FK UNRAM
1. MALUNION
Malunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat
deformitas yang terbentuk angulasi, varus / valgus, rotasi, kependekan atau union secara
menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna.
Etiologi
Gambaran klinis
Pada foto roentgen terdapat penyambungan fraktur tetapi pada posisi yang tidak
sesuai dengan keadaan yang normal.
Terapi
Konservatif
Dilakukan refrakturisasi dengan pembiusan umum dan imobilisasi sesuai dengan fraktur yang
baru. Apabila ada kependekan anggota gerak dapat digunakan sepatu orthopedic.
Operatif
Osteotomi koreksi (osteotomi Z) dan bone graft disertai dengan fiksasi interna
Osteotomi dengan pemanjangan bertahap, misalnya pada anak anak.
Osteotomi yang bersifat baji
1. Pada dewasa, fraktur harus direposisi sedekat mungkin dengan posisi anatomi.
Angulasi lebih dari 10-15 pada tulang panjang atau tampak jelas adanya rotasi, dapat
dikoreksi dengan remanipulation atau dengan osteotomy dan fiksasi internal.
2. Pada anak, angulasi dekat ujung tulang biasanya dapat remodeling seiring waktu,
sedangkan pada rotasi tidak dapat.
3. Pada ekstremitas bawah, pemendekan lebih dari 2 cm jarang dapat diterima pasien
dan prosedur pemanjangan ekstremitas dapat diindikasikan.
4. Harapan pasien (sering kali kosmetik) mungkin berbeda dari ahli bedah, mereka tidak
boleh ditolak
5. Diskusi awal dengan pasien dan petunjuk dari gambaran x-ray akan membantu
menentukan kebutuhan terapi dan mencegah salah paham.
2. DELAYED UNION
Delayed union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 -5 bulan (3
bulan untuk anggota gerak atas dan 5 bulan untuk anggota gerak bawah). proses
penyembuhan tulang yang lebih lambat dari perkiraan penyembuhan biasanya.
Etiologi :
Biological :
Biomechanical :
a. Imperfect splintage
Traksi berlebih (membuat celah fraktur) atau pergerakan berlebih pada tempat fraktur
akan menunda osifikasi kalus.
b. Over-rigid fixation
Kebalikan dari yang dipercaya, fiksasi kaku menunda lebih dari kemajuan union
fraktur. Karena alat fiksasi mengunci fragmen fraktur sehingga fraktur tampak
menyambung. Bagaimanapun, proses penyembuhan primer tulang berjalan lambat
dan dengan syarat stabilisasi dipertahankan sehingga fraktur menyatu.
c. Infeksi
Proses niologi dan stabilisasi terhambat oleh infeksi aktif: tidak hanya ada lisis tulang,
nekrosis dan pus, tapi juga implan yang dipakai untuk stabilisasi fraktur akan lepas.
Gambaran klinis
Pemeriksaan radiologist
a. Konservatif
Dua prinsip penting pada konservatif adalah mengeliminasi beberapa penyebab
delayed union dan meningkatkan proses penyembuhan dengan memberikan
lingkungan biologic yang sesuai. Imobilisasi (apakah dengan gips atau dengan fiksasi
internal) harus cukup untuk mencegah pergerakan daerah fraktur, tapi beban fraktur
merupakan stimulus penting untuk penyatuan dan ini dapat diperbesar dengan
menganjurkan muscular exercise dan dengan menganjurkan muscular exercise dan
dengan berat tubuh pada gips atau penopang.
b. Operatif
Jika union tertunda lebih dari 6 bulan dan tidak ada tanda pembentukan kalus, maka
dapat dilakukan fiksasi dan bone graft.
3. NONUNION
Pada sedikit kasus, delayed union dapat berangsur-angsur menjadi fraktur non-union,
menjadi mungkin bahwa fraktur tidak akan menyambung tanpa intervensi. Pergerakan dapat
diperoleh dari daerah fraktur dan nyeri berkurang; celah fraktur menjadi tipe pseudoarthrosis.
Disebut nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6 8 bulan dan tidak
didapatkan konsolidasi sehingga didapat pseudoarthrosis (sendi palsu). Pseudoarthrosis dapat
terjadi tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi sama sama dengan infeksi disebut infected
pseudoarthrosis. kegagalan lengkap fraktur untuk menyatu setelah waktu yang panjang dari
biasanya.
Beberapa jenis nonunion terjadi menurut keadaan ujung ujung fragmen tulang.
a. Hipertrofik
Ujung ujung tulang bersifat sklerotik dan lebih besar dari normal yang disebut
gambaran elephants foot. Memberi kesan osteogenesis masih aktif tapi tidak mampu
menjembatani celah fraktur. Garis fraktur tampak dengan jelas. Ruangan antar tulang
diisi dengan tulang rawan dan jaringan ikat fibrosa. Pada jenis ini vaskularisasinya
baik sehingga biasanya hanya diperlukan fiksasi yang rigid tanpa pemasangan bone
graft.
b. Atrofik (Oligotrofik)
Tidak ada tanda tanda aktivitas seluler pada ujung fraktur. Osteogenesis tampak
sudah berhenti. Ujung tulang lebih kecil dan bulat serta osteoporotik dan avaskular.
Ujung tulang meruncing atau berkumpul tanpa ada kesan pembentukan tulang baru.
Pada jenis ini disamping dilakukan fiksasi rigid juga diperlukan pemasangan bone
graft.
Gambaran klinis
Pemeriksaan radiologist
a. Konservatif
Non-union adakalanya symptomless, sedikit tanpa terapi atau paling sering dengan
removable splint. Walaupun jika terdapat gejala non-union, operasi bukan satu-
satunya cara; pada hipertrofik, fungsi penahan cukup dapat menginduksi union,
namun butuh terapi yang berlangsung lama. Getaran elektromagnetik dan getaran
frekuensi rendah ultrasound juga dapat digunakan untuk merangsang
union/penyatuan.
b. Operatif
Pada hipertrofik dan tanpa deformitas, fiksasi rigid sendiri (internal ataupun external)
dapat mengarah ke union, dan sering juga ditambahkan bone graft. Pada atrofik,
fiksasi saja tidaklah cukup, diperlukan juga bone graft.
Pengobatan
REFERENSI:
Rasjad, Chairudin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. 5th Edition. Jakarta: Yarsif
Watampone.
Salter, Robert B. 1999. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System.
3rd Edition. Pennsylvania, USA: Williams & Wilkins.
Solomon, et all. 2001. Apleys System of Orthopaedics and Fractures 8th Edition. London:
Arnold.