(Translate) Gangguan Mental
(Translate) Gangguan Mental
EDISI KELIMA
TM
DSM-5
AMERICAN PSYCHIATRIC ASSOCIATION
1844
Washington, DC
London, England
Skizofrenia
Kriteria Diagnostik 295.90 (F20.9)
A. Dua (atau lebih) dari kriteria di bawah ini, masing-masing timbul dalam sebagian
besar waktu selama periode 1 bulan (atau kurang, jika terapi sukses). Setidaknya
salah satu dari ciri-ciri di bawah ini harus meliputi (1), (2), atau (3):
1. Delusi;
2. Halusinasi;
3. Ketidakteraturan dalam berbicara (misalnya, sering terjadi penggelinciran kata
atau ngawur;
4. Perilaku sangat tidak teratur atau katatonik;
5. Gejala negatif (ekspresi emosional berkurang atau avolisi);
B. Dalam sebagian besar waktu sejak awitan gangguan muncul, tingkat fungsional pada
satu atau lebih area mayor, seperti bekerja, hubungan interpersonal, atau perawatan
diri mengalami pencapaian yang lebih rendah dari yang diharapkan (atau ketika
awitan terjadi saat masa anak-anak atau remaja. Ada kegagalan untuk mencapai
tingkat yang diharapkan dalam fungsi interpersonal, akademik, atau pekerjaan;
C. Tanda-tanda gangguan yang berkelanjutan hingga setidaknya 6 bulan. Periode 6
bulan ini harus meliputi setidaknya satu bulan gejala (atau kurang jika terapi sukses)
yang memenuhi kriterion A (gejala fase aktif) dan dapat meliputi periode prodromal
atau gejala residual. Selama periode prodromal atau gejala residual ini, tanda-tanda
gangguan dapat dimanifestasikan oleh gejala negatif saja, atau oleh dua atau lebih
gejala yang tertulis di kriterion A di atas, yang timbul dalam bentuk dilemahkan
(misalnya, keyakinan yang ganjil, pengalaman perseptual yang tidak biasa).;
D. Gangguan skizoafektif dan depresif atau gangguan bipolar dengan fitur psikotik telah
dikesampingkan karena baik 1) tidak ada episode maniak atau depresif yang telah
terjadi secara konkuren baik pada gejala fase aktif, maupun 2) jika episode suasana
hati (mood) telah terjadi saat gejala fase aktif; telah timbul lebih sedikit dari durasi
total periode aktif dan residual penyakit;
E. Gangguan tidak diatribusikan pada efek fisiologis dari suatu substansi (misalnya
penyalahgunaan obat) atau kondisi medis lainnya;
F. Jika ada riwayat gangguan spektrum autisme atau gangguan komunikasi pada masa
kanak-kanak, diagnosis tambahan untuk skizofrenia dibuat hanya jika delusi atau
halusinasi prominen, dalam hal ini untuk gejala lainnya yang diperlukan untuk
diagnosis skizofrenia juga muncul untuk setidaknya 1 bulan (atau kurang jika terapi
sukses).
Tentukan:
Spesifikasi perjalanan penyakit berikut ini hanya digunakan setelah durasi gangguan
selama satu tahun dan jika tidak berkontradiksi dengan kriteria diagnostik di atas.
Episode pertama, episode akut: Manifestasi pertama dari gangguan memenuhi
gejala diagnostik dan kriteria waktu. Episode akut adalah periode waktu dimana
kriteria gejala telah dipenuhi.
Episode pertama, remisi parsial: Remisi parsial adalah periode waktu selama
perkembangan setelah episode sebelumnya mengalami perbaikan dan dimana
kriteria definisi gangguan hanya dipenuhi sebagian.
Episode pertama, remisi penuh: Remisi penuh adalah periode waktu setelah
episode sebelumnya selama tidak ada gejala gangguan spesifik yang timbul.
Episode multipel, episode akut: Episode multipel dapat ditentukan setelah minimal
dua episode telah terjadi (misalnya setelah episode pertama, remisi, dan minimal
satu kali relaps).
Episode multipel, remisi parsial
Episode multipel, remisi penuh
Berkelanjutan: Gejala yang memenuhi kriteria gejala dagnostik gangguan
tersisa untuk mayoritas perjalanan penyakit.
Tidak spesifik
Tentukan:
Prevalensi
Prevalensi seumur hidup skizofrenia tampak berkisar antara 0.3%-0.7%, meskipun ada
laporan yang bervariasi berdasarkan ras/etnis, antarnegara, dan asal geografis untuk
imigran dan anak-anak dari imigran. Perbandingan jenis kelamin berbeda antarsampel dan
populasi; misalnya, tekanan pada gejala negatif dan durasi gangguan yang lebih panjang
(berkaitan dengan luaran yang tidak baik) menunjukkan insidens yang lebih tinggi untuk pria,
begitu pula dengan definisi yang memungkinkan inklusi untuk lebih banyak gejala suasana
hati dan presentasi (berkaitan dengan luaran yang lebih baik) menunjukkan resiko yang
setara untuk kedua jenis kelamin.
Diagnosis Banding
Gangguan depresif mayor atau gangguan bipolar dengan fitur psikotik atau katatonik.
Perbedaan antara skizofrenia dan gangguan depresif mayor atau bipolar dengan fitur
psikotik atau dengan katatonia tergantung akan hubungan temporal antara gangguan
suasana hati dan psikosis, juga akan keparahan gejala depresif atau manik. Jika delusi atau
halusinasi terjadi secara ekslusif selama episode depresif mayor atau manik, diagnosisnya
adalah gangguan depresif/bipolar dengan fitur psikotik.
Gangguan skizoafektif. Diagnosis gangguan skizoafektif memerlukan terjadinya episode
depresif atau manik secara konkuren dengan gejala fase aktif dan bahwa gejala suasana
hati dapat terjadi sebagian besar dari total durasi periode aktif.
Gangguan skizofreniform dan gangguan psikotik singkat. Gangguan-gangguan ini
memiliki durasi yang lebih singkat daripada skizofrenia, seperti yang telah ditentukan pada
kriterion C, dimana diperlukan 6 bulan gejala. Pada gangguan skizofreniform, gangguan
timbul kurang dari 6 bulanm dan pada gangguan psikotik singkat, gejala hanya muncul
setidaknya 1 hari, namun kurang dari 1 bulan.
Gangguan delusional. Gangguan delusional dapat dibedakan dari skizofrenia oleh
ketiadaannya karakteristik gejala lain dari skizofrenia (misalnya, delusi, halusinasi visual dan
auditori prominen, ketidakteraturan berbicara, perilaku yang tidak teratur atau katatonik, dan
gejala negatif).
Gangguan kepribadian skizotipal. Gangguan kepribadian ini dapat dibedakan dari
skizofrenia dengan melihat gejala subthreshold yang berkaitan dengan fitur kepribadian
persisten.
Gangguan obsesif-kompulsif dan dismorfik tubuh. Individu dengan gangguan obsesif-
kompulsif dan dismorfik tubuh dapat menunjukkan tidak adanya atau buruknya wawasan,
dan keasyikan mereka dapat mencapai proporsi delusional. Namun, gangguan ini dibedakan
dari skizofrenia karena adanya obsesi yang prominen, kompulsi, keasyikan akan
penampilan atau aroma tubuh, penimbunan, atau perilaku repetitif berfokus pada tubuh.
Gangguan stres postraumatik. Gangguan stres post-traumatik dapat meliputi mengingat
kembali kejadian dengan kualitas halusinasi, dan kewaspadaan berlebihan yang dapat
dikategorikan sebagai paranoid. Namun, kejadian traumatik dan fitur gejala karakteristik
yang berhubungan untuk menghidupkan kembali atau bereaksi terhadap kejadian tersebut
dibutuhkan untuk membuat diagnosis.
Gangguan spektrum autisme atau gangguan komunikasi. Gangguan ini dapat juga
memiliki gejala yang menyerupai episode psikotik, namum dibedakan dari defisit respektif
mereka dalam interaksi sosial dengan perilaku pengulangan dan restriksi, serta defisit
komunikasi dan kognitif. Individu dengan gangguan spektrum autisme atau gangguan
komunikasi harus memiliki gejala yang memenuhi seluruh kriteria skizofreniam dengan
halusinasi atau delusi prominen untuk setidaknya 1 bulan, untuk didiagnosis dengan
skizofrenia atau kondisi komorbid.
Gangguan mental lainnya yang berhubungan dengan episode psikotik. Diagnosis
skizofrenia dibuat hanya ketika episode psikotiknya berkelanjutan dan tidak berasal dari efek
fisiologis dari obat-obatan atau kondisi medis lainnya. Individu dengan delirium atau
gangguan neurokognitif mayor atau minor dapat menunjukkan gejala psikotik, namun hal ini
akan memiliki hubungan temporal dengan awitan perubahan kognitif yang konsisten dengan
gangguan tersebut. Individu dengan gangguan psikotik yang diinduksi obat-obatan/medikasi
dapat menunjukkan karakteristik gejala seperti pada kriterion A untuk skizofrenia, namun
gangguan ini biasanya dapat dibedakan dari hubungan kronologik obat-obatan yang
digunakan pada awitan dan remisi dari psikosis saat obat-obatan tidak digunakan.
Komorbiditas
Angka komorbiditas dengan gangguan yang berhubungan dengan obat-obatan sangat tinggi
pada pasien skizofrenia. Lebih dari setengah individu dengan skizofrenia memiliki gangguan
penggunaan tembakau dan merokok secara reguler. Komorbiditas dengan gangguan
kecemasan diketahui meningkat pada skizofrenia. Angka gangguan obsesif-kompulsif dan
gangguan panik meningkat pada pasien skizofrenia dibandingkan dengan populasi umum.
Skizotipal atau gangguan kepribadian paranoid dapat pula terjadi dalam awitan skizofrenia.
Harapan hidup berkurang pada pasien skizofrenia karena terkait dengan kondisi
medis mereka. Berat badan yang bertambah, diabetes, sindrom metabolik, dan penyakit
paru dan kardiovaskuler lebih banyak ditemui pada pasien skizofrenia dibandingkan
populasi umum. Keterlibatan yang kurang dalam perilaku pemeliharaan kesehatan
(misalnya, skirining kanker, olahraga) meningkatkan resiko penyakit kronis, namun faktor
gangguan lainnya, meliputi medikasi, gaya hidup, merokok, dan diet, juga memainkan peran
yang penting. Kerentanan akan psikosis dan gangguan medis dapat menjelaskan beberapa
dari komorbiditas medis skizofrenia.
Gangguan Skizoafektif
Kriteria Diagnostik
A. Periode tanpa interupsi dari penyakit selama dimana ada episode suasana hati
mayor (depresif atau manik) yang konkuren dengan Kriterion A skizofrenia.
B. Delusi atau halusinasi untuk 2 minggu atau lebih saat tidak ada episode suasana hati
mayor (depresif atau manik) selama durasi hidup perjalanan penyakit.
C. Gejala yang memenuhi kriteria episode suasana hati mayor muncul untuk sebagian
besar waktu dari durasi total bagian aktif dan residual dari penyakit.
D. Gangguan tidak diatribusikan untuk efek obat-obatan (seperti, penyalahgunaan obat,
pengobatan medis) atau kondisi medis lainnya.
Tentukan:
295.70 (F25.0) Tipe bipolar: Subtipe ini ditentukan apabila episode manic
merupakan bagian dari presentasi. Episode depresif mayor juga dapat terjadi.
295.79 (F25.1) Tipe depresif: Subtipe ini ditentukan apabila hanya episode depresif
mayor yang menjadi bagian dari presentasi.
Tentukan:
Dengan katatonia (merujuk ke krtieria katatonia yang berkaitan dengan gangguan
mental lainnya, hal.119-120, untuk definisi).
Catatan kode: Gunakan kode tambahan 293.89 (F06.1) katatonia yang
berkaitan dengan gangguan skizoafektif untuk indikasi kehadiran katatonia
komorbid.
Tentukan:
Spesifikasi perjalanan penyakit berikut ini hanya digunakan setelah durasi 1 tahun dari
gangguan dan jika tidak berkontradiksi dengan kriteria diagnostik di atas.
Episode pertama, episode akut: Manifestasi pertama dari gangguan memenuhi
gejala diagnostik dan kriteria waktu. Episode akut adalah periode waktu dimana
kriteria gejala telah dipenuhi.
Episode pertama, remisi parsial: Remisi parsial adalah periode waktu selama
perkembangan setelah episode sebelumnya mengalami perbaikan dan dimana
kriteria definisi gangguan hanya dipenuhi sebagian.
Episode pertama, remisi penuh: Remisi penuh adalah periode waktu setelah
episode sebelumnya selama tidak ada gejala gangguan spesifik yang timbul.
Episode multipel, episode akut: Episode multipel dapat ditentukan setelah minimal
dua episode telah terjadi (misalnya setelah episode pertama, remisi, dan minimal
satu kali relaps).
Episode multipel, remisi parsial
Episode multipel, remisi penuh
Berkelanjutan: Gejala yang memenuhi kriteria gejala dagnostik gangguan
tersisa untuk mayoritas perjalanan penyakit.
Tidak spesifik
Catatan: untuk informasi tambahan pada Perkembangan dan Perjalanan Penyakit (faktor
terkait umur), Faktor Resiko dan Prognostik (faktor resiko lingkungan), Isu Diagnostik Terkait
Budaya, dan Isu Diagnostik Terkait Jenis Kelamin, lihat bagian korespondensi pada
skizofrenia, gangguan bipolar I dan II, serta gangguan depresif mayor pada bab respektifnya
masing-masing.
Fitur Diagnostik
Diagnosis gangguan skizoafektif ditegakkan berdasarkan penilaian dari periode tanpa
interupsi penyakit selama dimana individu melanjutkan untuk menunjukkan gejala aktif atau
residual dari penyakit psikotik. Diagnosis ini biasanya, tapi tidak perlu, dibuat saat periode
penyakit psikotik. Pada beberapa waktu dalam periode tersebut, Kriterion A skizofrenia
harus dipenuhi. Kriterion B (disfungsi sosial) dan F (eksklusi gangguan spektrum autisme
atau gangguan komunikasi lainnya dalam masa kanak-kanak) untuk skizofrenia tidak harus
dipenuhi. Untuk memenuhi Kriterion A skizofrenia, ada episode suasana hati mayor
(depresif atau manik) (Kriterion A untuk gangguan skizoafektif). Karena hilangnya
ketertarikan atau kesenangan merupakan hal yang umum untuk skizofrenia, untuk
memenuhi Kriterion A gangguan skizoafektif, episode depresif mayor harus meliputi
suasana hati depresi pervasif (misalnya, adanya kehilangan ketertarikan atau kesenangan
yang tidak cukup). Episode depresi atau mania muncul pada sebagian besar waktu dari
durasi total penyakit (msalnya, setelah Kriterion A terpenuhi) (Kriterion C untuk gangguan
skizoafektif). Untuk memisahkan gangguan skizoafektif dari gangguan depresif atau bipolar
dengan fitur psikotik, delusi atau halusinasi harus muncul untuk setidaknya 2 minggu saat
tidak ada episode suasana hati mayor (depresif atau manik) pada beberapa poin selama
durasi penyakit (Kriterion B untuk gangguan skizoafektif). Gejala-gejala ini harusnya tidak
beratribusi pada efek obat-obatan atau kondisi medis lainnya (Kriterion D untuk gangguan
skizoafektif).
Kriterion C untuk gangguan skizoafektif mendetailkan bahwa gejala suasana hati
memenuhi kriteria untuk episode suasana hati mayor harus timbul untuk sebagian besar
waktu dari total durasi dari porsi aktif dan residual penyakit. Kriterion C memerlukan
penilaian akan gejala suasana hati untuk seluruh perjalanan penyakit psikotik, dimana
berbeda dari kriterion DSM-IV, yang hanya memerlukan satu penilaian untuk periode
penyakit saat ini. Jika gejala suasana hati timbul hanya pada saat periode singkat yang
relatif, diagnosisnya adalah skizofrenia, bukan skizoafektif. Saat memutuskan apakah
presentasi seseorang memenuhi Kriterion C, klinisi harus meninjau kembali durasi penyakit
psikotiknya (misalnya, gejala residual dan aktif) dan menentukan kapan gejala suasana hati
signifikan (tidak diterapi atau membutuhkan terapi dengan antidepresan dan/atau medikasi
penstabil suasana hati) mendampingi gejala psikotik tersebut. Penentuan ini membutuhkan
informasi riwayat yang cukup dan penilaian klinis. Contohnya, individu dengan riwayat gejala
aktif dan residual skizofrenia selama 4 tahun mengembangkan episode depresif dan manik
yang, secara bersama-sama, tidak menempati melebihi 1 tahun selama riwayat penyakit
psikotik 4 tahun tersebut. Presentasi ini tidak akan memenuhi Kriterion C.
Sebagai tambahan untuk kelima area domain lima gejala yang teridentifikasi pada
kriteria diagnostik, penilaian kognisi, depresi, dan gejala mania merupakan hal yang vital
untuk membuat perbedaan penting yang kritis antara spektrum skizofrenia yang bervariasi
dengan gangguan psikotik lainnya.
Prevalensi
Gangguan skizoafektif muncul sekitar sepertiga dari kejadian skizofrenia. Prevalensi seumur
hidup dari gangguan skizoafektif diperkirakan sekitar 0,3%. Kejadian gangguan skizoafektif
lebih tinggi pada wanita daripada pria, terutama pada peningkatan kejadian tipe depresif di
antara wanita.
Diagnosis Banding
Gangguan mental lainnya dan kondisi medis. Varietas luas dari kondisi medis dan
psikiatrik dapat memunculkan manifestasi dengan gejala suasana hati dan psikotik yang
harus dipertimbangkan dalam diagnosis banding dari gangguan skizoafektif. Hal ini meliputi
gangguan psikotik yang disebabkan kondisi medis lainnya; delirium; gangguan neurokognitif
mayor; gangguan psikotik atau neurokognitif yang diinduksi obat-obatan/medikasi;
gangguan bipolar dengan fitur psikotik; gangguan depresif mayor dengan fitur psikotik;
gangguan depresif atau bipolar dengan fitur katatonik; skizotipal, skizoid, atau gangguan
kepribadian paranoid; gangguan psikotik singkat; gangguan skizofreniform; sizofrenia;
gangguan delusional; dan spektrum skizofrenia tidak sepsifik dan spesifik lainnya, serta
gangguan psikotik lainnya. Kondisi medis dan penggunaan obat-obatan dapat muncul
dengan kombinasi dari gejala suasana hati dan gejala psikotik, dan juga gangguan psikotik
yang disebabkan oleh kondisi medis lainnya yang harus dieksklusi. Membedakan gangguan
skizoafektif dari skizofrenia dan gangguan depresif/bipolar dengan fitur psikotik seringkali
sulit untuk dilakukan. Kriterion C dirancang untuk memisahkan gangguan skizoafektif dari
skizofrenia, dan Kriterion B dirancang untuk membedakan skizoafektif dari gangguan
depresif/bipolar dengan fitur psikotik. Lebih spesifik lagi, gangguan skizoafektif dapat
dibedakan dari gangguan bipolar/depresif dengan fitur psikotik melalui kehadiran
delusi/halusinasi prominen untuk setidaknya 2 minggu saat tidak ada episode suasana hati
mayor. Sebaliknya, pada gangguan depresif/bipolar dengan fitur psikotik, fitur psikotik
secara primer terjadi saat episode suasana hati. Karena proporsi relatif suasana hati pada
gejala psikotik dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu, diagnosis yang diperlukan
dapat berubah dari dan ke gangguan skizoafektif (misalnya, diagnosis skizoafektif untuk
episode depresif yang parah dan prominen bertahan 3 bulan selama 6 bulan pertama dari
penyakit psikotik persisten akan berubah ke skizofrenia jika gejala residual prominen atau
aktif psikotik bertahan selama beberapa tahun tanpa kembalinya episode suasana hati yang
lain).
Gangguan psikotik yang disebabkan kondisi medis lainnya. Kondisi medis lainnya dan
obat-obatan yang digunakan dapat bermanifestasi dengan kombinasi gejala suasana hati
dan psikotik, dan gangguan psikotik yang disebabkan kondisi medis lainnya harus
dieksklusi.
Skizofrenia, bipolar, dan gangguan depresif. Membedakan gangguan skizoafektif dari
skizofrenia dan gangguan depresif/bipolar dengan fitur psikotik sulit untuk dilakukan.
Kriterion C dirancang untuk memisahkan gangguan skizoafektif dari skizofrenia, dan
kriterion B dirancang untuk membedakan gangguan skizoafektif dari gangguan
depresif/bipolar dengan fitur psikotik. Lebih spesifik lagi, gangguan skizoafektif dapat
dibedakan dari gangguan bipolar/depresif dengan fitur psikotik melalui kehadiran
delusi/halusinasi prominen untuk setidaknya 2 minggu saat tidak ada episode suasana hati
mayor. Sebaliknya, pada gangguan depresif/bipolar dengan fitur psikotik, fitur psikotik
secara primer terjadi saat episode suasana hati. Karena proporsi relatif suasana hati pada
gejala psikotik dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu, diagnosis yang diperlukan
dapat berubah dari dan ke gangguan skizoafektif (misalnya, diagnosis skizoafektif untuk
episode depresif yang parah dan prominen bertahan 3 bulan selama 6 bulan pertama dari
penyakit psikotik persisten akan berubah ke skizofrenia jika gejala residual prominen atau
aktif psikotik bertahan selama beberapa tahun tanpa kembalinya episode suasana hati yang
lain).
Komorbiditas
Banyak individu yang didiagnosis gangguan skizoafektif juga didiagnosis dengan gangguan
mental yang lain, terutama gangguan penggunaan obat-obatan dan gangguan kecemasan.
Sama seperti di atas, kejadian kondisi medis meningkat di atas angka dasar untuk populasi
umum dan mengarah ke harapan hidup yang menurun.