Anda di halaman 1dari 7

TATALAKSANA ANEMIA

No.Dokumen : SOP/PJR-UKP/BPU/59
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 25 Januari 2016
Jumlah halaman : 7
PUSKESMAS
TTD Kepala Puskesmas: drg. Florida M.Sitinjak
KECAMATAN
NIP. 197202072000122001
PENJARINGAN

1. Pengertian 1. Anemia adalah penurunan kadar Hemoglobin yang menyebabkan penurunan


kadar oksigen yang didistribusikan ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan
berbagai keluhan (sindrom anemia).
2. Anemia dibagi menjadi:
a. Anemia defisiensi besi
b. Anemia hemolitik
c. Anemia makrositik
d. Anemia aplastik
e. Anemia megaloblastik.

2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah untuk tatalaksana anemia di Puskesmas


Kecamatan Penjaringan.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 475 Tahun 2015 Tentang Pelayanan
Klinis.

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Alat:
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Senter
d. EKG
e. pulseoxymeter
2. Bahan:
a. Infus set
b. Oksigen
c. Cairan infus NaCl 0,9%/ RL
6. Langkah- 1. Petugas melakukan anamnesis, terutama adanya keluhan:
langkah
a. lemah, lesu, letih, lelah,
b. penglihatan berkunang-kunang,
c. pusing,

TATALAKSANA ANEMIA
SOP/PJR-UKP/BPU/59 1/7
Rev 00
d. telinga berdenging dan
e. penurunan konsentrasi;
f. adanya faktor risiko: a. Ibu hamil, b. Remaja putrid, c. Pemakaian
obat cephalosporin, chloramphenicol jangka panjang, d. Status gizi
kurang, e. Faktor ekonomi kurang.

2. Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum, pengukuran tanda vital


dan pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda-tanda berikut:

a. Mukokutaneus: pucatindikator yang cukup baik, sianotik, atrofi


papil lidah (anemia defisiensi besi dan anemia pernisiosa), alopesia
(anemia defisiensi besi), ikterik (anemia hemolitik), koilonikia
(anemia defisiensi besi), glositis (anemia pernisiosa), rambut
kusam, vitiligo (anemia pernisiosa).

b. Kardiovaskular : takikardi, bising jantung.

c. Respirasi : frekuensi napas (takipnea).

d. Mata: konjungtiva pucat.

e. Tanda-tanda lain sesuai penyebab.

3. Petugas melakukan permintaan pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan


darah Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), leukosit, trombosit, jumlah
eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC,
retikulosit.

4. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik


dan penunjang.

TATALAKSANA ANEMIA
SOP/PJR-UKP/BPU/59 2/7
Rev 00
5. Petugas melakukan tatalaksana:

a. Mengatasi penyebab yang mendasarinya. Jika didapatkan


kegawatan (misal: anemia gravis atau distres pernafasan), pasien
segera dirujuk.
b. Pada anemia defisiensi besi:
i. Anemia dikoreksi peroral: 3 4x sehari dengan besi
elemental 50 65 mg
1. Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg mengandung 65
mg besi elemental, 195; 39).
2. Ferrous fumarat 3 x 1 tab (325; 107 dan 195; 64).
3. Ferrous glukonat 3 x 1 tab (325; 39).
ii. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat: mual,
muntah,
heartburn, konstipasi, diare, BAB kehitaman.
iii. Jika tidak dapat mentoleransi koreksi peroral atau kondisi
akut maka dilakukan koreksi parenteral segera.
c. Pada anemia defisiensi asam folat dan defisiensi B12
i. Anemia dikoreksi peroral dengan:
1. Vitamin B12 80 mikrogram (dalam multivitamin).
2. Asam folat 500 1000 mikrogram (untuk ibu hamil
1 mg).
ii. Rujuk ke RS untuk koreksi cepat (parenteral atau i.m) oleh
dokter spesialis.

TATALAKSANA ANEMIA
SOP/PJR-UKP/BPU/59 3/7
Rev 00
d. Rujuk ke RS untuk pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila
diperlukan)
6. Petugas melakukan konseling, memberikan pengertian kepada pasien dan
keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan
kualitas hidup pasien.
7. Petugas memberikan rujukan ke RS bila memenuhi kriteria:
a. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb < 6 mg%).
b. anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter
layanan primer, dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam

7. Dokumen 1. Kartu berobat pasien


terkait 2. Rekam medis
3. Buku registrasi

8. Hal-hal yang 1. Pemantauan berkala kondisi pasien


perlu
diperhatikan
9. Unit terkait BPU, Pelayanan 24 Jam, Rawat Inap

10 Riwayat No Tanggal Mulai


Yang diubah Isi Perubahan
. perubahan . Diberlakukan
dokumen

TATALAKSANA ANEMIA
SOP/PJR-UKP/BPU/59 4/7
Rev 00
DAFTAR TILIK DOKUMEN

No. Langkah-langkah Ya Tidak Keterangan

8. Petugas melakukan anamnesis, terutama adanya


keluhan:
a. lemah, lesu, letih, lelah,
b. penglihatan berkunang-kunang,
c. pusing,
d. telinga berdenging dan
e. penurunan konsentrasi;
f. adanya faktor risiko: a. Ibu hamil, b.
Remaja putrid, c. Pemakaian obat
cephalosporin, chloramphenicol jangka
panjang, d. Status gizi kurang, e. Faktor
ekonomi kurang.

9. Petugas melakukan pemeriksaan keadaan umum,


pengukuran tanda vital dan pemeriksaan fisik
untuk menemukan tanda-tanda berikut:

a. Mukokutaneus: pucatindikator yang


cukup baik, sianotik, atrofi papil lidah
(anemia defisiensi besi dan anemia
pernisiosa), alopesia (anemia defisiensi
besi), ikterik (anemia hemolitik),
koilonikia (anemia defisiensi besi),
glositis (anemia pernisiosa), rambut
kusam, vitiligo (anemia pernisiosa).

b. Kardiovaskular : takikardi, bising


jantung.

c. Respirasi : frekuensi napas (takipnea).

d. Mata: konjungtiva pucat.

e. Tanda-tanda lain sesuai penyebab.

10. Petugas melakukan permintaan pemeriksaan


penunjang: Pemeriksaan darah Hemoglobin
(Hb), Hematokrit (Ht), leukosit, trombosit,
jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan
darah tepi), MCV, MCH, MCHC, retikulosit.

TATALAKSANA ANEMIA
SOP/PJR-UKP/BPU/59 5/7
Rev 00
11. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.

12. Petugas melakukan tatalaksana:

a. Mengatasi penyebab yang mendasarinya.


Jika didapatkan kegawatan (misal:
anemia gravis atau distres pernafasan),
pasien segera dirujuk.
b. Pada anemia defisiensi besi:
i. Anemia dikoreksi peroral: 3 4x
sehari dengan besi elemental 50
65 mg
1. Sulfas ferrosus 3 x 1 tab
(325 mg mengandung 65
mg besi elemental, 195;
39).
2. Ferrous fumarat 3 x 1 tab
(325; 107 dan 195; 64).
3. Ferrous glukonat 3 x 1 tab
(325; 39).
ii. Pasien diinformasikan mengenai
efek samping obat: mual, muntah,
heartburn, konstipasi, diare, BAB
kehitaman.
iii. Jika tidak dapat mentoleransi
koreksi peroral atau kondisi akut
maka dilakukan koreksi
parenteral segera.
c. Pada anemia defisiensi asam folat dan
defisiensi B12
i. Anemia dikoreksi peroral dengan:
1. Vitamin B12 80
mikrogram (dalam
multivitamin).
2. Asam folat 500 1000
mikrogram (untuk ibu
hamil 1 mg).

TATALAKSANA ANEMIA
SOP/PJR-UKP/BPU/59 6/7
Rev 00
ii. Rujuk ke RS untuk koreksi cepat
(parenteral atau i.m) oleh dokter
spesialis.
d. Rujuk ke RS untuk pemeriksaan
Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)
13. Petugas melakukan konseling, memberikan
pengertian kepada pasien dan keluarganya
tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya,
sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup
pasien.
14. Petugas memberikan rujukan ke RS bila
memenuhi kriteria:
a. Anemia berat dengan indikasi transfusi
(Hb < 6 mg%).
b. anemia karena penyebab yang tidak
termasuk kompetensi dokter layanan
primer, dirujuk ke dokter spesialis
penyakit dalam

TATALAKSANA ANEMIA
SOP/PJR-UKP/BPU/59 7/7
Rev 00

Anda mungkin juga menyukai