Anda di halaman 1dari 12

PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF)

EKSTRAK DAN FRAKSI RIMPANG LENGKUAS (Alpinia


galanga) SEBAGAI TABIR SURYA DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
NELLI KARINA
NIM. I21111034

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF) EKSTRAK DAN
FRAKSI RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga) SEBAGAI TABIR
SURYA DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

NASKAH PUBLIKASI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi


(S.Farm) pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura Pontianak

Oleh :

NELLI KARINA
NIM. I21111034

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF) EKSTRAK DAN FRAKSI
RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galanga) SEBAGAI TABIR SURYA DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Nelli Karina, Sri Luliana, Ressi Susanti


Program Studi Farmasi Universitas Tanjungpura

ABSTRAK
Besarnya kemampuan tabir surya ditentukan melalui nilai SPF yang menyatakan lamanya
kulit seseorang berada dibawah sinar matahari tanpa mengalami sengatan surya. Penelitian ini
bertujuan untuk memperkirakan nilai SPF dari ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat
dan fraksi air rimpang lengkuas (Alpinia galanga). Rimpang A. galanga memiliki kandungan
metil sinamat yang dapat berkhasiat sebagai tabir surya. Penelitian dilakukan secara in vitro
menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Absorbansi ekstrak dan fraksi rimpang A.
galanga diukur pada panjang gelombang sinar UV-B yaitu 290-320 nm. Penentuan nilai SPF
didasarkan pada persamaan Mansur. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan
fraksi air rimpang A. galanga memiliki aktivitas perlindungan yang minimal dengan nilai SPF
masing-masing 0,690,13 dan 1,490,53. Fraksi n-heksan memiliki aktivitas perlindungan ekstra
dengan nilai SPF 7,210,38. Fraksi etil asetat memiliki nilai SPF paling tinggi yaitu 7,750,17
dengan kategori perlindungan ekstra. Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan
signifikan antara ekstrak etanol rimpang A. galanga dengan fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan
fraksi air. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat rimpang A. galanga
memiliki nilai SPF paling tinggi sehingga berpotensi sebagai tabir surya terhadap proteksi sinar
UV-B.

Kata Kunci : Tabir surya, SPF, Alpinia galanga, persamaan Mansur

ABSTRACT

The ability of sunscreen is determined by SPF value that defined how long human skin
can prevent the sun radiation without getting sunburn. This present study was aimed to determine
the SPF value of ethanol extract, N-hexane fraction, ethyl acetate fraction and water fraction of
galangal (Alpinia galanga) rhizome. A. galanga rhizome contains methyl cinnamic that can give
the effect as sunscreen. In this study, the SPF value was determined by in vitro using
Spectrophotometry UV-Vis method. The absorbance of extract and fraction from A. galanga
rhizome was measured over UV-B radiation wavelength (290-320 nm). The measurement of SPF
value was calculated by Mansur equation. The study showed that the UV protection activity of
ethanol extract and water fraction from A. galanga rhizome was minimal protection with each
SPF value 0,690,13 and 1,490,53. The UV activity of n-hexane fraction was extra protection
with SPF 7,210,38. Ethyl acetate fraction had the highest SPF 7,750,17 with category extra
UV protection. The data analysis showed that there were no significant difference between
ethanol extract of A. galanga rhizome and n-hexane, ethyl acetate, and water fraction. The
conclusion from this study is ethyl acetate fraction of A. galanga rhizome had the highest SPF
and potential as sunscreen protection from UV-B radiation.

