Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN TEORI ADAPTASI ROY DAN SYMPTOM

MANAGEMENT HUMPHREYS PADA ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN KANKER OVARIUM POST OPERASI SITOREDUKTIF
DENGAN KEMOTERAPI

Ika Widi Astuti1*


1)
Ners Spesialis Keperawatan Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman Denpasar Bali, 80232

E-mail: swastikaika@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Perawat maternitas memiliki kompetensi yang berkontribusi dalam pencapaian tujuan
Millennium Development Goals melalui pengembangan fungsi dan peran perawat sebagai Spesialis
Keperawatan Maternitas. Salah satu peran perawat maternitas adalah memberikan asuhan keperawatan
pada pasien kanker ovarium dengan menerapkan teori keperawatan.
Tujuan: penulisan laporan ini untuk memberikan gambaran penerapan model Adaptasi Roy dan teori
Symptom Management Humphreys pada pasien kanker ovarium post operasi sitoreduktif dengan
kemoterapi.
Metodologi: Studi kasus dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien kanker ovarium Hasil:
Lima kasus pasien dengan kanker ovarium telah diberikan asuhan keperawatan menggunakan penerapan
teori adaptasi Roy dan symptom management Humphrey
Kesimpulan: Kedua teori ini sesuai diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien melalui
peningkatan respon adaptif setelah operasi sitoreduktif dan pengelolaan gejala saat kemoterapi.

Kata kunci: Kanker Ovarium, Teori Adaptasi Roy, Teori Symptom Management

Penerapan Teori Adaptasi Roy dan Symptom Management Humphreys pada 35


Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Ovarium Post Operasi Sitoreduktif Dengan Kemoterapi
Ika Widi Astuti
PENDAHULUAN Kanker ovarium merupakan penyebab
kematian nomor satu dari seluruh kematian
Millennium Development Goals atau tujuan akibat kanker ginekologi di Negara Barat
pembangunan milenium merupakan (FIGO, 2003; Jemal, 2011). Angka kejadian
kesepakatan negara-negara dunia untuk kanker ovarium di seluruh dunia setiap
mempercepat pembangunan manusia, tahunnya mencapai 204.000 wanita dan
meningkatkan kesejahteraan dan 125.000 diantaranya meninggal karena
pemberantasan kemiskinan. Dalam upaya kanker ovarium (Sankarnarayanan, 2006).
pencapaian tujuan Millennium Development Amerika mencatat, angka kejadian kanker
Goals, perawat spesialis maternitas ovarium sebesar 3% dari seluruh kanker
memiliki kompetensi untuk berkontribusi pada wanita. Sedangkan Angka kejadian
dalam meningkatkan kesehatan perempuan kanker ovarium di Indonesia sebesar 20%
dan dapat berperan sebagai pendukung dari semua keganasan organ reproduksi
wanita dengan masalah kesehatan wanita. Rerata insidensi diperkirakan 15
reproduksi. Hal ini dilakukan melalui kasus baru per 100.000 populasi wanita
pengembangan fungsi dan peran perawat (Prawirohardjo, 2008). Berdasarkan
sebagai seorang ners spesialis keperawatan beberapa penelitian yang telah dilakukan di
maternitas. Indonesia, angka kejadian kanker ovarium
bervariasi antara 7,4% hingga 30,5% dari
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, ners seluruh keganasan ginekologi (Sahil, 2007).
spesialis keperawatan maternitas berfokus
memberikan asuhan keperawatan secara Teori Adaptasi dari Roy dikombinasikan
langsung kepada wanita dan pasangan usia dengan Teori Symptom Management dari
subur yang berkaitan dengan sistem Humphreys dipergunakan dalam
reproduksi tanpa adanya kehamilan, memberikan asuhan keperawatan pasien
misalnya wanita dengan gangguan organ kanker ovarium post operasi sitoreduktif
reproduksi dan keganasan organ reproduksi. dengan kemoterapi. Teori Adaptasi
Selain itu, asuhan keperawatan juga dipergunakan karena wanita dengan kanker
diberikan pada wanita hamil, melahirkan, ovarium akan selamanya melekat dengan
nifas, diantara dua persalinan, dan bayi baru diagnosa penyakit tersebut, sehingga pasien
lahir sampai usia 40 hari yang mengalami harus mampu beradaptasi dengan
masalah keperawatan maternitas kompleks. penyakitnya dan pengobatan yang harus
Pemberian asuhan keperawatan ini dengan dilakukan. Teori Symptom Management
menggunakan pendekatan teori dipergunakan ketika klien dengan kanker
keperawatan yang diaplikasikan dalam ovarium mendapatkan terapi lanjutan
setiap tahapan proses keperawatan (Pilliteri, berupa kemoterapi. Keluhan muncul akibat
2003). efek pembesaran tumor yang
mempengaruhi organ di sekitarnya terutama
Salah satu kasus yang dilaporkan adalah organ dalam rongga abdomen maupun
kasus wanita dengan kanker ovarium. dampak terapi yang dijalani. Teori ini akan
Asuhan keperawatan yang optimal membantu perawat dalam memahami
diberikan pada pasien dengan kanker proses manajemen gejala yang ditimbulkan
ovarium untuk meminimalkan komplikasi akibat penyakit maupun dampak terapi pada
setelah pembedahan. Pasien kanker pasien kanker (Fu, LeMone & McDaniel,
ovarium diharapkan dapat menerima, 2004).
beradaptasi dan memanajemen gejala yang
ditimbulkan akibat terapi yang dilakukan. Tujuan penulisan ini adalah memberikan
Tujuan akhir asuhan keperawatan yang gambaran penerapan Teori Adaptasi Roy
diberikan pada pasien kanker ovarium dan teori keperawatan Symptom
adalah peningkatan kualitas hidup (Yarbro, Management Humphreys pada kasus pasien
Wujcik & Gobel, 2011). Kanker Ovarium Post Operasi Sitoreduktif
dengan Kemoterapi.

