DASAR TEORI
2.1 Pendahuluan
Optimasi merupakan proses menjadikan sesuatu keluaran lebih efektif/lebih
sempurna dengan melakukan penyesuaian pada masukkan. Jika optimasi itu
merupakan proses, maka hasil dari optimasi pit merupakan pit yang telah menjadi
lebih efektif dan memiliki keuntungan terbesar (keun tungan = pendapatan ongkos).
Perencanaan tambang dapat dijelaskan dengan membuat suatu rancangan
tambang untuk mencapai ultimate pit limit dalam jangka waktu tertentu secara aman
dan menguntungkan. Dimana didalamnya berisikan juga perancangan batas akhir
penambangan, tahapan (pushback), urutan penambangan, penjadualan produksi, dll
(hal yang berkaitan dengan geometri). Sementara aspek perencanaan tambang lainnya
meliputi perhitungan kebutuhan alat dan tenaga kerja perkiraan biaya modal dan
ongkos operasi.
Perencanaan tambang memiliki tujuan membuat suatu rencana produksi
tambang untuk sebuah cebakan bijih yang akan menghasilkan aliran kas dan
memaksimalkan kriteria ekonomi (NPV/ROR) dan menghasilkan tonase bijih pada
tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya serendah mungkin.
Kegiatan perencanaan tambang berawal dari diperolehnya data utama sebagai
masukkan berupa data geologi, kualitas bijih, geoteknik, infrastruktur, metallurgi,
pemasaran (marketing). Berikutnya dengan petunjuk dan batasan dari bagian
manajemen perusahaan tambang dikembangkan desain penambangan kemudian
rancangan penambangan (geometri tambang) dimana didalamnya terdapat produksi
alat, penjadualan produksi. Sementara aspek yang tidak berkaitan dengan geometri
tambang berupa perkiraan pembiayaan baik itu ongkos modal maupun ongkos operasi
juga ikut diestimasi. Penggabungan dari seluruh aspek tersebut akan menghasilkan
keluaran berupa alternatif -alternatif tambang dan dapat dijadikan acuan untuk fase
berikutnya. Berikut merupakan su atu siklus perencanaan tambang yang disajikan
dalam Gambar 2.1.
8
Gambar 2.1 Siklus Perencanaan Tambang
9
bekerja dengan terlebih dahulu mendapatkan data -data lubang bor yang berisi kadar
beserta volume bijih. Gambar 2.2 berikut merupakan contoh metoda poligon.
n
di r
= 1 i i = n
i 1
d
i 1
i
r
Catatan :
Z* ( ) : Kadar yang ditaksir
i : Faktor pembobotan berisi jarak
Z(xi) : Kadar sample disekitar
di : Jarak antara titik bor dengan titik yang hendak ditaksir
r : Pangkat (Power) yang digunakan
10
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.3 berikut ini yang berisikan
beberapa titik bor lengkap dengan kadar dan jarak dengan sua tu titik yang kadarnya
hendak diketahui.
Hubungan jarak (spacing) antar titik bor dengan ukuran blok model dapat
digunakan rule of thumb jarak antar titik bor ialah grid blok model. Penjelasan
berupa contoh lebih lengkapnya seperti Gambar 2.4 berikut ini (jika jarak antar titik
bor 25m maka grid blok model 10m x 10m ).
10m
10m
11
2.3 Kadar Batas, Nisbah Pengupasan, dan Kadar Ekivalen
Pengertian kadar rata-rata batas terendah dari bijih yang masih dapat
menghasilkan keuntungan apabila ditambang disebut kadar batas (c ut off grade).
Sementara apabila diinginkan kadar bijih yang menghasilkan angka yang sama antara
pendapatan yang diperoleh dari penjualan bijih tadi dengan biaya yang dikeluarkan
untuk menambang serta memprosesnya kadar ini dikenal dengan nama kadar batas
pulang pokok (break even cut off grade ). Pengertian kadar batas yang lainnya dapat
berupa internal cut off grade yaitu kadar minimum suatu keadaan yang menghasilkan
kerugian lebih kecil dari dua keadaan berikut, yaitu mengirimkan material hasil
penambangan ke tempat pemrosesan, atau mengirimkan material tersebut ke tempat
pembuangan.
Nisbah pengupasan (Stripping Ratio) didefinisikan sebagai nisbah dari jumlah
material penutup (waste) terhadap jumlah material bijih ( ore). Untuk tambang bijih
digunakan ton waste/ton ore, sementara untuk tambang batubara sering digunakan m 3
waste/ton batubara. Lebih lanjut jika kadar bijih diketahui, dan jika semua keuntungan
bersih dari menambang bijih tersebut dipakai untuk mengupas tanah penutup
merupakan konsep break even stripping ratio.
Konsep kadar ekivalen lahir dari evaluasi dimana keadaan yang ditemukan
berupa cebakan bijih yang didapati lebih dari satu mineral (utama dan ikutan ). Net
Smelter Return (NSR) merupakan konsep awal sebelum menuju kadar ekivalen, NSR
didefinisikan sebagai nilai kotor dari satu ton bijih setelah dikurangi dengan ongkos -
ongkos smelting, refining, freight (SRF). Kadar yang menghasilkan gabungan nilai
NSR dari semua mineral yang ada merupakan kadar ekivalen.
12
tersebut ditambang. Kadar batas inilah yang akan menentukan batas -batas atau
besarnya cadangan. Tabel 2.1 berikut ialah perhitungan besarnya kadar batas :
Tabel 2.1
Contoh Perhitungan Kadar Batas (COG)
Kadar bijih 0,80 % Cu 0,70 % Cu
Perolehan 85 % Cu 85 % Cu
Perolehan tembaga per tonne 6,80 Kg 5,95 Kg
Ongkos Per tonne Per kg Per tonne Per kg Cu
bijih Cu bijih
Penambangan $ 1,00 $ 0,15 $ 1,00 $ 0,17
Pengolahan $ 3,00 $ 0,44 $ 3,00 $ 0,50
G&A $ 1,00 $ 0,15 $ 1,00 $ 0,17
Depresiasi $ 1,40 $ 0,20 $ 1,40 $ 0,24
Dimana pendapatan per tonne bijih apabila dikurangi ongkos produksi per
tonne bijih akan menghasilkan pendapatan bersih. Pada Tabel 2.2 berikut
ditampilkan contoh penggunaan BESR.
13
Tabel 2.2
Contoh Perhitungan Nisbah Pengupasan Pulang Pokok (BESR)
Kadar bijih 0,8 % Cu 0,6 % Cu
Perolehan per kg Cu per tonne 6,80 5,10
bijih
Tonne bijih Kg Cu Tonne bijih Kg Cu
Ongkos
Penambangan * $ 1,00 $ 0,15 $ 1,00 $ 0,19
Pengolahan $ 3,00 $ 0,44 $ 3,00 $ 0,60
G&A $ 1,00 $ 0,15 $ 1,00 $ 0,19
BESR ( 1) 0,42 -
@ $ 2.00/Kg Cu
Harga Jual Produk $ 13,60 $ 10,20
Keuntungan Bersih $ 2,10 $ (0,03)
BESR ( 2) 2,21 -
@ $ 2.25 /Kg Cu
Harga Jual Produk $ 15,30 $ 11,48
Keuntungan Bersih $ 3,80 $ 1,25
14
2. Pertimbangan teknik.
Geoteknik
Pertimbangan geoteknik disini (tambang terbuka) termasuk uji kekuatan
batuan (uji kuat tekan, uji kuat tarik, uji geser, pemetaan bidang lemah, dll)
yang diperlukan untuk menentukan kestabilan lereng. Dari sini ler eng berikut
sudutnya dapat didesain. Desain lereng melibatkan analisis tiga komponen
penting pada lereng tambang (Kennedy, 1990) yaitu :
1. Konfigurasi jenjang (bench configuration). Didalamnya terdapat
komponen : tinggi jenjang, lebar jenjang, beserta su dut muka (face angle).
2 Sudut lereng antar jalan ( interramp angle). Sudut lereng gabungan
beberapa jenjang diantara dua jalan angkut.
3. Sudut lereng keseluruhan ( overral slope angle). Sudut sebenarnya dari
dinding pit keseluruhan.
Penjelasan lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut ini :
Gambar 2.5 jenjang, sudut lereng antar jalan, sudut lereng keseluruhan
15
Batas Akhir Pit (Ultimate Pit Slope)
Pengertian ultimate pit slope merupakan batas akhir atau paling luar dari suatu
tambang terbuka yang masih diperbolehkan, dan pada kemiringan ini jenjang
masih tetap mantap.
Dalam menentukan kemiringan lereng suatu tambang harus ditinjau dari dua
segi, yaitu :
o Dari segi ekonomis, kemiringan lereng tersebut masih menguntungkan
o Dari segi teknis keamanannya, kemiringan lereng tersebut masih bisa
dijamin.
Sistem Penirisan
Pembagian sistem penirisan secara umum dibagi menjadi dua, yaitu :
o Sistem penirisan langsung.
Sistem penirisan ini dilakukan dengan cara mengeluarkan air yang sudah
terlebih dahulu masuk kedalam tambang.
o Sistem penirisan tidak langsung.
Sistem penirisan ini dilakukan dengan cara mencegah masuknya air ke
dalam tambang.
16
Metoda yang sering digunakan dalam merancang batas akhir penambangan
dan telah menjadi standar pada tambang terbuka yaitu metoda kerucut mengambang
dan metoda Lerchs Grossman.
Halaman berikut ini yaitu pada Gambar 2.6 akan ditampilkan algoritma dari metoda
kerucut mengambang dalam bentuk diagram alir :
17
Mulai
Ya
Memperbaharui topografi
pit
Ya
Ya
Topografi pit hasil optimasi
Selesai
18
Penjelasan dari metoda optimasi pit kerucut mengambang juga disertai contoh
penggunaannya seperti berikut ini :
Berikut disajikan Tabel 2.3 yang merupakan penampang melintang dari suatu
blok model berisikan informasi berupa nilai ekonomik blok, d engan bentuk (sudut)
lereng yang masih diijinkan yaitu satu blok ke kanan/kiri dan satu blok ke atas/bawah
atau 450. Asumsi Blok (i,j) ialah blok (baris, kolom). Pencarian blok positif dimulai
dari bagian kiri level permukaan sepanjang baris pertama kemudi an dilanjutkan ke
baris berikutnya dan seterusnya.
Tabel 2.3
Nilai Ekonomik Blok Mula-Mula
1 2 3 4 5 6 7 8
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
2 -2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2
3 -3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
4 -4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
Hasil pencarian blok bijih dapat dilihat pada Tabel 2.4 yaitu berada pada baris
ke-2 kolom ke-5 (2,5). Dimana nilai kerucut (blok yang diarsir) yang terbentuk dari
blok (2,5) = -1 + -1 + -1 + 2 = -1
Tabel 2.4
Nilai Ekonomik Blok Hasil Pencarian Blok Bijih Pada Blok (2,5)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
2 -2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2
3 -3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
4 -4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
19
Hasil pencarian blok bijih berikutnya seperti terlihat pada Tabel 2.5 berada
pada baris ke-3 kolom ke-4 (3,4). Dimana nilai kerucut (blok yang diarsir) yang
terbentuk dari blok (3,4) = -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + 2 +7 = +2.
Tabel 2.5
Nilai Ekonomik Blok Hasil Pencarian Blok Bijih Pada Blok (3,4)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
2 -2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2
3 -3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
4 -4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
Hasil pencarian blok bijih berikutnya seperti terlihat pada Tabel 2.6 berada
pada baris ke-4 kolom ke-4 (4,4). Dimana nilai kerucut (blok yang diarsir ) yang
terbentuk dari blok (4,4) = -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + -1 +2 + -1 + -1
+7 + -1 +5 = -1.
Tabel 2.6
Nilai Ekonomik Blok Hasil Pencarian Blok Bijih Pada Blok (4,4)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
2 -2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2
3 -3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
4 -4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
Karena tidak ditemukan kembali blok bijih setelah blok (4,4), maka pencarian
berakhir pada blok (4,4). Dengan hasil akhir optimasi pit menggunakan kerucut
mengambang seperti pada Tabel 2.5 yaitu +2.
20
2.5.2 Metoda Lerchs Grossman
Metoda Lerchs Grossman pertama kali di kembangkan oleh Helmut Lerchs and
Ingo F. Grossman dengan papernya yang berjudul Optimum Design of Open Pit
Mines. Pertama kali dipublikasikan pada pertemuan asosiasi peneliti Amerika dan
Kanada di Montreal (Mei, 1964). Dan kembali dipublikasikan pada bu lletin CIMM
(Januari,1965).
Prosedur dasar dari penggunaan metoda Lerchs Grossman untuk mendesain
batas akhir pit penambangan ( ultimate pit design) dengan terlebih dahulu menentukan
bentuk ataupun sudut lereng sebesar satu blok ke kanan/kiri dan satu blok ke
atas/bawah atau 45 0 dan asumsi nilai awal ekonomik blok (m ij). Penjelasan lebih
lengkap sebagai berikut :
1. Mengasumsikan nilai ekonomik blok (BEV) sebagai m ij.
2. Berikutnya yaitu pembuatan satu baris berupa air blocks pada baris ke-0
yang berisikan angka nol.
3. Menjumlahkan seluruh nilai ekonomik blok (BEV) pada kolom j pada
penampang melintang dari suatu blok model. Kemudian nilai hasil
penjumlahan untuk setiap kolom (nilai ekonomik kolom) tersebut
diasumsikan (M ij).
n
Mij = m
i 0
ij untuk j = 1,2,,dst (1)
4. Kemudian untuk setiap blok dihitung nilai optimal dari pit (P ij) dari i,j =
1,1 dimulai dari kolom pertama (j) bergerak ke arah baris berikutnya (i+1)
hingga mencapai dasar kemudian berpindah kolom (j+1) untuk k emudian
menghitung P ij hingga mencapai dasar dan seterusnya dengan gerakan
forward pass hingga pada kolom terakhir penampang melintang blok
model.
i-1, j-1
Pij = Mij + Max i, j-1 untuk j = 1,2,,dst (2)
i+1, j-1
5. Nilai maksimum dari pit ialah blok pada kolom tera khir dan baris yang ada
dipermukaan P ij.
Kelebihan dari metoda Lerchs Grossman, yaitu metodanya mudah digunakan
untuk diproses komputer dan dapat lebih akurat melihat nilai optimum suatu pit
21
daripada menggunakan metoda kerucut mengambang. Kekurangan dari metoda
Lerchs Grossman yaitu metoda ini tidak melihat adanya faktor waktu sebagai
parameter.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan algoritma dari metoda Lerchs Grossman
dalam bentuk diagram alir :
Mulai
Selesai
Gambar 2.7
Algoritma Lerchs Grossman
22
bentuk/sudut lereng yang masih diijinkan yaitu satu blok ke kanan dan satu blok ke
kiri atau 45 0.
Tabel 2.7
Nilai Ekonomik Blok Mula-Mula (mij)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2
2 -6 5 5 5 5 5 5 -6
3 -7 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -7
4 -8 -8 -8 3 -8 -8 -8 -8
Seperti terlihat pada Tabel 2.8 nilai ekonomik blok beserta air blocks (blok
yang diarsir) berisikan angka nol sebagai penyusunnya.
Tabel 2.8
Nilai Ekonomik Blok (Bersama air blocks)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2
2 -6 5 5 5 5 5 5 -6
3 -7 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -7
4 -8 -8 -8 3 -8 -8 -8 -8
Seperti terlihat pada Tabel 2.9 berikut yang berisikan air blocks (blok yang
diarsir) dan nilai kumulatif per kolom M ij.
23
Tabel 2.9
Nilai Ekonomik Kolom (M ij)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2
2 -8 3 3 3 3 3 3 -8
3 -15 1 1 1 1 1 1 -15
4 -23 -7 -7 4 -7 -7 -7 -23
Pada Tabel 2.10 berikut ini ialah pit yang berisikan nilai yang optimal (P ij)
hasil dari optimasi Lerchs Grossman dengan nilai maksimum pit ialah 14 (blok yang
diarsir).
Tabel 2.10
Nilai Pit Optimal (P ij)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0 0 0 0 0 2 5 8 11 14
1 -2 -2 -1 2 5 8 11 14
2 X 1 4 7 10 13 16 X
3 X X 2 5 8 11 X X
4 X X X 7 0 X X X
Pada Tabel 2.11 berikut ini maka yang terlihat ialah nilai pit yang optimal
(Pij), dan arah gerakan backward pass dari blok yang memiliki nilai maksimum
menuju blok awal perhitungan dilakukan.
24
Tabel 2.11
Nilai Pit Optimal (P ij) beserta backward pass
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0 0 0 0 0 2 5 8 11 14
1 -2 -2 -1 2 5 8 11 14
2 X 1 4 7 10 13 16 X
3 X X 2 5 8 11 X X
4 X X X 7 0 X X X
25
2.7 Penjadualan Produksi
Suatu penjadualan produksi tambang yang dinyata kan dalam periode waktu
(misalnya tahun) untuk atribut berupa tonase, kadar, dan pemindahan material total
yang akan dihasilkan oleh tambang tersebut. Tujuan yang diinginkan ialah
menghasilkan suatu jadual untuk mencapai beberapa kriteria ekonomik seperti
memaksimumkan NPV atau ROR.
Prosedur yang biasa digunakan untuk mendapatkan penjadualan tambang
yang optimal dapat dibagi ke dalam tiga langkah. Langkah pertama dengan
mendefinisikan urutan penambangan. Berikutnya dengan menjelaskan strategi kadar
batas (cut off grade) yang berbeda terhadap waktu. Dan terakhir menetapkan
kombinasi dari laju produksi baik itu menambang, mengolah, dan memurnikan yang
akan optimal.
Banyaknya material/tanah penutup yang harus dikupas selama masa pra -
produksi sekurang-kurangnya adalah jumlah material/tanah penutup yang harus
dipindahkan dari pushback tahap pertama, dan masih mungkin dilakukan pengupasan
pra-produksi pada pushback kedua, dan seterusnya. Material bijih yang ditambang
selama pra-produksi biasanya ditempatkan di dek at crusher dan menjadi bagian dari
bijih untuk tahun pertama.
26
pembuangan ialah lokasi dan ukuran pit untuk kurun waktu tertentu dan penjadualan
produksi waste beserta lokasi asalnya.
Lokasi dari tempat pembuangan sendiri tidak harus diluar tambang, tetapi
memungkinkan juga untuk ditempatkan didalam (internal dumping). Tempat
pembuangan tersebut juga harus dijaga kestabilannya. Dimana kestabilan dari tempat
pembuangan bergantung dari beberapa faktor seperti : topografi tempat pembuangan,
metode pembuatan tempat pembuangan, parameter geoteknik dari te mpat
pembuangan dan material penyusunnya, gaya dari luar yang bekerja (gempa bumi, air
hujan). Kesemuanya itu ditambah pengalaman praktis dan pengambilan keputusan
yang tepat merupakan campuran yang diperlukan untuk mendapatkan solusi yang
ekonomis, praktis, dan keselamatan tetap terjaga.
Stockpile digunakan sebagai tempat untuk menyimpan material yang akan
digunakan pada saat yang akan datang (tempat menyimpan bijih berkadar rendah
yang dapat diproses pada saat yang akan datang, dan tempat menyimpan tanah
penutup atau tanah pucuk yang dapat digunakan untuk reklamasi).
27
Tabel 2.12
Contoh Aliran Kas Vs Tahun
Aliran Kas
Year ($)
0 -30.000
1 -1.000
2 5.000
3 5.500
4 4.000
5 17.000
6 20.000
7 20.000
8 -2.000
9 10.000
NPV = $ 15.504,35
28
Tabel 2.13
Contoh Rate Of Return
Rata-
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 rata
Pendapatan bersih dari operasi 3.000 4.000 5.000 6.000 4.500
Depresiasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Pendapatan yang akan dikenai pajak 1.000 2.000 3.000 4.000 2.500
pajak@50% 500 1.000 1.500 2.000 1.250
Keuntungan bersih 500 1.000 1.500 2.000 1.250
3) Payback Period
Definisi dari payback period yaitu : waktu yang dibutu hkan untuk mengembalikan
modal dari suatu proyek investasi.
Tabel 2.14 berikut merupakan contoh dari perhitungan payback period :
Tabel 2.14
Contoh Payback Period
Aliran kas tahunan
Proposal Proposal Proposal Proposal Proposal
A B C D E
Inisiasi investasi ($) 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
Tahun proyek
1 2.000 7.000 1.000 6.000 6.000
2 2.000 3.000 2.000 2.000 2.000
3 2.000 1.000 7.000 2.000 2.000
4 2.000 2.000 2.000 3.000
5 2.000 4.000
6 2.000 1.000
7 2.000 1.000
8 2.000 500
Payback period (Tahun) 5 2 3 3 3
29
Ada beberapa alasan yang mendorong mengapa pemberi pinjaman perlu memberikan
bunga kepada peminjam, alasan tersebut ialah :
1. Risiko
Ketika pemberi pinjaman memberikan pinjaman ia juga berhadapan dengan
kemungkinan jika peminjam tidak mam pu membayar pinjaman.
2. Inflasi
Uang yang dibayarkan dimasa depan akan memiliki nilai intrinsik lebih kecil
akibat dari inflasi.
3. Biaya Transaksi
Akan ada pengeluaran ketika mempersiapkan pinjaman, pencatatan pembayaran,
penagihan hutang.
4. Biaya akibat kehilangan peluang
Dengan memberi pinjaman maka, pemberi pinjaman tidak dapat menggunakan
uang tersebut untuk dimanfaatkan.
5. Penundaan kepuasan
Dengan memberi pinjaman, pemberi pinjaman telah menunda manfaat yang dapat
memuaskan dari uang tersebut.
Pada analisis investasi tambang sendiri dikenal istilah aliran kas ( cash flow).
Secara singkat aliran kas dapat dijelaskan sebagai selisih uang masuk dengan uang
yang keluar pada suatu kurun waktu tertentu.
Penjelasan lebih lengkap dari aliran kas seperti yang telah dijelaskan di atas
diuraikan seperti pada Tabel 2.15 berikut, yaitu komponen -komponen penyusun
aliran kas (dimulai dari pendapatan produk yang dapat dijual * harga komoditas/unit
hingga didapat aliran kas bersih) pada sisi kanan dan operasi (+/ -/=) yang hendak
dilakukan pada sisi kiri.
30
Tabel 2.15
Contoh Aliran Kas
Operasi Komponen
(-) Royalti
(-) Pajak
Aliran kas sendiri memiliki hubungan dengan formula bunga ( interest formulas) yang
bermula dari lima variabel berikut :
F = Jumlah uang di masa yang akan datang.
P = Jumlah uang saat ini.
A = Seri pembayaran untuk n kali.
i = Laju bunga efektif per periode.
n = Banyaknya periode bunga.
Adapun formula yang digunakan berikut ini :
1. F = P * (1 + i) n (3)
2. P = F * 1 (4)
n
(1 + i)
3. F = A * (1 + i) n - 1 (5)
i
4. A = F * i (6)
(1 + i) n - 1
31
5. P = A * (1 + i) n 1 (7)
i (1 + i) n
6. A = P * i (1 + i) n (8)
n
(1 + i) - 1
Permasalahan bunga dapat disederhanakan dengan menggunakan salah s atu dari dua
langkah berikut :
(1) Meringkas masalah.
Meringkas masalah dengan menetukan variabel -variabel yang diketahui terlebih
dahulu, dan mendefinisikan variabel yang hendak ditanya.
(2) Menjelaskan ke dalam diagram aliran kas.
Dengan mengkonstruksikan masalah ke dalam diagram aliran kas. Yaitu plot
diagram aliran kas vs waktu, dimana pemasukkan diplot vertikal keatas dan
pengeluaran diplot vertikal kebawah, seperti gambar berikut ini :
+
A1 A2 A3 A4
Aliran
Kas
0 1 2 3 4 Time
-
32
prasarana tambang, studi dan izin lingkungan, bangunan dan fasilitas
penambangan dan pengolahan, fasilitas penunjang, pengeluaran ketika
mendesain tambang.
Modal Kerja.
Pengeluaran selain modal tetap yang dibutuhkan untuk memulai operasi
penambangan pada bulan awal produksi.
Contoh : Inventaris (bahan mentah, suku cadang, penyediaan, m aterial yang
sedang diproses, produk akhir), dll.
Selain dari ongkos modal (modal tetap dan modal kerja) dikenal juga biaya
operasi (operating costs) yaitu semua biaya yang diperlukan untuk dapat melakukan
kegiatan penambangan dan / pengolahan.
33
Penggunaan simulasi harga probabalistik pada NPV Scheduler memungkinkan
dengan menggunakan datamine studio sebagai alat bantu. Hanya saja hasil NPV
Scheduler tersebut yang dapat digunakan dari model masukkan s/d model pushback
generator, dan tidak akan sampai kepada model penjadualan atau model optimasi
stockpile/optimasi kadar batas, karena alat bantu (datamine studio) hanya menerima
masukkan dari NPV Scheduler berupa pushback tambang.
Untuk memudahkan penjelasan mengenai NPV Scheduler berikut disajikan
penjelasan model-model yang ada pada NPV Scheduler sebagai penyusun utama :
34
Gambar berikut Gambar 2.9 merupakan bentuk flow chart dari model-model
yang ada pada NPV Scheduler :
Mulai
Model Masukkan
(Input Model)
Model Ekonomi
(Economic Model)
Tahapan Penambangan
(Pushback Generator)
Penjadualan
(Scheduling)
* Pilihan * Pilihan
Optimasi Stockpile Optimasi Kadar Batas
(Stockpile Optimizer) (Mineflow Optimizer)
Selesai
35
2.10.2 Masukkan dan keluaran NPV Scheduler
NPV Scheduler sebagai piranti lunak yang diciptakan untuk membuat suatu
perencanaan tambang tentunya harus diisi berbagai masukkan aga r dapat
mengeluarkan suatu keluaran. Berikut data -data yang diperlukan sebagai masukkan
untuk NPV Scheduler :
o Blok model yang berisi data geologi dan geokimia sumber daya.
o Keadaan harga, biaya, dilusi, perolehan, kondisi lereng, tingkat suku bunga,
produksi rata-rata bijih yang diinginkan, dll.
Sementara berikut merupakan data -data keluaran dari NPV Scheduler :
o Permukaan ultimate pit, dan pit phase
o Permukaan pushback.
o Permukaan Periode (jadual).
o Laporan kerja yang berisi Profit, NPV, Nisbah Pengupasan, Ongk os
Penambangan dan Pengolahan, Umur Tambang.
o Tampilan grafis dan kurva -kurva.
36
4. Langkah keempat yaitu pada model pushback dengan memberi berbagai input
untuk mencari NPV optimal pada suatu ultimate pit ke dalam bentuk geometri
ruang pushback yang terbaik dan praktis.
5. Langkah kelima yaitu pada pada model scheduling. Menjadualkan bagaimana
menambang pushback yang telah ada dengan batasan -batasan tertentu. Seperti
mempertahankan jumlah bijih hasil keluaran tambang dan nisbah pengupasan
pada tingkat tertentu, waktu kerja truk. Untuk menghasilkan perkiraan NPV
yang lebih realistik. Hasil dari model penjadualan dapat dianggap sebagai
hasil akhir.
6. Langkah pilihan pada NPV Scheduler yaitu model stockpile merupakan
melihat kembali jadual penambangan untuk parameter -parameter ekonomi,
hasilnya berupa strategi penyimpanan yang optimal melalui tempat
penyimpanan bijih dan/atau mendapatkan material dari sumber luar dan
hasilnya akan memperlihatkan hasil perkiraan NPV secara lebih detail.
Langkah berikut (mine flow optimizer) juga merupakan pilihan yang memiliki
kekuatan untuk mendapatkan hasil NPV yang lebih maksimal dari optimasi
penyimpanan, mekanismenya yaitu mengkombinasikan kegunaan optimasi
penyimpanan dengan optimasi kadar batas lebih lanjutnya dengan
meningkatkan laju penambangan dan kadar batas sehingga didapat nilai NPV
maksimum.
37
Mulai
Selesai
38