Disusun oleh :
Asisten
Azzhravia Rahma
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Pertama tama saya panjatkan Puji syukur kehadirat Tuhan YangMaha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan Laporan
Praktikum Seismologi dan Mikroseismik ini dengan tepat pada waktunya. Pada kesempatan
kali ini, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada asisten praktikum yang telah
membimbing kami selama praktikum ini berlangsung.
Laporan ini merupakan tugas yang telah diberikan dan berisikan tentang hasil praktikum
metode panas dan radioaktivitas khususnya tentang cara mengetahui gradient suhu di bawah
permukaan bumi yang dilaksanakan di Pusat Penelitian Cangar, Malang. Dengan
terselesaikannya laporan ini diharapkan dapat membantu para pembaca dalam pemahaman
gradient suhu di bawah permukaan bumi.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat dan ilmu yang di dapatkan dapat
berguna ke depannya .
ttd
(135090707111002)
DAFTAR ISI
COVER DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pengolahan data mikroseismik yang perlu dilakukan adalah picking arrival time
gelombang P dan gelombang S. Hal ini dilakukan untuk bisa menentukan lokasi hiposenter
dari sumber gelobang tersebut. Selain itu diperlukan juga picking peak to peak amplitude
gelombang P agar bisa menentukan besaran magnitude dari sumber gempaMengingat
banyaknya manfaat yang didapatkan dari analisa data seismik, maka dilakukan praktikum
Seismologi dan Mikroseismik sehingga mahasiswa dapat lebih memahami konsep
kegempaan. Selain itu, dari praktikum ini mahasiswa akan mendapatkan pemahaman yang
lebih komprehensif mengenai pengolahan data seismik hingga penginterpretasiannya.
Praktikum Seismologi dan Mikroseismik ini terdiri atas tahap pengolahan data serta tahap
interpretasi. Data yang diolah merupakan dari praktikum mahasiswa Geofisika angkatan 2012
yang berlokasi di daerah Cangar.
Rumusan masalah yang mendasari praktikum Seismologi dan Mikroseismik ini antara
lain:
1. Bagaimanakah hasil pengolahan FFT (Fast Fourier Transform) dan STFT (Short Time
Fourier Transform) dari data seismik daerah Cangar?
2. Bagaimanakah pola particle motion dari data seismik daerah Cangar?
3. Di manakah letak sumber seismik (episenter) jika dianalisa dari pola particle motion?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana hasil pengolahan FFT dan STFT dari data seismik daerah
Cangar
2. Untuk mengetahui pola particle motion yang dihasilkan dari data seismik daerah Cangar
3. Untuk mengetahui letak sumber seismik (episenter) melalui analisa pola particle motion
1.4 Manfaat
1. Mengetahui hasil pengolahan FFT dan STFT dari data seismik daerah Cangar
2. Mengetahui pola particle motion dari data seismik daerah Cangar
3. Mengetahui letak sumber seismik berdasarkan analisa pola particle motion
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bath dalam Febriani (2013) menyatakan bahwa berdasarkan observasi yang dilakukan pada
stasiun-stasiun seismik di Swedia menjumpai:
1. Gelombang mikroseismik periode pendek (<2 detik) yang disebabkan oleh faktor-faktor
seperti getaran mesin, angin, dan sebagainya.
2. Gelombang mikroseismik periode sedang ( detik) yang disebabkan pada saat terjadi badai di
laut sebelah utara Norwegia.
3. Gelombang mikroseismik periode panjang (17-20 detik), timbulnya sangat jarang terjadi pada
saat gelombang laut yang sangat besar.
Semakin cepat gelombang P yang terekam pada seismogram, maka semakin sedikit
pula selisih antara gelombang S dan gelombang P. Waktu tiba gelombang P yang lebih cepat
menunjukkan bahwa stasiun tersebut memiliki jarak yang lebih dekat dengan sumber
gelombang daripada stasiun yang waktu tiba gelombang P-nya lebih lambat. Oleh karena itu,
delay antara gelombang P dan S akan berbanding lurus dengan jarak antara stasiun dan sumber
gempa atau gelombang seismik.
Kurva yang dibuat dengan menggunakan data selisih waktu tiba gelombang P dan S
dan data waktu tiba gelombang P merupakan salah satu teknik grafis untuk menentukan waktu
terjadinya gempa (origin time). Karena selisih waktu tiba gelombang P dan S di hiposenter
akan menjadi nol, maka titik potong dalam diagram dengan sumbu waktu tiba gelombang P
adalah pendekatan dari terjadinya gempa (origin time). Setelah origin time ditentukan, jarak
episenter dari setiap stasiun dapat dihitung dengan mudah dengan mengalikan waktu tempuh
gelombang P dengan kecepatan gelombang rata-ratanya (Harahap, 2013)
Transformasi Fourier
() = ()
Pada komputasi digital, transformasi ini dapat dihitung lebih cepat menggunakan Fast Fourier
Transform (FFT). Salah satu metode FFT yang digunakan adalah algoritma Cooley-Tukey (Harahap,
2013).
BAB III
METODOLOGI
Pada praktikum Seismologi dan Mikroseismik ini tidak dilakukan akuisisi data,
melainkan hanya menggunakan data akuisisi mahasiswa Geofisika angkatan 2012 yang
berlokasi di Cangar. Pengolahan data seismik Cangar ini dilakukan di Ruangan S2 Geofisika,
yakni di lantai tiga gedung Biomol. Pengolahan data dilaksanakan pada hari Sabtu, 19
Desember 2015 pukul 08.00 11.00 WIB.
3.2 Peralatan
Pada pengolahan data mikroseismik, peralatan yang digunakan adalah laptop dengan
menggunakan beberapa software. Software yang digunakan yaitu:
- TDS 5.2
- Origin
- Microsoft Excel
Proses pengolahan data meliputi proses seleksi data menggunakan software TDS (Time
Digital Seismograph) yakni DataPro yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan Fast
Fourier Transform dan STFT (Short Time Fourier Transform) menggunakan software
OriginPro 8.1. Dan terakhir untuk mengetahui pola particle motion digunakan software
Microsoft Excel. Data seismik yang digunakan penulis di sini ialah data akuisisi kelompok 2
(file klp 2 trc) dengan rentang waktu 10:30:41 10:33:41. Kemudian dari data seismik ini, atau
yang kemudian disebut dengan trace seismik, dicari event-event mikroseismiknya yang di
dapat dari proses picking .
Langkah awal pengolahan data ialah memilih hasil perekaman mikroseismik dari
akuisisi data seismik daerah Cangar, untuk keperluan ini digunakan software DataPro. Untuk
membuka data seismik, klik File > Open Trace File dan pilih file klp2.trc.
Kemudian muncul hasil data seismic.
Keterangan :
Kemudian untuk mencari spectrum frekuensi memakai cara fft pada NS, EW, UD tiap tiap
event
Event 1
Event 2
Event 3
Kemudian menetukan STFT (Short Time Forier Tranform) dengna pilih Analysis Signal
Processing FFT STFT Open Dialog kemudian ubah Rectangle menjadi Hamming serta
ubah menjadi Amplitude Result
Setelah itu buat particle motion nya dengan software Microsoft Excel dengan menggnukan
NS dan Ew saja , memakai cara yang sama dengan langakh sebelumnya dengan Paste
Transpose dan Value serta menggunakan teknik menggeser pada kolom Excel sehingga
menghasilkan angka nol .
Event 1 :
Event 2 :
Event 3 :
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum Seismologi dan Mikroseismik ini tidak dilakukan akuisisi data baru,
melainkan hanya menggunakan data akuisisi mahasiswa Geofisika angkatan 2012. Data
seismik Cangar terdiri dari data kelompok 1 7, yang mana dalam laporan ini penulis
menganalisa data kelompok 5 pada rentang waktu 13:06:26 13:08:32.
Menurut Mujihardi (2012), event mikroseismik memiliki karakter khusus berupa selisih
waktu tiba gelombang S dan P (ts tp) berada pada rentang 0,2 2,6 sekon dan waktu
keseluruhan gelombangnya tidak lebih dari 10 sekon. Dengan mengacu karakteristik ini, untuk
data seismik kelompok 5 pada rentang waktu 13:06:26 13:08:32, penulis mengambil 3 buah
event yang dirasa merupakan event mikroseismik. Event pertama berada dalam rentang waktu
13:07:05 13:07:06, event kedua pada 13:07:30 13:07:31, dan event ketiga pada 13:08:07
13:08:09.
Ketiga event yang didapatkan kemudian difilter dengan nilai cut off bawah 1 Hz dan
cut off atas 15 Hz. Pemfilteran bertujuan untuk menyaring frekuensi sinyal yang berada dalam
rentang 1 15 Hz. Dari sini didapatkan 6 buah data seismik, yaitu 3 buah untuk event 1 3
sebelum difilter dan 3 buah lainnya berupa data seismik event 1 3 setelah difilter. Data
seismik tanpa filter digunakan untuk analisa FFT dan STFT, sedangkan data seismik hasil filter
digunakan untuk analisa particle motion. Data seismik sebelum dan sesudah difilter
diperlihatkan sebagai berikut.
FFT (Fast Fourier Transform) merupakan metode mengubah domain waktu menjadi
domain frekuensi. Proses FFT pada OriginPro menghasilkan grafik FFT dengan parameter-
parameter tertentu. Di sini hanya akan dibandingkan grafik FFT untuk parameter Amplitudo
Frekuensi (grafik A vs F / Spektral Komponen) sehingga dapat diketahui frekuensi dominan
dari event (frekuensi dominan terjadi saat amplitudo maksimum).
STFT (Short Time Fourier Transform) merupakan proses transformasi data dua
dimensi yang berupa frekuensi domain dan amplitudo menjadi sebuah data tiga dimensi berupa
data frekuensi, waktu, dan amplitudo. Analisa STFT akan menghasilkan spektogram yang
digunakan untuk analisa frekuensi dominan.
4.3.1 Analisa Event 1
Berdasarkan spektogram pada, terlihat bahwa pita frekuensi dominan (warna hijau
gelap) untuk ketiga komponen berada pada rentang 25 38 Hz. Nilai ini sudah sesuai dengan
nilai frekuensi dominan yang didapatkan dari spektral komponen. Apabila dibandingkan
rentang frekuensi dominan spektral komponen dengan rentang frekuensi dominan spektogram,
maka akan terlihat rentang nilai keduanya saling terlapis, menandakan kedua rentang nilai ini
sudah cocok (matching).
4.3.2 Analisa Event 2
Grafik Amplitudo VS Time, Amplitudo VS Frekuensi (Spektral Komponen), serta
spektogram untuk event 2 diperlihatkan sebagai berikut.
Berdasarkan spektral komponen di atas (Gambar 4.8), terlihat adanya perbedaan nilai
frekuensi dominan untuk komponen NS, EW, dan UD pada event 2. Frekuensi dominan
komponen NS senilai 20 Hz, komponen EW 23 Hz, dan komponen UD 36 Hz. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa frekuensi dominan event 2 secara umum berada pada rentang 20
36 Hz dengan frekuensi dominan rata-rata senilai 26,3 Hz.
Berdasarkan spektogram pada, terlihat bahwa pita frekuensi dominan (warna hijau
gelap) untuk ketiga komponen berada pada rentang 19 37 Hz. Nilai ini sudah sesuai dengan
nilai frekuensi dominan yang didapatkan dari spektral komponen. Apabila dibandingkan
rentang frekuensi dominan spektral komponen dengan rentang frekuensi dominan spektogram,
maka akan terlihat rentang nilai keduanya saling terlapis, menandakan kedua rentang nilai ini
sudah cocok (matching).
Berdasarkan spektogram, terlihat bahwa pita frekuensi dominan (warna hijau gelap)
untuk ketiga komponen berada pada rentang 36 39 Hz. Nilai ini sudah sesuai dengan nilai
frekuensi dominan yang didapatkan dari spektral komponen. Apabila dibandingkan rentang
frekuensi dominan spektral komponen dengan rentang frekuensi dominan spektogram, maka
akan terlihat rentang nilai keduanya saling terlapis, menandakan kedua rentang nilai ini sudah
cocok (matching).
Penentuan lokasi sumber seismik dapat dilakukan dengan menganalisa trend line pada
diagram particle motion. Data event yang digunakan untuk membuat particle motion
merupakan data seismik yang telah difilter dengan rentang pemfilteran 1 15 Hz. Berikut
diperlihatkan diagram particle motion untuk event 1, event 2, dan event 3.
Diagram particle motion event 1
merupakan diagram particle motion untuk event 1 3. Trend line dari ketiga particle
motion pada event 1 dapat di lihat bahwa arah gerak partikel dari SOUTHWEST (SW) ke
NORTHEAST (NE) dan pada event 2 juga dominan hapir sama dengan event 1 namun pada
event 3 justru kebalikannya dari SOUTHEAST(SE) ke NORTHWEST(NW).
Jenis noise yang ikut terekam dalam pengukuran seismik disebut sebagai background
noise. Background noise berupa gelombang mekanik yang sumbernya berasal dari luar bumi
seperti aktivitas lalu lintas, debur ombak, hembusan angin yang mengenai pohon atau gedung
tinggi, dan lain sebagainya. Background noise menyebabkan data seismik menjadi kacau
sehingga muncul ketidakteraturan (ketidakkonsistenan) pada data seismik. Untuk mengurangi
efek noise saat pengolahan data, dapat dilakukan dengan memfilter data seismik. Pemfilteran
akan membedakan data seismik dengan data noise sehingga saat pengolahan data, data yang
diolah merupakan data seismik sebenarnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pola diagram particle motion untuk event 1 3. Trend line dari ketiga particle motion
pada event 1 dapat di lihat bahwa arah gerak partikel dari SOUTHWEST (SW) ke
NORTHEAST (NE) dan pada event 2 juga dominan hapir sama dengan event 1 namun pada
event 3 justru kebalikannya dari SOUTHEAST(SE) ke NORTHWEST(NW).
5.2 Saran
Febriani, Yeza. 2013. Analisis Nilai Peak Ground Acceleration dan Indeks Kerentanan
Seismik Berdasarkan Data Mikroseismik pada Daerah Rawan Gempabumi di Kota
Bengkulu. Bengkulu: Universitas Pasir Pangairan.
Harahap, Fahreza. 2013. Picking Data Microseismic. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Kurniawati, Dahlia. 2014. Penentuan Pusat Aktivitas Hidrotermal Daerah Cangar, Jawa
Timur, Berdasarkan Analisis Pergerakan Partikel (Particle Motion). Malang:
Universitas Brawijaya
Lampiran