36 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 35-43


TINJAUAN TEORITIS Pasien menjadi tidak percaya diri, merasa
malu dengan kondisi dan menarik diri
Kanker Ovarium (Jacobsen, 2005; Vachon, 2006).
Kanker ovarium merupakan keganasan
yang berasal dari jaringan ovarium dalam Teori Adaptasi Roy
tiga bentuk sel yang berbeda yaitu sel Roy mendeskripsikan manusia sebagai
germinal, sel epitel dan sel stroma (Yarbro, sistem adaptif yang holistik. Setiap orang
Wujcik & Gobel, 2011; Ahyan, Gultekin & dipandang sebagai suatu kesatuan yang
Dursun, 2010). Kanker ovarium sel epitel utuh dengan komponen biologi, psikologi
meliputi 90% seluruh kejadian kanker dan sosial (biopsikososial) yang
ovarium dan 5% seluruh kanker ovarium berinteraksi secara konstan dengan
primer berasal dari sel germinal dan sel lingkungan (Pearson, Vaughan &
stroma (Ahyan, Gultekin & Dursun, 2010). Fitzgerald, 2000; Roy, 2009). Seorang
manusia dalam mempertahankan
Penatalaksanaan kanker ovarium dapat homeostasis dan integritas, harus berespon
berupa pembedahan, kemoterapi, dan beradaptasi terhadap perubahan yang
immunoterapi, terapi hormonal dan terjadi baik yang berasal dari internal
radioterapi. Pembedahan, bertujuan untuk maupun eksternal. Sistem regulator
mengambil tumor primer beserta seluruh mengacu pada reflek fisiologis antara lain
metastase disebut dengan debulking atau sistem endokrin dan sistem syaraf otonom.
operasi sitoreduktif (Berek, 2007; Ahyan, Sedangkan sistem kognator mengacu pada
Gultekin, & Dursun, 2010). Operasi respon bijaksanan berdasarkan pemikiran
sitoreduktif atau debulking merupakan terhadap suatu perubahan (Pearson,
operasi pengangkatan seluruh massa tumor Vaughan & Fitzgerald, 2000).
dengan meninggalkan residu kurang dari 1
cm (Aletti, Gallenberg, Cliby, Jatoi, & Dalam integrasi teori dengan asuhan
Hartmann, 2007; Schorge, McCann, & keperawatan, Roy melakukan pengkajian
Carmen, 2010). Tujuan operasi sitoreduktif melalui dua tahap yaitu pengkajian perilaku
adalah untuk mengangkat massa tumor dan pengkajian stimulus. Perilaku dikaji
sebanyak-banyaknya sehingga pengobatan pada empat area adaptasi yaitu fisik
lanjutan menjadi lebih efektif, mengurangi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
resistensi obat, meningkatkan sensitivitas interdependensi. Permasalahan keperawatan
sel kanker terhadap kemoterapi, dan ditentukan berdasarkan kemampuan
menghilangkan massa tumor pada lokasi adaptasi seseorang pada empat area
tertentu, misalnya tumor menyebabkan adaptasi. Sedangkan, tujuan asuhan
obstruksi usus, sehingga operasi dapat keperawatan adalah mempertahankan
meningkatkan status gizi dan imunologi perilaku adaptif atau merubah perilaku
pasien (Schorge, McCann, & Carmen, inefektif menjadi adaptif melalui perubahan
2010). stimulus (Roy, 2009).

