Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 1, No. 4, April 2017, hlm. 270-281 http://j-ptiik.ub.ac.id

Optimasi Komposisi Makanan Pada Penderita Diabetes Melitus dan


Komplikasinya Menggunakan Algoritma Genetika
Maryamah1, Rekyan Regasari Mardi Putri2, Satrio Agung Wicaksono3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1maryamahfaisol02@gmail.com, 2rekyan.rmp@ub.ac.id, 3satrio@ub.ac.id

Abstrak
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyebab kematian no 4 terbesar didunia dan menyebabkan
kematian lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain sehingga diperlukan perhatian yang serius.
Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan terapi diet yakni menyusun menu makanan harian. Diet
penderita diabetes dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan energi, karbohidrat, protein, dan lemak
dengan tepat dan akurat. Perhitungan energi pasien dapat dilakukan dengan manual atau dengan bantuan
sistem yang menerapkan suatu algoritma. Jika dilakukan dengan proses manual akan membutuhkan
waktu yang lama terutama apabila bahan makanan yang tersedia sangat banyak dan diet diabetes setiap
komplikasi memiliki kebutuhan yang berbeda. Dengan bantuan sistem proses komputasi akan
berlangsung dengan cepat dan jika diterapkan suatu algoritma perhitungan akan menghasilkan solusi
yang lebih optimal, salah satu algoritma tersebut adalah algoritma genetika. Algoritma genetika
merupakan metode heuristik yaitu suatu metode pencarian, dalam pelaksanaanya terdapat aturan-aturan
untuk memperoleh solusi yang lebih baik daripada solusi sebelumnya. Algoritma genetika banyak
diterapkan pada berbagai permasalahan optimasi sehingga diharapkan juga dapat mengoptimalkan
masalah pada optimasi kompoisi makanan. Hasil yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan adalah
individu dalam populasi yang optimal berjumlah 250 individu dengan jumlah generasi 145 dan
kombinasi cr dan mr paling optimal adalah 0.7 dan 0.3 dengan fitnes 0. 01857.
Kata kunci: Diabetes Mellitus, Optimasi, Algoritma Genetika
Abstract
Diabetes Mellitus (DM) is the 4th largest cause of death in the world and causes more deaths than other
diseases so needed serious attention is required. One that can be done is by diet therapy that is
composing daily food menu. Diabetic diet is done with attention of energy, carbohydrates, proteins, and
fats with precise and accurate. The calculation of the patient's energy can be done manually or with the
help of a system that implements an algorithm. If done by manual process will take a long time especially
if the available food is very much and diabetic diet every complication has different needs. With the help
of computation process system will take place quickly and if applied a calculation algorithm will yield
more optimal solution, one of the algorithm is genetic algorithm. Genetic algorithm is a heuristic method
that is a search method, in implementation there are rules to obtain a better solution than the previous
solution. Genetic algorithm is widely applied to various optimization problems so it is also expected to
optimize the problem on the optimization of food composition. The results obtained from the research
conducted are individuals in the optimal population of 250 individuals with the number of generations
of 145 and the combination of cr and mr most optimal is 0.7 and 0.3 with fitnes 0. 01857.
Keywords: Diabetes Mellitus, Optimization, Genetic Algorithm

dikeluarkan oleh hati sehingga mengakibatkan


1. PENDAHULUAN kadar glukosa dalam darah meningkat (Tandra,
Diabetes Melitus (DM) merupakan 2013). Dengan adanya gangguan metabolisme,
penyakit yang disebabkan oleh gangguan kondisi tubuh tidak dapat memproduksi insulin
keseimbangan antara transportasi glukosa dengan benar atau tubuh mengalami
kedalam sel, yang disimpan dalam hati dan kekurangan insulin. Sehingga glukosa dalam
tubuh menumpuk (Sutanto, 2010). Selain itu

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 270
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 271

