Anda di halaman 1dari 6

Krakatau Steel (perusahaan)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk

Jenis BUMN / Publik

Simbol IDX: KRAS


saham

Industri/jasa Produsen Baja

Didirikan 31 Agustus 1970

Kantor pusat Cilegon, Banten

[1]
Tokoh
penting
Mas Wigrantoro Roes Setiyadi
(Presiden Direktur)
Tambok P. Setyawati S.
(Direktur Keuangan)
Wisnu Kuncoro (Direktur
Produksi dan Teknologi)
Imam Purwanto (Direktur SDM
dan Pengembangan Bisnis)
Purwono Widodo (Direktur
Pemasaran)
Ogi Rulino (Direktur Logistik)

Produk Besi Spons


Slab Baja
Billet Baja
Baja Lembaran Panas
Baja Lembaran Dingin
Batang Kawat

Jasa Rekayasa & Konstruksi


Pemeliharaan Mesin
Konsultasi Teknis
Penyediaan Infrastruktur-
Suprastruktur

Pendapatan Rp 1.745 Triliun (2016)

Laba bersih Rp 57,95 Triliun (2016)

Jumlah 80% Pemerintah Indonesia, 20%


ekuitas Publik

Slogan Partnership for Sustainable Growth

Induk Pemerintah Indonesia

Situs web krakatausteel.com

PT Krakatau Steel merupakan BUMN yang bergerak dibidang produksi baja. Perusahaan yang
beroperasi di Cilegon, Banten ini mulanya dibentuk sebagai wujud pelaksanaan Proyek Baja Trikora
yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960 untuk memiliki pabrik baja yang mampu
mendukung perkembangan industri nasional yang mandiri, bernilai tambah tinggi dan berpengaruh
bagi pembangunan ekonomi nasional. Ketika dibentuk pada tanggal 20 Mei 1962, perusahaan yang
dulunya bernama Cilegon Steel Mill ini resmi berdiri dengan kerjasama Tjazpromexport dari Uni
Soviet. Namun, terjadinya gejolak politik dan ekonomi yang parah, mengakibatkan pembangunan
pabrik sempat terhenti. Barulah memasuki awal 1970an, unit pabrik dilanjutkan pembangunannya
dan dioperasikan secara resmi pada tanggal 31 Agustus 1970 dengan nama perusahaan Krakatau
Steel. Selama dekade pertama perusahaan berdiri, Krakatau Steel telah melakukan gerak cepat dalam
pembangunan kawasan operasi terpadu produksi baja di Cilegon dengan berbagai peresmian
operasional perdana yang disaksikan dan diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto dari pusat
pengolahan air terpadu, pelabuhan cigading, PLTU Cilegon 400 MW serta pabrik baja terpadu yang
meliputi 4 produk baja utama.
Pada saat ini, Krakatau Steel telah melakukan pengembangan dan perluasan wilayah usahanya dengan
menggandeng perusahaan produsen baja besar dan ternama dunia seperti Pohang Iron & Steel
Corporation dari Korea Selatan, Nippon Steel dari Jepang untuk meningkatkan kuantitas produksi
dan kualitas produk baja Krakatau Steelyang terus mendorong percepatan diversifikasi produk,
supaya perusahaan bisa menjangkau kebutuhan pasar lebih spesifik dengan harga yang kompetitif.
Kerjasama tersebut menjadi peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi baja
Indonesia yang mulai berkembang, seiring dengan berlakunya UU no 9 Tahun 2009 tentang
kewajiban untuk mengolah bahan tambang menjadi produk hilir tambang sekaligus memanfaatkan
tren hilirisasi industri pertambangan.

Daftar isi
[sembunyikan]

1Sejarah Singkat
2Produk Krakatau Steel
o 2.1Hot Rolled Coil Steel
o 2.2Cold Rolled Coil Steel
o 2.3Wire Rod
3Mitra Kerjasama Perusahaan
4Perkembangan Usaha
5Referensi
6Pranala luar

Sejarah Singkat[sunting | sunting sumber]


Jauh sebelum gagasan industri baja nasional muncul, cikal bakal pengolahan bijih besi telah lahir
sejak tahun 1861. Kala itu, pemerintah kolonial Hindia Belanda membangun tanur di Lampung.
Pembangunan Tanur di Lampung berfungsi untuk mengolah hasil tambang bijih besi berbahan
bakar batubara. Meski berukuran kecil, industri pengolahan tersebut mampu menghasilkan baja kasar
yang berfungsi untuk membuat suku cadang pabrik gula, pabrik karet dan peralatan pertanian. Namun
industri pengolahan bijih besi tersebut tutup lantaran pengelolaannya yang tidak profesional.
Pada masa pendudukan Jepang, sebuah tanur pernah dibangun di Kalimantan Selatan dengan bahan
bakar batu bara. Namun, banyaknya gejolak perang dan revolusi fisik mengakibatkan perintisan
industri baja sempat terhenti. Baru pada tahun 1956, industri baja mulai mendapat perhatian dengan
diperkuat adanya gagasan mendirikan industri baja nasional. Menteri Perindustrian dan
Pertambangan, Chaerul Saleh bersama Djuanda dari Biro Perancang Negara (kini Bappenas), mulai
menyusun cetak biru industri baja nasional. Indonesia yang sedang giat-giatnya melakukan
pembangunan sangat membutuhkan keberadaan industri pengolahan bijih besi. Biro Perancang
Negara menggandeng konsultan asing untuk merintis industri baja yang bernama Proyek Besi Baja
Trikora.
Setelah studi kelayakan selesai disusun, Cilegon dipilih sebagai tempat pengolahan dan produksi
hasil olahan bijih besi karena memiliki kelebihan seperti, lahan luas yang tidak mengalihfungsikan
lahan pertanian, terdapat sumber air yang melimpah, aksesnya yang terjangkau dari berbagai pulau
untuk mendatangkan besi tua melalui pelabuhan Merak. Penandatanganan kerjasama pembangunan
dengan Tjazpromexport (All Union Export-Import Corporation) dari Uni Soviet pada 7
Juni 1960 berlanjut dengan peletakan batu pertama pada 20 Mei 1962. Sekali lagi, pembangunan ini
kembali terhenti karena gonjang-ganjing politik G30S/PKI. Setelah vakum selama lima tahun, Proyek
Besi Baja Trikora dilanjutkan lewat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35, 31 Agustus
1970 dengan didirikannya PT Krakatau Steel (Persero). Pendirian Krakatau Steel disahkan dengan
Akte Notaris Tan Thong Kie Nomor 34, pada tanggal 23 Oktober 1971 di Jakarta.
Sejak itu, Krakatau Steel mulai mengejar ketertinggalannya dengan mempercepat pembangunan
industri baja terpadu di Indonesia. Gerak maju dan usaha keras itu dapat dilihat dari serangkaian
peresmian unit-unit pabrik dan sarana pendukungnya. Pada tahun 1977, peresmian perdana oleh
Presiden Soeharto sejumlah pabrik seperti, pabrik Besi Beton, pabrik Besi Profil dan Pelabuhan
Cigading. Dua tahun kemudian, secara resmi pembangunan pabrik Besi Spons, pabrik Billet Baja,
pabrik Batang Kawat, Pembangkit Listrik Tenaga Uap 400 MW, pusat pengolahan air dan PT KHI
Pipe selesai dan beroperasi penuh. Pada tahun 1983 pembangunan pabrik Slab Baja, pabrik Baja
Lembaran Panas dan pabrik Besi Spons selesai dibangun dan resmi dioperasikan. Hingga pada 1993,
masih ada peresmian perluasan dan modernisasi.

Produk Krakatau Steel[sunting | sunting sumber]


Hot Rolled Coil Steel[sunting | sunting sumber]
Baja lembaran panas yang berupa coil dan pelat adalah jenis produk baja yang dihasilkan dari proses
pengerolan panas. Pabrikan dan para pengguna jenis baja ini umumnya menyebut produk ini 'baja
hitam' sebagai pembeda terhadap produk baja lembaran dingin yang juga biasa dikenal sebagai 'baja
putih'.
Krakatau Steel memproduksi baja plain carbon dan baja micro-alloyed yang dapat digunakan untuk
berbagai penggunaan, dari kualitas umum atau komersial hingga kualitas khusus, seperti struktur
rangka baja, komponen dan rangka kendaraan bermotor, tiang pancang, komponen alat berat,
fabrikasi umum, pipa dan tabung umum, pipa dan tabung untuk jalur pipa dan casing, tabung gas,
baja tahan korosi cuaca, bejana bertekanan, boilers, dan konstruksi kapal.
Ketebalan pelat baja lembaran panas berkisar antara 0,18 hingga 25 mm, sedangkan lebarnya antara
600 hingga 2060 mm. Produk baja lembaran panas dapat diberikan dalam bentuk coil dan pelat.
Kondisinya dapat berupa gulungan atau sebagai produk yang melalui proses pickling dan oiling (hot
rolled coil-pickled oiled atau HRC-PO).
PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk mampu menghasilkan baja lembaran panas berkualitas tinggi untuk
penggunaan khusus karena telah menjalankan proses kontrol thermomekanik dan proses desulfurisasi
menggunakan ladle furnace.[2]
Penggunaan baja lembaran panas meliputi aplikasi-aplikasi seperti yang tercantum di bawah ini:

Konstruksi Umum & Las


Pipa & Tabung
Komponen & Rangka Otomotif
Jalur Pipa untuk Minyak & Gas
Casing & Tubing Pipa Sumur Minyak
Tabung Gas
Baja Tahan Korosi Cuaca
Rerolling
Konstruksi Kapal
Boiler & Pressurized Container
Cold Rolled Coil Steel[sunting | sunting sumber]
Baja lembaran dingin yang banyak dikenal dengan nama 'baja putih' ('white steel') adalah salah satu
bentuk produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin. 'Baja putih' ini memiliki sifat
tipikal yang berbeda secara signifikan dengan 'baja hitam' atau baja lembaran panas. Baja lembaran
dingin memiliki kualitas permukaan yang lebih baik, lebih tipis dan dengan ukuran yang lebih presisi,
serta mempunyai sifat mekanis yang baik dan formability yang sangat bagus.
Baja dalam kategori ini umumnya dimanfaatkan dalam proses pembentukan karena material ini
memiliki formability, weldability, dan kualitas roughness yang lebih baik. Baja putih ini juga dipakai
untuk aplikasi dalam industri galvanizing (zinc-coating), enamelware (porcelain-coating), dan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan kaleng makanan berlapis timah (tin mill-black plate) dalam
industri makanan dan minuman. Untuk lembaran baja yang dikuatkan (annealed sheet), kisaran
ketebalan baja putih yang dihasilkan Krakatau Steel adalah 0,20 hingga 3,00 mm, sedangkan untuk
unannealed (dalam bentuk gulungan) ketebalan maksimumnya adalah 2,00 mm.
Krakatau Steel memiliki fasilitas vacuum degasser dan ladle metallurgy untuk menghasilkan baja
dengan kualitas khusus, seperti baja karbon sangat rendah dan Interstitial Free Steel (IF Steel) yang
cocok digunakan untuk menghasilkan produk dengan kualitas extra deep drawing. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan baja lembaran dingin dengan formability dan kualitas permukaan yang tinggi,
Krakatau Steel menggunakan fasilitas batch annealing furnace khusus dengan atmosfer hidrogen
murni.[3]
Aplikasi baja lembaran dingin yang diproduksi Krakatau Steel antara lain dalam bidang-bidang
sebagai berikut:

Penggunaan Umum
Otomotif
Galvanized Sheet
Pipa & Tabung
Porcelain Enamelware
Tin Mill Black Plate
Wire Rod[sunting | sunting sumber]
Batang kawat dibuat dari baja billet, oleh sebab itu batang kawat dikategorikan sebagai produk
batangan, untuk membedakannya dari baja lembaran panas dan baja lembaran dingin yang dibuat dari
baja slab. Batang kawat biasanya dikelompokkan berdasarkan kandungan karbonnya, yaitu batang
kawat dengan karbon rendah, sedang, atau tinggi. Selain itu batang kawat juga dikategorikan
berdasarkan aplikasinya.
Batang kawat karbon rendah dan sedang memiliki kandungan karbon kurang dari 0,25%. Baja jenis
ini umumnya digunakan untuk kawat, paku, wire mesh, dan sebagai bahan baku untuk welded
fabrication (kisi-kisi jendela atau pintu, pagar, dan jeruji).
Aplikasi khusus seperti untuk kawat elektroda berlapis untuk keperluan pengelasan, memerlukan
kontrol yang sangat ketat dalam hal kandungan alloy seperti yang diinginkan oleh pelanggan.
Aplikasi-aplikasi lainnya memerlukan kuat tarik yang lebih tinggi. Aplikasi tersebut memerlukan
kandungan karbon yang tinggi (biasanya lebih dari 0,40%) dengan tambahan beberapa alloy seperti
Nb, V, dan Cr, sehingga dapat dihasilkan baja batangan yang memiliki kuat tarik dan formability
yang lebih baik. Batang kawat karbon tinggi umumnya dimanfaatkan untuk spring bed, jari-jari roda
sepeda (motor), rangka payung, dan konstruksi-konstruksi lainnya.[4]
Aplikasi batang kawat meliputi:

Kawat, Paku, dan Mesh


Mur & Baut
Spring Bed, Spoke, dll.
Kawat Elektroda

Mitra Kerjasama Perusahaan[sunting | sunting sumber]

Nippon Steel (Jepang)[5]


Natsteel Construction Solution & Marubeni-Itochu Steel
Indonesia(Jepang & Singapura)[6]
POSCO (Korea Selatan)[7]

Perkembangan Usaha[sunting | sunting sumber]


Pada 10 November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih bergejolak, PT Krakatau Steel (Persero)
berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) dan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
membukukan pendapatan bersih sebesar Rp17,9 triliun dan laba bersih Rp 1,02 triliun. Pada tahun
2011, Perseroan dan anak perusahaan dengan aset senilai Rp21,5 triliun memiliki 8.023 orang
karyawan. [8]
Pada 26 November 2014, Krakatau Steel meresmikan pabrik pipa baja kedua milik anak
perusahaannya PT KHI Pipe Industry di Cilegon, Jawa Barat,[9]. Dengan beroperasinya pabrik baru
ini, PT KHI bakal menjadi produsen pipa baja terbesar di Indonesia, pabrik ini fokus membuat pipa
baja untuk sektor industri minyak dan gas (migas)

Referensi[sunting | sunting sumber]

1. ^ http://www.krakatausteel.com/?page=content&cid=11
2. ^ http://www.krakatausteel.com/index.php?page=content&cid=17
3. ^ http://www.krakatausteel.com/index.php?page=content&cid=18
4. ^ http://www.krakatausteel.com/index.php?page=content&cid=19
5. ^ http://www.krakatausteel.com/index.php?page=viewnews&actio
n=view&id=1520
6. ^ http://www.krakatausteel.com/index.php?page=viewnews&actio
n=view&id=1700
7. ^ http://www.krakatausteel.com/index.php?page=viewnews&actio
n=view&id=1380
8. ^ "Sejarah Singkat Krakatau Steel". Krakatausteel.com. Diakses
tanggal 2012-08-14.
9. ^ Artikel:"Pabrik Baru Diresmikan, Krakatau Steel Dapat Pesanan
2.700 Pipa dari Pertamina" di detik.com

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

(Indonesia) Situs web resmi PT. Krakatau Steel


(Indonesia) Situs lowongan kerja PT. Krakata Steel
(Indonesia) Situs web resmi PT. Krakatau Bandar Samudra
(Indonesia) Situs web resmi PT. Krakatau Engineering
(Indonesia) Situs web resmi PT. Krakatau Wajatama
(Indonesia) Situs web resmi KHI Pipe Industries
(Indonesia) Situs web resmi PT. Krakatau Tirta Industri
(Indonesia) Situs web resmi PT. Krakatau Medika (RSKM)
(Indonesia) Situs web resmi PT. Krakatau Daya Listrik
(Indonesia) Situs web resmi PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon
(Indonesia) Situs web resmi PT. Krakatau Information Technology
(Indonesia) Situs web resmi PT. Krakatau Posco
(Indonesia) Situs lowongan kerja PT. Krakatau Posco

[tampilkan]
l

s
Badan Usaha Milik Negara Indonesia (daftar)

Anda mungkin juga menyukai