Keyword : Sunscreen, SPF, Alpinia galanga, Mansur equation


PENDAHULUAN
Radiasi sinar matahari terdiri dari seskuiterpen, pinen, kaemferida, galangan,
sinar inframerah (panjang gelombang >760 galangol, dan metil sinamat(5). Umumnya
nm), sinar tampak (400-760 nm), dan sinar senyawa tabir surya sintetik seperti turunan
UV (ultraviolet) yang terdiri dari UV-A sinamat mempunyai rantai panjang dan
(320-400 nm), UV-B (290-320 nm) serta sistem ikatan rangkap terkonjugasi yang
UV-C (200-290 nm). Sinar matahari yang akan mengalami resonansi selama terkena
sampai di permukaan bumi dan mempunyai pancaran sinar UV sehingga berkhahsiat
dampak terhadap kulit adalah sinar UV-A sebagai tabir surya(6).
dan UV-B(1). Efektivitas tabir surya dinyatakan
Efek merugikan yang dapat dengan nilai SPF (Sun Protection Factor).
ditimbulkan oleh radiasi ultraviolet pada Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kulit adalah terjadinya kerusakan epidermis aktivitas tabir surya dari masing-masing
yang biasa disebut dengan sengatan surya, ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil
pigmentasi, pengkerutan kulit, penuaan kulit asetat dan fraksi air rimpang A. galanga
dini, dan pada penyinaran yang lama melalui penentuan nilai SPF secara in vitro
dibawah terik matahari dapat mengakibatkan berdasarkan persamaan Mansur.
perubahan pada jaringan pengikat dalam METODE PENELITIAN
lapisan stratum korneum(2). Alat
Jika penyinaran matahari terjadi Spektrofotometri UV-Vis
secara berlebihan, jaringan epidermis kulit (Shimadzu), rotary evaporator, waterbath,
tidak cukup mampu melawan efek negatif timbangan analitik, corong pisah (Pyrex),
tersebut, sehingga diperlukan perlindungan plat silica GF 254 dan alat-alat gelas
baik secara fisik dengan menutupi tubuh dan (Pyrex).
secara kimia dengan menggunakan tabir Bahan
(3)
surya . Tabir surya adalah sediaan yang Etanol, n-heksan, etil asetat, air dan
digunakan pada permukaan kulit yang Parasol. Sampel yang digunakan pada
bekerja menyerap, menghamburkan atau penelitian ini adalah rimpang A. galanga
(4)
memantulkan sinar ultraviolet . yang diperoleh di Jalan Kalimas, Kota
Lengkuas (Alpinia galanga) Pontianak, Kalimantan Barat dan diambil
mengandung kamfer, sineol, eugenol, pada pagi hari. Sampel yang didapat
dideterminasi di Laboratorium Biologi dalam etanol 96% dan dibuat dalam
Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura. konsentrasi 0,02%. Spektrum larutan sampel
Sampel yang dipastikan benar kemudian kemudian diukur pada panjang gelombang
dikeringkan menjadi simplisia. 290-320 nm tiap kenaikan 5 nm
Ekstraksi dan Fraksinasi menggunakan Spektrofotometri UV-Vis dan
Sebanyak 110 gram simplisia kering digunakan etanol sebagai blanko.
rimpang A. galanga dimaserasi dengan Penentuan Nilai SPF
pelarut etanol 80%. Maserat kemudian Penentuan nilai SPF dilakukan
dipekatkan dengan rotary evaporator pada
berdasarkan persamaan Mansur yaitu(7) :
suhu 40 hingga diperoleh ekstrak kental
sebanyak 26,49 gram. Ekstrak kemudian = () () ()
dipartisi menggunakan corong pisah dengan
pelarut n-heksan, etil asetat dan air. Fraksi Keterangan :
yang diperoleh kemudian dipekatkan diatas CF : Faktor koreksi
waterbath hingga diperoleh fraksi kental. EE : Spektrum efek eritema
Identifikasi Sinamat dengan KLT I : Spektrum inetensitas cahaya
Ekstrak etanol rimpang A. galanga Abs : Absorbansi sampel tabir surya
dielusi dengan n-heksan : etil asetat (2:1).
Nilai EE x I adalah suatu konstanta dan telah
Plat KLT diamati dibawah sinar UV 254 nm
ditetapkan (tabel 1).
dan 366 nm dan dihitung nilai Rf terhadap
noda yang dihasilkan.
Tabel 1. Nilai EE x I(7)
Skrining Fitokimia
Panjang
Skrining fitokimia dilakukan pada Gelombang EE x I
ekstrak dan fraksi rimpang A. galanga ( nm)
290 0.015
meliputi pemeriksaan alkaloid, fenol,
295 0.0817
flavonoid, tanin, saponin dan 300 0.2874
steroid/terpenoid. 305 0.3278
310 0.1864
Uji Aktivitas Tabir Surya
315 0.0839
Masing-masing sampel ekstrak 320 0.018
etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan Total 1
fraksi air rimpang A.galanga dilarutkan di
Analisis Data Hasil KLT turunan sinamat
Data yang diperoleh yaitu nilai SPF menunjukkan adanya noda pada plat KLT
dari masing-masing ekstrak, fraksi air, etil yang diamati dibawah sinar UV. Pada
asetat dan n-heksan dianalisis menggunakan penampakan di bawah sinar UV 366 nm
program SPSS. Uji homogenitas dilakukan terdapat noda kuning redup, dan pada sinar
dengan uji Levene,s Test. Uji normalitas data UV 254 nm terdapat noda yang berwarna
dilakukan dengan uji Kolmogrov-Smirnov. gelap. Noda tersebut memiliki nilai Rf 0,86
Data kemudian dianalisis dengan One Way dan diduga merupakan metil sinamat (8).
ANOVA untuk membandingan nilai SPF
Hasil Fraksinasi
antar masing sampel.
Tabel 2. Hasil Fraksinasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Jumlah
Berdasarkan hasil identifikasi Pelarut Rendemen
Ekstrak Fraksi
tanaman yang dilakukan di Laboratorium Air 14,52 85,41%
Biologi Fakultas MIPA Universitas N-
17 g 0,66 3,88%
heksan
Tanjungpura menyatakan bahwa tanaman Etil
0,95 5,58%
yang digunakan pada penelitian ini adalah asetat
tanaman lengkuas dengan spesies Alpinia
Hasil fraksinasi menunjukkan
galanga (L.) Willd dan sinonim Languas
adanya perbedaan nilai rendemen yang
galanga (L.) Stuntz.
ekstrak etanol rimpang A. galanga yang
Identifikasi Sinamat dengan KLT
difraksinasi menggunakan pelarut berbeda.
Fraksi air memiliki rendemen paling tinggi
dibandingkan dengan fraksi n-heksan dan
Rf 0,86
fraksi etil asetat.
Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia
menunjukkan adanya perbedaan kandungan
metabolit sekunder pada masing-masing
A B
ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil
Gambar 1. Kromatografi Lapis Tipis asetat dan fraksi air rimpang A. galanga
dibawah sinar UV 366 nm (A) dan 254 (tabel 3).
nm (B)
Tabel 3. Skrining Fitokimia Ekstrak dan Fraksi Rimpang A. galanga
Hasil
Pemeriksaan Reagen Ekstrak Fraksi N- Fraksi Etil
Fraksi Air
Etanol heksan Asetat
1. Dragendorf - - - -
Alkaloid 2. Mayer - - - -
3. Wagner - - - -
Fenol FeCl3 + - + +
Flavonoid Mg + HCl + - - -
Gelatin +
Tanin + - - -
NaCl
Saponin Akuades - - - -
Lieberman-
Steroid/Terpenoid +/+ +/+ +/+ -/+
Burchard

Uji Aktivitas Tabir Surya panjang gelombang 320 nm. Fraksi etil
Absorbansi larutan sampel diukur asetat memiliki absorbansi paling tinggi
pada panjang gelombang 290-320 nm yang pada daerah panjang gelombang UV-B
merupakan panjang gelombang sinar UV-B (290-360 nm).
yang berada pada daerah eritmogenik yang Penentuan Nilai SPF
dapat menimbulkan sengatan surya. Sinar Nilai SPF diperoleh dari hasil
UV-B merupakan kelompok sinar berbahaya pengukuran absorbansi pada panjang
yang dapat menyebabkan kerusakan lebih gelombang 290-320 nm berdasarkan
cepat dan lebih mudah dibanding sinar UV- persamaan Mansur. Pada penelitian ini, nilai
A(9). Etanol digunakan sebagai blanko Faktor Koreksi (CF) yang digunakan adalah
karena kebanyakan golongan senyawa larut 7,76. Nilai CF ini diperoleh dengan
dalam pelarut tersebut dan etanol relatif mengukur absorbansi sediaan tabir surya
tidak memberikan gangguan serapan yang telah diketahui nilai SPF-nya. Sampel
terhadap senyawa yang dilarutkan(10,11). yang digunakan yaitu Parasol dengan SPF
Hasil pengukuran absorbansi ekstrak 15 dan dilarutkan dalam etanol 96%.
etanol rimpang A. galanga menunjukkan Absorbansi sampel Parasol kemudian diolah
absorbansi tertinggi pada panjang menggunakan persamaan Mansur sehingga
gelombang 290 nm. Nilai absorbansi diperoleh nilai CF yaitu 7,76.
semakin menurun dan paling rendah pada
1.8
1.6
1.4
Absorbansi (A)

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
290 295 300 305 310 315 320
Panjang Gelombang (nm)
Ekstrak Lengkuas Fraksi N-heksan
Fraksi Etil Asetat Fraksi Air

Gambar 2. Grafik Absorbansi Ekstrak dan Fraksi Rimpang A. galanga

Penentuan nilai CF digunakan untuk mempunyai rantai panjang dan sistem ikatan
mentoleransi penggunaan spektrofotometer rangkap terkonjugasi yang akan mengalami
dan pelarut (12), sehingga diharapkan nilai CF resonansi selama terkena pancaran sinar UV
yang digunakan dapat menjaga keakuratan sehingga dapat berkhasiat sebagai tabir
pengukuran sesuai dengan kondisi, peralatan surya(6).
dan bahan yang digunakan pada penelitian
9
ini. 8
Berdasarkan hasil pengukuran, 7
6
Nilai SPF

diperoleh nilai SPF paling tinggi pada fraksi


5
etil asetat, diikuti dengan fraksi n-heksan, 4
fraksi air dan ekstrak etanol rimpang A. 3
2
galanga. Aktivitas tabir surya yang 1
diberikan oleh rimpang A. galanga diduga 0
Ekstrak Fraksi N- Fraksi Etil Fraksi Air
disebabkan oleh adanya kandungan metil rimpang A. Heksan Asetat
galanga
sinamat. Metil sinamat merupakan salah satu
ester dari turunan sinamat yang memiliki Gambar 3. Grafik Nilai SPF ekstrak dan

