KELOMPOK 6_IB
KELAS 1B
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I
Landasan teori
Intervensi fisioterapi
Lumbopelvic rhythm
Bab II
Tujuan Percobaan
Alat-alat Percobaan
Prosedur
Pembahasan / Perhitungan
Bab III
Kesimpulan
Penutup
Daftar Pustaka
Bab I
Landasan Teori
Punggung manusia merupakan aspek tubuh bagian belakang mulai dari bawah leher
sampai diatas pinggul. Tulang belakang kita terdiri dari 33 ruas (7 tulang leher, 12
punggung, 5 pinggang, 5 tulang pinggul, 4 tulang duduk) yang mana berfungsi sebagai
pelindung bagi jaringan dan syaraf tulang belakang, penyangga berat badan, poros
dan sumbu yang kuat dan lentur untuk kepala, dan sebagai postur dan penggerak
Menurut anatomi tubuh, tulang belakang manusia terdiri dari ruas-ruas yang
diantara ruas-ruas tersebut terdapat bantalan tulang belakang yang disebut discus
berat badan manusia sehingga manusia sebagai mahluk yang ditakdirkan berkaki dua
Manual handling adalah suatu kegiatan yang menggunakan kekuatan badan sebagai
menarik, memindahkan sesuatu yang menggunakan tenaga seorang diri tanpa alat
bantu.
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang salah.
Pada kenyataannya manual handling sering kali tidak dapat dihindari dalam sebuah
Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan akibat dari kesalahan dalam bekerja
tanpa alat bantu seperti, cedera tangan dan kaki, otot terkilir atau keseleo. Selain
itu penyakit yang dapat ditimbulkan dari kegiatan manual handling dalam hal angkat-
cedera tulang belakang seperti back pain (nyeri pinggang), atau lebih parah lagi bisa
terkena low back pain (nyeri pinggang bawah). Penyakit ini bisa dikategorikan
sebagai cedera tulang belakang kronis yang diakibatkan karena teknik mengangkat
yang tidak tepat, terlalu sering membungkuk, mengangkat yang berulang-ulang tanpa
memikirkan tehnik yang lebih baik apabila pekerjaan itu sering dilakukan. Ada pula
penyakit yang dapat ditimbulkan adalah saraf terjepit. Ini terjadi akibat dari isi
discus yang ada didalam tulang belakang keluar dan menekan saraf yang ada
dibelakangnya.
Menurut statistic sekitar 80% penduduk dunia merasakan nyeri di bagian belakang
tubuhnya. Dari jumlah itu, sekitar 20% berhubungan dengan tulang belakang. Tidak
sedikit penderita menahun mengidap rasa sakit pada tulang belakang. Penderita
seperti ini, menggerakkan tubuh saja tidak bisa dan kesakitan jika tidur miring.
Anatomi
Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar klinisi dapat menentukan elemen apa
Tulang vertebrae merupakan struktur komplek yang secara garis besar terbagi atas
vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot
penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebra antara satu
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan
otot (aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini
stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan
bangunan yang tidak peka nyeri. Dari gambar di atas, tampak bahwa yang merupakan
Articulatio zygoapophyseal
Lig. Supraspinosum.
Secara anatomis kolumna vertebralis terdiri dari 33 ruas tulang yaitu 7 ruas tulang
servikalis, 12 ruas tulang thorakalis, 5 ruas tulang lumbalis, 5 ruas tulang sakralis,
dan 4 ruas tulang koksigeus. Secara fungsional kolumna vertebralis merupakan satu
Vertebra lumbal terdiri dari lima dan tiap ruas dipisahkan oleh diskus
intervertebralis, sedang os sacrum juga terdiri dari 5 ruas tetapi ruas S1 sampai
S5 menyatu. Beban pada vertebra lumbalis paling besar dan secara anatomis-
kinesiologis mempunyai siri spesifik dan berkaitan dengan hip-pelvic complex dan
lower thorax spine. Vertebra lumbalis memiliki mobilitas yang besar dan spesifik
sehingga menuntut konskuensi stabilitas yang besar dan spesifik pula, yang dibentuk
oleh facet, discus, ligamen, dan otot disamping korpus itu sendiri. Berikut ini adalah
gambaran tentang pilar anterior dan posterior columna vertebralis yang mana pilar
anterior berfungsi untuk menyangga berat badan dan ini merupakan struktur utama
1)Pilar Anterior
Pilar anterior ini struktur utamanya adalah korpus vertebra dan diskus
intervertebralis yang berfungsi untuk menyangga berat badan dan karena berat
badan kita terpusat di tulang belakang bagian bawah, maka korpus vertebra di
daerah lumbosakral bentuknya lebih besar dan kuat daripada daerah servikal atau
thorakal.
Bagian pilar anterior diperkuat oleh ligamentum longitudinale anterior yang melekat
erat pada korpus vertebra dan anulus fibrosus, bagian posterior oleh ligamentum
longitudinale posterior.
2)Pilar Posterior
Pilar posterior terdiri atas ; dua arkus vertebra yaitu dua processus transverses,
satu processus spinosus dan dua pasang articularis superior dan inferior. Sendi ini
disebut sendi facet atau articulatio intervertebralis karena diselubungi oleh kapsul
3)Muskular
(mechanical Low Back Pain), adanya peregangan pada tendon, ligamen, fascia dan
Faktor-faktor biomakanik penyebab nyeri punggung bawah adalah faktor statik dan
faktor dinamik.
a.Faktor Statik
Terjadi akibat adanya deviasi dari postur atau sikap tubuh berupa kiposis atau
skoliosis, sehingga terjadi perubahan titik pusat berat badan ( TPBB ). Tubuh akan
berusaha mengembalikan TPBB ke tempat yang normal dengan kekuatan ekstra dan
sering diikuti peregangan dari otot dan tendon yang dapat menimbulkan nyeri. Bila
terjadi terus-menerus dalam waktu yang lama akan menimbulkan hipertonus dan
b.Faktor Dinamik
Pada nyeri punggung bawah karena faktor dinamik, yang salah satu penyebabnya
adalah tekanan abnormal pada punggung bawah yang normal, misalnya beban terlalu
berat sehingga otot tidak mampu menahan atau mengangkat beban terlalu lama
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang terangsang oleh
berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini akan direspon dengan
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan terlibatnya
berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer
penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya nosiseptor dari
nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan sepanjang serabut
saraf dan bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan.
Kemungkinan kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi
perubahan biomolekuler di mana terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya.
terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini merupakan dasar pemeriksaan
Laseque.
Definisi
Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain didefinisikan sebagai nyeri dan
ketidaknyamanan, yang terlokalisasi di bawah sudut iga terakhir (costal margin) dan
di atas lipat bokong bawah (gluteal inferior fold), dengan atau tanpa nyeri pada
tungkai.
menjadi 3 yaitu, akut, sub akut, dan kronis. Nyeri punggung bawah akut
didefinisikan sebagai timbulnya episode nyeri punggung bawah yang menetap dengan
durasi kurang dari 6 minggu. Untuk durasi antara 6-12 minggu didefinisikan sebagai
nyeri punggung bawah sub akut, sedangkan untuk durasi lebih panjang dari 12
Pada dasarnya, timbulnya rasa nyeri pada NPB diakibatkan oleh terjadinya tekanan
pada susunan saraf tepi yang terjepit pada area tersebut. Secara umum kondisi ini
seringkali terkait dengan trauma mekanik akut, namun dapat juga sebagai akumulasi
dari beberapa trauma dalam kurun waktu tertentu. Akumulasi trauma dalam jangka
panjang seringkali ditemukan pada tempat kerja. Kebanyakan kasus NPB terjadi
berlebihan, ketegangan otot, cedera otot, ligamen, maupun diskus yang menyokong
tulang belakang. Namun, keadaan ini dapat juga disebabkan oleh keadaan non-
mekanik seperti peradangan pada ankilosing spondilitis dan infeksi, neoplasma, dan
osteoporosis.