Kemoterapi diberikan sebagai neoadjuvan Teori Symptom Management


maupun adjuvan pada kanker ovarium Teori keperawatan symptom management
stadium lanjut. Pemberian terapi adjuvan menekankan pada tiga dimensi penting
dengan kemoterapi memberikan dampak dalam menangani gejala atau kelompok
baik secara fisik maupun psikologis bagi gejala secara efektif. Ketiga dimensi
pasien. Kemoterapi memberikan dampak tersebut adalah symptom experience,
secara fisik berupa mual dan muntah, symptom management strategies dan
rambut rontok, nyeri, perubahan pada kulit symptom outcomes. Integrasi teori dalam
dan kuku, keletihan, infeksi, diare dan asuhan keperawatan yaitu pengkajian
gejala lain akibat ikut rusaknya sel sehat meliputi dimensi symptom experience.
disekitar lokasi kanker (Yarbro, Wujcik & Dimensi symptom management strategies
Gobel, 2011). Efek yang ditimbulkan secara terintegrasi dalam tahapan perencanaan
fisik mempengaruhi psikologis pasien. dan implementasi sedangkan dimensi

Penerapan Teori Adaptasi Roy dan Symptom Management Humphreys pada 37


Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Ovarium Post Operasi Sitoreduktif Dengan Kemoterapi
Ika Widi Astuti
symptom outcome terintegrasi pada tahapan dan suami tentang seksualitas dan
evaluasi. Ketiga dimensi tersebut saling kemungkinan klien tidak dapat hamil, klien
terkait dan saling mempengaruhi (Dodd et diberikan pujian atas motivasi dan usaha
al., 2001; Brant et al., 2009). yang dilakukan klien dalam perawatan di
rumah. Setelah diberikan asuhan
METODE PENELITIAN keperawatan, klien telah mampu
Karya ilmiah ini merupakan laporan klinik beradaptasi secara fisik, menggunakan
dengan fokus studi kasus pada pasien koping yang efektif, klien merasa lebih
Kanker Ovarium post operasi sitoreduktif yakin dan termotivasi untuk menyelesaikan
dengan kemoterapi. Kasus diambil di RSUP pengobatan kemoterapi, dan klien mampu
Persahabatan dan RSUP Dr. Cipto mengelola mual dan muntah yang dirasakan
Mangunkusumo Jakarta pada bulan saat kemoterapi.
September 2012 hingga Mei 2013. Lima
pasien kanker ovarium yang dirawat sesuai Kasus 2
kriteria diberikan asuhan keperawatan Pengkajian dilakukan tanggal 7 Desember
dengan menerapkan Teori Adaptasi Roy 2012. Ny. B, 48 tahun, SMP, Ibu rumah
dan Teori Symptom Management tangga, Jawa, Islam. Klien Ny. B datang ke
Humphreys. Analisis dilakukan pada rumah sakit karena akan melakukan
kesesuaian penggunaan teori dengan kasus kemoterapi seri pertama. Klien terdiagnosa
yang telah diberikan asuhan keperawatan. kanker ovarium stadium IIIC dan telah
dilakukan operasi sitoreduktif bulan
HASIL PENELITIAN November 2012. Klien mengatakan cemas
Aplikasi Teori Keperawatan pada Kasus karena akan melakukan kemoterapi seri
Kasus 1 pertama. Klien takut jika kemoterapi dapat
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 menyebabkan mual, muntah, dan rambut
Oktober 2012. Ny. R 26 tahun, SMA, ibu rontok. Nyeri pada luka bekas operasi, luka
Rumah Tangga, Padang, Islam. Klien bekas operasi tampak kering dan jaringan
masuk rumah sakit pada tanggal 22 Oktober telah menyatu. Klien menyatakan vagina
2012 karena akan melakukan kemoterapi terasa kering. Asuhan keperawatan
seri kelimanya sebagai kelanjutan terapi diberikan dengan tujuan mempersiapkan
kanker. Klien terdiagnosa kanker ovarium psikologis klien dalam menghadapi
stadium IIIC dan telah dilakukan operasi kemoterapi. Asuhan keperawatan diberikan
oovorektomi dextra pada tanggal 23 Mei dengan memberikan informasi tentang
2012. Keadaan umum klien baik, kesadaran kemoterapi, manfaat dan dampak yang
compos mentis. Klien mengaku badannya mungkin ditimbulkan. Klien diberikan
terasa sering lemas, mual dan muntah asuhan keperawatan tentang bagaimana
terutama setelah kemoterapi. Berdasarkan klien harus terbiasa dengan kondisi fisik
pengkajian lanjut, ditemukan bahwa rambut akibat pembedahan. Klien juga diberikan
pada kepala, alis dan bulu mata klien asuhan keperawatan tentang manajemen
mengalami kerontokan dan hampir gundul. gejala yang mungkin ditimbulkan sebagai
Klien merasa malu jika rambutnya yang dampak kemoterapi. Klien diberikan
rontok kelihatan orang banyak sehingga dukungan motivasi agar lebih ikhlas dalam
klien selalu menggunakan jilbab untuk menghadapi cobaan penyakit,
menutupi kekurangannya. Secara menganjurkan klien untuk lebih
seksualitas, klien mengungkapkan tidak mendekatkan diri pada Tuhan,
mengalami masalah. Klien dan suami telah menganjurkan pada keluarga untuk terus
membicarakannya termasuk kemungkinan memberikan dukungan pada klien. Setelah
klien tidak dapat hamil. Klien diberikan diberikan asuhan keperawatan, klien telah
asuhan keperawatan dalam manajemen dapat beradaptasi secara fisik maupun
gejala mual dan muntah selama pemberian psikologis serta mampu melakukan
kemoterapi, klien diberikan dukungan dan pengelolaan gejala akibat kemoterapi.
motivasi untuk terus melanjutkan
pengobatan, mendiskusikan bersama klien

38 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 35-43


Kasus 3 kemoradiasi sebagai kelanjutan terapi
Pengkajian dilakukan tanggal 13 November kanker ovarium yang dideritanya. Klien
2012. Ny. D, 47 tahun, Islam, SMA, Sunda, didiagnosa kista ovarium dan mioma uteri
Ibu Rumah Tangga. Klien datang ke rumah serta telah dilakukan operasi total
sakit karena akan melakukan kemoterapi histerektomi dan salpingo-oovorektomi
seri pertama. Sebelumnya klien didiagnosa bilateral pada tahun 2008. Tanggal 28
kanker ovarium stadium IIIC dan telah September 2012, klien dilakukan operasi
dilakukan operasi sitoreduktif pada tanggal kembali untuk mengangkat massa di
18 Oktober 2012. Saat ini keadaan umum abdomen dengan diagnosa kanker ovarium
klien cukup, mengeluh jarang buang angin stadium IV residif. Saat ini kondisi klien
dan perut kembung sejak satu hari sebelum cukup baik, mengeluh kurang nafsu makan
masuk rumah sakit. Klien mengatakan tidak dan nyeri saat berkemih sejak sehari
nafsu makan, merasa tidak lapar dan perut sebelum klien masuk rumah sakit. Klien
terasa penuh. Klien juga mengeluh cemas menghadapi kemoterapi karena
terkadang masih terasa nyeri ringan pada mendengar cerita bahwa kemoterapi
bekas luka operasi. Klien mengatakan menyebabkan mual, muntah, rambut rontok
masih khawatir dengan kondisi dan badan lemah. Klien berharap
kesehatannya, klien takut dengan penyakit penyakitnya segera sembuh, klien pasrah
kanker yang diderita. Klien cemas dengan dengan penyakitnya. Asuhan keperawatan
kemoterapi yang akan dijalani, klien masih dilakukan dengan memberikan manajemen
kepikiran jika penyakit kankernya tidak nyeri non farmakologis dengan memberikan
dapat sembuh. Asuhan diberikan dengan relaksasi sebelum berkemih, mengajarkan
tujuan meningkatkan respon adaptif klien klien santai, tidak mengejan dan
melalui manajemen gejala yang merangsang berkemih dengan menyiram air
ditimbulkan akibat penyakit kanker yang di vagina. Berkolaborasi dengan
diderita dan memberikan edukasi agar klien pemasangan kateter urin. Memberikan
dapat menjalankan terapi. Asuhan dukungan dan penguatan pada klien agar
keperawatan diberikan dengan tetap ikhlas dan sabar dalam menjalani
berkolaborasi dalam pemasangan pengobatan. Setelah diberikan asuhan
nasogastric tube untuk mengurangi perut keperawatan, klien dapat beradaptasi secara
kembung. Monitor bising usus dan fisik maupun psikologis, dengan tanda klien
memberikan terapi nutrisi secara bertahap mampu berkemih melalui kateter urin, nyeri
sesuai toleransi saluran pencernaan. Klien sudah tidak dilaporkan. Nafsu makan mulai
juga diberikan dukungan agar kuat dan meningkat, Klien menjadi lebih pasrah dan
ikhlas dalam menjalani pengobatan. lebih bersemangat dalam menjalani
Mengajarkan klien ikhtiar dan sabar, pengobatan.
memberikan motivasi klien untuk mencapai
kesembuhan. Memberikan pengetahuan Kasus 5
tentang terapi yang akan diberikan pada Pengkajian dilakukan tanggal 7 Mei 2013.
klien, manfaat dan dampak yang mungkin Ny. D, 28 tahun, Islam, Sarjana, Jawa, PNS
ditimbulkan. Memberikan informasi Guru SMA. Klien datang ke rumah sakit
tentang cara mengelola gejala yang karena akan melakukan kemoterapi seri ke
mungkin ditimbulkan sebagai dampak tiga. Klien terdiagnosa kanker ovarium
pengobatan. Setelah diberikan asuhan stadium IIIC. Sebelumnya, tahun 2010
keperawatan, klien mengatakan telah dapat klien dilakukan tindakan operasi
beradaptasi secara psikologis, mampu sitoreduktif dengan teknik oovorektomi
menggunakan koping dengan efektif. sinistra kemudian dilanjutkan dengan
kemoterapi sebanyak enam seri. Tahun
Kasus 4 2012 teraba lagi adanya massa di abdomen
Pengkajian dilakukan tanggal 6 November kiri, dilakukan operasi untuk biopsi, hasil
2012. Ny. N, 57 tahun, Islam, tidak sekolah, PA menunjukkan kanker ovarium stadium
Betawi, Ibu Rumah Tangga. Klien datang IIIC. Saat ini klien dalam kondisi fisik baik,
ke rumah sakit karena akan melakukan kadang mengeluh lemah, mual dan muntah

Penerapan Teori Adaptasi Roy dan Symptom Management Humphreys pada 39


Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Ovarium Post Operasi Sitoreduktif Dengan Kemoterapi
Ika Widi Astuti
terutama setelah kemoterapi. Kemoterapi dijelaskan, bahwa pada pasien yang belum
yang sekarang diberikan untuk mengecilkan pernah mendapatkan kemoterapi akan
ukuran tumor dan selanjutnya dilakukan memiliki tingkat kecemasan yang lebih
pembedahan. Klien masih belum memiliki tinggi dibandingkan dengan pasien yang
anak dan sekarang telah mengalami sudah pernah mendapatkan kemoterapi
menopause dini. Klien merasa kurang (Han, 2002).
beruntung sebagai wanita karena tidak
dapat melahirkan anak. Asuhan Kecemasan dalam menghadapi kemoterapi
keperawatan diberikan untuk meningkatkan menjadi permasalahan yang selalu muncul
respon adaptif klien dengan kondisi tidak pada pasien. Kecemasan menjadi stimulus
dapat memiliki anak sebagai dampak fokal pada perubahan perilaku klien.
pengobatan. Asuhan keperawatan diberikan Kondisi fisik dan psikologis, fakor
untuk manajemen mual dan muntah selama lingkungan dan keparahan penyakit menjadi
kemoterapi dan dukungan serta motivasi stimulus kontekstual, sedangkan usia,
dalam menghadapi pengobatan. pengalaman menjalani kemoterapi menjadi
Memberikan dukungan agar klien lebih stimulus residual. Asuhan keperawatan
dapat ikhlas dan sabar dalam menjani berdasarkan Teori Adaptasi Roy,
pengobatan. Memberikan pujian pada klien menekankan pada perubahan stimulus agar
terhadap perilaku yang telah dilakukan respon adaptif dapat tercapai (Roy, 2009).
dalam menghadapi kondisi penyakitnya. Maka asuhan keperawatan diberikan pada
Kondisi klien setelah diberikan asuhan pasien ditekankan pada upaya untuk
keperawatan klien telah mampu adaptif menurunkan kecemasan. Asuhan
baik fisik maupun psikologis dan klien keperawatan diberikan melalui pemberian
telah dapat melakukan pengelolaan gejala informasi tentang kemoterapi, kemungkinan
sebagai dampak kemoterapi. efek samping dan manfaat dari kemoterapi.
Mengajarkan klien manajemen dalam
DISKUSI mengurangi kecemasan misalnya dengan
Seluruh kasus diberikan asuhan relaksasi.
keperawatan dengan menerapkan Teori
Adaptasi Roy namun hanya tiga kasus yang Adaptasi dalam fungsi peran seorang
dikombinasikan dengan Teori Symptom wanita sebagai istri maupun sebagai ibu
Management Humphreys. Hal ini karena juga mendapatkan perhatian pada kelima
pada dua kasus kelolaan tidak jadi diberikan kasus. Wanita dengan perannya tersebut
kemoterapi dan masih berfokus pada akan mengalami perubahan seiring dengan
adaptasi secara fisik. Penggunaan Teori kondisi kesehatan yang dialami. Klien
Adaptasi Roy pada kedua kasus tersebut menjadi tidak dapat melakukan perannya
sudah cukup sehingga tidak memerlukan secara optimal baik sebagai ibu maupun
kombinasi Teori lain. bagi seorang istri. Peran perawat menjadi
penting dalam memberikan dukungan
Klien dengan diagnosa kanker yang lebih psikologis dan komunikator antara klien
lama dan pernah menjalani kemoterapi dan keluarga. Perubahan yang terjadi pada
sebelumnya, memiliki tingkat adaptasi dan diri klien harus dibicarakan secara bersama
pengelolaan terhadap gejala yang lebih dengan pasangan dan keluarga. Tujuan dari
adaptif jika dibandingkan dengan klien tindakan ini adalah agar klien tetap dapat
yang baru pertama kali mendapatkan percaya diri dan menerima peran sesuai
kemoterapi. Hal ini terjadi karena kemampuan dengan kondisi yang baru
pengalaman seseorang dalam menghadapi (Thompson, 2008).
suatu gejala akan mempengaruhi kesiapan
seseorang dalam menghadapi gejala Adaptasi harus dilakukan oleh klien dan
berikutnya. Seseorang yang telah memiliki keluarga dengan kondisi penyakitnya.
pengalaman akan lebih mempersiapkan diri Karena hal ini akan membantu penerimaan
dibandingkan orang yang belum klien dengan penyakit. Klien yang mampu
berpengalaman (Han, 2002). Hal ini dapat beradaptasi dengan kondisi akan memiliki