ikatan rangkap terkonjugasi. Turunan Fraksi Rimpang A. galanga

sinamat seperti halnya metil sinamat


Nilai SPF ekstrak rimpang A. fraksi n-heksan dan memberikan aktivitas
galanga menunjukkan nilai yang sangat tabir surya.
rendah yaitu 0,69 0,13. Hal ini diduga Fraksi etil asetat rimpang A. galanga
karena pada ekstrak masih terdapat banyak memiliki nilai SPF paling tinggi yaitu 7,75
golongan senyawa serta senyawa pengotor 0,17 dan termasuk dalam kategori
lain yang mungkin mengganggu aktivitas perlindungan ekstra. Aktivitas tabir surya
dari senyawa yang berkhasiat sebagai tabir ini diduga disebabkan oleh adanya senyawa
surya. Senyawa lain yang bukan merupakan metil sinamat pada rimpang A. galanga.
senyawa aktif atau senyawa inert pada Turunan sinamat merupakan jenis senyawa
ekstrak lengkuas antara lain adalah lemak, yang termasuk dalam golongan
(13)
resin, gula, karbohidrat, serat dan pati . fenilpropanoid yang merupakan senyawa
fenol yang berasal dari biosintesis jalur
Tabel 4. Nilai SPF Ekstrak dan Fraksi
shikimat (15). Hal ini sesuai dengan hasil
Rimpang A. galanga
skrining fitokimia pada fraksi etil asetat
Sampel Nilai SPF Kategori yang menunjukkan adanya kandungan fenol.
Ekstrak Etanol 0,690,13 - Fenol merupakan senyawa aromatik yang
Fraksi N-Heksan 7,210,38 Ekstra dapat memberikan serapan di daerah
Fraksi Etil Asetat 7,750,17 Ekstra spektrum UV karena adanya ikatan rangkap
Fraksi Air 1,490,53 Minimal tunggal terkonjugasi sehingga dapat
berkhasiat sebagai tabir surya(10).
Nilai SPF fraksi N-heksan yaitu 7,21
0,38 yang termasuk dalam kategori
aktivitas perlindungan ekstra. N-heksan
merupakan pelarut non polar yang dapat
melarutkan minyak dan senyawa non polar
yang terdapat pada rimpang A. galanga.
Metil sinamat merupakan senyawa utama Gambar 4. Struktur Metil Sinamat
pada minyak atsiri rimpang A. galanga
dengan kadar 33,03% (14)
, sehingga diduga Metil sinamat merupakan suatu ester

