Berikut teknik pembongkaran gedung yang kerap dipakai di berbagai belahan dunia:
Implosion
Biasanya, teknik ini dipakai di perkotaan dengan jarak antar bangunan yang dekat.
Ini adalah salah satu metoda tradisional dalam urusan pembongkaran gedung.
Biasanya alat yang digunakan adalah ekskavator, tank dan alat berat lainnya. Alat
perusak utama ditempel alat berat, seperti palu, pengeruk dan penghancur.
Beberapa alat berat sudah dilengkapi dengan 'senjata' untuk menghancurkan beton
keras, baja dan campuran material bangunan. Namun penggunaan alat berat
membutuhkan skill tinggi dan perhitungan cermat. Bila sembarangan, bangunan yang
roboh bisa menimpa ekskvator tersebut.
Penggunaan crane dan bola besi sudah digunakan sejak lama untuk membongkar
sebuah bangunan. Crane akan berfungsi semacam pengayun untuk menggerakkan
bola besi saat menghancurkan tembok. Bola besi tersebut memiliki berat sekitar 6 ton
dan mampu menghancurkan apa pun di struktur bangunan.
Sayangnya, cara ini butuh kecermatan tinggi. Operator yang mengatur crane dan bola
besi harus berpengalaman tak boleh sembarangan. Sangat penting untuk
memperhatikan waktu dan kualitas ayunan supaya pembongkaran berjalan efektif.
Saat ini, cara bola besi ini mulai ditinggalkan karena kerap menimbulkan bunyi yang
bising, getaran dan debu yang pekat.
Salah satu cara yang lebih halus dan ramah lingkungan dalam membongkar gedung
ditunjukkan oleh sebuah perusahaan Jepang Taisei saat membongkar The Grand
Prince Hotel Akasaka di Tokyo, Jepang. Gedung hotel yang awalnya setinggi 40 lantai
itu berkurang setengahnya dalam waktu setahun.
"Dengan adanya baja di bagian atas gedung, kami bisa mengurangi bising dan debu
secara signifikan. Polusi debu berkurang hingga 90%, sehingga dampak buruk terhadap
lingkungan sangat kecil," kata manager Taisei Ecological Reproduction System
(TECOREP) Hideki Ichihara.
http://arsitektur2day.blogspot.co.id/2017/02/teknik-meerobohkan-gedung-bertingkat.html?m=1