Anda di halaman 1dari 35

OLEH TIM SURVEY 3

KELAS B
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2010
ALAT YANG DI BUTUHKAN
1. Cetok
2. Cangkul
3. Tempat adukan
4. Meteran
5. Selang transparan (waterpass)
6. Pendulum & benang
7. Ember tempat adukan semen
8. Perata plester & acian
9. Palu, paku, bekisting
10. Kayu (profil)
BAHAN PASANGAN DINDING:
1. Batako/ bata
2. Semen, pasir, air, kapur
(adukan dengan perbandingan semen : pasir = 10 : 1)
Pasang acuan kayu (profil) secara vertikal pada setiap ujung dinding

yang akan dipasang.

Di ukur dan di tandai jarak setiap ketinggian pasangan bata / batako

dan di kontrol kesetimbangan horisontalnya antara ujung satu dengan


yang lainnya.

Basahi bata yang akan di pasang sampai tidak menyerap air.

Beri adukan mortar (sebagai perekat) pada setiap sambungan antara

batu bata dan pada setiap sambungan atas dan bawah dari batu bata
tidak boleh membentuk garis lurus/vertikal.
Usahakan potongan batu bata yang besarnya kurang dari

setengahnya tidak dipakai atau tidak dipasang.

Tinggi pemasangan dinding batu bata dalam satu hari supaya

tidak lebih dari 1 meter, untuk menjaga keruntuhan.

Harap dipasang kolom beton bertulang atau bahan kolom yang

dikehendaki setiap jarak 3 meter atau sekitar 10 m2 dari luasan


pasangan dinding.
Pemasangan partisi dinding disesuaikan dari bahan yang

akan di pakai, hal ini dikarenakan :


Bahan partisi tersebut buatan pabrik (Kaca, Aluminium,

Plastik dan Kayu/Triplek)


Berasal dari alam (Kayu) yang masih harus diolah (di

serut/pasah, di ketam dll) oleh tukang.


1. Siapkan material yang akan di pakai pada lokasi yang terdekat atau

strategis dari dinding yang akan di plester.

2. Siram permukaan bata / bataco dengan air sampai basah secara


merata (curing).

3. Buat adukan untuk kamprotan dengan perbandingan tertentu

(misalkan = 1 pc : 2 ps)

4. Lakukan kamprotan pada bidang yang telah dicuring dengan jarak

lemparan 50 cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan


15 ~ 20 mm.

5. Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman


(curing) selama 3 hari ; pagi, siang & sore.
6. Setelah itu mulailah membuat caplakan dengan adukan 1 pc : 3 ps.

7. Buat kepalaan dengan ketebalan 15 mm.

8. Lanjutkan dengan penyiraman jika kepalaan telah mengering.

9. Pastikan bidang yang akan diplester telah dicuring.

10. Buat adukan 1 Pc : 3 Ps, gunakan pasir yang diayak (halus).

11. Lakukan plesteran pada bidang - bidang yang telah ada


kepalaannya sampai selesai seluruh permukaan pada setiap bagian
dengan cara dilempar dari jarak 50 cm.

12. Gunakan jidar untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepalaan.

13. Saat plesteran setengah kering, gunakan roskam untuk mengosok


permukaan dinding sampai halus & rata.
14. Lanjutkan dengan curing selama 7 hari : pagi, siang dan sore sampai
permukaan plesteran benar - benar basah seluruhnya.

15. Setelah cukup usia curing, keringkan bidang tersebut selama 1 hari.

16. Haluskan permukaan dinding dengan amplas halus.

17. Plamir bidang bidang plesteran yang telah kering dengan


menggunakan plamir yang baik.

18. Lakukan sebanyak 3 lapis ( tiga kali pelaksanaan ) sampai dinding


benar benar rata dan halus.

14
Sub Pokok Bahasan
Kuda-kuda
Penutup atap
Plafond

18
Fungsi Atap:
. Mahkota
. Menambah keindahan
. Pelindung

Syarat
. Serasi dengan bangunan
. Kemiringan cukup utk mengalirkan air
. Bahan tahan perubahan cuaca
. Memberikan kenyamanan

19
Fungsi Kuda kuda:
. Menentukan bentuk atap
. Mendukung penutup atap

Bahan : Kayu
Baja
Beton
Baja ringan

20
Pemasangan kuda kuda beton
Bagian dari Kuda-kuda Kayu
Kaki kuda-kuda(split)
Balok Datar (bim balk)
Balok Penggantung (hanger)
Balok Penyokong (skoor)
Balok Gapit

Bagian lain dari rangka atap


Balok Angin
Balok Gording
Balok Bubungan
Balok Tembok
Usuk / Kaso ukuran 5/7 setiap 50 cm
Reng ukuran 2/3
Papan bubungan ukuran 2/20
Jurai

23
Setelah pemasangan kuda-kuda selesai, dilanjutkan dengan
pemasangan gording kayu sesuai dengan gambar rencana.
Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan usuk kayu ukuran 5/7
dengan jarak 50 cm. Usuk dipasang dalam posisi penampang berdiri
dan dipaku terhadap gording.
Pada bagian ujung atas atap ( pada pertemuan antar usuk ) dipasang
papan bubungan ukuran 2/20.
Setelah itu, diatas usuk dipasang reng ukuran 2/3 dengan jarak 23,5
cm. Reng dipasang dengan posisi penampang tidur dan dipaku
terhadap usuk.
Setelah semua reng terpasang, ujung terbawah usuk diratakan untuk
pemasangan papan lisplank dengan cara dipaku.
Rencana Atap Sumber: Konstruksi Bangunan Gedung Tidak Bertingkat,
Ir.Benny Puspantoro, MSc

25
Sumber: Konstruksi Bangunan Gedung Tidak Bertingkat,
Ir.Benny Puspantoro, MSc

26
Sumber: Konstruksi Bangunan Gedung Tidak Bertingkat,
Ir.Benny Puspantoro, MSc
27
Sumber: Konstruksi Bangunan Gedung Tidak Bertingkat,
Ir.Benny Puspantoro, MSc
28
Genting tanah liat
keramik
beton
metal
Sirap kayu keras
Asbes
Seng

29
Setelah pemasangan rangka atap selesai, dilanjutkan
dengan pemasangan genteng .
Genteng dipasang dari sisi bawah untuk memudahkan
proses pengaitan antar genteng.
Tutup pertemuan genteng paling atas dengan beton
tumbuk, kemudian tutup dengan genteng bubungan.
Rapikan sambungan antara genteng bubungan dengan
acian.
Sumber: Konstruksi Bangunan Gedung Tidak Bertingkat,
Ir.Benny Puspantoro, MSc

33
PEMASANGAN PADA DINDING

ATAP DIAKHIRI 34
LISTPLANK KAYU
SAMPUN RUMIYIN NGGIH...

SEKILAN
DAN
TERIMA KASUR

Anda mungkin juga menyukai