Disusun oleh :
Siti Nurholisah 160810301015
Kelas C
UNIVERSITAS JEMBER
2016
SILSILAH ILMU EKONOMI BARAT
A. PAHAM MERKANTILISME (ABAD 17 DAN 18)
Sejarah pemikiran ekonomi barat berawal dari kaum merkantilisme
yang merupakan pelopor pembuka pemikiran mengenai perekonomian
negara, yakni perekonomian untuk kesejahteraan negara. Kata merkantilisme
berasal dari bahasa latin, yaitu mercere yang berarti jual beli, atau bahasa
Inggris, yaitu merchant yang artinya adalah saudagar. Paham merkantilisme
ini berkembang pada zaman kekuasaan raja-raja abad pertengahan. Menteri
keuangan raja Lodewijk XIV yang bernama Jean Baptiste Colbert merupakan
tokoh utama dari lahirnya paham merkantilisme. Seorang merkantilisme
adalah seorang penganut paham bahwa suatu sistem perekonomian dimana
negara harus melakukan campur tangan seluas-luasnya terhadap dunia usaha
(business) dan perdagangan luar negeri.
C. MAHZAB KLASIK
a. Adam Smith (1776)
Pada tahun 1763, Adam Smith pergi ke Prancis sebagai atas
perdagangan kedutaan besar Inggris di Prancis. Ia bertemu dengan Francois
Quesnay dan Jacques Turgot di Paris, dan mereka bertiga berdiskusi tentang
bentuk dan corak perekonomian yang bagaimanakan yang terbaik. Sepulang
dari Prancis Adam Smith menulis bukunya yang berjudul An Inquiry into the
Nature and Cause of the Wealth of Nations (The Wealth of Nations)
diterbitkan pada tahun1776. Menurut Smith, kekayaan bukan datang dari
perdagangan dan tanah seperti kata orang merkantilis dan fisiokrat, tetapi dari
kerja manusia (human labor) karena atas usaha manusialah terjadinya
perdagangan dan pertanian. Selain itu, Sumber kekayaan bangsa adalah lahan,
tenaga kerja, keterampilan dan modal. Dengan demikian, timbul persoalan
pembagian pendapatan yakni upah untuk pekerja, laba bagi pemilik modal
dan sewa untuk tuan tanah. Tingkat sewa tanah akan meningkat, sedangkan
tingkat upah menurun dengan asumsi berlaku dana upah dan lahan lama-
kelamaan menjadi kurang subur, sedangkan persaingan tingkat laba menurun
yang akhirnya mencapai kegiatan ekonomi yang stationer. Smith berpendapat
bahwa pembagian kerja sangat berguna dalam usaha meningkatkan
produktivitas. Pembagian kerja akan mengembangkan spesialisasi.
Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga kerja, dalam hal ini
meningkatkan permintaan dan perluasan pasar.
c. T. R. Malthus (1798)
Malthus adalah seorang ilmuwan di bidang teologi yang kemudian
memusatkan perhatiannya kepada masalah-masalah ekonomi dalam
perkembangan masyarakat. Malthus adalah alumnus dari University of
Cambridge, Inggris. Malthus diangkat menjadi Profesor of History and
Political Economy di East India College. Bagian yang paling penting dalam
pola dasar pemikiran Malthus dan kerangka analisisnya ialah menyangkut
teori tentang sewa tanah dan teori tentang penduduk dengan bukunya yang
berjudul An Essay on the Principle of Population. Teori Malthus pada
dasarnya sederhana saja, Kelahiran yang tidak terkontrol menyebabkan
penduduk bertambah menurut deret ukur padahal persediaan bahan makanan
bertambah secara deret hitung. Malthus juga berpandangan bahwa kaum
pemilik modal adalah tokoh sentral dalam pembangunan ekonomi. Semakin
besar pabrik/perusahaan, semakin makmur pula penduduk sekitar. Jika semua
perusahaan dibiarkan maju, maka penduduk secara keseluruhan akan
mendapat manfaatnya dan seluruh negri menjadi makmur.
C. SOSIALISME
a. Karl Heinrich Marx ( 1867 )
Karl Heinrich Marx, pendeta Nasrani dari jerman merasa prihatin
dengan penderitaan rakyat dan keganasan kaum kapitalis yang menindas
rakyat kecil. Kekacauan itu disebabkan karena merajalelanya kaum borjuis
(kapitalis) sehingga kaum proletar (masyarakat kebanyakan) menjadi
korbannya. Karl Marx mulai menuangkan idenya dalam bukunya yang
berjudul Das Kapitalis (Modal) tahun 1917. Menurut Marx yang merupakan
seorang ilmuwan dan pemikir besar bidang filosof serta Pemimpin Sosialisme
Modern, menurutnya negara harus diperintah oleh rakyat dan bentuk dictator
proletariat. Pemerintah yang memegang seluruh kekuasaan hanya
melaksanakan kepemerintahan atas nama kaum proletar.
D. MAHZAB NEOKLASIK
a. John Stuart Mill ( 1848 )
Salah satu tokohnya adalah John Stuart Mill yang pemikirannya
dituangkan dalam bukunya yang berjudul "Principle of Political Economy",
dengan pemikiran yang eklektiknya. Sumbangan Mill yang paling besar
adalah metode ilmu ekonomi yang bersifat deduktif dan metode induktif.
Namun, hipotesisnya belum didukung dengan data empirik, disamping itu
pembahasannya tentang teori nilai tidak melihat dari biaya produksi, tetapi
telah menggunakan sisi permintaan melalui teori elastisitas. Mill menjelaskan
bahwa hukum yang mengatur produksi lain dengan hukum distribusi
pendapatan, juga memperkenalkan human capital investment, yaitu
keterampilan, kerajinan dan moral tenaga kerja dalam meningkatkan
produktivitas. Akibat pemikiran ini, muncullah aliran pemikiran ekonomi
baru yang disebut aliran Ekonomi Klasik Baru (Neoclassical Economics).