Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada kulit, atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan cedera dari tubuh
dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik
kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang mengganggu kesehatan
Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat,
serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Keracunan dapat diakibatkan
oleh kecelakaan atau tindakan tidak disengaja, tindakan yang disengaja seperti usaha bunuh
diri atau dengan maksud tertentu yang merupakan tindakan kriminal. Keracunan yang tidak
disengaja dapat disebabkan oleh faktor lingkungan, baik lingkungan rumah tangga maupun
B. ETIOLOGI
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang mengandung bahan
berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-penyebab tersebut antara lain:
a. Makanan
Bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai untuk pertumbuhan dan
aktivitas mikroorganisme yang mempengaruhi langsung kepada nilai bahan makanan tersebut
untuk kepentingan manusia. Selain itu, keracunan bahan makanan dapat juga disebabkan oleh
bahan makanannya sendiri yang beracun, terkontaminasi oleh protozoa, parasit, bakteri yang
lain:
1) Keracunan botolinum
Clostridium botolinum adalah kuman yang hidup secara anaerobik, yaitu di tempat-tempat
yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi dirinya dari suhu yang agak tinggi
dengan jalan membentuk spora. Karena cara hidupnya yang demikian itu, kuman ini banyak
Gejala keracunan botolinum muncul secara mendadak, 18-36 jam sesudah memakan
makanan yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan yang kemudian disusul dengan
penglihatan yang kabur dan ganda. Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan
saraf-saraf otak lainnya, sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah
antitoksin yang khas untuk botulinum. Oleh karena itu dalam hal ini yang penting ialah
pencegahan.
2) Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak bebarapa menit sampai 2 jam sesudah makan jamur yang
beracun (Amanita spp). Gejala tersebut berupa sakit perut yang hebat, muntah, mencret, haus,
muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer kalium permanganat (1 gram
dalam 2 liter air), atau dengan putih telur campur susu. Bila perlu, berikan napas buatan dan
3) Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran
kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan, yaitu: jumlah
Gejala klinisnya seperti: sakit pinggang yang disertai dengan sakit perut, nyeri sewaktu
kencing, dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih nampak keluar bersama air
Tindakan pertolongan: pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum air soda
sakitnya. Pada keracunan yang lebih berat, penderita harus dirawat di rumah sakit.
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan. Diduga racun tersebut terbawa
dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu. Gejala-gejala keracunan berbagai binatang laut
tersebut muncul kira-kira 20 menit sesudah memakannya.Gejala itu berupa: mual, muntah,
Tindakan pertolongan: usahakan agar dimuntahkan kembali makanan yang sudah tertelan
itu. Kalau mungkin lakukan pula pembilasan lambung dan pernafasan buatan. Obat yang khas
5) Keracunan singkong
Racun singkong ialah senyawa asam biru (cyanida). Singkong beracun biasanya ditanam
hanya untuk pembatas kebun, dan binatangpun tidak mau memakan daunnya. Racun asam
biru tersebut bekerja sangat cepat. Dalam beberapa menit setelah termakan racun singkong,
gejala-gejala mulai timbul. Dalam dosis besar, racun itu cepat mematikan.
b. Minyak Tanah
Gejala dan tanda klinis utamanya berhubungan dengan saluran napas, pencernaan, dan
CNS. Awalnya penderita akan segera batuk, tersedak, dan mungkin muntah, meskipun
jumlah yang tertelan hanya sedikit. Sianosis, distress pernapasan, panas badan, dan batuk
persisten dapat terjadi kemudian. Pada anak yang lebih besar mungkin mengeluh rasa panas
pada lambung dan muntah secara spontan. Gejala CNS termasuk lethargi, koma, dan
konvulsi. Pada kasus yang gawat, pembesaran jantung, atrial fibrilasi, dan fatal ventrikular
fibrilasi dapat terjadi. Kerusakan ginjal dan sumsum tulang juga pernah dilaporkan. Gejala
pneumothorax, dan subcutaneus emphysema. Tanda lain seperti rash pada kulit dan
dermatitis bila terjadi paparan pada kulit. Sedangkan pada mata akan terjadi tanda-tanda
c. Baygon
Baygon adalah insektisida kelas karbamat, yaitu insektisida yang berada dalam golongan
propuxur. Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah sama.
Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin), pirimicarb (rapid, aphox),
Gejala keracunan sangat mudah dikenali yaitu diare, inkontinensia urin, miosis,
fasikulasi otot, cemas dan kejang. Miosis, salvias, lakrimasi, bronkospasme, keram otot perut,
muntah, hiperperistaltik dan letargi biasanya terlihat sejak awal. Kematian biasanya karena
depresi pernafasan.
2) Efek nikotinik berupa: fasikulasi otot, kejang, kelumahan otot, paralysis, ataksia, takikardi
(hipertensi).
3) Efek SSP berupa: sakit kepala, bicara ngawur, bingung, kejang, koma, dan depresi
pernafasan.
4) Efek pada kardiovaskular bergantung pada reseptor mana yang lebih dominan.
d. Bahan kimia umum ( Chemical toxicants ) yang terdiri dari berbagai golongan seperti
monoksida, klor ), golongan logam (timbal, posfor, air raksa,arsen) ,golongan bahan organik
e. Racun yang dihasilkan oleh makluk hidup ( Biological toxicants ) mis : sengatan serangga,
C. PATOFISIOLOGI
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan
terganggu,sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah
perifer,dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak.Hipotensi yang terjadi
mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,hipotermia
terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin
adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Rasa terbakar di tenggorokan dan lambung.
2. Pernafasan yang cepat dan dalam, hilang selera makan, anak terlihat lemah.
5. Bingung.
7. Reaksi lain yang kadang bisa terjadi : demam tinggi, haus, banyak berkeringat
E. KOMPLIKASI
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium toksikologi
G. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Emergenci
Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontan atau pernapasan
tidak adekuat.
Circulation : Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi jaringan.
Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha mencari
penyebab keracunan ini tidak sampai menunda usaha-usaha penyelamatan penderita yang
3. Eliminasi
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan
pemberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil.
Katarsis, ( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai diusus
halus dan besar. Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya
menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif. Hasil paling efektif bila kumbah lambung
Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun. Emesis,katarsis dan
kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi kurang dari 4 6 jam.
Pada koma derajat sedang hingga berat tindakankumbah lambung sebaiknya dukerjakan
dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon untuk mencegah aspirasi pnemonia.
Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat
penumpukan.
psikosis).