diabetes melitus secara umum disebabkan oleh harga makanan yang lebih murah.
tiga faktor yaitu pola makan yang salah, gaya Pada penelitian sebelumnya mengenai
hidup yang modern dan obesitas (Susilo & optimasi komposisi makanan yang dilakukan
Wulandari, 2011). pada penderita penyakit diabetes melitus
Penyakit diabetes melitus memiliki menggunakan algoritma genetika mendapatkan
beberapa gejala yaitu sering buang air kecil, hasil kombinasi makanan yang dibutuhkan oleh
sering merasa haus, sering merasa lapar dan penderita diabetes melitus dan biaya yang
penurunan berat badan secara drastis (Susilo & minimum. Output yang dihasilkan berupa list
Wulandari, 2011). Namun satu dari empat makan pagi, siang, dan malam (Rianawati &
orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki Mahmudy, 2015). Namun pada kenyataannya
penyakit diabetes (Sutanto, 2010). Padahal sangat jarang pasien yang menderita penyakit
diabetes merupakan penyebab kematian no 4 diabetes melitus saja tanpa komplikasi penyakit
terbesar didunia dan merupakan penyakit yang yang lain. Hal ini dikarenakan penyakit diabetes
memiliki pertumbuhan terpesat dan telah melitus menjadi sangat berbahaya karena
menyebabkan kematian lebih banyak penyakit tersebut menyebabkan komplikasi
dibandingkan dengan penyakit lain (Tandra, dengan penyakit lain (Prameswari, Penyakit
2013). Pada tahun 2012 4,8 juta penduduk Diabetes Mellitus dan Komplikasinya, 2016).
penderita diabetes melitus mengalami kematian Sehingga sangat penting dilakukan penelitian
dan setiap menit terdapat 6 orang yang mengenai optimasi komposisi makanan bagi
meninggal diakibatkan penyakit diabetes penderita diabetes melitus dan komplikasinya.
(Tandra, 2013). Algoritma genetika banyak diterapkan
Jika penderita diabetes tidak pada berbagai macam permasalahan optimasi
mengontrol kadar gula dalam tubuhnya dengan seperti pada penelitian sebelumnya mengenai
teratur, tidak memperbaiki gaya hidup, diet optimasi bahan makanan pada penderita
yang tepat dan berolahraga dengan teratur dapat diabetes melitus (Rianawati & Mahmudy,
mengakibatkan penyakit diabetes mengalami 2015), optimasi lahan pertanian (Saputro &
komplikasi dengan penyakit mematikan. Mahmudy, 2015), optimasi barang dalam
Adapun komplikasi tersebut adalah jantung, produksi (Ramuna & Mahmudy, 2015),
stroke, mata, ginjal, saraf, hipertensi, dan optimasi penjadwalan (Sari & Mahmudy,
lambung (Prameswari, Penyakit Diabetes 2015). Penelitian-penelitian tersebut dapat
Mellitus dan Komplikasinya, 2016). Gula darah menghasilkan solusi yang mendekati optimum
yang terkontrol dengan baik, pengaturan diet karena algoritma genetika merupakan metode
yang benar dapat menghindarkan diabetes heuristik yaitu suatu metode pencarian yang
melitus dari berbagai komplikasi bahkan dapat dalam pelaksanaanya terdapat aturan-aturan
mencengah dan mengobati penyakit diabetes untuk memperoleh solusi yang lebih baik
(Tandra, 2013). daripada solusi yang telah diperoleh
Hal yang perlu diperhatikan dalam diet sebelumnya. Serta dalam pelaksaannya waktu
yang tepat adalah menentukan komposisi yang digunakan untuk mencari solusi relatif
makanan yang tepat yaitu bagaimana cara cepat (Mahmudy, 2015). Dengan banyaknya
mengoptimalkan gizi dan nutrisi pada makanan penelitian yang menggunakan algoritma
yang dikonsumsi oleh penderita diabetes genetika pada berbagai permasalahan optimasi,
melitus. Cara menentukan komposisi makanan algoritma genetika juga digunakan dalam
yang tepat dapat dilakukan manual dan penyelesaian permasalahan optimasi bahan
menggunakan software. Cara manual memiliki makanan pada perderita penyakit diabetes
banyak kelemahan yaitu waktu penentuan melitus dan komplikasinya serta diharapkan
membutuhkan waktu yang lama dan nutrisi dapat menghasilkan hasil yang optimum juga.
yang terkandung belum tentu benar-benar Hasil dari penelitian dapat dikatakan optimum
optimal. Sedangkan dengan software penentuan jika menu makananan yang dihasilkan tidak
komposisi makanan yang tidak menggunakan melebihi batasan kalori harian dari pasien
metode pendukung tidak membutuhkan waktu penderita diabetes melitus.
yang lama namun nutrisi yang dihasilkan juga Penelitian ini memliki manfaat
belum tentu optimal. Sehingga diperlukan terutama bagi pasien penderita diabetes melitus
metode pendukung yang diimplementasikan yaitu pasien tidak kesulitan dalam menentukan
pada software dan menghasilkan komposisi makanan yang memenuhi gizi dengan harga
makanan yang cepat, nutrisi yang optimal dan yang terjangkau. Serta para penderita diabetes

