PENDAHULUAN
Kertas yang dibuat dari proses pengolahan kayu menjadi pulp dapat
menjadi material alternatif pengganti kayu. Pada penelitian ini akan
dikembangkan komposit dengan memanfaatkan limbah rumah tangga dan sisa
pengolahan hasil pertanian yang jumlahnya melimpah di sekitar lingkungan kita
yaitu kertas bekas dengan kombinasi campuran sekam padi dan serabut kelapa
sebagai penguat. Pemanfaatan limbah kertas, sekam padi, dan serabut kelapa
dapat menaikkan nilai ekonomis masing-masing material. Selain itu, material
tersebut juga memiliki komposisi yang dapat menyerap bising yaitu selulosa
sehingga apabila diaplikasikan mampu meningkatkan kenyamanan dan
menurunkan gangguan kesehatan pada manusia. Komposit merupakan rangkaian
dua atau lebih bahan yang digabung menjadi satu bahan secara mikroskopis
dimana bahan pembentuknya masih terlihat seperti aslinya dan memiliki
hubungan kerja diantaranya sehingga mampu menampilkan sifat-sifat yang
diinginkan (Mikell, 1996).
Pada penelitian ini akan dilakukan Analisa pengaruh variasi suhu komposit
polyester serat sabut kelapa dengan pengujian sifat mekanis termalsiklik yang
bertujuan untuk meningkatkan kinerja komposit akibat paparan panas.
1
Keterbatasan kekuatan komposit matrik polimer terhadap efek temperatur serta
kemampuan serat sabut kelapa dalam mengurangi laju pemanasan akan menjadi
topik penelitian yang menarik dengan menghubungkan sifat keduanya.
2. Serat yang digunakan adalah serat sabut kelapa pada buah kelapa usia tua.
2
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penulisan karya ilmiah ini adalah:
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komposit
Gabungan. Komposit berasal dari kata to compose yang berarti
menyusun atau menggabungkan. Jadi secara sederhana bahan komposit berarti
bahan gabungan dari dua atau lebih bahan yang berlainan. Dalam hal ini gabungan
bahan ada dua macam yaitu (Jones, 1999):
4
Berdasarkan cara penguatannya komposit dibedakan menjadi tiga (Jones,
1975) yaitu :
5
anyaman (woven fiber composite), serat acak (chopped fiber composite), dan
gabungan beberapa jenis serat (hybrid fiber composite) (Schwartz, 1984).
Secara umum komposit dengan penguatan serat tersusun dari dua material
utama yaitu matrik dan serat. Antar kedua unsur material tersebut tidak terjadi
reaksi kimia dan tidak larut satu sama lain, melainkan hanya ikatan antar muka
diantara keduanya. Serat yang memiliki kekuatan lebih tinggi berperan sebagai
komponen penguat, sedangkan matrik yang bersifat lemah dan liat bekerja sebagai
pengikat dan memberi bentuk pada struktur komposit (Schwartz, 1984).
6
rendah, dapat diperbarui, serta tidak mencemari lingkungan (Nurudin, 2011).
Berdasarkan tinjauan penelitian sebelumnya diatas maka penelitian ini
menggunakan serat alam yaitu serat sabut kelapa. Serat alam yang memiliki
karakteristik istimewa adalah serat sabut kelapa yang dapat menjadi bahan
penguat dengan berbagai keunggulan yang dapat dimanfaatkan. Kelapa
merupakan tanaman perkebunan/ industri berupa pohon batang lurus dari family
Palmae. Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman serbaguna atau
tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Serat sabut kelapa memiliki sifat-sifat mekanis antara lain: kuat, kedap air,
tahan terhadap radiasi cahaya matahari, keras, dan pemakaiannya sebagai
talitemali, saringan air, atap rumah, sebagai dasar untuk melindungi kayu dari
rayap. Sifat serat sabut kelapa diperoleh dari sabut buah kelapa yang dipengaruhi
oleh jenisnya, umur, dan tempat tumbuh (Sitepu, et al.2002).
7
Struktur serat ditentukan oleh dimensi dan pengaturan sel-sel berbagai
unit, dan yang juga mempengaruhi sifat serat. Serat adalah sel memanjang dengan
ujung runcing dan sangat tebal dinding sel berlignin. Bagian penampang dari sel
unit dalam serat memiliki pusat berongga yang dikenal sebagai lumen dan bahwa
bentuk dan ukuran tergantung pada dua faktor seperti ketebalan dari dinding sel
dan sumber serat. Rongga berfungsi sebagai isolator akustik dan thermal sehingga
menurunkan bulk density serat. Ukuran diameter serat yang digunakan dalam
penelitian, menggunakan diameter serat ukuran 0,1 mm sampai 0.4 mm. Dengan
panjang serat yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan panjang minimal
5mm sampai panjang maksimal 30 mm.
8
2.3 Polyester
Resin polyester merupakan resin yang paling banyak digunakan dalam berbagai
aplikasi yang menggunakan resin termoset, baik itu secara terpisah maupun dalam
bentuk material komposit. Walaupun secara mekanik, sifat mekanik yang dimiliki oleh
polyester tidaklah terlalu baik atau hanya sedang-sedang saja. Hal ini karena resin ini
mudah didapat, harga relatif terjangkau serta yang terpenting adalah mudah dalam
proses fabrikasinya. Jenis dari resin polyester yang digunakan sebagai matriks
komposit adalah tipe yang tidak jenuh (unsurated polyester) yang merupakan termoset
yang dapat mengalami pengerasan (curing) dari fasa cair menjadi fasa padat saat
mendapat perlakuan yang tepat. Berbeda dengan tipe polyester jenuh (saturated
polyester) seperti Terylene, yang tidak bisa mengalami curing (Pradana, 2014).
9
3 o
g/cm , titik leleh 170 C dengan serapan air 0,118% (24 jam), tensile strength 5,5
2
kg/mm dan perpanjangan putus 1,6% (Mashuri, 2007). Dengan menggunakan
hardener MEKP (Methyl Ethyl Ketone Peroxide) sebagai campuran resin sebanyak
1%.
3BS
MOR = ..................................................................................................(2.5)
2
2LT
Ke
terangan:
10
2.5 Siklus Termal
Siklus termal merupakan perlakuan suhu yang dilakukan pada suatu material
dimana material tersebut diberi temperatur tinggi yang kemudian diturunkan secara
ekstrim dengan pemberian temperatur rendah. Setelah itu dilakukan kembali perlakuan
awal lagi dengan pemberian temperatur tinggi dan begitu seterusnya sampai beberapa
kali perlakuan dan membentuk sebuah siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
ketahanan material terhadap perlakuan temperatur yang berubah dengan ekstrim dari
suhu panas ke suhu rendah dan dari suhu rendah ke suhu tinggi.
11
BAB 3.METODE PENELITIAN
12