PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1. Dapat Mengetahui defenisi evaluasi pembelajaran
2. Dapat Mengetahui fungsi dan tujun evaluasi pembelajaran
3. Dapat Mengetahui prinsip-prinsip umum evaluasi pembelajaran
4. Dapat Mengetahui jenis-jenis evaluasi pembelajaran
5. Dapat Mengetahui Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
6. Dapat Mengetahui defenisi Tes Berbasis Komputer (Computer based Test/CBT)
dalam evaluasi pembelajaran
7. Dapat Memahami tata cara penggunaan Computer-Based-Test (CBT) dalam
evaluasi pembelajaran
8. Dapat memahami Penerapan Computer-Based Test dalam evaluasi pembelajaran
9. Dapat Mengetahui kelebihan dan kekurangan Computer-Based Test dalam
evaluasi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
Evaluasi dapat memberikan umpan balik bagi guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi
siswa yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.
b. Fungsi sumatif
Evaluasi dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran,
menentukan angka nilai sebagai bahan keputusan kenaikan kelas Adan laporan
perkembangan belajar siswa serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Fungsi diagnostik
Evaluasi dapat mengetahui latar belakang siswa (psikologis, fisik dan lingkungan)
yang mengalami kesulitan belajar.
d. Fungsi seleksi dan penempatan
Yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan
siswa sesuai dengan minat dan kemampuan (Tim Pengembang MKDP Kurikulum
dan Pembelajaran.2011).
kemampuan kognitif yang baik belum tentu dapat menerapkannya dengan baik
dalam memecahkan permasalahan kehidupan. Untuk memahami lebih jauh tentang
klasifikasi domain hasil belajar, Anda dapat mengikuti pendapat yang dikemukakan
Benyamin S.Bloom, dkk., yang mengelompokkan hasil belajar menjadi tiga bagian,
yaitu domain kognitif, doman afektif, dan domain psikomotor. Domain kognitif
merupakan domain yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan
keterampilan intelektual. Domain afektif adalah domain yang berkaitan dengan
pengembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi, sedangkan domain psikomotor
berkaitan dengan kegiatan keterampilan motorik.
a) Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Domain Hasil Belajar.
Menurut (Benyamin S.Bloom, dkk .1956), hasil belajar dapat dikelompokkan
ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Setiap domain disusun
menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai
dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang
sukar, dan mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak. Adapun
rincian domain tersebut adalah sebagai berikut :
1. Domain kognitif (cognitive domain). Domain ini memiliki enam jenjang
kemampuan, yaitu:
a. Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta
atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan diantaranya : mendefinisikan,
memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar,
mencocokkan, menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan, dan
memilih.
b. Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang
disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi
menjadi tiga, yakni menterjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan diantaranya : mengubah,
mempertahankan, membedakan, memprakirakan, menjelaskan,
menyimpulkan, memberi contoh, meramalkan, dan meningkatkan.
8
dan hasil belajar, setiap mata pelajaran terdapat tiga komponen penting, yaitu
kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator pencapaian hasil belajar. Kompetensi
dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu pokok bahasan atau topik mata
pelajaran tertentu. Kompetensi menentukan apa yang harus dilakukan peserta didik
untuk mengerti, menggunakan, meramalkan, menjelaskan, mengapresiasi atau
menghargai. Kompetensi adalah gambaran umum tentang apa yang dapat dilakukan
peserta didik. Bagaimana cara menilai seorang peserta didik sudah meraih
kompetensi tertentu secara tidak langsung digambarkan di dalam pernyataan tentang
kompetensi. Sedangkan rincian tentang apa yang diharapkan dari peserta didik
digambarkan dalam hasil belajar dan indikator.
Dengan demikian, hasil belajar merupakan gambaran tentang apa yang harus
digali, dipahami, dan dikerjakan peserta didik. Hasil belajar ini merefleksikan
keluasan, kedalaman, dan kerumitan (secara bergradasi). Hasil belajar harus
digambarkan secar jelas dan dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu.
Perbedaan antara kompetensi dengan hasil belajar terdapat pada batasan dan
patokan-patokan kinerja peserta didik yang dapat diukur.
Indikator hasil belajar dapat digunakan sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik
dalam mencapai pembelajaran dan kinerja yang diharapkan. Indikator hasil belajar
merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam berkomunikasi
secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil
pembelajaran. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang sudah mereka kembangkan selama pembelajaran
dan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditentukan. Selama proses ini, guru dapat
menilai apakah peserta didik telah mencapai suatu hasil belajar yang ditunjukkan dengan
pencapaian beberapa indikator dari hasil belajar tersebut. Apabila hasil belajar peserta
didik dapat direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, berarti peserta didik
tersebut telah mencapai suatu kompetensi (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan
Pembelajaran.2011).
d) Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Penilaian Berbasis Kelas.
Sesuai dengan petunjuk pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2004), maka ruang lingkup
penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut:
15
kompetensi lintas kurikulum ini dilakukan terhadap hasil belajar dari setiap rumpun
pelajaran dalam kurikulum.
Kompetensi lintas kurikulum yang diharapkan dikuasai peserta didik adalah:
a. Menjalankan hak dan kewajiban secara bertanggungjawab terutama dalam
menjamin perasaan aman dan menghargai sesama.
b. Menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
c. Memilih, memadukan dan menerapkan konsep-konsep dan tekni-teknik numeric
dan spasial, serta mencari dan menyusun pola, struktur dan hubungan.
d. Menemukan pemecahan masalah-masalah baru berupa prosedur maupun produk
teknologi melalui penerapan dan penilaian pengetahuan, konsep, prinsip dan
prosedur yang telah dipelajari, serta memilih, mengembangkan, memanfaatkan,
mengevaluasi, dan mengelola teknologi komunikasi/ informasi.
e. Berpikir kritis dan bertindak secara sistematis dalam setiap pengambilan
keputusan berdasarkan pemahaman dan penghargaan terhadap dunia fisik,
makhluk hidup, dan teknologi.
f. Berwawasan kebangsaan dan global, terampil serta aktif berpartisipasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dilandasi dengan pemahaman terhadap
nilai-nilai dan konteks budaya, geografi dan sejarah.
g. Beradab, berbudaya, bersikap religius, bercitarasa seni, susila, kreatif dengan
menampilkan dan menghargai karya artistik dan intelektual, serta meningkatkan
kematangan pribadi.
h. Berpikir terarah/terfokus, berpikir lateral, memperhitungkan peluang dan potensi,
serta luwes untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
i. Percaya diri dan komitmen dalam bekerja, baik secara mandiri maupun
bekerjasama.
4. Kompetensi Tamatan
Kompetensi tamatan merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah peserta
didik menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi tamatan ini
merupakan batas dan arah kompetensi yang harus dimiliki peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran suatu pelajaran tertentu. Untuk meluluskan tamatan
diperlukan kompetensi lulusan. Kompetensi lulusan suatu jenjang madrasah dapat
dijabarkan dari visi dan misi yang ditetapkan madrasah. Acuan untuk merumuskan
kompetensi lulusan adalah struktur keilmuan mata pelajaran, perkembangan
17
psikologi peserta didik, dan persyaratan yang ditentukan oleh pengguna lulusan
(jenjang madrasah selanjutnya dan atau dunia kerja).
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, kompetensi yang
diharapkan dimiliki oleh lulusan atau tamatan madrasah dapat dirumuskan sebagai
berikut :
a. Berkenaan dengan aspek afektif, peserta didik memiliki keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran
agamadan kepercayaan masing-masing yang tercermin dalam perilaku
sehari-hari, memiliki nilai-nilai etika dan estetika, serta mampu
mengamalkan dan mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari,
memiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan humaniora, serta
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, baik dalam lingkup nasional maupun global.
b. Berkenaan dengan aspek kognitif, peserta didik dapat menguasai ilmu,
teknologi dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
c. Berkenaan dengan aspek psikomotorik, peserta didik memiliki keterampilan
berkomunikasi, keterampilan hidup, dan mampu beradaptasi dengan
perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam, baik lokal,
regional, maupun global; memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang
bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-hari.
d. Pencapaian Keterampilan Hidup
Penguasaan berbagai kompetensi dasar, kompetensi lintas kurikulum, kompetensi
rumpun pelajaran dan kompetensi tamatan melalui berbagai pengalaman belajar
dapat memberikan efek positif (nurturan effects) dalam bentuk kecakapan hidup (life
skills). Kecakapan hidup yang dimiliki peserta didik melalui berbagai pengalaman
belajar ini, juga perlu Anda nilai sejauhmana kesesuaiannya dengan kebutuhan
mereka untuk dapat bertahan dan berkembang dalam kehidupannya di lingkungan
keluarga, madrasah dan masyarakat. Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu Anda
nilai antara lain :
a. Keterampilan diri (keterampilan personal) yang meliputi : penghayatan diri sebagai
makhluk Tuhan YME, motivasi berprestasi, komitmen, percaya diri, dan mandiri.
18
b. Keterampilan berpikir rasional, yang meliputi : berpikir kritis dan logis, berpikir
sistematis, terampil menyusun rencana secara sistematis, dan terampil memecahkan
masalah secara sistematis.
c. Keterampilan sosial, yang meliputi : keterampilan berkomunikasi lisan dan tertulis;
keterampilan bekerjasama, kolaborasi, lobi; keterampilan berpartisipasi;
keterampilan mengelola konflik; dan keterampilan mempengaruhi orang lain.
d. Keterampilan akademik, yang meliputi : keterampilan merancang, melaksanakan,
dan melaporkan hasil penelitian ilmiah; keterampilan membuat karya tulis ilmiah;
keterampilan mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitian untuk
memecahkan masalah, baik berupa proses maupun produk.
e. Keterampilan vokasional, yang meliputi : keterampilan menemukan algoritma, model,
prosedur untuk mengerjakan suatu tugas; keterampilan melaksanakan prosedur; dan
keterampilan mencipta produk dengan menggunakan konsep, prinsip, bahan dan alat
yang telah dipelajari.
Secara keseluruhan, ruang lingkup evaluasi pembelajaran dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
Domain Kognitif
Hasil Afektif
Belajar Psikomotor
Program Pembelajaran
Sistem
Pembelajar proses Pelaksanaan Pembelajaran
an
HasilPembelajaran
Sikap
Ruang Lingkup
Pembelajaran
Evaluasi
Keterampilan
Keterampilan Hidup
Informasi yang objektif dapat dijadikan bahan masukan untuk perbaikan proses dan
program selanjutnya. Evaluasi dalam pembelajaran tidak semata-mata untuk
menentukan rating siswa, melainkan juga harus dijadikan sebagai teknik atau cara
pendidikan. Sebagai teknik atau alat pendidikan, evaluasi pembelajaran harus
dikembangkan secara terlaksana dan terintegrasi dalam program pembelajaran,
dilakukan secara kontinu, mengandung unsur pedagogis, dan dapat lebih
mendorong siswa aktif belaja (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan
Pembelajaran.2011).
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun
strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor
hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai
dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi,
ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni
evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
2. Evaluasi tnsformasi
Evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran
anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3. Evaluasi output
Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil
pembelajaran.
b. Berdasarkan subjek :
1. Evaluasi internal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,
misalnya guru.
2. Evaluasi eksternal
Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator,
misalnya orangtua, masyarakat.
Yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan
siswa sesuai dengan minat dan kemampuan (Mavin Sharon dkk.2010).
komputer yang telah terkoneksi dengan jaringan dan internet. Dalam pelaksanaan
tes berbasis komputer (CBT) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya
: ke-ontetikan peserta test, bank soal, sistem Computer-based test itu sendiri.
Proses otentikasi dalam tes berbasis komputer (CBT), merupakan hal yang
sangat penting, untuk menentukan siapa saja yang bisa mengikuti tes. Biasanya
dalam proses ini, peserta tes akan diberikan sebuah username dan password, yang
akan digunakan untuk login sehingga peserta dapat masuk dan mengikuti tes.
Ketersediaan soal dalam jumlah yang cukup banyak menjadi syarat
selanjutnya dalam tes berbasis komputer (CBT). Dari jumlah soal yang cukup
banyak memungkinkan pemilihan soal secara random sehingga antar peserta tes
akan mendapatkan soal yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya
kerjasama antara peserta test.
Sistem Computer-Based Test yang telah melalui uji kelayakan sangat
diperlukan, mengingat pada umumnya tes berbasis komputer dilaksanakan dalam
waktu yang sama. Sehingga dibutuhkan software dan hardware yang mendukung,
istilah dalam teknologi informasi yaitu client-server. Di mana komputer peserta tes
(client) terhubung dengan sistem tes berbasis komputer melalui komputer server.
Untuk itulah dibutuhkan sistem tes berbasis komputer yang layak pakai (University
of Massachusetts at Amherst.2001).
Tes Berbasis Komputer (Computer Based Test, CBT) merupakan tes yang
diselenggarakan dengan menggunakan komputer. Karakteristik dari tes ini sama
dengan tes konvensional yaitu menggunakan satu perangakat tes untuk beberapa
peserta dengan panjang tes yang sama (fixed test length). Perbedaannya terletak pada
teknik penyampaian (delivery) butir soal yang tidak lagi meggunakan kertas
(paperless), baik untuk naskah soal maupun lembar jawaban. Sistem skoring atau
koreksi langsung dilakukan oleh komputer. Biasanya peserta bisa mengerjakan dan
melihat butir soal dari nomor pertama sampai dengan terakhir.
Menurut john daintith, CBT merupakan penggunaan komputer untuk
mengendalikan, baik digital maupun analog teknik pengujian dan evaluasi kualitas
komponen dan produk.
Tes lekat dihubungkan dengan cara pengukuran terhadap penguasaan materi
tertentu. Hasil dari tes salah satunya digunakan untuk membuat keputusan sekolah
atau guru terhadap muridnya. Hasil tes dianggap sebagai bukti yang valid dari
25
individu ,yang dapat digunakan misalnya untuk kenaikan kelas, promosi jabatan, dan
kelulusan. Sebelum adanya tes berbasis komputer, biasanya tes dilakukan secara
tertulis dalam kertas (paper based test), tetapi seiring dengan perkembangan
teknologi informasi tes tertulis mulai bergeser digantikan dengan tes berbasis
komputer bahkan internet.
Ada empat bentuk model tes berbasis komputer dan internet yang
dikembangkan oleh ITC, yaitu :
Tes dengan model terbuka seperti ini, dapat diikuti siapapun dan tanpa
pengawasan siapapun, contohnya tes yang dapat diakses secara terbuka di internet.
Peserta tes tidak perlu melakukan registrasi peserta.
Tes dengan model seperti ini, sama dengan tes dengan model terbuka yaitu
tanpa pengawasan siapapun, tetapi peserta tes hanya yang sudah terdaftar, dengan
cara memasukkan username dan password.
3. Supervised Mode
Pada model ini terdapat supervisor yang mengidentifikasi peserta tes untuk
diotentikasi dan memvalidasi kondisi pengambilan tes. Untuk tes di internet mode
ini menuntut administrator tes untuk meloginkan peserta dan mengkonfirmasi
bahwa tes telah diselesaikan dengan benar pada akhir tes.
4. Managed Mode
Pada model ini biasanya tes dilaksanakan secara terpusat. Organisasi yang
mengatur proses tes dapat mendefinisikan dan meyakinkan unjuk kerja dan
spesifikasi peralatan di pusat tes. Mereka juga melatih kemampuan
pegawai/staff untuk mengontrol jalannya tes (Bartram, 2001)
26
(client) terhubung dengan sistem tes berbasis komputer melalui komputer server.
Dalam hal ini jumlah client jauh lebih banyak dari jumlah server, untuk itulah
dibutuhkan sistem tes berbasis komputer yang layak pakai.
3.1 Kesimpulan
32
DAFTAR PUSTAKA
http://echo-tea.blogspot.co.id/2012/03/computer-based-test-cbt-sebagai-sarana.html tanggal
akses 19 November 2016
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131568300/PEMBELAJARAN%20BERBANTUAN
%20KOMPUTER-2.pdf [22 Desember 2015]
http://www.suprananto.org/index.php/welcome/artikel/10/Tes-Berbasis-Komputer-Computer-
Based-Test tanggal akses 19 November 2016
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/edukasi/1416-cbt tanggal
akses 19 November 2016
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/edukasi/1416-cbt
Mavin, Sharon dkk. (2010). The Evaluation of Learning and Development in the Workplace:
A Review of the Literature
Stufflebeam, D.L. et.al. (1977). Educational Evaluation and Decision Making. Illinois:F.E.
Peachock Publisher. Inc
Sudijono, Anas. (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
2001.User Manual: Item and Test Analysis, 1986, Assessment System Corp, St. Paul, MN