Anda di halaman 1dari 14

ASPEK PERPAJAKAN YAYASAN

Dasar Hukum Yayasan

1. Undang-Undang Republik Indonesia (Uu) Nomor 16 Tahun 2001 (16/2001) Tentang

Yayasan

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan

3. PP RI No. 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Tentang Yayasa

Hal hal yang perlu dipahami tentang yayasan:

Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial,

keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang

ditentukan dalam undang-undanYayasan mempunyai strukutur organ yang terdiri dari

atas pembina, pengurus dan pengawas

Pendirian yayasan dilakukan dengan akta notaris dan mempunyai status badan hukum

setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi

Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Permohonan pendirian yayasan dapat diajukan

kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia yang

wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan yayasan. Yayasan yang telah memperoleh

pengesahan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas.

Pengelolaan kekayaan dan pelaksanaan kegiatan yayasan dilakukan sepenuhnya oleh

Pengurus.

Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan

tujuannya dengan cara mendirikan badan usaha dan ikut serta dalam suatu badan usaha

dengan syarat sebagai berikut:


1) Sesuai dengan makud dan tujuan yayasan

2) Bentuk usaha tempat investasi bersifat perspektif dengan ketentuan penyertaan

tersebut paling banyak 25% dari seluruh nilai kekayaan yayasan

3) Anggota pembina, pengurus dan pengawas yayasan dilarang merangkap sebagai

anggota direksi atau pengurus dan anggota dewan komisari atau pengawas dari

badan usaha

Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada pembina, pengurus dan

pengawas

Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang maupun kekayaan lain yang diperoleh

yayasan berdasarkan undang undang, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung

atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah maupun honorarium atau bentuk lain

yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan pengawas kecuali:

1) Bukan pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina dan pengawas

2) Melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh

Kekayaan yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang

atau barang. Selain itu kekayaan yayasan dapat diperoleh dari hal hal berikut ini:

1) Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat

2) Wakaf

3) Hibah

4) Hibah Wasiat

5) Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar yayasan dan atau

peraturan perundang undangan yang berlaku

Kekayaan yayasan baik berupa uang, baranng maupun kekayaan lain yang diperoleh

yayasan berdasarkan undang undang dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung
atau tidak langsung baik dalam bentuk gaji, upah maupun honorarium atau bentuk lain

yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan pengawas

1) Pernyataan bahwa:

Sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan

dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun sejak

diperolehnya sisa lebih tersebut

Sisa lebih yang tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut akan digunakan

untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan dan/atau penelitian dan

pengembangan paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.

Yang merupakan lampiran dalam SPT tahunan PPh untuk tahun pajak diperolehnya sisa

lebih

2) Pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan setiap tahun

Laporan mengenai penyediaan dan pengguanaan sisa lebih dan menyampaikannya kepada

Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dala lampiran SPT tahunan

pajak penghasilan.

3) Pernyataan bahwa:

Sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan

dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun sejak

diperolehnya sisa lebih tersebut

Sisa lebih yang tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut akan digunakan

untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan dan/atau penelitian dan

pengembangan paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.

Yang merupakan lampiran dalam SPT tahunan PPh untuk tahun pajak diperolehnya sisa

lebih
4) Pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan setiap tahun

Laporan mengenai penyediaan dan pengguanaan sisa lebih dan menyampaikannya kepada

Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dala lampiran SPT tahunan

pajak penghasilan.

PERPAJAKAN PADA YAYASAN

Di dalam Undang Undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yayasan

termasuk dalam subjek pajak. Yayasan sendiri termasuk dalam definisi badan sehingga

merupakan subjek pajak penghasilan. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang

merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang

meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik

Negara atau Daerah dengan nama dan dalem bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana

pensiun, persekutuan, perkumpulan yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau

organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya termasuk

reksadana.

Yayasan menjadi wajib pajak jika menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan

objek pajak. Namun meskipun tidak menerima atau memperoleh penghasilan yang

merupakan objek pajak, yayasan tetap menjadi wajib pajak jika memenuhi kriteria sebagai

pemotong pajak. Sebagai contoh, yayasan bertindak sebagai pemotong PPh pasal 21 atas

penghasilan berupa gaji, honorarium, upah, tunjangan yang dibayarkan kepada

karyawan/peserta kegiatan/pihak lain.

Secara umum pelaksanaan hak dan kewajiban yayasan sama dengan bentuk usaha lain,

kecuali hal hal khusus yang diatur sendiri. Hal umum yang perlu diperhatikan yayasan dan

organisasi nirlaba adalah sebagai berikut:


1) Mendaftar sebagai wajib pajak dan memberikan penjelasan tentang tujuan kegiatan

utama, karakteristik yayasan. Hal ini untuk memastikan jenis pajak yang menjadi

kewajiban kita.

2) Melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak. Ketentuan ini

dijalankan apabila usaha pokoknya melakukan penyerahan barang kena pajak dan

atau jasa kena pajak sesuai UU PPN.

3) Menyelenggarakan pembukuan sesuai kaidah pembukuan yang berlaku. Dalam

menghitung penghasilan netto diperkenankan mengurangkan biaya-biaya yang

berhubungan langsung dengan usaha (perhatikan pasal 6 ayat 1 dan pasal 9 ayat 1 UU

PPh). Penyusutan/amortisasi juga bisa menjadi faktor pengurang (perhatikan pasal 11

dan 11A UU PPh).

4) Yayasan atau organisasi nirlaba tidak serta merta dapat menikmati berbagai fasilitas

pengecualian oleh undang-undang perpajakan jika tidak memenuhi kriteria. Sebagai

contoh, sebuah Yayasan yang tidak mengindahkan undang-undang tentang Yayasan

tentu saja berdampak bahwa Yayasan menjadi sekadar nama bukan sebagai bentuk

usaha dan diperlakukan sebagaimana perusahaan pada umumnya.

PBB tidak dikenakan terhadap objek pajak yang digunakan untuk melayani kepentingan

umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, serta

yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.

Hal-hal Khusus yang Perlu Diperhatikan oleh Yayasan

Bidang pendidikan dan atau penelitian dan pengembangan.

1. Sisa lebih yang diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang ditanamkan kembali

dalam bentuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan

atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada


pihak manapun dan telah mendapat pengesahan dari instansi yang membidanginya,

dalam jangka waktu paling lama empat (4) tahun sejak diperolehnya sisa lebih

tersebut dikecualikan sebagai objek pajak penghasilan.

2. Badan atau lembaga nirlaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

menyampaikan pemberitahuan mengenai rencana fisik sederhana dan rencana biaya

pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan atau

penelitian dan pengembangan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat wajib

pajak terdaftar dengan tindasan kepada instansi yang membidanginya.

3. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud angka 2 disampaikan bersamaan dengan

penyampaian SPT tahunan tahun pajak diperolehnya sisa lebih tersebut atau paling

lama sebelum pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan

atau penelitian dan pengembangan dimulai, dalam jangka waktu empat (4) tahun sejak

diperolehnya sisa lebih tersebut.

4. Apabila nyata-nyata nirlaba, atas harta hibah, bantuan, atau sumbangan yang diterima

bukan merupakan objek PPh, sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha,

pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Badan sosial termasuk Yayasan dan Koperasi yang kegiatannya semata-mata

menyelenggarakan kegiatan berikut ini.

1. Pemeliharaan kesehatan.

2. Pemeliharaan orang lanjut usia (panti jompo).

3. Pemeliharaan anak yatim piatu, anak atau orang terlantar, dan anak atau orang cacat.

4. Santunan dan atau pertolongan kepada korban bencana alam, kecelakaan, dan

sejenisnya.

5. Pemberian beasiswa.

6. Pelestarian lingkungan hidup.


7. Kegiatan sosial lainnya, yang tidak mencari keuntungan.

Atas harta hibah, bantuan, atau sumbangan yang diterima bukan merupakan objek PPh,

sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan

antara pihak-pihak yang bersangkutan.

Sumber Penghasilan Yayasan

Penerimaan yayasan dapat dibedakan menjadi penerimaan yang bukan objek pajak dan

penerimaan yang merupakan objek pajak.

Di dalam UU no 36 tahun 2008 tentang PPh pasal 4 ayat (3), penghasilan yang bukan objek

pajak yayasan adalah:

Bantuan atau sumbangan

Harta hibahan yang diterima yayasan sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,

pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan diantara pihak pihak yang bersangkutan

Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam

bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan yang telah tedaftar

pada instansi yang membidanginya yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan

prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka

waktu paling lama 4 tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.

Sedangkan berdasarkan pasal 4 ayat (1), penghasilan yayasan yang merupakan objek pajak

adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak

baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk

konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan

dalam bentuk apapun termasuk:

1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha, pekerjaan kegiatan atau jasa

2. Bunga deposito, bunga obligasi, diskonto SBI dan bunga lainnya


3. Sewa dan imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta

4. Keuntungan dari pengalihan harta, termasuk keuntungan pengalihan harta yang

semula berasal dari bantuan, sumbangan atau hibah

5. Pembagian keuntungan dari kerja usaha

Pengurang Penghasilan Bruto

Didalam aspek perpajakan pada yayasan juga dapat dikenakan pengurang penghasilan bruto,

yaitu:

Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan usaha, pekerjaan, kegiatan atau

pemberian jasa untuk mendapatkan menagih dan memelihara penghasilan atau biaya

yang berhubungan langsung dengan operasional penyelnggaraan yayasan atau organisasi

yang sejenis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan dengan memperhatikan

Pasal 9 ayat (1) UU no 36 tahun 2008 tentang PPh.

Penyusutan atau amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta yang mempunyai

masa manfaat lebih dari satu tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A

UU PPh.

Kewajiban pembukuan dan penyampaian SPT

Yayasan diwajibkan menyelenggarakan pembukuan seusuai dengan ketentuan dalam pasal

28 UU KUP beserta aturan pelaksanaannya serta wajib menyampaikan SPT tahunan dan

SPT masa PPh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Perlakuan PPh Badan atas Yayasan Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan

dan/atau Bidang Penelitian dan Pengembangan


Pajak untuk yayasan sekolah atau pendidikan:

Wajib Pajak Yayasan yang bergerak dibidang pendidikan (sekolah) secara umum mempunyai

kewajiban sebagai berikut :

Wajib Pajak mempunyai kewajiban menyetor dan melaporkan PPN atas Kegiatan

Membangun Sendiri sebesar 10 % x 20 % x Biaya yang dikeluarkan untuk

pembangunan gedung/bangunan apabila membangun sendiri gedung dengan luas

bangunan paling sedikit 200 m2 (sejak 22 Nopember 20112).

Wajib Pajak mempunyai kewajiban memotong dan menyetor serta melaporkan PPh

Pasal 4 (2) atas kegiatan pembangunan gedung yang dilakukan oleh kontraktor atau

pihak lain dan atas semua kegiatan jasa kontruksi lainnya.

Wajib Pajak mempunyai kewajiban memotong dan menyetor serta melaporkan PPh

Pasal 21 atas kegiatan yang merupakan objek PPh Pasal 21 termasuk gaji guru dan

karyawan lain serta PPh Pasal 21 atas Jasa Arsitek pembanguan gedung tersebut.

Wajib Pajak mempunyai kewajiban memotong dan menyetor serta melaporkan PPh

Pasal 23 atas kegiatan yang merupakan objek PPh Pasal 23 antara lain atas sewa

kendaraan, jasa katering, dan jasa lain objek PPh Pasal 23.

Wajib Pajak mempunyai kewajiban menyetor serta melaporkan PPh Pasal 25 bulanan

apabila ada PPh Pasal 25 yang harus disetor, kalau tidak ada hanya wajib melaporkan

tiap bulan. Batas Waktu penyetoran Tanggal 15 dan Pelaporan Tanggal 20 bulan

berikut.

Wajib Pajak mempunyai kewajiban menyetor serta melaporkan SPT Tahun PPh

Badan terhadap sisa lebih laba yayasan yang berasal dari objek pajak setelah dalam

jangka waktu empat tahun tidak digunakan untuk pembangunan gedung dan sarana

prasarana.
Wajib Pajak tidak mempunyai kewajiban penyetoran PPh Pasal 29 SPT Tahunan PPh

Badan apabila dalam jangka empat tahun sisa laba yayasan digunakan untuk

pembangunan gedung dan sarana prasarana. Hanya berkewajiban melaporkan SPT

Tahunan PPh Badan Nihil.

Yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan

pengembangan mendapatkan fasilitas perpajakan berupa pengecualian pengenaan pajak atas

sisa sisa lebih yang diterima atau diperoleh (laba neto kena pajak) sepanjang sisa lebih

tersebut ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan

pendidikandan/atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka

kepada pihak manapun dan telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang

membidanginya dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa

lebih tersebut. Hal ini sesuai dengan PER-44/PJ/2009 tentang Pelaksanaan Pengakuan Sisa

Lebih Yang Diterima Atau Diperoleh Badan Atau Lembaga Nirlaba Yang Bergerak Dalam

Bidang Pendidikan Dan/Atau Bidang Penelitian Dan Pengembangan Yang Dikecualikan

Dari Objek Pajak Penghasilan.

Sisa lebih yang dimaksud adalah selisih dari seluruh penerimaan yang merupakan objek

Pajak Penghasilan selain penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri,

dikurangi dengan pengeluaran untuk biaya operasional sehari-hari badan atau lembaga

nirlaba. Biaya operasional sehari hari yang dimaksud adalah biaya yang mempunyai

hubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha aau kegiatan untuk

mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak

penghasilan selain penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan tersendiri.

Penanaman kembali dalam bentuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana

kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan meliputi:


Pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana kegiatan pendidikan, penelitian

dan pengembangan termasuk pembelian tanah sebagai lokasi pembangunan gedung

dan prasarana tersebut

Pengadaan sarana dan prasarana kantor, laboratorium dan perpusatakaan

Pembelian atau pembangunan asrama mahasiswa, rumah dinas, guru, dosen atau

karyawan dan sarana prasarana olahraga, sepanjang berada dilingkungan atau lokasi

lembaga pendidikan formal.

Atas yayasan yang menggunakan sisal lebih untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan

prasarana wajib membuat:

5) Pernyataan bahwa:

Sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan

dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun sejak

diperolehnya sisa lebih tersebut

Sisa lebih yang tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut akan digunakan

untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan dan/atau penelitian dan

pengembangan paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.

Yang merupakan lampiran dalam SPT tahunan PPh untuk tahun pajak diperolehnya sisa

lebih

6) Pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan setiap tahun

7) Laporan mengenai penyediaan dan pengguanaan sisa lebih dan menyampaikannya

kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dala lampiran SPT

tahunan pajak penghasilan.

Pengenaan Pajak Bagi Yayasan

Tarif Pajak PPh menurut PP 46 Tahun 2013


Pengenaan pajak penghasilan bagi yayasan dapat dikenakan ketentuan dalam PP Nomor 46

Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau

Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.

Berdasarkan PP 46 Tahun 2013 tersebut, yayasan yang dikenakan tarif pajak sebagaimana

dimaksud dalam PP tersebut adalah yayasan dengan peredaran bruto kurang dari

Rp.4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah), maka atas peredaran

usahanya, yayasan dikenakan PPh final dengan tarif pajak sebesar 1% x Peredaran Bruto.

Contoh:

Yayasan Maju Bersama merupakan yayasan yang bergerak dalam bidang kesehatan

diketahui peredaran bruto dalam satu tahunnya adalah Rp4.500.000.000,00.

Maka atas peredaran usaha tersebut, Yayasan Moro Makmur dikenakan pajak PPh final

sebesar 1% x Rp 4.500.000.000,00, yaitu Rp45.000.000

Tarif Pajak PPh Badan Berdasarkan Pasal 17 UU No 36 Tahun 2008.

Jika suatu yayasan mempunyai peredaran usaha diatas Rp.4.800.000.000,00 dalam setahun

maka yayasan dapat dikenakan PPh Pasal 25/29 Badan dengan tarif sebesar 25% x

Penghasilan Kena Pajak.

Berikut ini adalah contoh dari pengenaan pajak yayasan dengan perlakuan berbeda:

1) Yayasan Maju Mundur adalah lembaga nirlaba yang bergerak dibidang pendidikan

(mempunyai Perguruan Tinggi). Misalkan Laba neto Yayasan Moncong Ireng Tahun

2013 sebesar Rp.400.000.000,- dengan peredaran bruto Rp5.800.000.000,00, maka

selama empat tahun atas laba neto tersebut tidak akan terkena PPh Pasal 25/29 Badan

sepanjang memenuhi syarat antara lain digunakan untuk membangun/mengadakan sarana


dan prasarana dan/atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat

terbuka kepada pihak manapun.

2) Apabila pada tahun 2014 ternyata sebagian laba neto tersebut misalnya sebesar

Rp.300.000.000,- digunakan untuk kegiatan selain membangun/ mengadakan sarana dan

prasarana dan/atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka

kepada pihak manapun. Maka atas laba neto sebesar Rp300.000.000,- dikenakan PPh

Badan (Pasal 25/29) untuk tahun pajak diperolehnya laba neto tersebut yaitu tahun 2013,

sehingga untuk SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2013 harus dilakukan pembetulan dan

menyetorkan PPh Pasal 25/29 Badan yang terutang tersebut.

3) Contoh ketiga apabila ternyata setelah lewat empat tahun sejak laba neto diperoleh

ternyata Yayasan Mocong Ireng tidak menggunakan laba neto sebesar Rp400.000.000,-

untuk membangun/ mengadakan sarana dan prasarana dan/atau penelitian dan

pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak manapun, maka atas

laba neto sebesar Rp400.000.000,- dikenakan PPh Badan (Pasal 25/29) pada tahun pajak

berikutnya setelah lewat jangka waktu 4 (empat) tahun tersebut.


Daftar Pustaka

Buku Pintar Menghitung Pajak, penulis: Yustinus Prastowo

http://www.wibowopajak.com/2012/02/pajak-untuk-yayasan-sekolah-pendidikan.html

http://fulcra.asia/pajak-bagi-yayasan-dan-organisasi-nirlaba-lainnya/

https://www.academia.edu/12027104/Aspek_Perpajakan_Yayasan

uk.staff.ugm.ac.id/atur/UU28-2004Yayasan.pdf

Undang-undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 16 Tahun

2001 tentang Yayasan.

Anda mungkin juga menyukai