Patofisiologi dari NPB sangatlah kompleks. Beragam struktur anatomi dan elemen
dari tulang lumbal (tulang, ligamen, tendon, otot, dan diskus) diyakini sangat
berperan dalam timbulnya gangguan. Sebagian besar dari elemen lumbal memiliki
inervasi sensorik sehingga dapat memicu sinyal nosiseptif yang timbul sebagai
respons terhadap stimulus kerusakan jaringan. Sebab lainnya adalah gangguan pada
saraf, contohnya adalah skiatika. Pada kasus NPB kronis, seringkali dijumpai
Adanya nyeri pada daerah lumbal atau lumbosakral tanpa penjalaran atau
keterlibatan neurologis
Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan tergantung dari
aktivitas fisik
Gejala : nyeri yang menjalar ke lutut, tungkai, kaki, ataupun adanya rasa baal
di daerah nyeri
atau refleks
Red flag NPB dengan kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi
kendaraan bermotor
Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi telentang
Riwayat atau ada kecurigaan kanker, HIV, atau keadaan patologis lainnya yang
Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, menggigil, dan atau
demam
Risiko untuk terjadinya kondisi yang lebih berat adalah awitan NPB pada usia
Setiap gejala yang dialami yang disebutkan di atas, tentu saja harus mendapatkan
Usia
Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan umur. Secara
teori, nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa saja,
pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada
kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa
faktor etiologik tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua.
Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua
dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima.1 Bahkan keluhan nyeri
pinggang ini semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.
Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan nyeri
pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami
Status Antropometri
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri
pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan
Pekerjaan
rangka terutama adalah kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan
barang, gerakan berulang, posisi atau sikap tubuh selama bekerja (awkward
posture), getaran, dan kerja statis. Oleh karena itu, riwayat pekerjaan
ini.
Aktivitas / olahraga
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering tidak
posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja
kantoran yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang
punggungnya pada waktu menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri
dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti
tidur pada kasur yang tidak menopang tulang belakang. Kasur yang diletakkan
di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya lentur.
aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1
jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton
lebih dari 2 jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak
tangga dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula
Kebiasaan merokok
Abnormalitas struktur
menjadikan beban yang ditumpu oleh tulang belakang jatuh tidak pada
tulang belakang.
Tujuan utama dari penatalaksanaan kasus NPB adalah untuk menghilangkan nyeri,
medikamentosa, dan juga dapat berupa terapi non medikamentosa yang akan
dijelaskan kemudian.
Pencegahan
Telah dibahas sebelumnya bahwa kejadian NPB pada pekerja sangat terkait dengan
pekerjaan yang dilakukannya. Risiko di tempat kerja meliputi kerja fisik berat,
penanganan dan cara pengangkatan barang, gerakan berulang, posisi atau sikap
tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja statis. Maka, tindakan pencegahan yang
tempat kerja.
berikut :
Pekerja perlu mendapatkan edukasi tentang cara bekerja yang baik, dalam hal
ini yang terkait dengan gangguan NPB. Edukasi dapat meliputi teknik
Bila memang ada faktor risiko pekerjaan terhadap timbulnya NPB di tempat
kerja, maka perlu dilakukan upaya kontrol. Upaya ini dapat meliputi pengadaan
mesin pengangkat, ban berjalan, dan sebagainya. Adanya regulasi khusus dari
pekerja adalah langkah yang baik. Demikian juga halnya dengan pembatasan
waktu bekerja. Faktor risiko individu, bila ada, juga harus dikendalikan.
Walaupun belum didapatkan bukti yang kuat bahwa modifikasi faktor risiko
Pemilihan pekerja
itu berhadapan dengan faktor risiko yang ada di tempat kerja. Penggunaan
rontgen dan tes kekuatan sebagai salah satu alat skrining tidak dianjurkan
Meningkatkan produktivitas
Anamnesis
Anamnesis yang cermat dan terperinci tentang sifat nyeri, saat timbulnya, lokalisasi
adanya trauma, sikap tubuh yang salah, misalnya waktu mengangkat beban, kegiatan
fisik atau olahraga yang tidak biasa, dan penyakit yang dapat berhubungan dengan
Adanya keluhan neurologis perlu diperhatikan dan perlu pemeriksaan neurologis yang
lebih teliti, dan bahkan perlu pemeriksaan kemungkinan adanya tanda keganasan.
diperlukan, bahkan perlu teknik khusus dan alat lebih canggih seperti MRI, CT Scan,
Penyebab nyeri pinggang ini sangat bervariasi dari yang ringan seperti sikap tubuh
yang salah sampai yang berat dan sangat serius, misalnya oleh keganasan. Kondisi
psikologis seperti neurosis, histeria dan reaksi konversi mungkin pula berkaitan
dengan nyeri pinggang. Depresi lebih jarang sebagai penyebab nyeri pinggang,
Inspeksi :
Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang membuat nyeri
dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya lordosis serta adanya skoliosis.
Berkurang sampai hilangnya lordosis lumbal dapat disebabkan oleh spasme otot
paravertebral.
Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan nyeri pada
tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf yang terinflamasi
diatas suatu diskus protusio sehingga meninggikan tekanan pada saraf spinal
Lokasi dari HNP biasanya dapat ditentukan bila pasien disuruh membungkuk
ke depan ke lateral kanan dan kiri. Fleksi ke depan, ke suatu sisi atau ke
Palpasi :
Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya kemungkinan suatu
kiri prosesus spinosus sambil melihat respons pasien. Pada spondilolistesis yang
yang terkena. Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk
mencari adanya fraktur pada vertebra. Pemeriksaan fisik yang lain memfokuskan
Refleks yang menurun atau menghilang secara simetris tidak begitu berguna pada
diagnosis NPB dan juga tidak dapat dipakai untuk melokalisasi level kelainan, kecuali
pada sindroma kauda ekuina atau adanya neuropati yang bersamaan. Refleks patella
terutama menunjukkan adanya gangguan dari radiks L4 dan kurang dari L2 dan L3.
Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada hiperefleksia
yang menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor neuron (UMN). Dari
pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang berupa UMN atau
LMN.
Pemeriksaan motoris : harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan
kedua sisi untuk menemukan abnormalitas motoris yang seringan mungkin dengan
membutuhkan perhatian dari penderita dan tak jarang keliru, tapi tetap penting arti
atau S1. Secara klinis tanda Laseque dilakukan dengan fleksi pada lutut terlebih
dahulu, lalu di panggul sampai 900 lalu dengan perlahan-lahan dan graduil dilakukan
ekstensi lutut dan gerakan ini akan menghasilkan nyeri pada tungkai pasien
terutama di betis (tes yang positif) dan nyeri akan berkurang bila lutut dalam
keadaan fleksi. Terdapat modifikasi tes ini dengan mengangkat tungkai dengan lutut
yang lain semua dianggap positif bila menyebabkan suatu nyeri radikuler. Cara
laseque yang menimbulkan nyeri pada tungkai kontra lateral merupakan tanda
Pada tanda laseque, makin kecil sudut yang dibuat untuk menimbulkan nyeri makin
tanda laseque kontralateral. Tanda Laseque adalah tanda pre-operatif yang terbaik
untuk suatu HNP, yang terlihat pada 96,8% dari 2157 pasien yang secara operatif
terbukti menderita HNP dan pada hernia yang besar dan lengkap tanda ini malahan
positif pada 96,8% pasien. Harus diketahui bahwa tanda Laseque berhubungan
dengan usia dan tidak begitu sering dijumpai pada penderita yang tua dibandingkan
yang sama, namun bila tungkai yang tidak nyeri diangkat akan menimbulkan suatu
respons yang positif pada tungkai kontralateral yang sakit dan menunjukkan adanya
suatu HNP.
Penatalaksanaan HNP
Penatalaksanaan NPB diberikan untuk meredakan gejala akut dan mengatasi etiologi.
Pada kasus HNP, terapi dibagi berdasarkan terapi konservatif ,terapi fisik dan
terapi operatif.
Terapi konservatif
Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki kondisi fisik
pasien dan melindungi dan meningkatkan fungsi tulang punggung secara keseluruhan.
90% pasien akan membaik dalam waktu 6 minggu, hanya sisanya yang membutuhkan
pembedahan.
Terapi fisik
Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak terbukti
bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan traksi dengan
tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam kecepatan
penyembuhan.
Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme otot.
Pada keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila terdapat
edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada NPB akut namun dapat digunakan untuk
mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri pada NPB kronis. Sebagai
penyangga korset dapat mengurangi beban pada diskus serta dapat mengurangi
spasme.
Latihan
jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan dan penguatan.
sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan otot, ligamen
Punggung yang kaku berarti kurang fleksibel akibatnya vertebra lumbosakral tidak
Latihan untuk kelenturan punggung adalah dengan membuat posisi meringkuk seperti
bayi dari posisi terlentang. Tungkai digunakan sebagai tumpuan tarikan. Untuk
teregang, dilakukan fleksi bertahap punggung bawah bersamaan dengan fleksi leher
dan membawa dagu ke dada. Dengan gerakan ini sendi akan mencapai rentang
Latihan penguatan
Latihan pergelangan kaki: Gerakkan pergelangan kaki ke depan dan belakang dari
posisi berbaring.
Latihan menggerakkan tumit: Dari posisi berbaring lutut ditekuk dan kembali
Latihan mengangkat panggul: Pasien dalam posisi telentang, dengan lutut dan
punggung fleksi, kaki bertumpu di lantai. Kemudian punggung ditekankan pada lantai
dan panggul diangkat pelan-pelan dari lantai, dibantu dengan tangan yang bertumpu
Latihan berdiri: Berdiri membelakangi dinding dengan jarak 10-20 cm, kemudian
pada anulus diskus posterior, ligamen dan otot erector spinae. Latihan dilakukan
dari posisi duduk, kaki lurus ke depan dan badan dibungkukkan untuk berusaha
Latihan berjinjit: Latihan dilakukan dengan berdiri dengan seimbang pada 2 kaki,
kemudian berjinjit (mengangkat tumit) dan kembali seperti semula. Gerakan ini
dilakukan 10 kali.
Latihan mengangkat kaki: Latihan dilakukan dengan menekuk satu lutut, meluruskan
kaki yang lain dan mengangkatnya dalam posisi lurus 10-20 cm dan tahan selama 1-5
Proper body mechanics: Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh
Terapi operatif
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi pada saraf
sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif pada HNP harus
10
berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:
Suatu gerakan koordinasi antara lumbal spine dan pelvis terjadi selama inifleksi
Pada saat kepala dan upper trunk (punggung atas) mulai fleksi, maka pelvis akan
Ketika trunk berlanjut ke fleksi, maka dikontrol oleh otot ekstensor spine sampai
sekitar 45o.
Kemudian ligamen-ligamen bagian posterior akan tegang dan orientasi facet dalam
bidang frontal, sehingga memberikan stabilitas pada vertebra & otot relax.
Pada akhir ROM, pelvis mulai berotasi ke de-pan (forward tilt) yang dikontrol oleh
Kemudian pelvis melanjutkan rotasi ke depan sampai pemanjangan penuh akhir ROM
Pada saat trunk kembali ke posisi tegak, diawal gerakan otot ekstensor hip
Kemudian otot ekstensor spine memanjangkan spine (ekstensi trunk) dari posisi
fleksi.
Lumbopelvic rhythm dapat terganggu akibat kebiasaan postur yang jelek,
keterbatasan pan-jang otot atau fascia, atau injury dan gangguan propriosepsi.
Bab II
punggung
A.Tujuan percobaan
Tujuan utama dari penatalaksanaan kasus NPB adalah untuk menghilangkan nyeri,
medikamentosa, dan juga dapat berupa terapi non medikamentosa yang akan
dijelaskan kemudian.
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan menganalisa biomekanik prinsip kerja poros
sendi tulang punggung yang dilakukan untuk mendapatkan beberapa tujuan antara
lain :
fariasi beban.
posisi membungkuk.
B.Alat-alat percobaan
Busur derajat : Untuk mengukur derajat pembungkukan dari
percobaan.
Jam tangan : Untuk menghitung waktu
Dalam percobaan ini akan dikaji beberapa besaran fisis penting dari prinsip
biomekanik kerja poros sendi tulang punggung ketika menopang tulang panggung atas
yang pada prinsipnya berfungsi sebagai tuas . Beberapa besara fisis itu antara lain :
Keuntunagan biomeanik , besar atau kecilnya gaya tumpuan pada poros tulang
punggungterbawah dan juga gaya kontraksi otot tulang punggung atas karena
beberapa orientasi dari posisi membungkuk atau variasi sudut , serta efek fisiology
yang ditimbulkan oleh poros sendi tulang punggung terbawah sebagai tumpuan
penentuan beberapa contoh disain tipe gaya membungkuk dari pengukuran ini
akan dilakukan antara lain dengan menentukan beberapa posisi membungkuk karena
perubahan pergerakan tulang punggung atas baik itu kearah bawah maupun ke atas
Posisi 45 ke atas
Posisi 45 ke bawah
Posisi 0
seperti pada gambar diatas , dan catat variasi sudut dengan lam waktu
efek fisiology yang dirasakan ketika bertahan dalam periode waktu yang
punggung atau poros sendi atau terasa pada otot punggung , dll .
T
(detik)
Keterangan :
membungkuk.
E. Pembahasan / perhitungan
1) 00
R= w
= 60,3
= 60,3
0 x 0,98 1 x 0,2
0 0,2 - 0,2
F = R cos KB = w/F
= -301,5 x 1 - 301,5
= - 301,5 = - 0,2
2) 150
R = w
= 60,3
= 60,3
= 0,9648 0,96
3) 300
R = w
= 60,3
= 60,3
= 190,82 x 0,87
= 166
4) 450
R = W
= 60,3
= 60,3
= 76,75
Bab III
Kesimpulan
Nyeri pinggang saat ini merupakan suatu keadaan yang menyebabkan terjadinya
Hal ini akan menyebabkan timbulnya gangguan dalam produktifitas kerja sehingga
lengkap tentang gejala nyeri pinggang dan melakukan pemeriksaan tulang belakang
bagian lumbosakral, seseorang harus memahami dulu struktur normal dan kinetik
misal usia, pekerjaan, bagaimana etiologi dan berat penyakit, reaksi terhadap
penyakit dan adanya deficit neurologik. Sebagai contoh penderita yang terkena
nyeri pinggang bawah dengan herniasi discus tulang belakang, apabila sudah
maksimal.
Jadi disini penting sekali perlunya anamnesa antara pasien dengan tanaga medis,
sehingga faktor resiko yang mencetuskan nyeri pinggang bawah dapat dicegah.
Apabila diberi penanganan secara konservatif, ternyata rasa nyeri masih menetap,
Kasjmir YI. Penatalaksanaan Medik Nyeri Punggung Bawah. Dalam Meliala L, Suryono
Yogyakarta, 2003.
Meliala L. Patofisiologi Nyeri pada Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala L, Nyeri
Referensi Internet
november 2011
http://fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-pain/ diakses
from:URLhttp://www.afp/low%20back%20pain\Diagnosis%20Management%20of%
Wheeler AH, Stubbart J. Pathophysology of chronic back pain. Up date April 13,
2006. www.emedicine.com/neuro/topic516.htm