metil sinamat pada minyak atsiri pada sinamat yang mengandung cincin benzena

rimpang A. galanga dapat terlarut pada dan gugus metoksi yang bersifat non polar
dan juga gugus karbonil yang bersifat sedikit
polar sehingga dapat disari dengan pelarut yang signifikan antara ekstrak etanol
yang memiliki variasi kepolaran seperti etil rimpang A. galanga dengan fraksi n-heksan,
asetat (11). Metil sinamat dapat memberikan fraksi etil asetat dan fraksi air dengan nilai p
serapan pada sinar UV karena memiliki < 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
gugus kromofor yaitu gugus benzen dan bahwa fraksinasi mempengaruhi aktivitas
gugus karbonil sehingga dapat memberikan tabir surya dari rimpang A. galanga dimana
(16)
aktivitas tabir surya . fraksi etil asetat merupakan fraksi yang
Radiasi sinar UV yang diserap memiliki aktivitas tabir surya dengan nilai
selama terkena pancaran sinar UV SPF paling tinggi.
menyebabkan molekulnya tereksitasi KESIMPULAN
menjadi bentuk yang memiliki energi lebih Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan
besar. Dan ketika molekul ini kembali ke fraksi air rimpang A. galanga memiliki
keadaan awal, energi diemisikan dalam aktivitas tabir surya. Berdasarkan persamaan
bentuk yang lebih rendah daripada energi Mansur, nilai SPF spektrofotometri paling
yang diserap sehingga dapat memberikan tinggi terdapat pada fraksi etil asetat 7,75
aktivitas tabir surya(17). 0,17 diikuti dengan fraksi n-heksan 7,21
Fraksi air rimpang A. galanga 0,38, fraksi air 1,49 0,53 dan ekstrak
memiliki nilai SPF paling rendah etanol rimpang A. galanga 0,69 0,13.
dibandingkan dengan fraksi lain yaitu 1,49
0,53 dan termasuk dalam kategori DAFTAR PUSTAKA
perlindungan minimal. Penggunaan pelarut 1. Wang, S.Q, Stanfield, M.S, &
Osterwalder, U. In Vitro Assessment of
air yang bersifat universal diduga tidak
UV A Protection by Populer Sunscreen
dapat melarutkan metil sinamat dengan Available in the United States. Journal
of America Dermatology. 2008. 59: 934-
sempurna sehingga memberikan aktivitas
42.
tabir surya yang kecil. Metil sinamat bersifat 2. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Formularium Kosmetika
sedikit larut di dalam air dengan tingkat
Indonesia. Jakarta: Departemen
kelarutan 387,1 mg/l pada suhu 25C(18). Kesehatan RI; 1985.
3. Wilkinson, J.B., & Moore, R.J. Harrys
Data nilai SPF yang diperoleh
Cosmeticology. 7th edition. New York:
bersifat homogen dan normal. Berdasarkan Chemical Publishing Company; 1982.
4. Gosfel, A.T, & Wuest, J.R. Sunburn,
hasil analisis SPSS dengan One Way
Sunscreens and Photosensitivity.
ANOVA dapat diketahui adanya perbedaan
American Pharmacy. 1981. 21(5): 46- 13. Hernani TM, dan Christina Winarti.
50. Pemilihan Pelarut pada Pemurnian
5. Pamungkas, Ratih Nila, Dewi Julaichah, Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga)
Shinta Dwi Prasasti & Miftahul Muslih. Secara Ekstraksi. Jurnal Pascapanen.
Pemanfaatan Lengkuas (Lenguas Vol 1. 2007: 1-8.
galanga L.) Sebagai Bahan Pengawet
Pengganti Formalin. PKM-AI. 2010. 14. Supriyadi, Sakha R. Karakteristik
6. Soeratri, W. Studi Proteksi Radiasi UV Mikrokapsul Minyak Atsiri dengan
Sinar Matahari Tahap 1 : Studi Maltodekstrin Sebagai Enkapsulan.
Efektivitas Protektor Kimia. Lembaga Jurnal Teknologi dan Industri Pangan;
Penelitian Universitas Airlangga 2013. Vol.24 : 1979-7788.
Surabaya. 2001. 15. Kristanti AN, Aminah NS, Tanjung M,
7. Dutra, Elizangela Abreu, Daniella Kurniadi B. Buku Ajar Fitokimia.
Almanca GCO, Erika Rosa MK, Maria Surabaya : Airlangga University Press;
Ines RMS. Determination of Sun 2008.
Protection Factor (SPF) of Sunscreens 16. Suryana A, Ngadiwiyana, Ismiyarta.
by Ultraviolet Spectrophotometry. Sintesis Metil Sinamat dari
Brazilian Journal of Pharmaceutical Sinamaldehida dan Uji Aktivitas Sebagai
Sciences; 2004. Vol. 40, n.3. Bahan Aktif Tabir Surya.
8. Khoirunnimah, Zulfa. Modifikasi 17. Wihelmina C.E. Pembuatan dan
Senyawa Metil Sinamat Melalui Proses Penentuan Nilai SPF Nanoemulasi Tabir
Nitrasi Serta Uji Toksisitas BSLT (Brine Surya Menggunakan Minyak Kencur
Shrimp Lethality Test) Terhadap Hasil (Keampferia galanga L.) Sebagai fase
Senyawa Modifikasi. Skripsi. 2012. Minyak. Skripsi. 2011.
9. Suyatno, Hidajati, Syarief N., Sri 18. Qudsi, Hadi. Modifikasi Struktur
Hidayati, Rinaningsih & Wakhida Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang
Hidayatin Nur. Uji In Vitro Aktivitas Diisolasi dari Kencur (Kaempferia
Tabir Surya Senyawa Turunan Sinamat galanga L.) dan Uji Aktivitas
Hasil Isolasi dari Rimpang Kencur Antiinflamasinya Secara In Vitro.
(Kaempferia galangal L.); 2007. Skripsi. 2014.
10. Harborne, J.B. Metode Fitokimia:
Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB.
1987.
11. Tahir I, Jumina, Yuliastuti. Analisis
Aktivitas Perlindungan Sinar UV Secara
In Vitro dan In Vivo dari Beberapa
Senyawa Ester Sinamat Produk Reaksi
Kondensasi Benzaldehida Tersubstitusi
dan Alkil Asetat. Makalah Seminar
Nasional Kimia XI. 2002.
12. Susanti, Merri, Dachriyanus, & Dono
Permana Putra. Aktivitas perlindungan
Sinar UV Kulit Buah Garcinia
mangostana Linn Secara In Vitro.
Pharmacon; 2012. Vol. 13, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai