Anda di halaman 1dari 3

Nama : Vivian Maria Putri

Nomor percobaan : III.2.4


Tanggal percobaan : 14 Agustus 2011
Judul percobaan : Anaestesi infiltrasi

I. Tujuan percobaan
1. Mengetahui efek obat anestesi infiltrasi
2. Mengetahui onset dan durasi obat anestesi infiltrasi
3. Mengetahui fungsi adrenalin dalam anestesi infiltrasi

II. Prinsip percobaan


Menimbulkan anaestesi ujung saraf melalui kontak langsung dengan obat

III. Teori dasar


Anaestesi artinya hilangnya sensasi nyeri (rasa sakit) yang disertai maupun yang tidak
disertai hilang kesadaran, diperkenalkan oleh Oliver W. Holmes pada tahun 1846. Obat
yang digunakan dalam menimbulkan anaestesi disebut anaestetik, kelompok obat ini
dibedakan dalam anaestesi umum dan lokal.
Anaestesi lokal sangat toksik bila diberikan secara suntikan, sehingga penggunaannya
terbatas pada pemakaian topikal dimata, selaput lendir atau kulit. Beberapa anaestetika
lokal lebih tepat untuk anaestesi infiltrasi atau blokade syaraf, digunakan juga secara
topikal.
Respons suatu organ otonom terhadap obat adrenergik ditentukan tidak hanya oleh
efek langsung obat tersebut, tetapi juga oleh refleks homeostatik tubuh. Rangsangan
adrenergik 1 menimbulkan vasokonstriksi yang meningkatkan tekanan darah. Efinefrin
dapat melokalisasi obat pada syaraf yang akan memperpanjang waktu anaestesi,
mengurangi kecepatan absorpsi anaestesi lokal sehingga akn mengurangi toksisitas
sistemiknya. Pada umumnya zat vasokontriktor diberikan dalam kadar efektif minimal.

IV. Bahan/ Alat/ Hewan coba


Bahan : Lar. Procain Coffein, Lar. Tetracain HCl, Lar. Lidocain HCl,
Lar. Lidocain + Adrenalin
Alat : Spuit 1cc
Hewan : Kelinci

V. Teknik percobaan
1. Gunting bulu kelinci pada punggungnya dan cukur hingga bersih kulitnya ( hindari
terjadinya luka )
2. Buat daerah penyutikkan dengan spidol dengan jarak minimal 3 menit
3. Uji getaran otot dengan memberikan sentuhan ringan pada daerah penyuntikkan
dengan peniti, setiap kali enam sentuhan
4. Suntikkan larutan-larutan diatas pada daerah penyuntikkan
5. Lakukan uji getaran setelah penyuntikkan seperti no. 3

VI. Analisis dan Diskusi


Pengamatan
Getaran otot punggung kelinci dengan 6 sentuhan
Bagian setiap kali dengan peniti pada waktu (t=menit)
Hewan Obat CP
percobaan setelah pemberian obat
0 10 15 20 30 40 50 60 70
Punggung Procain IC - + + + + - - - -
kiri Tetracain IC - + + + + + + + +
Kelinci Lidocain IC - - + + + - - - -
Punggung
Lidocain+ IC
kanan - + + + + + + + -
Adrenalin
Keterangan : (-) getar, obat tidak berefek
(+) tidak getar, obat berefek

Diskusi hasil
1. Lidocain memberikan mula kerja paling lama dibanding obat anaestesi lainnya,
Hal ini tidak sesuai dengan teori karena dalam teori Lidocain memiliki kerja lebih
cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih anaestesi daripada yang ditimbulkan Procain.
Disebabkan karena pemberian Lidocain dan Procain dengan konsentrasi yang tidak
sebanding, selain itu Procain yang diberikan ditambah dengan Coffein yang dapat
mempengaruhi kerja dari Procain.
2. Procain memberikan efek paling cepat dibanding anaestesi lainnya. Hal ini sesuai
dengan teori, Procain memiliki potensi rendah, mula kerja lambat, dan masa kerja
yang pendek. Namun selama lebih dari 50 tahun Procain digunakan sebagai
anaestesi pilihan dan penggunaannya terdesak oleh Lidocain yang ternyata lebih
kuat dan lebih aman dibanding procain.
3. Tetracain memberikan efek mula kerja cepat dan masa kerja yang panjang. Hal ini
sesuai dengan teori, karena Tetracain adalah derivat asam paraaminobenzoat
memberikan efek 10 kali lebih aktif dan lebih toksik dibanding Procain. Tetracain
digunakan untuk segala macam anaestesi.
4. Lidocain + Adrenalin memberikan efek lama kerja hampir sama kuat dengan
Tetracain, Hal ini sesuai teori karena penambahan adrenalin pada larutan
anaestetika lokal akan memperpanjang dan dan memperkuat kerja anaestesi lokal.

VII. Kesimpulan/ Saran


Lidocain merupakan obat terpilih untuk anaestesi lokal karena memberikan efek mula
kerja yang cepat dan lebih aman dibanding Procain dan Tetracain. Lidocain lebih efektif bila
digunakan tanpa vasokontriktor ( adrenalin ), tetapi kecepatan absopsi dan toksisitasnya
bertambah dan masa kerjanya lebih pendek. Penambahan vasokontriktor berguna untuk
mengurangi kecepatan absorpsi anaestesi lokal sehingga dapat mengurangi toksisitas
sistemiknya tetapi akan memperpanjang dan memperkuat kerja anaestesi lokal.

VIII. Jawaban pertanyaan


1. Mengapa ada perbedaan antara efek anaestetika lokal dengan anaestetika lokal
dalam adrenalin?
Jawab : karena penambahan adrenalin pada larutan anaestetika lokal akan
memberikan rangsangan pada saraf adrenergik yang ada pada otot polos
pembuluh darah kulit dan menyebabkan vasokontriksi ( penyempitan pembuluh
darah )sehingga berkurangnya kecepatan absorpsi dalam darah.

2. Apakah kokain sebagai anaestetika lokal perlu ditambahkan adrenalin, jika iya
kenapa, jika tidak jelaskan !
Jawab : Tidak, karena kokain sendiri dapat menyebabkan vasokontriksi, sehingga
masa kerja kokain lebih lama dibanding anaestesi lokal lainnya.

3. Berikan penerapan klinis dari pemakaian anaestesi permukaan dan anaestesi


infiltrasi?
Jawab : Anaestesi permukaan, penghilang rasa oleh dokter gigi untuk mencabut
geraham atau dokter keluarga untuk pembedahan kecil, seperti menjahit luka di
kulit. Juga di gunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik seperti
bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Anaestesi infiltrasi, misalnya pada daerah
kecil di kulit atau gusi ( pada pencabutan gigi ).

4. Bagaimana pengaruh pH daerah yang dianaestesi lokal terhadap potensi


anaestetika lokal?
Jawab : Anaestesi lokal yang biasa digunakan mempunyai pKa antara 8-9,
sehingga pada pH jaringan tubuh hanya didapati 5-20% dalam bentuk basa bebas.

IX. Daftar Pustaka


1. Siregar, Tahoma. Penuntun Praktikum Farmakologi I. Jakarta : ISTN
2. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Bagian Farmakologi Fakultas kedokteran
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai