika jumlah hormon paratiroid yang disekresi lebih banyak daripada yang
dibutuhkan maka ini disebut hiperparatiroidisme primer. Jika jumlah yang disekresi
lebih banyak karena kebutuhan dari tubuh maka keadaan ini disebut
hiperparatiroidisme sekunder.

1) Hiperparatiroidisme Primer
Berkurangnya kalsium dalam tulang sehingga timbul fraktur
spontan, sering nyari pada tulang, tumor tulang. Bagian yang sering
terkena adalah tulang panjang.
Kelainan traktus urinarius : defek (kegagalan) pada tubulus ginjal
biasanya reversible (bisa kembali), batu ginjal, kadang-kadang
neprokalsinosis (deposisi kalsium dalam nepron)
Manifestasi dari sistem saraf sentral (defresi, konfusi dan koma)
Kelemahan neuromuskular, tenaga otot berkurang, hipotonik
(penurunan tonus) otot, fatigue (hilang tenaga), dan kadang-kadang
terjadi aritmia kardiak.
Manifestasi gastrointestinal : kurang nafsu makan, nausea, muntah
(vomitus) dan konstipasi.

2) Hiperparatiroidisme Sekunder
Pada penyakit ini terdapat hiperplasia dan hiperfungsi kelenjar
paratiroid yang disebabkan : gagal ginjal kronik dan kurang efektifnya
PTH pada beberapa penyakit (defisiensi vitamin D dan kelainan
gastrointestinal).

b. Hipoparatiroidisme
Hipoparatiroidisme adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang
tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan
oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau
tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara
kongenital). Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui.
Gejala-gejala utama adalah reaksi-reaksi neuromuscular yang berlebihan yang
disebabkan oleh kalsium serum yang sangat rendah. Keluhan-keluhan dari penderita
(70 %) adalah tetani. tetani = hipertonia otot yang menyeluruhnya tremor dan
kontraksi spasmodik atau tak terkordinasi yang terjadi dengan atau tanpa upaya untuk
melakukan gerakan volunter.
BAB IV

Kesimpulan

3.1 Kesimpulan

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub
inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup bervariasi,
jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum.
Di dalam melaksanakan kerjanya, kelenjar paratiroid diatur dan diawasi secara langsung
oleh kelenjar hipofisis. PTH adalah konsentrasi ion-ion kalsium yang terdapat didalam cairan
ekstraseluler. Produksi PTH akan meningkat apabila kadar kalsium didalam plasma
menurun. Didalam keadaan fisiologis normal, kadar kalsium dalam plasma berada dalam
pengawasan hoemostatik dalam batas yang sangat sempit. Pengawasan ini dipengaruhi oleh
perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang dengan darah.
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid/parathormon (PTH) yang berfungsi
untuk mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur :
absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang.
Bila kelenjar paratirod tidak berfunsi normal, maka akan menyebabkan terjadinya
beberapa penyakit yaitu :
Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid
memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya.
Hipoparatiroidisme adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang
tidak adekuat.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC Penerbit Buku Kedokteran
(hal.1318-1321)
Gan gunawan s.,dkk.2007.farmakologi dan terapi edisi 5 .jakarta:departemen farmakologi
dan terapeutik FKUI
http//:www.google.com/hormon paratiroid/20 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai

  • Materi Tpbaf5-2018
    Materi Tpbaf5-2018
    Dokumen95 halaman
    Materi Tpbaf5-2018
    ami rahmawati
    Belum ada peringkat
  • B.ing (B. Indo)
    B.ing (B. Indo)
    Dokumen3 halaman
    B.ing (B. Indo)
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Agama Islam
    Agama Islam
    Dokumen8 halaman
    Agama Islam
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Materi Tpbaf2-2018
    Materi Tpbaf2-2018
    Dokumen38 halaman
    Materi Tpbaf2-2018
    ami rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Pratikum Anatomi 2007
    Pratikum Anatomi 2007
    Dokumen26 halaman
    Pratikum Anatomi 2007
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Materi Tpbaf1-2018
    Materi Tpbaf1-2018
    Dokumen57 halaman
    Materi Tpbaf1-2018
    ami rahmawati
    Belum ada peringkat
  • Agama Islam
    Agama Islam
    Dokumen8 halaman
    Agama Islam
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Alkena 2
    Alkena 2
    Dokumen16 halaman
    Alkena 2
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Reaksi Benzena
    Reaksi Benzena
    Dokumen2 halaman
    Reaksi Benzena
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • ALKANA
    ALKANA
    Dokumen30 halaman
    ALKANA
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Alkana Fix
    Alkana Fix
    Dokumen11 halaman
    Alkana Fix
    abdul
    Belum ada peringkat
  • Makalah m1
    Makalah m1
    Dokumen20 halaman
    Makalah m1
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • P7
    P7
    Dokumen34 halaman
    P7
    NAshriyyah NAshriyyah
    Belum ada peringkat
  • Factor IX For Hemophilia B
    Factor IX For Hemophilia B
    Dokumen12 halaman
    Factor IX For Hemophilia B
    Theo Abdulloh Walcott
    100% (1)
  • Factor IX For Hemophilia B
    Factor IX For Hemophilia B
    Dokumen28 halaman
    Factor IX For Hemophilia B
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Human Growth Hormone
    Human Growth Hormone
    Dokumen18 halaman
    Human Growth Hormone
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Solid
    Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Solid
    Dokumen43 halaman
    Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Solid
    Theo Abdulloh Walcott
    0% (1)
  • MAKALAH M-3 Modulus Elastisitas Puntir
    MAKALAH M-3 Modulus Elastisitas Puntir
    Dokumen20 halaman
    MAKALAH M-3 Modulus Elastisitas Puntir
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Antibodi Monoklonal
    Antibodi Monoklonal
    Dokumen26 halaman
    Antibodi Monoklonal
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Antibodi Monoklonal
    Antibodi Monoklonal
    Dokumen24 halaman
    Antibodi Monoklonal
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Hormon Paratiroid
    Hormon Paratiroid
    Dokumen11 halaman
    Hormon Paratiroid
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat
  • Human Growth Hormone
    Human Growth Hormone
    Dokumen21 halaman
    Human Growth Hormone
    Theo Abdulloh Walcott
    Belum ada peringkat