40 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 35-43


kemampuan dalam menjalankan peran dan tersebut untuk mengurangi mual dan
fungsi sebagai wanita dalam kehidupan. muntah. Penelitian yang mendukung
Klien dengan penerimaannnya terhadap tindakan ini telah dilakukan oleh Sharma,
penyakit akan memiliki kondsi psikologis Kochupillai, Gupta, Seth, & Gupta pada
yang baik sehingga motivasi dan keinginan tahun 1997. Hasil penelitian menyimpulkan
untuk sembuh semakin tinggi serta kualitas bahwa pemberian ekstrak jahe efektif
hidup klien dapat meningkat. menurunkan kejadian mual dan muntah
setelah diberikan kemoterapi Cisplatin.
Teori keperawatan symptom management
Humphreys dipergunakan dalam Penggunaan model Adaptasi Roy dan Teori
pengelolaan gejala yang ditimbulkan Symptom Management Humphreys pada
sebagai akibat kemoterapi. Teori ini dapat kasus pasien kanker ovarium post operasi
diterapkan hanya pada tiga kasus kelolaan sitoreduktif dengan kemoterapi memiliki
yang memiliki gejala sebagai akibat beberapa keunggulan. Model Adaptasi Roy
kemoterapi. Apabila gejala ini tidak yang memandang manusia sebagai suatu
dikelola dengan baik, maka perhatian klien sistem yang adaptif, sehingga mampu
akan terfokus pada gejala sehingga kualitas beradaptasi terhadap berbagai stimulus
hidup pasien akan terganggu (Larson et al, memberikan aplikasi bahwa seorang wanita
1999). yang menderita kanker ovarium pasti dapat
beradaptasi dengan penyakitnya. Perawat
Keluhan mual dan muntah pada klien yang memberikan asuhan keperawatan agar dapat
mendapatkan kemoterapi terjadi sebagai membantu pencapaian adaptasi oleh klien.
akibat rangsangan pada zona kemoreseptor Pasien yang telah memiliki respon adaptif
dan pusat muntah yang terletak pada akan dapat melakukan peran dan fungsinya
cerebro-medulla pyramidal. Gejala mual dengan baik, memiliki respon psikologis
dan muntah dialami oleh 71-87% pasien yang baik sehingga kualitas hidupnya dapat
yang mendapatkan kemoterapi (Han, 2002). meningkat.
Intervensi untuk mengelola mual dan
muntah, dilakukan melalui berbagai Kombinasi teori keperawatan Symptom
aktifitas antara lain dengan memberikan management Humphreys dapat melengkapi
dan mengajarkan pada klien tentang teori adaptasi Roy. Teori ini memberikan
akupresur pada titik P6 untuk mengurangi pengetahuan pada perawat dalam
mual dan muntah selama kemoterapi. membantu pasien melakukan pengelolaan
terhadap gejala yang dirasakan pasien
Titik P6 (pericardium 6) merupakan titik sebagai dampak kemoterapi. Dengan
diantara flexor carpi radialis dan otot demikian, model Adaptasi Roy dan teori
palmaris longus. Sebelum teknik ini Symptom Management Humphreys
dilaksanakan, klien harus dalam kondisi dianggap sesuai diterapkan agar pasien
rileks. Cara kerja stimulasi pada titik P6 ini dapat meningkatkan kualitas hidup melalui
adalah dengan meningkatkan stimulasi adaptasi terhadap kondisi penyakit dan
pelepasan beta-endorphin di hipofisik dan melakukan pengelolaan gejala secara
ACTH di sepanjang chemoreseptor trigger mandiri.
zone (CT2) penghambat pusat muntah.
Tindakan ini sesuai dengan penelitian yang Selain keunggulan kedua teori yang saling
dilakukan oleh Ezzo, Streitberger, & melengkapi, terdapat kelemahan dari
Schneider (2006). Penelitan tersebut penerapan kedua teori berdasarkan kondisi
menyatakan bahwa akupresur pada titik P6 kasus kelolaan. Kasus keempat yang selama
efektif untuk menurunkan keluhan mual perawatan lebih banyak berfokus pada
akibat kemoterapi. kondisi fisik sebagai dampak penyebaran
tumor, penggunaan teori symptom
Selain memberikan akupresur, intervensi management kurang tepat sebagai
diberikan berupa anjuran kepada klien pendekatan asuhan keperawatan. Hal ini
untuk minum air jahe. Tujuan intervensi karena perbedaan fokus permasalahan pada

Penerapan Teori Adaptasi Roy dan Symptom Management Humphreys pada 41


Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Ovarium Post Operasi Sitoreduktif Dengan Kemoterapi
Ika Widi Astuti
klien. Adanya Kelemahan tersebut disikapi Jakarta: Departemen Obstetri dan
dengan membuat perencanaan perawatan Ginekologi FK UI.
lanjutan yang dapat dilakukan klien ketika Berek, J.S. (2007). Berek & Novaks
kondisi klien telah membaik. Gynecology. 14th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
KESIMPULAN Brant, J. M., Beck, S. & Miaskowski,
Penggunaan teori Adaptasi Roy dan teori C. (2010). Discussion paper: Building
Symptom management Humphreys sangat dynamic models and theories to advance the
efektif sebagai pendekatan dalam science of symptom management research.
memberikan asuhan keperawatan pada Journal of Advanced Nursing 66(1), 228-
pasien dengan kanker ovarium post operasi 240.
sitoreduktif dengan kemoterapi. Teori Dodd, M. Et al. (2001). Advancing
Adaptasi diberikan untuk membantu klien the science of symptom management.
mencapai respon adaptif dengan Journal of Advanced Nursing 33(5), 668-
penyakitnya. Sedangkan teori Symptom 676.
Management Humphreys digunakan ketika Ezzo, J., Streitberger, K., &
pasien sedang menjalani kemoterapi dengan Schneider, A. (2006). Cochrane systematic
memberikan pengelolaan yang baik reviews examine P6 acupuncture-point
terhadap gejala yang ditimbulkan akibat stimulation for nausea and vomiting. J
kemoterapi agar pasien mampu melakukan Altern Complement Med. 2006
pengelolaan secara mandiri. Jun;12(5):489-95.
Fu, M. R., LeMone, P., & McDaniel,
SARAN R.W. (2004). An Integrated Approach to an
Intervensi terhadap pasien dengan kanker Analysis of Symptom Management in
ovarium post operasi sitoreduktif perlu Patients With Cancer. Oncology Nursing
ditekankan terhadap bagaimana Forum, Vol. 31, No. 1, 2004: 65-70.
kemampuan beradaptasi klien terhadap Han, S. (2002). Factors of
penyakit dan pengelolaan terhadap gejala Anticipatory Nausea and Vomiting in
yang ditimbulkan akibat kemoterapi. Cancer Patients. Journal of Korean
Perlunya asuhan keperawatan seperti ini Academy of Nursing. (2002) Vol. 32, no. 7,
diberikan oleh seluruh tim keperawatan 977-985.
yang berada di tatanan pelayanan agar Jacobsen PB, et al. (2005). Screening
derajat kesehatan pasien dengan kanker for psychologic distress in ambulatory
khususnya kanker ovarium dapat cancer patients. Cancer J,
meningkat. 2005;103(7):1494-502.
Larson, P.J. et al. (1999). An
DAFTAR PUSTAKA integrated approach to symptom
Ahyan, A., Gultekin, M., & Dursun, management. Nursing and Health Science.
P. (2010). Textbook of gynaecological 1999,1,203-210.
Oncology. Ankara: Gunes Publishing. Pilliteri, A. (2003). Maternal & child
Aletti, G.D., Gallenberg, M.M., nursing. Second edition. Philadelphia: J.B.
Cliby, W.A., Jatoi, A., & Hartmann, L.C. Lippincot Company.
(2007). Current Management Strategies for Prawrohardjo, S. (2008). Ilmu
Ovarian Cancer. Mayo Clin Proc. Penyakit Kandungan. Editor, Hanifah
2007;82(6):751-770. Wiknjosastro. Jakarta: Yayasan Bina
American Cancer Society. (2006). Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Cancer Facts & Figures 2006. Atlanta: Rehse, b. & Pukrop, R. (2003).
American Cancer Society; 2006. Effects of psychosocial interventions on
American Cancer Society. (2013). quality of life in adult cancer patients: meta
Cancer Facts & Figures 2013. Atlanta: analysis of 37 published controlled outcome
American Cancer Society; 2013. studies. Patient Education and Counseling.
Andrijono. (2003). Karsinoma 50 (2003), 179-186.
Ovarium. Sinopsis Kanker Ginekologi.

42 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 35-43


Roy, C. (2009). The Roy Adaptation Siegel, R., Naishadham, D., & Jemal,
Model. Third edition. New Jersey: Pearson A. (2012). Cancer Statistics, 2012. CA
Education, Inc. Cancer J Clin. 2012;62:10-29.
Sahil, M. F. (2007). Penatalaksanaan Thompson, H.S. (2008). A review of
kanker ovarium pada wanita usia muda Psychosocial consequences of stroke and
dengan mempertahankan fungsi reproduksi. their impact on spousal relationship. Br J
Pidato pengukuhan guru besar tetap Neurosci Nurs. 4(4):177-184, 2008.
Universitas Sumatra Utara. Medan: Tim Program Spesialis Keperawatan
Universitas Sumatra Utara. Maternitas. (2007). Panduan Residensi
Sankaranarayanan, R., Ferlay, J. Spesialis Keperawatan Maternitas.
(2006). Worldwide Burden of Program Pasca Sarjana Ilmu Keperawatan
Gynaecological Cancer: the Size of the Universitas Indonesia.
Problem. Best Practical Res Clinic of Yarbro.,C.H., Wujcik., D.W., &
Obstetrics and Gynaecology. Gobel.,B.H., (2011). Cancer nursing:
Schorge, J.O., McCann, C., & principles and practice., ed 7. Boston :
Carmen, M.G. (2010). Surgical Debulking Jones and Bartlett Publishers.
of Ovarian Cancer: What Difference Does it 25th FIGO annual report on the
Make? Rev Obstet gynecol. 2010;3(3):111- results of treatment in gynecology cancer.
117. Int J Gynecol Obstet 2003; 83 (supp. 1).
Sharma, S.S., Kochupillai, V., Gupta, Ucapan terimakasih: diberikan
S.K., Seth, S.D., & Gupta, Y.K. (1997). kepada RSUP Persahabatan, RSUP Dr.
Antiemetic efficacy of ginger (Zingiber Cipto Mangunkusumo, Dra. Setyowati,
officinale) against cisplatin induced S.Kp., M.App.Sc., PhD dan Imami Nur
emesis in dog. Journal of Rachmawati, S.Kp., MSc.
Ethnopharmacology, 57, 93 96.

Penerapan Teori Adaptasi Roy dan Symptom Management Humphreys pada 43


Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Ovarium Post Operasi Sitoreduktif Dengan Kemoterapi
Ika Widi Astuti

Anda mungkin juga menyukai