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 272

melitus harus hati-hati terhadap makanan yang kesemutan sehingga pasien tidak
dikonsumsi agar tidak memperparah kondisi menyadari jika terjadi luka. Luka yang
dan terjangkit komplikasi yang lain. diderita penderita diabetes sangat lama
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu untuk disembuhkan dan beresiko terkena
dilakukan penelitian yang berjudul Optimasi infeksi dan menyebabkan kaki harus
Komposisi Makanan pada Penderita Diabetes diamputasi.
Melitus dan Komplikasinya menggunakan
3. Diabetes Nefropati. Nefropati atau
Algoritma Genetika.
kerusakan yang terjadi pada ginjal.
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh
2. DASAR TEORI
pengobatan yang dilakukan oleh pasien
Terdapat beberapa teori yang akan dibahas penderita diabetes.
sesuai dengan penelitian yang terkait. Teori-
4. Diabetes Gastropati. Gastropati atau
teori mengenai diabetes mellitus, penyakit
kerusakan lambung disebabkan oleh obat-
komplikasi pada diabetes mellitus, perhitungan
obatan untuk mengobati diabetes yang
asupan kalori yang nantinya akan digunakan
diderita.
sebagai terapi diet, diet pasien diabetes mellitus
dan komplikasinya serta penjelasan tentang 2.1.1.2 Makrovaskular
algoritma genetika. Komplikasi Makrovaskular merupakan
kebalikan dari mikrovaskular yaitu komplikasi
2.1 Diabetes Mellitus dari penyakit diabetes mellitus yang mengenai
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang pembuluh darah arteri berukuran besar. Adapun
dapat dimiliki orang dalam jangka waktu yang macam-macam komplikasi makrovaskular
panjang (penyakit menahun) karena tidak adalah
mudah untuk menurunkan kadar gula dalam 1. Diabetes Kardiomiopati. Komplikasi
darah sehingga membutuhkan penanganan yang diabetes ini dikarenakan glukosa
tepat (Ernawati, 2013). Diabetes adalah kondisi menumpuk pada darah dan jantung sebagai
tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan organ yang mengatur peredaran darah
benar atau tubuh mengalami kekurangan insulin tubuh bekerja lebih berat dan jika hal ini
sehingga glukosa dalam darah menumpuk terus berlangsung dapat menyebabkan
(Sutanto, 2010). penyakit jantung. Penyakit jantung terdiri
dari beberapa jenis diantaranya penyakit
jantung coroner, serangan jantung dan
2.1.1 Komplikasi Diebetes Mellitus
gagal jantung.
Menurut (Prameswari, 2016) 2. Stroke. Komplikasi stroke ini dikarenakan
komplikasi-komplikasi yang dialami oleh pembuluh darah menyempit sehingga
penderita diabetes mellitus dibagi menjadi dua saluran darah tidak lancar bahkan
yaitu tersumbat. Tidak menutup kemungkinan
2.1.1.1 Mikrovaskular aliran darah pada otak terhambat dan
Komplikasi mikrovaskular merupakan menyebabkan terjadinya stroke.
komplikasi dari penyaki diabetes mellitus yang
menyerang pembuluh darah arteri yang 2.2 Perhitungan Asupan Kalori
berukuran kecil. Komplikasi mikro vaskuler
terdiri dari empat jenis yaitu Perhitungan status gizi berdasarkan IMT
1. Diabetes Retinopati. Diabetes retinopati (Indeks Masa Tubuh) ditunjukkan pada
adalah penyakit kerusakan yang terjadi persamaan 1
pada retina. Penyebab terjadinya retinopati

adalah menumpuknya glukosa pada darah IMT= ( )2 (1)
pada retina sehingga dapat menyebabkan
rusaknya pembuluh.
Setelah menghitung IMT, kemudian
2. Diabetes Neuropati. Neuropati atau menghitung BBI. Menurut rumus broca dengan
kerusakan saraf pada penderita diabetes menghitung BBI (Berat Badan Ideal)
biasanya menyerang daerah kaki pasien. = ( 100) 10%
Gangguan saraf yang terjadi adalah kaki Atau
tidak dapat merasakan panas, nyeri dan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 273

= 90% x (Tinggi badan dalam cm Tabel 2 Kategori aktivitas


100) x 1 kg (2) Kategori Aktivitas
Bagi laki-laki yang memiliki tinggi badan Pegawai toko, Guru, Pegawai
<160 cm dan perempuan dibawah <150 cm Ringan kantor, Ibu rumah tangga, dan
menggunakan rumus: Sekretaris
Mahasiswa dan Pegawai Industri
Sedang Ringan
= (Tinggi badan dalam cm 100) x 1 kg
(3) Berat Buruh, Penari, Pelaut, dan Atlit
Tabel 1 Kategori BBI Sangat Tukang Becak, Pandai Besi,
Kategori gizi Berat badan ideal berat Tukang gali
BB Kurus BB < 90% BBI
BB Normal BB 90-110% BBI
BB Lebih BB 110-120% BBI 4. Berat badan
Gemuk BB > 120% BBI Perhitungan berat badan sesuai dengan
kategori BBI pada Tabel 1 dibawah ini
1. Jenis Kelamin Berat Badan gemuk = -20%
Menurut perhitungan rumus PERKENI Berat Badan lebih = -10%
atau Perkumpulan Endokrinologi Berat Badan kurus = +20% (8)
Indonesia (Wahyuningsih, 2013), rumus Langkah selanjutnya adalah menghitung total
perhitungan sesuai dengan jenis kelamin kalori pada persamaan 9
adalah Total kalori = kalori jenis kelamin kalori
Laki laki = BBI (kg) x 30 kalori (4) umur + kalori aktivitas +kalori berat badan (9)
Perempuan = BBI (kg)x 25 kalori (5)
2.3 Diet Diabetes Melitus dan
2. Umur Komplikasinya
Perhitungan umur yang dilakukan menurut Menurut (Prameswari, 2016) diet diabetes
perhitungan rumus PERKENI atau dan kompikasinya dibagi menjadi dua yaitu
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(Wahyuningsih, 2013) adalah 2.3.1 Komplikasi dengan penyakit jantung,
Umur 40 59 tahun = -5 % ginjal dan stroke
Umur 60 69 tahun = -10%
Umur 70 tahun = -20% (6) Penyakit diabetes mellitus yang
3. Aktivitas Fisik berkompikasi dengan penyakit jantung, ginjal
atau stroke adalah komplikasi yang harus benar-
Aktivitas fisik dihitung sesuai dengan benar melakukan diet. Diet yang dilakukan
pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan. adalah kandungan lemak yang masuk dalam
Perhitungan menurut rumus PERKENI tubuh 30 % dan 12% kandungan protein dari
atau Perkumpulan Endokrinologi Indonesi total kalori harian serta sisanya untuk
(Wahyuningsih, 2013) pada persamaan 7 karbohidrat (68%).
Keadaan Istirahat = +10% x kebutuhan
basal (AMB) 2.3.2 Komplikasi dengan penyakit mata,
Aktivitas Ringan = +20% x kebutuhan saraf dan lambung
basal (AMB) Pada komplikasi diabetes mellitus dengan
Aktivitas Sedang = +30% x kebutuhan penyakit mata, saraf, dan lambung, diet yang
basal (AMB) dilakukan hampir sama dengan diet pada
Aktivitas Berat = +50% x kebutuhan basal penderita diabetes mellitus yang tidak
(AMB) berkomplikasi. Diet dilakukan dengan
Aktivitas Sangat Berat = +50% x kebutuhan karbohidrat 50%, lemak 30% dan
kebutuhan basal (AMB) (7) protein 20% dari total kalori harian.
Pengelompokan kategori masing-masing
aktivitas dapat dilihat pada Tabel 2 2.4 Algoritma Genetika
Algoritma genetika (Genetic Algorithms,
GAs) merupakan salah satu jenis algoritma
evolusi yang paling popularHal ini dikarenakan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 274

kemampuan algoritma genetika yang umumnya 3. PERANCANGAN DAN


untuk menyelesaikan berbagai masalah IMPLEMENTASI
kompleks, algoritma ini banyak digunakan
3.1 Perancangan
dalam berbagai bidang seperti bidang fisika,
biologi, ekonomi, sosiologi dan lain-lain yang Diabetes mellitus merupakan penyakit yang
sering menghadapi masalah optimasi yang sangat mematikan terutama penyakit tersebut
memiliki model matematika kompleks atau telah berkomplikasi dengan penyakit lain
sulit untuk dibangun (Mahmudy 2015). terutama penyakit yang mematika lain seperti
Algoritma genetika merupakan suatu penyakit jantung dan stroke. Menurut
metode heuristic yang berkembang berdasarkan (Prameswari, 2016) pasien yang menderita
pinsip genetika dan proses seleksi alamiah dari penyakit diabetes perlu memperbaiki gaya
teori evolusi Darwin (Zukhri, 2014). Tahapan hidup dan melakukan diet yang tepat sehingga
algoritma genetika meliputi representasi dapat mengurangi komplikasi penyakit pada
kromosom, reproduksi yang terdiri dari diabetes serta dapat meringankan kondisi
crossover dan mutasi, menghitung fitness dan penderita penyakit diabetes. Diet penderita
seleksi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 diabetes dilakukan dengan memperhatikan
kebutuhan energi pasien. Kebutuhan energi
Start didapatkan dengan perhitungan asupan
karbohidrat, protein, dan lemak dengan tepat
dan akurat. Perhitungan energi pasien dapat
Inisialisasi parameter awal atau dilakukan dengan manual atau dengan bantuan
data pasien dan parameter
algoritma genetika
sistem yang menerapkan suatu algoitma. Jika
dilakukan dengan proses manual akan
membutuhkan waktu yang lama terutama
Hitung Kalori Harian apabila bahan makanan yang tersedia sangat
banyak dan diet diabetes setiap komplikasi
memiliki kebutuhan yang berbeda.
Inisialisasi populasi awal
3.1.1 Desain Kromosom
Desain atau representasi kromosom
yang digunakan pada penelitian ini adalah
representasi kromosom bilangan integer
Crossover
berbasis nomor makanan yang dibagi sesuai
dengan jenis makanannya. Terdapat 15 gen
Mutasi
penyusun kromosom setiap individu. 15 gen
tersebut mewakili 5 gen untuk makan pagi, 5
gen untuk makan siang dan 5 gen makan
Evaluasi malam. Masing-masing 5 gen terdiri dari
sumber makanan pokok, sumber nabati, sumber
Seleksi
hewani, sumber sayuran dan pelengkap. Setiap
bahan makanan mengandung karbohidrat,
protein dan lemak.
Generasi baru

N
Gambar 2 Desain Kromosom
Memenuhi kondisi
berhenti
Keterangan :
Y SP = Sumber Makanan Pokok
SS = Sumber Sayuran
Kromosom Terbaik SN = Sumber Nabati
P = Pelengkap
SH = Sumber Hewani
End E1, E2, E3, E4, E5 = Berat Energi
L1,L2,L3,L4,L5 = Berat bobot lemak
Gambar 1 Diagram Alir Algoritma Genetika Kb1,Kb2,Kb3,Kb4,Kb5 = Berat bobot
karbohidrat
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 275

Pr1,Pr2,Pr3,Pr4,Pr5 = Berat bobot protein komplikasi ginjal adalah nilai 1 = 3, 2 = 1, 3


Contoh representasi kromosom dapat dilihat =3 dan 4 = 1.
pada Gambar 3 Komplikasi penyakit jantung dan stroke
Pada komplikasi penyakit jantung dan stroke,
kebutuhan makanan yang harus diperhatikan
adalah lemak. Total lemak harus memenuhi
kebutuhan lemak seimbang. Sehingga penalti
Gambar 3 Contoh Desain Kromosom penderita penyakit komplikasi jantung dan
3.1.2 Desain Fitness stroke adalah nilai 1 = 3, 2 = 1, 3 =1 dan 4
= 3.
Sebelum membahas desain fitness,
Komplikasi penyakit mata, syaraf,
terdapat perhitungan penalti yang nantinya akan lambung dan tidak komplikasi
digunakan dalam perhitungan fitness. Cara Penyakit diabetes mellitus yang berkomplikasi
melakukan perhitungan penalti adalah dengan penyakit mata, syaraf dan lambung serta
menghitung selisih total kandungan kalori, gizi tidak komplikasi hanya melakukan aturan total
karbohidrat, protein, dan lemak dengan kalori tidak melebihi total kalori seimbang.
kandungan kalori, gizi seimbang karbohidrat, Sehingga penalti pada penyakit komplikasi
protein dan lemak. Cara perhitungan penalti mata, syaraf, lambung, dan tidak berkomplikasi
adalah sebagai berikut. adalah 1 = 3, 2 = 1, 3 =1 dan 4 = 3.
Total penalti = penalti1 + penalti2 +
penalti 3 + penalti 4 (9) Setelah menghitung nilai penalti, selanjutnya
Keterangan: menghitung nilai fitness dengan rumus
penalti1= Penalti kalori 1000
Fitness = (100)+ (10)
penalti2= Penalti karbohidrat
penalti3= Penalti protein Pada rumus fitness terdapat angka 1000 yang
penalti4= Penalti lemak artinya untuk menyetarakan harga dari bahan
Penalti merupakan kondisi dimana makanan berkisar antara ribuan. Selain itu
terdapat nilai yang tidak sesuai dengan aturan. terdapat jumlah harga yang diperoleh dari total
Penalti sangat penting dalam melakukan harga semua bahan makan pada setiap
perhitungan diet diabetes mellitus dan kromosom. Pada penalti dikalikan 100 untuk
komplikasinya. Terdapat beberapa aturan yang memperbesar nilai dari penalti sehingga nilai
harus diterapkan dalam permasalahan optimasi fitnes yang dihasilkan akan kecil dan
makanan pada penderita diabetes mellitus dan kemungkinan solusi terpilih akan kecil. Dalam
komplikasinya yaitu kandungan kalori, penyelesaian permasalahan tersebut terdapat
karbohidrat, protein dan lemak tidak kurang beberapa tahapan yang dilakukan yaitu
atau lebih dari kandungan gizi seimbang kalori,
karbohidrat, protein dan lemak. Untuk 1. Tahapan Menghitung Kalori Harian
memenuhi aturan tersebut diperlukan bobot Contoh kasus implementasi algoritma
penalti. genetika pada permasalahan optimasi makanan
Bobot penalti kalori, karbohidrat, pada penderita diabetes mellitus dan komplikasi
protein, lemak mempunyai bobot yang berbeda. sebagai berikut.
Bobot penalti kalori memiliki bobot terbesar Inisialisasi Parameter Awal
karena kalori merupakan penalti yang sangat a. Data Pasien
serius. Namun bobot karbohidrat, protein dan
lemak memiliki bobot yang berbeda sesuai Nama Pasien : Abdullah
dengan penyakit komplikasi yang diderita. Hal Jenis Kelamin: Laki-laki
ini berdasarkan pengetahuan pakar bahwa Usia : 52 Tahun
terdapat kondisi dimana penyakit komplikasi Berat badan : 65 kg
harus memenuhi kebutuhan wajib. Kondisi Tinggi Badan: 165 cm
bobot penalti setiap komplikasi adalah Aktifitas : Keadaan istirahat
Komplikasi penyakit ginjal Komplikasi : Jantung
Pada komplikasi dengan penyakit ginjal, b. Parameter Algoritma Genetika
kebutuhan protein merupakan kebutuhan yang Jumlah Generasi =1
sangat penting untuk diperhatikan. Sehingga Ukuran populasi (popsize) = 10
nilai penalti dari pasien yang memiliki penyakit Crossover Rate (cr) = 0.5

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 276

Mutation Rate (mr) = 0.2 mengacak menu makanan dalam individu


namun sesuai dengan batas masing-masing
Menghitung Kalori harian menu. Individu yang dibentuk sesuai dengan
jumlah populasi awal yaitu 10.
BBI = 0.9*(165-100)*1kg=58.50
3. Crossover
kg
IMT = 65/(1.65) = 23.875115 kg Crossover merupakan salah satu tahap
AMB Pria = 58.50 kg x 30 Kkal/kg = 1755 reproduksi yang berfungsi untuk menhasilkan
Kkal keturunan. Crossover yang digunakan adalah
AMB Umur = -5% x 1755 Kkal = 87.75 one-cut point. Crossover tersebut dilakukan
Kkal dengan memilih 2 parent secara acak dari
TEE ringan = 10% x 1755Kkal = 175.5 individu, menentukan titik potong secara
Kkal random, dan menukar gen-gen dalam
AMB Berat badan = 20 % x 1755 Kkal = kromosom yang dibatasi titik potong. Langkah-
351 Kkal langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 5
Sehingga total kalori harian yang dan 6.
dibutuhkan oleh pasien diabetes mellitus
adalah
Gambar 5 Parent Crossover
Total Kalori = 1755 87.75 + 175.5 + 351
= 2193.75 Kkal
Karbohidrat (Kkal) = 68% x 2193.75 Kkal
Gambar 6 Child Crossover
= 1491.75 Kkalatau 372.9375
gr 4. Mutasi
Protein (Kkal) = 30% x 2193.75 Kkal Mutasi yang digunakan adalah reciprocal
= 658.125 Kkalatau 164.5313 exchange mutation yang dilakukan dengan
gr memilih satu parent secara acak, memilih dua
Lemak (Kkal)= 12% x 2193.75 Kkal titik secara acak namun harus sumber makanan
= 263.25 Kkal atau 29.22075 yang sama dan menukar masing-masing titik.
gr Mutasi dapat dilihat pada gambar Gambar 7 dan
Dari perhitungan kalori harian 8
diperoleh kebutuhan karbohidrat 372.9375
gram, Protein 164.5313 gram, dan lemak Gambar 7 Parent Mutasi
29.22075 gram.
Gambar 8 Child Mutasi
2. Inisialisasi Populasi Awal 5. Evaluasi
Sebelum melakukan inisialisasi Evaluasi dilakukan untuk menghitung
populasi awal dilakukan representasi fitness dari seluruh individu baik parent
kromosom terlebih dahulu. Representasi maupun child yang dihaslkan. Perhitungan
kromosom pada permasalahan ini dapat fitness dapat dilihat pada persamaan 10.
dilihat pada Gambar 4 Adapun hasil evaluasi dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3 Hasil Evaluasi

Gambar 4 Representasi Kromosom Individu Total pinalti Total harga fitness


Dari contoh representasi kromosom P1 1070.784 28650 0.000349
individu Gambar 3 dapat dilihat bahwa
P2 802.902 36450 0.000274
kromosom dibagi menjadi 15 gen penyusun
yang terdiri dari 5 gen makan pagi, 5 gen makan P3 539.235 33913 0.000295
siang dan 5 gen makan malam. Masing-masing P4 772.103 35950 0.000278
5 gen mewakili sumber makanan pokok, P5 627.321 29650 0.000337
sumber nabati, sumber hewani, sumber sayuran P6 740.399 32650 0.000306
dan pelengkap atau buah-buahan. Setelah P7 395.388 23980 0.000417
melakukan representasi kromosom selanjutnya
P8 407.135 24530 0.000408
melakukan inisialisasi populasi awal.
Inisialisasi populasi awal dilakukan dengan P9 680.865 26700 0.000374

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 277

P10 642.623 32500 0.000308


C1 475.965 32050 0.000312
C2 198.933 26980 0.000371
C3 471.608 26350 0.000379
C4 934.938 33800 0.000296
C5 205.995 30350 0.000329
C6 830.283 35650 0.000280
C7 469.456 29350 0.000341

6. Seleksi
Seleksi dilakukan menggunakan seleksi
elitism dimana seleksi dilakukan dengan
memilih individu yang memiliki fitness
tertinggi sejumlah popsize. Hasil seleksi dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil Seleksi
Gambar 9 Halaman Data Input

Individu Fitness

P7 0.000417
P8 0.000408
C3 0.000379
C2 0.000371
P1 0.000349
C7 0.000341
P5 0.000337
C5 0.000329
C1 0.000312
P10 0.000308

3.2 Implementasi
Implementasi pada permasalahan Gambar 10 Halaman Data Makanan
pemilihan menu optimal pada penderita
diabetes mellitus menggunakan bahasa
pemrograman java. Terdapat 5 UI yang
ditampilkan. Tampilan beranda berisi data
input. Tampilan kedua menampilkan data
makanan, tampilan ketiga menampilkan history
individu dalam populasi setiap generasi
memiliki kromosom, penalty dan nilai fitness.
Tampilan keempat menampilkan individu
terbaik dan yang terakhir menampilkan data
pasien yang diinputkan sebelumnya lalu
kebutuhan kalori, karbohidrat, protein, dan
lemak seimbang pasien serta menu makanan
dalam sehari. Adapun tampilan dapat dilihat
pada Gambar 9 sampai Gambar 13.
Gambar 11 Halaman Algoritma Genetika

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 278

Tabel 5 Hasil Pengujian Populasi


Po Nilai Fitness Nilai
p fitnes
Percobaan ke
siz s rata-
e 1 2 3 4 5 rata
0.01 0.01 0.01 0.01 0.013
10 0.015
2 3 4 3 3
0.01 0.01 0.01 0.01 0.015
40 0.015
4 6 6 6 5
0.01 0.01 0.01 0.01 0.016
70 0.016
6 7 6 6 1
10 0.01 0.01 0.01 0.01 0.016
0.017
0 5 6 7 6 1
13 0.01 0.01 0.01 0.01 0.016
0.016
0 6 6 8 6 6
16 0.01 0.01 0.01 0.01 0.016
0.016
0 6 8 7 6 7
19 0.01 0.01 0.01 0.01 0.017
0.018
0 6 6 7 8 0
Gambar 12 Halaman Individu Terbaik 22 0.01 0.01 0.01 0.01 0.017
0.016
0 7 8 8 7 2
25 0.01 0.01 0.01 0.01 0.017
0.018
0 8 8 8 8 9
28 0.01 0.01 0.01 0.01 0.017
0.018
0 8 8 8 7 7
31 0.01 0.01 0.01 0.01 0.017
0.018
0 8 8 8 8 7
34 0.01 0.01 0.01 0.01 0.017
0.018
0 8 8 7 8 8

Pengujian Populasi
0,02000
0,01900
0,01800
0,01700
Fitnes

0,01600
0,01500
0,01400
0,01300
0,01200
0,01100
0,01000
10
40
70
100
130
160
190
220
250
280
310
340 Populasi
Gambar 13 Halaman Hasil
Nilai fitness rata-rata
4. PENGUJIAN DAN ANALISIS
Gambar 14 Grafik Pengujian Populasi
Pengujian dilakukan dengan empat tahap
yaitu pengujian populasi, pengujian kombinasi Berdasarkan hasil pengujian populasi
crossover dan mutation rate, pengujian Gambar 14 menunjukkan bahwa bertambahnya
generasi, dan pengujian kromosom. jumlah populasi rata-rata nilai fitness
cenderung meningkat. Pada pengujian pertama
4.1 Pengujian Populasi jumlah popsize 10 memiliki fitness yang paling
rendah yaitu 0.0133 dan jumlah populasi yang
Pengujian populasi digunakan untuk
optimal adalah 250 dengan nilai rata-rata fitness
mencari populasi yang optimal. Pengujian
0. 0179. Dari hasil tersebut menunjukkan
populasi dilakukan dengan 5 kali pencobaan
bahwa semakin banyak jumlah populasi maka
lalu dihitung rata-rata fitness yang didapat. Pada
fitness yang diperoleh akan cenderung
pengujian populasi dilakukan dengan input
meningkat.
generasi sebesar 30, cr = 0.5 dan mr=0.5. Selain
itu data pasien menggunakan tinggi badan 180
cm, berat badan 60 cm, umur 50 tahun, aktifitas
ringan, dan komplikasi adalah ginjal. Hasil
pengujian populasi dapat dilihat pada Tabel 5.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 279

4.2 Pengujian Kombinasi Crossover Rate mutation rate pada Gambar 15 didapatkan hasil
dan Mutation Rate bahwa kombinasi crossover rate 0.7 dan
mutation rate 0.3 adalah kombinasi crossover
Setelah menemukan jumlah populasi
rate dan mutation rate yang paling optimal.
(popsize) yang paling optimal, perlu melakukan
Kombinasi tertinggi kedua adalah kombinasi
percobaan untuk mengetahui kombinasi
cr=0.8 dan mr=0.2, ketiga cr=0.6 dan mr=0.4
crossover rate dan mutation rate yang optimal.
dan yang terendah adalah kombinasi cr=0 dan
Pada pengujian ini menggunakan populasi
mr=1. Sehingga kombinasi cr dan mr yang
dengan rata-rata fitness yang memiliki jumlah
paling optimal adalah kombinasi cr=0.7 dan
populasi tertinggi yaitu 250 individu dalam
mr=0.3.
pengujian populasi. Hasil pengujian crossover
rate dan mutation rate dapat dilihat pada Tabel
4.3 Pengujian Generasi
6 berikut.
Tabel 6 Hasil Pengujian Kombinasi Crossover dan Pengujian dilanjutkan dengan melakukan
Mutation Rate uji coba untuk mengetahui generasi yang paling
Kombin Nilai Fitnes Nilai optimal. Pengujian yang dilakukan hampir
asi Percobaan ke fitnes sama dengan pengujian populasi dan crossover
rata- rate serta mutation rate namun populasi,
M rata
Cr 1 2 3 4 5 crossover rate dan mutation rate yang
r
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 digunakan yaitu populasi = 130, crossover rate
1 0
7 7 8 8 8 74 = 0.7 dan mutation rate = 0.3. Hasil dari
0. 0. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 pengujian generasi dapat dilihat pada Tabel 7
9 1 6 6 6 8 8 69 berikut.
0. 0. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 Tabel 7 Hasil Pengujian Generasi
8 2 8 8 8 8 7 76
Nilai fitness Nilai
0. 0. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 Ukura
Percobaan ke fitnes
7 3 8 8 8 8 8 79 n
s
0. 0. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 genera
1 2 3 4 5 rata-
6 4 8 7 8 8 8 77 si
rata
0. 0. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.015
5 5 7 8 8 8 8 76 10
5 5 6 5 5 2
0. 0. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.017
4 6 8 8 7 8 7 75 25
7 8 8 8 7 5
0. 0. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
3 7 8 6 7 7 7 70 40
8 8 8 8 8 1
0. 0. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
2 8 6 7 7 6 7 67 55
9 8 8 9 8 4
0. 0. 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
1 9 6 7 7 6 7 66 70
9 9 8 9 9 6
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
0 1 85
7 7 7 6 6 67 9 8 8 9 8 5
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
100
9 8 9 9 9 6
Pengujian Kombinasi cr dan mr 115
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
8 8 8 9 8 4
0,02000
0,01900 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
0,01800 130
Fitness

0,01700
0,01600 8 9 8 9 8 5
0,01500
0,01400
0,01300 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
0,01200 145
0,01100
0,01000 9 9 9 9 9 6
Mr 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
160
8 8 9 9 8 2
Cr 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
175
Kombinasi cr dan mr 9 9 8 9 7 2
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
190
8 8 8 9 9 4
Nilai fitness rata-rata 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
205
8 8 8 8 8 2
Gambar 15 Grafik Pengujian Kombinasi Crossover 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
dan Mutation Rate 220
9 7 8 9 8 2
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
235
Dari hasil pengujian crossover rate dan 9 8 7 8 8 1

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 280

0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018


250
8 8 9 8 8 4
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
265
8 8 9 8 7 1
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
280
9 8 8 8 7 1
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.018
295
8 7 8 9 8 1

Pengujian Generasi Gambar 17 Pengujian Kromosom

0,020 Masing-masing bahan makanan


0,019
0,018
0,017 memiliki jumlah bahan yang berbeda-beda
Fitness

0,016
0,015 yaitu 22 bahan makanan pokok, 12 bahan
0,014
0,013
0,012
0,011 makanan nabati, 48 bahan makanan hewani, 36
0,010 bahan makanan sayuran dan 38 bahan makanan
10 40 70 100130160190220250280 pelengkap (buah) . Setiap gen dalam kromosom
Generasi wajib tidak melebihi jumlah atau menu yang
dihasilkan akan tidak sesuai dengan kebutuhan
Nilai fitness rata-rata atau menu yang akan dirancang. Pada Tabel 6.4
sumber pokok memiliki gen 17, 20 dan 8.
Gambar 16 Pengujian Generasi Ketiga gen tersebut tidak melebihi batas jumlah
makanan pokok yakni 22 sehingga sumber
Dari hasil pengujian generasi pada Gambar pokok sesuai. Pada sumber nabati terdiri dari
16 didapatkan bahwa generasi terbaik adalah gen bernomor 11, 11, 11 ketiganya tidak
generasi 145 dengan rata-rata fitnes 0.0186001. melebihi jumlah sumber nabati sehingga gen
Hasil pengujian generasi juga dapat dilihat pada sumber nabati sesuai. Pada sumber hewani
Gambar 6.3 yang menunjukkan bahwa rata-rata terdiri dari gen 25, 25, 47 yang ketiganya juga
fitnes semakin meningkat dengan sesuai. Sumber sayuran memiliki gen 23, 23, 23
bertambahnya jumlah generasi namun mulai yang ketiganya tidak melebihi batas dan sumber
generasi 55 sampai generasi 250 memiliki rata- pelengkap yang terdiri dari 18, 11, 18 dimana
rata fitnes meningkat dan menurun serta puncak ketiganya tidak memiliki batas. Sehingga dapat
tertinggi generasi adalah 145. Setelah disimpulkan bahwa perancangan kromosom
mendapatkan nilai tertinggi rata-rata fitness yang dilakukan pada komposisi makanan sudah
menurun dan agak meningkat pada generasi 190 sesuai.
namun kembali menurun lagi di generasi
selanjutnya. Pada generasi 250 memiliki 5. KESIMPULAN DAN SARAN
kenaikan fitness yag hampir sama dengan 190
namun kembali menurun. Sehingga generasi Kesimpulan yang didapat adalah bahwa
paling optimal dalam permasalahan ini adalah dengan menggunakan algoritma genetika dalam
145. pengoptimalkan penyusunan menu makanan
bagi penderita penyakit diabetes mellitus dan
4.4 Pengujian Kromosom komplikasinya memperoleh hasil populasi yang
paling optimal adalah 250 individu, kombinasi
Pengujian kromosom merupakan cr = 0.7 dan mr = 0.3 serta generasi optimal
pengujian yang dilakukan untuk menguji berjumlah 145 generasi dengan fitness 0.01857.
kromosom yang sudah dirancang sesuai atau Saran yang dapat dilakukan dalam
tidak dengan permasalahan yang diteliti. pengembangan selanjutnya yaitu dengan
Kromosom dikatakan sesuai jika jumlah gen menerapkan metode crossover dan mutasi yang
dalam kromosom berjumlah 15 dan masing- lain sehingga membandingkan hasil mana yang
masing nilai gen tidak melebihi batas dari lebih optimal. Algoritma genetika merupakan
jumlah makanan. Hasil pengujian kromosom algoritma berbasis global search dalam
dapat dilihat pada Gambar 17. menyelesaikan masalah. Jika algoritma tersebut
dihibrid dengan algoritma local serach seperti
Variable Neighborhood Search, Simulated
Annealing, atau metode yang lain dapat

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 281

menghasilkan hasil yang lebih optimal. Saputro, H., & Mahmudy, W. F. (2015).
Implementasi Algoritma Genetika
6. DAFTAR PUSTAKA untuk optimasi penggunaan lahan
Mahmudy, W. F. (2015). Algoritma Genetika. pertanian. DORO: Repository Jurnal
Malang: Fakultas Ilmu Komputer. Mahasiswa PTIIK Universitas
Prameswari, d. (2016, November 11). Penyakit Brawijaya, 5, 12.
Diabetes Mellitus dan Komplikasinya. Sari, D., & Mahmudy, W. F. (2015). Optimasi
Prameswari, d. (2016, November 11). Penyakit penjadwalan mata pelajaran
Diabetes Mellitus dan Komplikasinya. menggunakan algoritma genetika
Malang. (studi kasus : SMPN 1 Gondang
Ramuna, M., & Mahmudy, W. F. (2015). Mojokerto). DORO: Repository Jurnal
Optimasi persediaan barang dalam Mahasiswa PTIIK Universitas
produksi jilbab menggunakan Brawijaya, 5, 13.
algoritma genetika. DORO: Repository Susilo, d., & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu
Jurnal Mahasiswa PTIIK Universitas Mengatasi Diabetes Melitus (Kencing
Brawijaya, 5, 14. Manis) . Yogyakarta: Andi.
Rianawati, A., & Mahmudy, W. F. (2015). Sutanto. (2010). CEKAL (Cegah & Tangkal)
Impelementasi Algoritma Genetika Penyakit Modern. Yogyakarta: Andi.
untuk Optimasi Komposisi Makanan Tandra, P. (2013). Life Healty with Diabetes
bagi Penderita Diabetes Mellitus. V, Diabetes Mengapa & Bagaimana?
14. Yogyakart: Andi.
Zukhri, Z. (2014). Algoritma Genetika.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai