PEMBAHASAN
bahwa semakin tinggi skor ISS yang disapatkan maka semakin tinggi
yang mempunyai beberapa cedera. Tubuh dibagi menjadi lima area: kepala
dan 75 mengalami patah tulang terbuka lebih dari satu bagian tubuh, adanya
flail chest dan adanya trauma pada kepala yang menyebabkan responden
koma, skor 66 mengalami patah tulang terbuka lebih dari satu bagian tubuh,
patah tulang rusuk leih dari satu, dan adanya trauma kepala.
batang otak terdapat 12 responden (80%) dan tidak ada kematian batang
41
42
didukung oleh penelitian dari Obiako & Ogunniyi (2010), kematian batang
otak terjadi karena akibat adanya cedera trauma kepala. Penilaian kematian
batang otak dapat dinilai dengan menggunakan skor BSS yang sudah ada,
Penilaian ini dengan angka kurang dari 13 maka sudah dianggap terjadi
resiko kematian batang otak yang diakibatkan oleh trauma kepala atau
batang otak tidak ada, akan tetapi nilai lebih dari 13 bisa meninggal yang
kematian batang otak dan lebih dari 13 keadaan baik (Obioko & ogunniyi,
batang otak yang terjadi pada responden diakibatkan karena benturan dan
reflek kornea, doll eyes, gerakan mata, gangguan motorik dan penurunan
pola nafas.
Dalam penelitian ini terdapat kesenjangan antara teori dan fakta. Teori
ditemukan adanya perdarahan pada kepala yang dilihat dari gambaran CT-
cavum subaraknoid lebih dari 5mm, responden 2 tidak ada mati batang otak
foramen invertebralis yang terlihat, responden 3 tidak ada mati batang otak
frontal kanan dan ICH frontal kiri), responden 5 resiko mati batang otak
44
responden 6 tidak ada mati batang otak dikarenakan tidak terlihat fraktur,
cerebri.
48 yang tidak ada kematian batang otak terdapat 1 responden (6,7%), skor
dan yang tidak ada kematian batang otak terdapat 2 responden (13,3%), skor
(20%) dan skor 75 yang memiliki resiko kematian batang otak terdapat 5
batang otak sebanyak 12 responden (80%) dan tidak ada kematian batang
value=0,001 yang berarti kurang dari alpha (0,05), maka dapat dinyatakan
score terhadap mortalitas pada pasien cedera otak berat dengan koefisien
ISS 75. Trauma mayor adalah jika ISS 15, dihubungkan dengan mortalitas
lebih dari 10%. ISS mudah digunakan dan dapat menjadi predictor
secara normal.
RTS dan ISS terhadap tingkat kematian yaitu 12,6 % pasien meninggal
dalam keadaan gawat darurat dan setelah dirawat inap kurang dari 24 jam
pertama. RTS dan ISS memiliki angka probilitas signifikan (p<0,001) untuk
46
tidak mengalami mati batang otak sebanyak 3 orang yaitu pada responden 2,
corpus vertebralis cervicalis. Jadi, mortalitas pasien tidak bisa dilihat atau
D. Keterbatasan penelitian
sebaik mungkin dalam menilai responden dengan cedera otak berat dalam
meluas.